Dalam Kitab agama Hindu, yaitu Atharvaveda (Atarwaweda), terdapat nubuat:“Hai manusia, dengarlah ini dengan sungguh-sungguh, Narashasngsa (yang terpuji) akan dibangkitkan di antara manusia. Kami mengambil orang Kauram (emigran/muhajirin) itu dalam perlindungan kami dari 60.000 dan 90 musuh-musuh; yang kendaraannya adalah 20 unta dan 2 unta betina, memiliki 12 orang isteri, dan naik ke langit dengan kendaraan tercepat (Buroq)” (Atharvaveda kanda 20 saukata 127, mantra 1-2)Narashangsa berarti ‘yang terpuji’, ini sesuai dengan nama Ahmad atau Muhammad yang juga berarti ‘yang terpuji’. Kauram berarti emigran, yaitu orang yang meninggalkan negerinya sendiri, dalam bahasa Arab ‘Muhajirin’. Rasulullah dan para shahabat beliau berhijrah dari Makkah ke Madinah untuk menghindari serangan kaum kafir Makkah yang berjumlah 60.000 orang dengan 90 kepala sukunya. Para shahabat yang hijrah dari Makkah ke Madinah inilah yang disebut kaum Muhajirin atau orang Kauram. Kendaraan yang dipakai oleh Narashangsa (Muhammad Rasulullah saaw) untuk naik ke langit itu adalah Buroq, suatu hewan tunggangan dari surga.Pada mantra ketiga, kita dapat membaca:
“Tuhan akan memberikan Mamaha Rishi seratus keping emas, sepuluh kalung, tiga ratus ekor kuda, dan sepuluh ribu ekor sapi.”Kata ‘Mamaha’ secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘Muhammad’, jadi Narashangsa = Mamaha Rishi = Muhammad Ar-Rasul = Yang Terpuji Sang Utusan. Seratus keping emas itu maksudnya adalah Ash-habush Shuffah, para shahabat yang tinggal di pinggir Masjid Nabawi yang berjumlah sekitar 70-100 orang. ‘Sepuluh kalung’ maksudnya 10 orang shahabat yang selalu membantu Rasulullah dalam peperangan yang disebut Asyaro Mubasysyaro. ‘Tiga ratus ekor kuda’ maksudnya adalah Ahlul Badr, orang-orang yang menyertai Rasulullah dalam perang Badr, jumlahnya sekitar 313 orang. ‘Sepuluh ribu ekor sapi’ maksudnya adalah 10.000 shahabat yang ikut dalam Fathu Makkah, peristiwa penaklukan kota Makkah oleh Rasulullah tanpa peperangan.Pada mantra yang lain, kita juga dapat menemukan informasi tentang Muhammad Rasulullah saaw.“Mamaha adalah penunggang unta dari daerah padang pasir.” (Atharvaveda k20 s9 m31)
“Mamaha terkenal dengan 10.000 pengikutnya (shahabatnya).” (Rigveda 5:27:1)
“Pada masa Mamaha, himne baru (kitab baru) akan disusun, dan dibacakan selama kebaktian (sholat) sebagai pengganti Veda yaitu dalam Jamat dan Salat (Sholat Jum’at dan sholat berjama’ah?).” (Rigweda 1:109:2)Dalam Perjanjian Lama juga ada ayat yang terbaca:
“Ia tampak dengan cahaya (Al-Qur`an) dari pegunungan Paran dan datang bersama sepuluh ribu orang yang kudus.” (Ulangan 33:2)Saat ini para penerjemah Kristen masih kebingungan untuk menerjemahkan ayat itu secara tepat. Semestinyalah ayat itu diterjemahkan seperti di atas. Tetapi lihat, bagaimana mereka menerjemahkan ayat itu menurut fikiran mereka yang kelam:Terjemahan Baru (TB): Berkatalah ia (Musa): “TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala.Terjemahan Lama (TL): maka katanya: Bahwa Tuhan telah datang dari Torsina dan telah terbit bagi mereka itu dari Seir; kelihatanlah Ia dengan gemerlapan cahaya-Nya dari gunung Paran, lalu datang hampir dari bukit Kades; maka pada kanan-Nya adalah tiang api bagi mereka itu.Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) TUHAN datang dari Gunung Sinai; Ia terbit di atas Edom laksana matahari dan dari Gunung Paran Ia menyinari umat-Nya. Ia disertai sepuluh ribu malaikat; api menyala di sebelah kanan-Nya. (Terjemahan ini senada dengan Bahasa Inggris Sehari-hari / Today’s English Version dimana disitu disebut ‘Ten thousand angels’)King James Version (KJV): And he said, The LORD came from Sinai, and rose up from Seir unto them; he shined forth from mount Paran, and he came with ten thousands of saints: from his right hand went a fiery law for them. (Dan ia berkata, Tuhan datang dari Sinai, dan terbit dari Seir kepada mereka; ia bercahaya dari gunung Paran, dan ia datang dengan sepuluh ribu santo (orang suci): dari tangan kanannya meluncur suatu hukum berapi-api/pedas/tegas untuk mereka.)Contemporary English Version: The LORD came from Mount Sinai. From Edom, he gave light to his people, and his glory was shining from Mount Paran. Thousands of his warriors were with him, and fire was at his right hand. (Tuhan datang dari Gunung Sinai. Dari Edom, ia memberi cahaya kepada orang-orangnya, dan kemuliaannya bersinar dari Gunung Paran. Beribu-Ribu prajuritnya ada bersama dia, dan api ada di tangan kanannya.)KJV menyebut ‘orang kudus’ sedangkan CEV menyebut ‘prajurit’. Maka jelaslah bahwa yang dimaksudkan di sini adalah para shahabat Rasulullah. Sebab mereka juga biasa menyebut para pengikut Yesus dengan santo, seperti Santo Petrus, Santo Yohanes, dsb.Dan dalam Perjanjian Baru:
Dan Henoch, keturunan Adam yang ketujuh, menubuatkan ini, katanya, “Sang Tuan (Sayyid) datang dengan sepuluh ribu santonya (shahabatnya)” (Yudas 1:14)Lebih jelas lagi, Kidung Agung telah menceritakan tentang warna kulit Rasulullah saaw.
“Kekasihku adalah putih kemerah-merahan, pemimpin terkemuka di antara sepuluh ribu manusia. Bagaikan emas, emas murni, kepalanya, rambutnya mengombak, hitam seperti gagak. Matanya bagaikan merpati pada batang air, bermandi dalam susu, duduk pada kolam yang penu” (Kidung Agung 5:10-12)Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Ali karamallahu wajhah radhiyallahu anhu, dikemukakan: Rambut Rasulullah saaw tidak keriting bergulung dan tidak pula lurus kaku, melainkan ikal berombak… Kulit Rasulullah saaw itu putih kemerah-merahan. Matanya hitam pekat dan bulu matanya lentik. Bahunya bidang. (Kitab Asy-Syamailul Muhammadiyah oleh Imam At-Tirmidzy bab Bentuk Tubuh Rasulullah hadits no. 6)Kidung Agung 5:10-12 itu jelas-jelas merupakan nubuat tentang Nabi Muhammad saaw, dan bukannya Yesus. Yesus itu berambut lurus dan tidak pernah memiliki pengikut hingga sepuluh ribu orang yang pergi bersamanya menuju suatu kota.
“Tuhan akan memberikan Mamaha Rishi seratus keping emas, sepuluh kalung, tiga ratus ekor kuda, dan sepuluh ribu ekor sapi.”
“Mamaha terkenal dengan 10.000 pengikutnya (shahabatnya).” (Rigveda 5:27:1)
“Pada masa Mamaha, himne baru (kitab baru) akan disusun, dan dibacakan selama kebaktian (sholat) sebagai pengganti Veda yaitu dalam Jamat dan Salat (Sholat Jum’at dan sholat berjama’ah?).” (Rigweda 1:109:2)
“Ia tampak dengan cahaya (Al-Qur`an) dari pegunungan Paran dan datang bersama sepuluh ribu orang yang kudus.” (Ulangan 33:2)
Dan Henoch, keturunan Adam yang ketujuh, menubuatkan ini, katanya, “Sang Tuan (Sayyid) datang dengan sepuluh ribu santonya (shahabatnya)” (Yudas 1:14)
“Kekasihku adalah putih kemerah-merahan, pemimpin terkemuka di antara sepuluh ribu manusia. Bagaikan emas, emas murni, kepalanya, rambutnya mengombak, hitam seperti gagak. Matanya bagaikan merpati pada batang air, bermandi dalam susu, duduk pada kolam yang penu” (Kidung Agung 5:10-12)
No comments:
Post a Comment