Koleksi ebook terbaik
Babi Diharamkan ....
” Allah mengHaramkan atas Kamu Bangkai, Darah, Daging Babi, dan Hewan yang tidak disembelih atas nama Allah ” (Al Baqarah 2 : 173)
Allah Berfirman: Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah,daging babi, Hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan diharamkan bagimu untuk berhala, Diharamkan juga mengundi nasib dengan anak panah, adalah kefasikan (Al Maidah :3)
Bahaya Daging Babi
Tidak ada yang menandingi Babi dalam hal kerakusan dalam makan apa pun, joroknya kehidupan yang mereka lalui.
Perilaku seks bebas dalam lingkungan hewan babi adalah bentuk yang paling ekstrim dan liberal dibandingkan dunia satwa lainnya. Dan menyangkut sruktur biologisnya, tidak ada yang menandingi babi dalam hal beberadaan antibodinya, dan growth homone (hormon petumbuhannya), dan leval kolestrol dan lipid dagingnya.
Al-Fakhr Al-Razi berkata,” Ilmuwan mengatakan bahwa makanan memiliki andil dalam membentuk sifat orang yang memakannya. Sifat babi cenderung memiliki hasrat yang besar dan nafsu yang menggebu-gebu terhadap hal-hal yang diinginkan. Menjadikan babi sebagai makanan yang dilarang untuk mencegah sifat-sifatnya diadaptasi oleh manusia dalam tataran yang lebih luas.”
Mungkin ada yang bertanya, mengapa Allah menciptakan binatang ini bila kemudian Dia mengharamkannya? “ Mereka menanyakan kepadamu, ‘Apakah yang dihalalkan bagi mereka?’ Katakanlah, ‘Dihalalkan bagimu yang baik-baik…” (QS.al-Maidah: 4).
Binatang yang kotor ini menjadikan orang-orang yang mengonsumsinya terserang penyakit-penyakit paling berbahaya dan paling mematikan.
Imam al-Qurthubi menjelaskan;
”Allah menyebutkan secara khusus al-Lahmu adalah bahwa babi itu diharamkan zat atau tubuhnya termasuklah didalamnya lemak, tulang-tulang dll”.
“Babi, berkuku belah, tetapi tidak memamah biak, haram bagimu. Daging binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya,”
Babi adalah hewan pemakan daging (karnivora) dan tumbuhan (herbivora), mengombinasikan antara sifat buas dan jinak.
Babi hewan pemakan segala (omnivora).
Ia hewan rakus yang mampu menghabiskan segala tumbuhan diladang atau makanan dikandang.
Babi adalah hewan pemakan sampah, sisa makanan dan benda najis dengan sangat rakus.
Al-Damiri berkata:
”Babi adalah hewan berwatak buas yang memiliki daya dan nafsu seksual berlebihan. Kehidupan seksual babi sangat kacau dan ia tidak kawin dengan betina tertentu”.
Babi tergolong hewan buas karena ia memangsa tikus dan sebangsanya, juga bangkai hewan mati meskipun adalah bangkai koloninya sendiri.
Daging babi mengandung unsur lemak cukup tinggi yang ditandai dengan menyusupnya lemak ke dalam sel otot pada daging Babi.
Lemak dalam kadar tinggi di dapati pada bagian luar sel jaringgan penghubung Babi. Pada hewan lain yang halal dimakan, lemak terpisah dari jaringan otot dan tidak masuk sel jaringan itu. Ia berada diluar sel dan di dalam jaringan penghubung.
Penelitian membuktikan bahwa ketika manusia mengonsumsi hewan herbivora, lemak itu akan di emulsi dalam usus, diserap dan diubah manjadi lemak manusia. Namun ketika manusia mengkonsumsi hewan karnivora atau lemak Babi, proses emulsi itu menjadi lebih sulit. Partikel trivalen gliserin dalam lemak babi diserap tanpa diubah terlebih dahulu, lalu mengendap dalam jaringan manusia .
Hal ini dapat menyebabkan timbulnya tekanan darah, pengerasan (kehilangan kelenturan arteri), menyebabkan penyumbatan pembuluh darah pada otot jantung.
Daging babi sangat kaya dengan komponen yang mengandung sulfat dalam kadar tinggi. Semua komponen ini mempengaruhi kemampuan jaringan penghubung sebagai penyerap air seperti spons. berbentuk kantong lebar yang menyebabkan pengendapan lendir dalam kulit jari, persendian dan tulang rawan.
Kantong membuat tiga bagian tubuh membuat terserang encok, pada persendian tulang belakang, penurunan kemampuan tulang.
Daging Babi mengandung hormon pertumbuhan dengan kadar tinggi, yang betul-betul memiliki efek untuk menimbulkan kebusukan. Sebagaimana berpengaruh terhadap pertumbuhan lambung, yang dapat meningkatkan pertumbuhan jaringan berpotensi menjadi kanker.
Telah ditemukan bahwa alergi yang menyerang penikmat daging Babi sembuh setelah dihentikan konsumsi daging, saus yang dibuat dari daging Babi
Penyakit Daging Babi
Penyakit Taenia Solium
Penyakit cacing daging babi (cacing pita), jenis cacing yang paling mematikan, tidak punya mulut dan saluran pencernaan, tetapi mual, diare.
Orang dewasa, menyebabkan kelemahan saraf dan penyakit was-was.
Sedang pada anak-anak, penyakit ini menyebabkan kejang saraf dan juling.
Cacing Pita
Telur dari cacing ini tidak terlihat selain dengan mikroskop, menghisap saripati makanan penderitanya dengan perantaraan seluruh permukaan tubuhnya. menyebabkan kondisi yang sangat lemah dan kurus. perut dan usus yang kronis, sulitnya pencernaan, rasa sakit di perut, baik itu telur yang keluar bersama tinja ataupun telur yang keluar tanpa perantaraan.
Cacing ini menyerang kulit dan jaringan yang ada di bawahnya. Bahkan, cacing akan menyebar ke seluruh bagian tubuh, terutama mata dan otak.
Babi dapat terkena dua jenis cacing pita.
Jenis pertama adalah D.Latum, dapat terserang cacing dewasa sebagaimana manusia.
Jenis lain adalah Taenia Solium, disebut sebagai cacing bersenjata satu, yang tumbuh dewasa dalam usus manusia. Panjang cacing ini berkisar antara 20-30 cm.memiliki ukuran kepala lebih kecil dari ujung peniti.
Cacing ini juga memiliki empat organ penghisap dan dikelilingi oleh beberapa tanduk yang melingkar diujungnya.
Leher pendeknya terletak dibawah kepalanya dan berbentuk duri-duri kecil atau potongan-potongan yang terus tumbuh semakin jauh dari kepala.
Potongan-potongan ini membuat cacing itu berbentuk seperti pita. Cacing pita dapat terdiri lebih dari 1000 potongan. berisi ribuan telur yang dapat berubah menjadi kista yang berat, tumbuh embrio baru berbentuk hexagonal berduri.
Duri-duri terakhir terlepas dari tubuh cacing dan keluar melalui kotoran penderita, lalu hidup dalam tanah untuk waktu yang cukup lama, hingga semuanya dimakan babi, termasuk telur-telurnya.
Di dalam usus babi, getah lambung babi melepaskan cangkang telur-telur itu dan membuat embrio keluar dan menembus dinding usus menuju peredaran darah binatang ini.
Melalui darah, embrio itu menetap dalam otot babi dan membentuk gelembung bulat berdiameter 6-18 milimeter. memiliki kepala yang dapat berubah menjadi cacing baru yang sempurna.
Manusia juga dapat menjadi perantara penularan seperti Babi ketika seseorang memakan makanan yang terkontaminasi dengan duri-duri atau telur-telur tersebut, dan dapat berhenti ketika seseorang berhanti mengkonsumsinya. jika makanan terkontaminasi dengan kotoran orang itu sendiri atau dari faktor luar. Lalu telur-telur itu tinggal dan bergerak dalam usus.
Penyakit Trachenea sp
Penyakit yang ditimbulkan oleh daging babi yang mengandung Trachenea sp mematikan. Cara menyerang hanya dengan menyentuh embrio-embrio yang hidup dan menempel dalam daging babi.
cacing akan menyebar di usus halus si setelah adanya pembuahan oleh cacing jantan terhadap cacing betina menyebabkan demam tifoid.
Serangannya, keinginan untuk muntah, diare, naiknya suhu badan. bahwa dalam tubuh orang yang mati akibat penyakit ini ditemukan antara 30-100 juta cacing.
Ilmu kedokteran hingga hari ini belum menemukan obat untuk penyakit ini dan tidak akan menemukannya kecuali dengan berhenti mengonsumsi daging binatang ini. Penderita tidak bisa di diagnosa melainkan sesudah embrio cacing sampai ke peredaran darah.
Dan tidak ada obat yang bisa sampai ke otot untuk membunuh embrio-embrio yang bersembunyi di dalamnya. seseorang tidak mungkin menyelamatkan diri dari penyakit ini kecuali ia tidak makan daging babi.
Dalam majalah kesehatan Amerika yang terbit pada 30 Januari 1926 menyebutkan adanya banyak bakteri pembusuk pada otot-otot babi yang sehat dan masih hidup.
Dan telah ditemukan pula bahwa bakteri-bakteri ini masih tetap ada setelah binatang ini disembelih.
Daging babi mengakibatkan perpindahan kuman kuman tifus kepada para pengonsumsinya menyebabkan keracunan yang kronis menyebabkan kematian setelah beberapa jam.
Kuman-kuman ini tetap berpengaruh pada orang yang terkena, sekalipun berusaha membunuh kuman-kuman ini dengan cara memasak daging yang telah terkontaminasi membuatnya keracunan yang terkadang bisa menewaskannya.
Penyakit yang Ditularkan
Penyakit yang dapat ditularkan kepada manusia dengan berbagai faktor:
Pertama, melalui kontak langsung saat memelihara babi atau beraktifitas bersama produk Babi tidak kurang dari 32 wabah, mayoritas kasus terjadi pada pekerja di peternakan, rumah pemotongan, atau dokter hewan.
Wabah ini mengandung berbagai jenis jamur, disentri, cacing, disentri arak, demam jepang, dan stomatis (penyakit kulit terasa terbakar yang menyerang mulut.
Kedua, melalui kontaminasi makanan dan minuman dengan sampahkotoran babi. tidak kurang dari 28 penyakit yang mengandung virus disenteri, scaries, racun, cacing landak dan hati, cacing pita, cacing pancing, taenia solium.dll
Ketiga, melalui konsumsi daging babi dan produk-produk babi lainnya menyebabkan lebih dari 16 wabah penyakit diantaranya keputihan ( penyakit gelembung babi), demam Maltase, cacing hati, wile, cacing pita, kanker, dan lain-lain.
Penyakit Penularan babi adalah :
penyakit rabies, demam kuning, demam Maltase, dan TBC Meninggal dan Keracunan Darah dari infeksi yang disebabkan oleh streptococcus, virus yang ditemukan pada beberapa dekade yang lalu.
virus-virus tersebut sangat berbahaya terhadap kesehatan dan menyebabkan penyakit radang otak, menjangkiti si penderita. lalu akan mengalami ketulian permanen dan gangguan keseimbangan.
Penyakit kerut (Crape)
Dr. Hans Hietrich menyatakan bahwa virus kerut yang tularkan oleh babi yang adalah unsur yang paling berbahaya.
Paru-paru babi biasanya dimanfaatkan untuk membuat sosis. Virus-virus ini, yang biasanya ada dalam organ vital tubuh, dapat dengan mudah menyerang dalam bentuk wabah penyakit jika lingkungannya mendukung. Penyakit ini timbul di daerah beriklim dingin dan minim sinar matahari.
Penyakit Oleh Seranggga
Babi sebagai spesies yang membawa parasit yang dapat menulari manusia, termasuk nyamuk dan kutu.
parasit lainnya itu adalah :
- lalat Tse-Tse yang merupakan penyebab penyakit tidur,
- beberapa jenis lalat kulit yang larvanya dapat merusak mulut, mata, hidung, dan luka yang terbuka,
- beberapa jenis arachnid (parasit yang berbentuk laba-laba) yang mirip dengan parasit scabies (penyakit kulit menular yang disebabkan oleh ektoparasit, dengan ciri-ciri berlubang dan gatal dikulit )
Pembawa Cacing
Trematoda
Cacing yang menyerang darah, saat babi terinfeksi cacing bilherziar Jepang yang Telurnya ikut keluar bersama kotoran babi.
Babi juga terkena trematoda yang menyerang paru-paru dan menulari manusia. Trematoda menyerang usus dan hati, dan dalam hal itu Babi memiliki andil yang signifikan.
Fasciolopsis Buksi
Babi merupakan spesies untuk cacing jenis ini.
Cacing ini termasuk dari jenis cacing usus yang dapat hidup didalam hati, menyebabkan beberapa infeksi, pendarahan, dan peradangan dipermukaan usus kecil,diare kronis, anemia dan hidro abdomen yang dapat mengakibatkan kematian. Cacing-cacing ini hidup dalam kantong empedu. Jika jumlah mereka semakin bertambah dalam tubuh penderita, maka akan timbul pembesaran ginjal, diare kronis, dan beberapa penyakit seperti sakit kuning, yang dapat berujung pada kematian.
Penyakit Cacing
Cacing Kepala Duri Cacing Kepala Duri, Cacing ini umumnya terdapat dalam babi dan ditemukan dipeternakan babi dilembah volga, Rusia Selatan.
Cacing Lambung Bernanah , cacing ini aslinya menyerang babi tetapi berpindah pada manusia melalui perantaraan babi berakibat diare, dan peradangan isi perut
Cacing Paru paru,Cacing ini hidup di paru paru babi berpindah ketubuh manusia lewat perantaraan babi .
Cacing Rambut
Cacing dewasa hidup dalam usus babi dan manusia. Ukurannya pendek, 2-4 milimeter. Cacing betina yang mengandung telur, menembus kedalam bulu-bulu halus pada usus untuk menyemaikan larva didalamnya. Betina-betina itu tidak menyemaikan telur-telurnya ketika masih dikandung dalam perut mereka. Larva itu kemudian menembus dinding usus dan dan memasuki peredaran darah, mengalir bersama darah, dan berdiam di otot penderitanya.
Cacing-cacing itu tumbuh disana hingga mencapai satu milimeter, dan bergulung membentuk bulatan. Ketika manusia memakan daging babi yang terkontaminasi, bulatan-bulatan itu terlepas didalam usus, dimana embrio keluar untuk berkembang menjadi cacing dewasa.
Betinanya akan berkembang baik dalam usus manusia dan jantannya akan mati. Betina yang sedang berkembang biak itu menetap dalam dinding usus menyemai larvanya setelah satu minggu. Larva-larva ini menembus dinding usus menuju darah dan menetap diberbagai bagian tubuh manusia hingga menyebabkan penyakit Rambut Babi (Trichinosis). Trichinosis ini ditemukan melimpah dalam diafragma, tenggorokan, lidah, dan mata penderita.
Tahap pertama penyakit ini dimulai dengan ketidakmampuan memproduksi getah lambung, diare kronis, demam, dan tubuh lemas.
Tahap kedua yang muncul setelah larva menyebar dalam tubuh. pembengkakan kelopak mata, nyeri otot, dan ketidakmampuan menggerakan mata, otot pernafasan dan ketidakmampuan menelan.
Penderita mengalami demam terus menerus, diiringi dengan keringat yang mengucur deras dan mengigau. Jika larva-larva itu menetap dalam cairan spinal cerebrum, maka akan timbul gejala-gejala peradangan otak dan selaput otak.
Setelah pengapuran gumpalan-gumpalan itu, tahap ketiga dimulai dengan menyebarnya keringat diwajah, perut dan lengan. disertai dengan tubuh benar-benar lemah, kudis, pendarahan, pembesaran limpa, dan penurunan kemampuan mental.
Peradangan Pembuluh Darah
Dr. Hans Reckving menyatakan bahwa peredaran darah dapat luka yang menyakitkan pada kaki.
Dia, menyebutkan bahwa bagaimana rekan-rekannya menemukan hubungan antara penularan penyakit ini dengan kebiasaan mengkonsumsi daging babi. Mereka menemukan bahwa penduduk lokal yang beragama Islam tidak pernah menderita penyakit itu.
Meskipun segala jenis pengobatan telah diberikan , keadaan tidak membaik kecuali mereka berhenti total mengkonsumsi daging Babi.
Petunjuk kesehatan Amerika Serikat menyatakan bahwa daging babi yang dimakan tanpa dimasak, harus disimpan selama dua puluh hari penuh dalam temperatur dibawah 15 derajat.
Saat diketahui bahwa merebus daging dapat membunuh parasit, maka merebus dagingpun direkomindasi. Waktunya disesuaikan dengan jumlah daging yang ada. Meskipun segala daya upaya dan biaya mahal itu dilakukan, tetap saja data statistik menunjukan tingkat penularan penyakit yang tinggi.
Sekalipun Pemeliharaan Babi sangat steril dan bersih dari kuman & virus
Secara umum, sulitkah atau mudahkah menghindari babi ? Apakah orang-orang yang berkepentingan lupa bahwa usaha yang mereka lakukan untuk menemukan sejumlah penularan penyakit itu memakan waktu berabad-abad lamanya? Siapa yang dapat memastikan bahwa tidak ada penyakit yang tersisa jika tidak ditemukan oleh ilmu pengetahuan?
Katakanlah tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan padaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya kecuali makanan itu bangkai, darah yang mengalir, babi, karena sesungguhnya semua itu kotor atau hewan yang disembelih atas nama selain Allah (QS Al Anam: 6:145)
Allah telah mengharamkan daging babi karena najis, kotor dan berbahaya sesungguhnya lebih dari itu Allah mengharamkan daging babi bukan sekedar yang telah ditemukan medis dan ilmu pengetahuan
Allah Pemberi syariat ingin menyelamatkan manusia kepada fitrah dan kesucian yang hakiki.
“Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk,”(QS Al-A’raf [7]:157)