Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (QS. Al-Jatsiyah: 23-24)
Dalam Buddhisme, dunia, manusia, dan segala sesuatu itu ada dengan sendirinya tanpa diciptakan. Hal ini mempunyai kemiripan dengan klaim Darwin dan para pendukungnya. Darwin mempunyai suatu pandangan sendiri tentang asal-usul makhluq hidup yang dia tuangkan dalam bukunya ‘The Origin of Species’. Lalu bagaimana asal-usul makhluq hidup dalam ajaran Buddha?
Menurut Buddhisme, manusia terlahir secara tersendiri ke dunia ini. Tetapi bentuknya sangat kecil dan bercahaya. Sedangkan dunia ini masih lunak seperti bubur, belum ada tanah.
Dalam jangka waktu yang lama, makhluq-makhluq ini (calon manusia) terbang di atas bubur tersebut. Kemudian ada sebagian makhluq (yang terlihat lebih pintar) turun ke permukaan bubur dan mencicipi bubur tersebut. Setelah mencicipi, muncul sebuah kenikmatan atau rasa lezat (mulai belajar mengetahui rasa enak dan mulai belajar makan). Kemudian makhluq yang lainnya juga ikut mencicipi bubur tersebut.
Dalam jangka waktu yang lama, hal tersebut terus terjadi, akhirnya lapisan bubur tersebut menjadi keras, dan tumbuh sejenis tumbuhan yang menghasilkan biji-bijian. Makhluq tersebut tidak makan sari tanah (bubur) tersebut lagi, melainkan biji-bijian yang dihasilkan oleh tanaman tersebut.
Dalam jangka waktu yang lama, hal tersebut terus terjadi. Tetapi mulai ada sebagian dengan otaknya yang penuh ketamakan mulai menimbun bijian tersebut untuk dimakan bila diperlukan, yang sebelumnya mereka petik bila dibutuhkan.
Hal tersebut berlangsung dalam waktu yang lama, akhirnya tumbuhan tersebut tumbuh dan berbuah berdasarkan musimnya. Lalu mulai muncul tanam-tanaman yang lain. Ada yang berbuah dan ada yang tidak (evolusi tumbuh-tumbuhan sudah terjadi dizaman ini). Semua proses ini diperhatikah oleh seorang makhluq yang derajatnya sangat tinggi dari pada makhluq yang lain, dia duduk di alam ke 14 (Mahabrahma) memperhatikan (mungkin kurang lebih juga mengatur) proses yang terjadi untuk menbentuk alam 1 hingga 13.
Hal ini tejadi dalam waktu yang lama. Karena terus makan dan makan lagi, akhirnya cahaya tubuh makhluq ini menjadi redup. Lambat laun, karena semakin tertimbunnya makanan di dalam tubuh karena semakin tamak dan terikat oleh keni’matan makanan, maka terjadilan proses pembuangan. Supaya bisa membuang, maka perlu adanya alat pengeluaran yakni anus, dan saluran kencing.
Hal tersebut juga terjadi dalam waktu yang lama. Saluran kencing terbentuk dengan bentuk yang berbeda antara makhluq yang satu dengan yang lainnya. Ada yang diluar (laki-laki), ada yang di bagian dalam (wanita). Pada zaman ini mulai terbentuk apa yang disebut jenis kelamin.
Hal tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama. Kemudian pada suatu masa, ada sebagian makhluq yang mulai mengexplorasikan tubuhnya dengan tubuh yang lainnya dan disebabkan rasa ingin tahunya, terjadilah hubungan kelamin. Hal ini menimbulkan sensasi keni’matan yang kemudian diikuti oeh makhluq yang lainnya. Setelah terjadi hubungan kelamin terjadilah kelahiran. Siapa yang perlu dilahirkan, sedangkan semua makhluq berada di 31 alam ini. Di alam 15 - 31, hidup mereka sangat lama, jadi tidak mungkin menunggu mereka dilahirkan dialam ini. Maka terjadilah yang disebut ‘kematian’ yang dialami makhluq yang berada di alam ini. Kematian terjadi untuk mendukung proses adanya kelahiran.
Semua dilahirkan menurut karmanya masing masing. Ada yang baik dan ada yang jahat. Yang jahat terlahir dengan fisik yang kurang sempurna seperti manusia, dan dijauhi oleh manusia, sehingga mereka berhubungan dengan sejenisnya. Mulailah terbentuk alam binatang.
Mulailah makhluq yang di alam ke-14 (Mahabrahma) memasukkan orang berdasarkan karmanya ke alam surga (Alam Bahagia) ataupun neraka (Alam Menderita). Pada zaman ini mulai ada alam neraka, binatang, manusia, surga, dan lain-lain. Sehingga terbentuklah alam 1 hingga 14.
Pada zaman awalnya makhluq ini sangat panjang umurnya. Diperkirakan umur mereka sekitar ratusan ribu tahun. Semakin lama, umur manusia semakin pendek. Kelak akan hanya mencapai umur 10 tahun dengan kesanggupan reproduksi pada umur sekitar 3 tahun.Kenapa hal ini terjadi? Karena ketamakan, kebodohan, kebencian yang merupakan dasar dari perbuatan jahat terus tumbuh dengan subur pada zaman ini. Manusia paling tamak diangap contoh yang baik. Manusia paling bengis diangap paling pintar.
Tetapi pada zaman ketika umur manusia rata-rata 10 tahun, sebagian mulai sadar akan kekacauan ini. Jalan menuju kebaikan semakin banyak karena semuanya semakin sadar. Lalu dikuti oleh yang lainnya. Akhirnya manusia berbuat semakin baik.
Hal ini berlangsung sangat lama, lama sekali. Proses perbaikan mulai terjadi. Alam binatang, neraka, hantu dan sebagainya menjadi kosong. Semua terlahir di alam manusia.
Sedangkan yang di alam manusia juga semakin sadar. Makhluq yang disurga juga semakin sadar. Dan pada akhirnya semua makhluq tersebut terlahirkan ke alam 15 hingga 31. Sebagian yang lebih bijak atau tercerahkan/tersadarkan dilahirkan di alam 0 atau Nirvana).
Sedangkan yang di alam manusia juga semakin sadar. Makhluq yang disurga juga semakin sadar. Dan pada akhirnya semua makhluq tersebut terlahirkan ke alam 15 hingga 31. Sebagian yang lebih bijak atau tercerahkan/tersadarkan dilahirkan di alam 0 atau Nirvana).
Pada proses ini, alam 1 hingga 14 menjadi kosong. Mahabrahma (Tuhan) juga akan tidak ada. Selesailah 1 Asankheyya Kappa.
Semua mahluk di alam 15 hingga 31 ini pada suatu saat akan selesai masanya di alam masing-masing. Jadi akhirnya mereka akan terlahir kembali di alam manusia, sedangkan alam manusia belum ada. Jadi mulailah lagi cerita dari awal, yakni terciptanya sebuah makhluq bercahaya yang terbang di atas sari tanah yang berbentuk seperti bubur.
Sedangkan mereka yang sudah menjadi arahat dan Buddha tetap di alam 0 atau Nirwana dan tidak lagi mengalami purnabhava (kelahiran kembali). Karena di alam 0 ini tidak ada waktu yang membatasi kehidupan mereka.
Jadi mereka beranggapan bahwa mereka tidak diciptakan oleh Allah. Setelah mereka mati dan dilahirkan kembali sebagai makhluq di alam 15 hingga 31, tidak ada yang membinasakan mereka kecuali batas waktu hidup mereka di masing-masing alam tersebut. Konsep bathil para pengikut hawa nafsu ini digambarkan dengan tepat dalam Al-Qur`an surat Al-Jatsiyah ayat 23 hinga 24.
No comments:
Post a Comment