Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. [Matius 12:18]
Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia (Yesus). Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” [Matius 17: 3-5]
Al-Musthofa berarti yang terpilih. Muhammad adalah Hamba Allah yang Dia pilih sebagai Nabi yang akan menyebarkan hukum dan ajaran Tuhan kepada seluruh bangsa. Tidak hanya kepada bangsanya sendiri, tetapi kepada seluruh bangsa. Sedangkan Yesus diutus hanya untuk menyebarkan ajaran Tuhan kepada bangsa Israel saja.
Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” [Matius 15:24]
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” [Matius 10:5-6]
Maka jelaslah bahwa Matius 12:18 dan 17: 5 sedang menjelaskan tentang penglihatan Yesus, Musa, dan Elia terhadap Muhammad Rasulullah yang nampak sosoknya di atas awan putih terang tersebut. Kemudian Allah berfirman kepada Yesus, Musa, dan Elia, “Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.” Hal ini akan lebih jelas lagi jika kita membuka Injil Barnabas pasal 42. Dan ayat-ayat ini juga menunjukkan bahwa Yesus itu bukanlah Allah, dan tidak ada Tuhan Tritunggal. Dalam ayat tersebut, jelas bukan Yesus yang berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi.” Akan tetapi Allah itulah yang telah berfirman. Dan Yesus bukanlah Allah.
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”. [QS. Ali Imran: 81]
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [QS. Al-Anbiya`: 107]
Maka Yesus berkata, “Setiap orang yang bekerja, bekerja untuk suatu penyelesaian, dalam hal itulah ia menemukan kepuasan. Oleh sebab itu aku katakan kepadamu bahwa Allah, karena sesungguhnya Dia adalah Maha Sempurna, tiada mempunyai kebutuhan tentang kepuasan, mengingat Dia telah puas terhadap Diri-Nya. Dengan begitu kehendak untuk bekerja, Dia telah menciptakan sebelum semua benda dan roh dari Pesuruh-Nya, bagi Pesuruh itu Dia telah menetapkan untuk menciptakan keseluruhannya, agar para makhluk itu akan mendapat kegembiraan dan keselamatan dengan (petunjuk) Allah, dari mana Pesuruh-Nya akan menerima kesukaan kepada semua makhluk-Nya yang telah Dia angkat menjadi hamba-hamba-Nya. Dan hal ini terjadi demikian karena Dia telah berkehendak demikian.
Sesungguhnya aku katakan kepadamu, bahwa setiap nabi apabila datang dan telah lahir kepada suatu bangsa, hanya pertanda dari pada rahmat Allah. Dengan demikian dakwah-dakwah mereka tidak diluaskan, kecuali kepada bangsa yang mana mereka telah diutus. Tetapi Pesuruh Allah itu, ketika dia akan datang, Allah akan memberikan kepadanya seolah-olah terang dari Tangan-Nya, akhirnya bahwa dia akan membawa keselamatan dan rahmat kepada semua bangsa di dunia ini yang mau menerima ajaran-ajarannya. Dia akan datang dengan kekuatan mengalahkan penyelewengan akidah Allah, dan akan menghancurkan penyembahan berhala, akhirnya bahwa dia akan menjadikan Iblis tercengang, karena demikian janji Allah kepada Abraham, berkata, ‘Ingatlah dalam benihmu Aku akan memberi rahmat semua bangsa di bumi ini, dan sebagaimana kamu telah memecahkan berhala berkeping-keping, o Abraham, begitu juga benihmu akan berbuat.’” [Injil Barnabas pasal 43]
Bukankah Muhammad Al-Musthofa telah menumbangkan berhala-berhala? Bukankah kelahiran beliau telah ditandai dengan padamnya api biara Majusi? Dan para pengikutnya telah menaklukkan Kekaisaran Roma? Akan tetapi lihatlah orang-orang Kristen yang mereka menyembah Yesus sebagai berhala mereka. Inikah yang disebut Jalan Lurus? Mereka membuat patung Yesus, patung Bunda Maria, dan patung-patung lainnya serta gambar-gambar mereka yang hanyalah makhluq yang berjalan di muka bumi. Inikah Jalan Lurus?
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. [Keluaran 20: 4]