Proses “pernikahan” ini merupakan sebahagian dari ritual pembersihan desa yang dianggap kotor akibat perbuatan menyimpang remaja ini dengan seekor lembu . Namun, belum ada penjelasan dari pihak desa makna dari upacara “pernikahan” tersebut.
Dalam proses “pernikahan” itu, si pemuda menggunakan pakaian adat Bali sedangkan lembu betina ini dihias dengan kain putih. Remaja dan lembu bersanding hanya berjarak satu meter. Upacara “pernikahan” ini dipimpin seorang pemangku.
Remaja ini kelihatan murung ketika “dinikahkan” dengan lembu. Ia banyak menunduk. Tak ada kata yang terucap. “Mungkin saja ia sedih dan malu karena ditonton banyak orang,” kata seorang warga, Nyoman Listri, yang sengaja datang untuk menyaksikan ritual tersebut.
Selesai “pernikahan” tersebut, ritual akan diteruskan dengan menenggelamkan lembu ke tengah laut dan memandikan si pemuda ini.