Pages

Friday, December 24, 2010

KISAH NYATA - 7 KALI NAIK HAJI TAK DAPAT LIHAT KA'ABAH



Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, Hasan (bukan nama
sebenarnya), mengajak ibunya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima..
Sarah (juga bukan nama sebenarnya), sang Ibu, tentu senang dengan ajakan
anaknya itu. Sebagai muslim yang mampu secara material, mereka
memang berkewajiban menunaikan ibadah Haji. Segala kelengkapan sudah
disiapkan.

ibu anak-anak ini akhirnya berangkat ke tanah suci. Keadaan keduanya
sihat walafiat, tak kurang satu apapun. Tiba harinya mereka melakukan
thawaf dengan hati dan niat ikhlas menyeru panggilan Allah, Tuhan
Semesta Alam. "Labaik Allahuma labaik, aku datang memenuhi seruanMu ya
Allah".

Hasan menggandeng ibunya dan berbisik, "Ummi undzur ila Ka'bah (Bu,
lihatlah Ka'bah)." Hasan menunjuk kepada bangunan empat persegi
berwarna
hitam itu. Ibunya yang berjalan di sisi anaknya tak beraksi dia
terdiam.
Perempuan itu sama sekali tidak melihat apa yang ditunjukkan oleh
anaknya....

Hasan kembali membisiki ibunya. Ia tampak bingung melihat raut wajah
ibunya. Di wajah ibunya tampak kebingungan. Ibunya sendiri tak
mengerti
mengapa ia tak bisa melihat apapun selain kegelapan. beberapakali ia
mengusap-usap matanya, tetapi kembali yang tampak hanyalah kegelapan.

Padahal, tak ada masalah dengan kesihatan matanya. Beberapa minit yang
lalu dia masih melihat segalanya dengan jelas, tapi mengapa memasuki
Masjidil Haram segalanya menjadi gelap gulita. Tujuh kali Haji Anak
yang
sholeh itu bersimpuh di hadapan Allah. Ia shalat memohon ampunan-Nya.
Hati Hasan begitu sedih. Siapapun yang datang ke Baitulah, mengharap
rahmatNYA.Terasa hampa menjadi tamu Allah, tanpa menyaksikan segala
kebesaran-Nya, tanpa merasakan kuasa-Nya dan juga rahmat-Nya.

Hasan tidak berkecil hati, mungkin dengan ibadah dan taubatnya yang
sungguh-sungguh, Ibundanya akan dapat merasakan anugerah-Nya, dengan
menatap Ka'bah, kelak. Anak yang soleh itu berniat akan kembali
membawa
ibunya berhaji tahun depan. Ternyata nasib baik belum berpihak
kepadanya.
Tahun berikutnya kejadian serupa terulang lagi. Ibunya kembali
dibutakan
didekat Ka'bah, sehingga tak dapat menyaksikan bangunan yang merupakan
symbol persatuan umat Islam itu. Wanita itu tidak dapat melihat
Ka'bah.
Hasan tidak patah arang. Ia kembali membawa ibunya ke tanah suci tahun
berikutnya.
Anehnya, ibunya tetap saja tak dapat melihat Ka'bah. Setiap berada di
Masjidil Haram, yang tampak di matanya hanyalah gelap dan gelap.

Begitulah keganjilan yang terjadi pada diri Sarah. hingga kejadian itu
berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah haji.Hasan tak habis
fikir,
dia tak mengerti, apa yang menyebabkan ibunya menjadi buta di depan
Ka'bah..
Padahal, setiap kali berada jauh dari Ka'bah, penglihatannya selalu
normal. Dia bertanya-tanya, apakah ibunya punya kesalahan sehingga
mendapat azab dari Allah SWT ?. Apa yang telah diperlakukan ibunya,
sehingga mendapat musibah seperti itu ? Segala pertanyaan berkecamuk
dalam dirinya.. Akhirnya diputuskannya untuk mencari seorang alim
ulama,
yang dapat membantu permasalahannya.

Beberapa saat kemudian ia mendengar ada seorang ulama yang terkenal
kerana kesohlehannya dan kebaikannya di Abu Dhabi (Uni Emirat). Tanpa
kesulitan bererti, Hasan dapat bertemu dengan ulama yang dimaksud. Ia
pun mengutarakan masalah kepada ulama yang soleh ini. Ulama itu
mendengarkan dengan saksama, kemudian meminta agar Ibu Hasan perlu
menelefonnya.Anak yang berbakti ini pun pulang. Setibanya di tanah
kelahirannya, dia meminta ibunya untuk menghubungi ulama di Abu Dhabi
tersebut.

Beruntung, sang Ibu mau memenuhi permintaan anaknya. Ia pun menelefon
ulama itu, dan menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya di tanah
suci. Ulama itu kemudian meminta Sarah introspeksi, mengingat kembali,
mungkin ada perbuatan atau peristiwa yang terjadi padanya di masa
lalu,
sehingga ia tidak mendapat rahmat Allah. Sarah diminta untuk bersikap
terbuka, mengatakan dengan jujur, apa yang telah dilakukannya. "Anda
harus berterus-terang kepada saya, karana masalah anda bukan masalah
senang," kata ulama itu pada Sarah. Sarah terdiam sejenak. Kemudian
dia
meminta waktu untuk memikirkannya. Tujuh hari berlalu, akan tetapi
ulama
itu tidak mendapat sebarang khabar dari Sarah.

Pada minggu kedua setelah percakapan pertama mereka, akhirnya Sarah
menelefon. "Ustaz, waktu masih muda, saya bekerja sebagai jururawat
di
rumah sakit," cerita Sarah akhirnya.
"Oh, bagus...... Pekerjaan jururawat adalah pekerjaan mulia," potong
ulama itu.

"Tapi saya mencari wang
sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara, tidak peduli, apakah cara
saya
itu halal atau haram," ungkapnya terus terang. Ulama itu terkejut. Ia
tidak menyangka wanita itu akan berkata demikian.

"Disana......." sambung Sarah, "Saya sering kali menukar bayi, karana
tidak
semua ibu senang dengan bayi yang telah dilahirkan. Kalau ada yang
menginginkan anak laki-laki, padahal bayi yang dilahirkannya
perempuan,
dengan imbuhan wang, saya tukar bayi-bayi itu sesuai dengan keinginan
mereka.."

Ulama tersebut amat terkejut mendengar penjelasan Sarah.
"Astagfirullah......."
betapa tega wanita itu
menyakiti hati para ibu yang diberi amanah Allah untuk melahirkan
anak.
bayangkan, betapa banyak keluarga
yang telah dirosaknya, sehingga tidak jelas nasabnya. Apakah Sarah
tidak
tahu, bahawa dalam Islam menjaga nasab atau keturunan sangat penting.
Jika seorang bayi ditukar, tentu nasabnya menjadi tidak jelas.
Padahal, nasab ini sangat menentukan dalam perkawinan, terutama dalam
masalah mahram atau muhrim, iaitu orang-orang yang tidak boleh
dinikahi."Cuma itu yang saya lakukan," ucap Sarah. "Cuma itu ?"
tanya ulama terperanjat.

"Tahukah anda bahawa perbuatan anda itu dosa yang luar biasa, betapa
banyak keluarga yang sudah anda hancurkan!". ucap ulama dengan nada
tinggi."Lalu apa lagi yang Anda kerjakan?
"tanya ulama itu lagi sedikit kesal. "Di rumah sakit, saya juga
melakukan tugas memandikan orang mati."
"Oh bagus, itu juga pekerjaan mulia," kata ulama. "Ya, tapi saya
memandikan orang mati karana ada kerja sama dengan tukang sihir."
"Maksudnya?" tanya ulama tidak mengerti. "Setiap saya bermaksud
menyengsarakan orang, baik membuatnya mati atau sakit, segala perkakas
sihir itu sesuai dengan syaratnya, harus dipendam di dalam tanah. Akan
tetapi saya tidak menguburnya di dalam tanah, melainkan saya masukkan
benda-benda itu ke dalam mulut orang yang mati."

"Suatu kali, pernah seorang alim meninggal dunia. Seperti biasa, saya
memasukkan berbagai barang-barang tenung seperti jarum, benang dan
lain-lain ke dalam mulutnya. Entah mengapa benda-benda itu seperti
terpental, tidak hendak masuk, walaupun saya sudah menekannya
dalam-dalam.
Benda-benda itu selalu kembali keluar. Saya cuba lagi begitu
seterusnya
berulang-ulang. Akhirnya, emosi saya memuncak, saya masukkan benda itu
dan saya jahit mulutnya. Cuma itu dosa yang saya lakukan." Mendengar
pertuturan Sarah yang datar dan tanpa rasa dosa, ulama itu berteriak
marah.
"Cuma itu yang kamu lakukan ?". "Masya Allah.....!!! Saya tidak dapat
bantu anda.
Saya angkat tangan".Ulama itu amat sangat terkejutnya mengetahui
perbuatan Sarah. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya ada seorang
manusia, apalagi dia adalah wanita, yang memiliki nurani begitu tega,
begitu keji.
Tidak
pernah terjadi dalam hidupnya, ada wanita yang melakukan perbuatan
sekeji itu. Akhirnya ulama itu berkata, "Anda harus memohon ampun
kepada
Allah, kerana hanya Dialah yang dapat mengampuni dosa Anda."

Bumi menolaknya. Setelah beberapa lama, sekitar tujuh hari kemudian
ulama tidak mendengar khabar selanjutnya dari Sarah. Akhirnya ia
mendapat tahu dengan menghubunginya melalui telepon. Ia berharap Sarah
telah bertaubat atas segala yang telah diperbuatnya. Ia berharap Allah
akan mengampuni dosa Sarah, sehingga Rahmat Allah datang
kepadanya.Kerana tak juga memperoleh khabar, ulama itu menghubungi
keluarga Hasan di Mesir.

Kebetulan yang menerima telepon adalah Hasan sendiri. Ulama menanyakan
khabar Sarah,ternyata khabar duka yang diterima ulama itu. "Ummi sudah
meninggal dua hari setelah menelefon ustad," ujar Hasan. Ulama itu
terkejut mendengar khabar tersebut. "Bagaimana ibumu meninggal, Hasan
?". tanya ulama itu.

Hasan pun akhirnya bercerita : Setelah menelefon ulama, dua hari
kemudian ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Yang mengejutkan
adalah
peristiwa penguburan Sarah.
Ketika tanah sudah digali, untuk kemudian dimasukkan jenazah atas izin
Allah, tanah itu rapat kembali, tertutup dan mengeras. Para penggali
mencari lokasi lain untuk digali. Peristiwa itu berulang kembali.
Tanah
yang sudah digali kembali menyempit dan tertutup rapat. Peristiwa itu
berlangsung begitu cepat, sehingga tidak seorangpun penghantar jenazah
yang menyedari bahawa tanah itu kembali rapat.

Peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Para penghantar yang
menyaksikan
peristiwa itu merasa ngeri dan merasakan sesuatu yang aneh
terjadi.Mereka yakin, kejadian tersebut pastilah berkaitan dengan
perbuatan si mayat.
Waktu terus berlalu, para penggali kubur putus-asa kerana pekerjaan
mereka tak juga selesai. Siang pun berlalu, petang menjelang, bahkan
sampai hampir maghrib, tidak ada satu pun lubang yang berhasil digali.
Mereka akhirnya pasrah, dan beranjak pulang. Jenazah itu dibiarkan
saja
tergeletak di hamparan tanah kering kerontang..

Sebagai anak yang begitu sayang dan hormat kepada ibunya, Hasan tidak
tega meninggalkan jenazah orang tuanya ditempat itu tanpa dikubur.
Kalaupun dibawa pulang, rasanya tidak mungkin. Hasan termenung di
tanah
perkuburan seorang diri. Dengan izin Allah, tiba-tiba berdiri seorang
laki-laki yang berpakaian hitam panjang, seperti pakaian khusus orang
Mesir.
Lelaki itu tidak tampak wajahnya, kerana terhalang tutup kepalanya
yang
menjorok ke depan. Laki-laki itu mendekati Hasan kemudian berkata
padanya,"
Biar aku tangani jenazah ibumu, pulanglah!". kata orang itu.

Hasan lega mendengar bantuan orang tersebut, Ia berharap laki-laki itu
akan menunggu jenazah ibunya. Syukur-syukur menggali lubang dan
kemudian mengebumikan ibunya. "Aku minta supaya kau jangan menengok ke
belakang, sampai tiba di rumahmu, "pesan lelaki itu. Hasan mengangguk,
kemudian ia meninggalkan pemakaman. Belum sempat ia di luar lokasi
pemakaman,terselit keinginannya untuk mengetahui apa yang terjadi
dengan
jenazah ibunya.

Sedetik kemudian ia menengok ke belakang. Betapa pucat wajah Hasan,
melihat jenazah ibunya sudah dililit api, kemudian api itu menyelimuti
seluruh tubuh ibunya. Belum habis rasa herannya, sedetik kemudian dari
arah yang berlawanan, api menerpa wajah Hasan. Hasan ketakutan.Dengan
langkah seribu, dia pun bergegas meninggalkan tempat itu. Demikian
yang
diceritakan Hasan kepada ulama itu. Hasan juga mengaku, bahwa separuh
wajahnya yang tertampar api itu kini berbekas kehitaman kerana
terbakar.

Ulama itu mendengarkan dengan seksama semua cerita yang diungkapkan
Hasan. Dia menyarankan, agar Hasan segera beribadah dengan khusyuk dan
meminta ampun atas segala perbuatan atau dosa-dosa yang pernah
dilakukan
oleh ibunya. Akan tetapi, ulama itu tidak menceritakan kepada Hasan,
apa
yang telah diceritakan oleh ibunya kepada ulama itu. Ulama itu
meyakinkan Hasan, bahwa apabila anak yang soleh itu memohon ampun
dengan
sungguh-sungguh, maka bekas luka di pipinya dengan izin Allah akan
hilang.
Benar saja,tak berapa lama kemudian Hasan kembali memberitahu ulama
itu,
bahawa lukanya yang dulu amat terasa sakit dan panas luar biasa,
semakin
hari bekas kehitamannya hilang. Tanpa tahu apa yang telah dilakukan
ibunya selama hidup, Hasan tetap mendoakan ibunya. Ia berharap, apapun
perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh ibunya, akan diampuni oleh
Allah SWT.

Semoga kisah nyata dari Mesir ini bisa menjadi pelajaran bagi kita
semua.

Sumber dari email

SESIAPA MENDENGAR LAUNGAN AZAN MAKA HENDAKLAH IA SOLAT FARDU SECARA JEMAAH DIMASJID


"SESIAPA MENDENGAR LAUNGAN AZAN MAKA HENDAKLAH IA SOLAT FARDU SECARA JEMAAH DIMASJID, jika ia ingkar maka tiada sembahyang baginya"

Ahli perniagaan 'dibelasah' polis mahu tuntut keadilan





KUALA LUMPUR: Tidak cukup dengan duitnya 'dicuri' anggota polis, seorang ahli perniagaan menjadi mangsa sekumpulan polis yang membelasahnya gara-gara kerana tidak mempamerkan cukai jalan yang tamat tempoh di skrin kereta.
Chia Buang Hing, peniaga bingkai lukisan, yang memandu kereta jenis Proton Waja milik isterinya pada 18 Disember lalu, mendakwa dipukul 11 anggota polis dan menanggung kerugian lebih dari RM13,000.
Mangsa berumur 34 tahun turut mengalami kecederaan fizikal di mata kanannya dipukul ekoran enggan menyerahkan sejumlah wang yang dimilikinya.
Mangsa ketika kejadian itu dalam perjalanan ke kedainya di Kota Damansara ditahan sekumpulan anggota polis dalam sekatan jalan di kawasan tersebut.
Chia yang menyedari cukai jalan telah tamat tempoh kemudian meminta untuk disaman atas kesalahan itu, namun anggota polis yang menyeluk seluarnya menyedari beliau memiliki wang sejumlah.
"Apabila dia nampak kad VIP Kelantan saya, seorang anggota polis berkata, awak ingat Kelantan istana banyak besar,banyak besar. Saya cuba ambil gambar anggota polis dengan telefon bimbit saya dan kemudian dua lagi anggota menumbuk saya secara bertubi-tubi.
"Saya digari dan dibawa masuk ke dalam kereta polis sehingga ke balai polis Dataran Sunway. Di balai itu, saya terus dipukul oleh tujuh anggota sehingga muntah darah dan mengalami kecederaan," katanya dalam sidang media di sebuah restoran di Taman Tun Datuk Ismail pagi ini.
Mangsa turut ditemani ahli parlimen Segambut, Lim Lip Eng dan peguam Ricky Tan Seng Cheong.
"Mau tolak lu mati"
Katanya, beliau yakin dapat mengecam 10 daripada 11 anggota polis yang membelasahnya itu.
"Saya turut dibawa ke satu tempat yang tidak diketahui dan mendengar perbualan polis yang mahu menolak saya. Saya dengar suara polis kata "mau tolak lu mati", masa itu saya sudah muntah darah dan berbuih di mulut.
"Saya dibelasah dari jam 11 malam hingga 3 pagi, 19 Disember itu. Saya yakin dapat mengecam 10 daripada 11 anggota polis itu. Saya juga boleh cam lima orang polis di IPD Petaling Jaya, serta lima lagi yang pukul saya dalam lori polis. Mereka semua memakai uniform ketika kejadian," katanya.
Chia pada 19 Disember dibawa ke mahkamah Petaling Jaya dan direman selama empat hari, namun dilepaskan melalui jaminan mulut pada 22 Disember.
Sementara itu, Lim yang mewakili mangsa berkata kesal dengan tindakan sekumpulan polis terbabit malah keengganan majistret untuk mengambil aduan Chia.
Beliau yang turut menemani mangsa membuat laporan di balai polis Kota Damansara petang semalam, turut menuntut beberapa perkara.
"Kami menuntut beberapa perkara antaranya; tidak mahu pihak ibu pejabat Petaling Jaya mengambil kes ini; mangsa mahu membuat kawad cam; pihak majistret perlu disiasat; kereta mangsa dipulangkan semula serta duit yang dicuri itu," katanya.

Tak mengaku kedekut tapi memang kedekut



Salam,

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJdNA9xukIRCGrJMCMOOPA1CuNJ5MpN3OUpzv2zsM1Gx9R639h88N3mje9zBUj89f5cgJRVujdhHJ7kxWuLFNz_GgRjE2BSPqVk_m_5ZDgbrC4aSCPiOBDLdBuM40hcl_ef_ASzt2aag4/s1600/jering.jpg

Manusia mana yang tidak marah jika dipanggil kedekut. Namun, kedekut inilah yang menguasai sifat hidup manusia termasuk ahli-ahli jamaah.

Penulis juga banyak kali berhadapan dengan manusia yang seperti ini. Memang susah hati melihat perangai mereka yang kedekut tapi marah bila dipanggil kedekut.

Bagi penulis senang saja kalau kita nak tahu kita kedekut atau tidak. Macam mana nak tahu? Bila ramai yang dok kata kita kedekut sahla kita kedekut, nak marah apa lagi. Terimalah kenyataan dan berubah la.

Penulis paparkan satu kisah teladan mengenai orang kedekut dan harap mereka yang pernah dipanggil kedekut membacanya :

Alkisah disebutkan bahwa di kota Array terdapat Qadhi yang kaya-raya. Suatu hari kebetulan hari Asyura' datanglah seorang miskin meminta sedekah.

Berkatalah si miskin tadi, "Wahai tuan Qadhi, adalah saya seorang miskin yang mempunyai tanggungan keluarga. Demi kehormatan dan kemuliaan hari ini, saya meminta pertolongan daripada tuan, maka berilah saya sedekah sekadarnya berupa sepuluh keping roti, lima potong daging dan duit dua dirham."

Qadhi menjawab, "Datanglah selepas waktu zohor!"

Selepas sembahyang zohor orang miskin itu pun datang demi memenuhi janjinya. Sayangnya si Qadhi kaya itu tidak menepati janjinya dan menyuruh si miskin datang lagi selepas sembahyang Asar.

Apabila dia datang selepas waktu yang dijanjikan untuk kali keduanya itu, ternyata si Qadhi tidak memberikan apa-apa.

Maka beredarlah simiskin dari rumah si Qadhi dengan penuh kecewa.

Di waktu si miskin jalan mencari-cari, ia melintas di depan seorang kristian sedang duduk-duduk di hadapan rumahnya.
Kepada orang Kristian itu si miskin minta sedekah, "Tuan, demi keagungan dan kebesaran hari ini berilah saya sedekah untuk menyara keluarga saya."

Si Kristian bertanya, "Hari apakah hari ini?"

"Hari ini hari Asyura", kata si miskin, sambil menerangkan keutamaan dan kisah-kisah hari Asyura'.

Rupanya orang Kristian itu sangat tertarik mendengar cerita si peminta sedekah dan hatinya berkenan untuk memberi sedekah.

Berkata si Kristian, "Katakan apa hajatmu padaku!"

Berkata si peminta sedekah, "Saya memerlukan sepuluh keping roti, lima ketul daging dan wang dua dirham saja."

Dengan segera ia memberi si peminta sedekah semua keperluan yang dimintanya. Si peminta sedekah pun balik dengan gembira kepada keluarganya. Adapun Qadhi yang kedekut telah bermimpi di dalam tidurnya.

"Angkat kepalamu!" kata suara dalam mimpinya. Sebaik saja ia mengangkat kepala, tiba-tiba tersergam di hadapan matanya dua buah bangunan yang cantik. Sebuah bangunan diperbuat dari batu-bata bersalut emas dan sebuah lagi diperbuat daripada yaqut yang berkilau-kilauan warnanya.

Ia bertanya, "Ya Tuhan, untuk siapa bangunan yang sangat cantik ini?"

Terdengar jawapan, "Semua bangunan ini adalah untuk kamu andaikan saja kamu mahu memenuhi hajat si peminta sedekah itu. Kini bangunan itu dimiliki oleh seorang Kristian."

Apabila Qadhi bangun dari tidurnya, iapun pergi kepada Kristian yang dimaksudkan dalam mimpinya.

Qadhi bertanya kepada si Kristian, "Amal apakah gerangan yang kau buat semalam hingga kau dapat pahala dua buah bangunan yang sangat cantik?"

Orang Kristian itu pun menceritakan tentang amal yang diperbuatnya bahwa ia telah bersedekah kepada fakir miskin yang memerlukannya pada hari Asyura' itu.

Kata Qadhi, "Juallah amal itu kepadaku dengan harga seratus ribu dirham."

Kata si Kristian, "Ketahuilah wahai Qadhi, sesungguhnya amal baik yang diterima oleh Allah tidak dapat diperjual-belikan sekalipun dengan harga bumi serta seisinya."

Kata Qadhi, "Mengapa anda begitu kedekut, sedangkan anda bukan seorang Islam?"

Ketika itu juga orang Kristian itu membuang tanda salibnya dan mengucapkan dua kalimah syahadat serta mengakui kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W.ceritatauladan

Harap baca juga contoh-contoh orang kedekut di bawah :

1. Seorang bakhil telah memasak seperiuk makanan. Dia telah duduk makan bersama isterinya.

Dia berkata kepada isterinya "Alangkah enaknya makanan ini. jika tidak ramai yang menjamahnya kan bagus.

" Isteri dia menjawab "Mana yang ramainya, hanya aku dan engkau sahaja dekat sini.

" Suaminya menjawab "Aku suka kalau kalau aku bersama dgn periuk yg mengandungi makanan ini sahaja ada disini."

2. Seorang lelaki telah tidur di rumah orang kaya kufah (Iraq). Ketika waktu malam lelaki tersebut melihat tuan rumah telah membolak balik tubuh anak-anaknya kekanan dan kekiri.

Apabila sampai waktu subuh, tetamu tadi bertanya "Kenapa kamu berbuat demikian kepada anakmu?"

Tuan rumah itu menjawab "Budak-budak ni telah makan sebelum tidur dan tidur mengiring ke kiri.

Makanan tadi akan diproses dan turun yang menyebabkan mereka bangkit pagi kelaparan.

Aku pun membolak balik tubuh mereka ke kanan dan ke kiri supaya makanan tadi tidak cepat hadam dan mereka tidak merasa lapar bila bangun dari tidor."

3. Seorang lelaki berkata kepada orang menziarahinya "Adakah engkau sudah makan tengahari?"

Kalau tetamunya menjawab "Ya" Dia akan berkata "Kalau engkau belum makan lagi nescaya akan ku hidangkan makanan yg sedap.

" Kalau tetamu tetamu menjawab "Belum" Dia akan berkata "Kalau engkau dah makan nescaya aku akan sediakan 5 cawan air minum.

" Sedangkan lelaki itu tidak mempunyai sedikit pun apa yg ingin dia hidangkan.

4. Seorang penduduk Marwa yg terkenal dgn kebakhilan selalu pergi ke Mekkah untuk menunaikan haji dan berniaga.

Ketika dalam perjalanan beliau selalu singgah di rumah seorang lelaki yg tinggal di Iraq.

Lelaki Iraq tersebut sangat memuliakannya dgn melayan, menjamu dan mencukupkan belanja perjalanannya.

Penduduk marwa tersebut selalu berkata kepada lelaki Iraq tersebut "Alangkah baiknya kalau aku melihat mu di tempat ku Marwa; bolehlah aku membalas segala jasamu yg telah melayan ku sejak dulu lagi setiap kali aku datang ke rumah mu. Adapun aku tidak dapat nak membalasnya disini kerana engkau tidak memerlukan apa-apa disini."

Suatu ketika lelaki Iraq tersebut telah bermusafir dlm jarak perjalanan yg amat jauh.

Dia telah menempuhi pelbagai kesulitan dan kepayahan dlm perjalanan tersebut sehinggalah dia telah sampai di MArwa.

Dia pun terus menuju kepada lelaki yg selalu dibantunya. Lelaki tersebut sedang bersama-sama teman-temannya. Lelaki Iraq itu terus memeluk lelaki tersebut tetapi yg peliknya lelaki itu seolah-olah tidak mengenalinya.

Dia pun meyangka lelaki itu tidak mengenalinya kerana dia masih memakai penutup muka.

Dia pun menanggal penutup mukanya tetapi lelaki tadi tidak mengendahkannya seolah-olah tidak kenal kepadanya.

Dia pun menanggalkan serbannya dgn harapan supaya dikenali tetapi lelaki itu tetap tidak kenal.

Kemudian dia menanggalkan kupiahnya namun lelaki tadi tetap tidak mengendahkannya.

Lelaki penduduk marwa itu terus berkata "Kalau engkau tanggalkan kulitmu sekalipun aku tidak kenal kamu."

5. Seorang lelaki telah pergi ke rumah penyair arab. Bila sampai dirumahnya, penyair tadi keluar dari rumahnya kerana takut kena jamu tetamunya pada malam tersebut.

Tetamu tadi pun keluar membeli makanan yg diperlukan dan membawanya ke rumah itu.

Dia menulis dua rangkap syair yg ditujukan kepada penyair itu:

Wahai orang yang keluar dari rumahnya dan lari kerana terlampau takut (kekurangan duit bila menjamu)

Sesungguhnya Tetamu kamu telah datang dengan bekalan
Maka baliklah ke rumah dan jadilah tetamu kepada tetamumu

Pendirian Islam tentang Sifat Bakhil

Firman Allah s.w.t:Maksudnya: "Dan sesiapa yang menjaga dirinya dari sifat bakhil serta haloba maka itulah orang2 yang berjaya."(9: al-Hasyr)

Firman Allah s.w.t:

Tafsirnya: "Dan janganlah orang2 yang tidak menunaikan zakat dan bersifat bakhil untuk menginfaqkan sebahagian harta yang Allah telah berikan kepadanya berdasarkan kelebihan daripadaNya; adalah suatu kebaikan bagi mereka.

Bahkan ia memberi kemudaratan kepada mereka. Allah akan jadikan harta yang mereka bakhilkan sebagai ular yang membelit leher mereka pada hari kiamat..."(180: Ali Imran)

ثلاث مهلكات: شخ مطاع وهوى متبع وإعجاب المرء بنفسه
Maksudnya: Tiga sifat yang merosakkan manusia 1. kedekut beserta haloba yang dipatuhi. 2. Hawa nafsu yg dituruti. 3. Perasaan kagum dgn diri sendiri. (Hr Tobrani)

لا يدخل الجنة بخيل
Maksudnya: Orang yang bakhil tidak masuk syurga dgn golongan yg awal. (Hr Tirmizi dan Ahmad)

Berkata Ummul Banin saudara perempuan Umar bin Abdul Aziz:

"Celakalah orang yang bakhil. Kalau sifat bakhil itu baju aku tidak akan pakai baju itu dan jika sifat bakhil adalah jalan aku tidak akan lalu jalan tersebut."loveloveIslam

Wassalam
sumber http://tulahan.blogspot.com

Kisah tangan melekat pada mayat



Salam,
 

Penulis paparkan satu kisah benar hukuman Allah ke atas seorang wanita yang menuduh wanita solehah berzina walaupun wanita solehah sudah meninggal dunia. Bacalah dan ingatlah jangan mudah kita menuduh orang berzina tanpa bukti dan saksi.

Pada suatu ketika, di Madinah telah meninggal seorang wanita muslimah yang solehah. Lalu keluarganya mencarikan seorang wanita untuk memandikan jenazah.

Ternyata wanita tersebut memiliki sifat dan tabiat yang buruk iaitu suka mengatakan kata - kata kotor , keji, dan jahat. Sambil memandikan mayat itu wanita tersebut terus mengeluarkan kata - kata kotor dan keji.

Bahkan ia berkata demikian terhadap mayat tadi , ” farji ( vagina:red) inilah yang banyak dipakai untuk berzina!”

Subhanallah,tiba- tiba kedua tangan wanita keji tersebut melekat erat mencengkam tubuh si mayat, ia berusaha melepaskan kedua tagannya, tetapi kedua tangan itu terus mencengkam dan melekat pada tubuh si mayat.

Sementara orang yang berada diluar sudah tak sabar menunggu proses pemandian jenazah yang lama sekali. Setelah diselidiki akhirnya mereka mengetahui apa yang terjadi.

Lalu mereka segera mengirimkan beberapa orang untuk bertanya kepada alim ulama Madinah. Ada ulama yang mengusulkan agar tubuh dari mayat wanita solehah tersebut dipotong agar bisa menyelamatkan tangan wanita keji tersebut.

Ada lagi yang mengusulkan agar tangan wanita keji itulah yang dipotong, dan tangannya dikubur bersama wanita itu.

Ulama Madinah tidak ada yang mampu menyelesaikan masalah tersebut. Mereka berselisih pendapat mengenai cara mengatasi masalah itu.

Akhirnya mereka bersepakat untuk bertanya kepada Imam Malik rah.a. Mereka segera menemui Imam Malik dan bertanya berkenaan kejadian aneh tersebut.

Setelah mendengar pokok permasalahannya Imam Malik pergi ketempat kejadian, lalu ia memita izin kepada keluarga untuk mengusut dari balik hijab.

Dari balik hijab Imam Malik bertanya kepada wanita yang tangannya melekat, :”Katakan terus terang apa yang telah engkau tuduhkan kepada si mayat?”.

Wanita ini dengan raut muka yang sedih dan malu menjawab :” ketika aku memandikannya aku telah menuduhnya berzina.” .

Kemudian Imam Malik keluar dan berkata kepada pihak keluarga bahwa wanita itu telah melanggar hukum Allah karena telah menuduh tanpa bukti dan saksi sebanyak 4 orang,sehingga sesuai ketentuan Allah wanita itu harus mendapat hukuman deraan sebanyak 80 kali.

Setelah hukuman dilakukan memang tangannya terlepas dari badan mayat dan wanita tersebut bertaubat atas kelakuannya yang buruk.

Kisah di atas telah memberikan kita pelajaran bahwa jangan sembarangan membuat tuduhan kepada pihak lain tanpa bukti bukti yang kuat, disebutkan dalam kisah di atas iaitu adanya 4 orang saksi, melihat kejadian secara langsung.

Apapun alasannya dan apa pun kejadiannya menuduh tanpa bukti adalah haram hukumnya, bahkan Allah menjelaskan bahwa dosa karana menuduh sembarangan lebih kejam daripada dosa akibat menghilangkan nyawa orang lain secara paksa.

Semoga kisah d iatas menjadi contoh dan dorongan untuk kita selalu berada di jalan Allah SWT.danteskaze

Wassalam 
sumber http://tulahan.blogspot.com

Kisah mayat bertukar wajah menjadi kaldai



Salam,

http://farm4.static.flickr.com/3124/2535430390_9e9d18bd91.jpg?v=0

Ramai yang tahu kelebihan membaca selawat ke atas Nabi Muhammad S.A.W . Setiap kali solat Jumaat khatib akan memperingatkan kepada makmum agar membaca selawat ke atas Nabi Muhammad S.A.W.

Namun, tak ramai yang menjadikan selawat ke atas Nabi Muhammad S.A.W sebagai amalan harian sedangkan mudah sahaja berselawat bukan memerlukan hafalan ayat yang panjang.Bacalah kisah kelebihan selawat ke atas Nabi Muhammad S.A.W dan sentiasalah berselawat ke atas Nabi Muhammad S.A.W.

Dalam terik panas mentari yang memancar menyinari tanah Baitul Haram, seorang ulama zuhud yang bernama Muhammad Abdullah al-Mubarak keluar dari rumahnya untuk menunaikan ibadah haji. 

Di sana dia leka melihat seorang pemuda yang asyik membaca selawat dalam keadaan ihram. Malah di Padang Arafah dan di Mina pemuda tersebut hanya membasahkan lidahnya dengan selawat ke atas Nabi.

"Hai saudara," tegur Abdullah kepada pemuda tersebut. "Setiap tempat ada bacaannya tersendiri. Kenapa saudara tidak membanyakkan doa dan solat sedangkan itu yang lebih dituntut? Saya lihat saudara asyik membaca selawat saja."

"Saya ada alasan tersendiri," jawab pemuda itu. "Saya meninggalkan Khurasan, tanahair saya untuk menunaikan haji bersama ayah saya.

Apabila kami sampai di Kufah, tiba-tiba ayah saya sakit kuat. Dia telah menghembuskan nafas terakhir di hadapan saya sendiri. Dengan kain sarung yang ada, saya tutup mukanya.

Malangnya, apabila saya membuka semula kain tersebut, rupa ayah saya telah bertukar menjadi kaldai/himar. Saya malu. Bagaimana saya mahu memberitahu orang tentang kematian ayah saya sedangkan wajahnya begitu hodoh sekali?

"Saya terduduk di sisi mayat ayah saya dalam keadaan kebingungan. Akhirnya saya tertidur dan bermimpi. Dalam mimpi itu saya melihat seorang pemuda yang tampan dan baik akhlaknya.

Pemuda itu memakai tutup muka. Dia lantas membuka penutup mukanya apabila melihat saya dan berkata, "Mengapa kamu susah hati dengan apa yang telah berlaku?" "Maka saya menjawab, "Bagaimana saya tidak susah hati sedangkan dialah orang yang paling saya sayangi?"

"Pemuda itu pun mendekati ayah saya dan mengusap wajahnya sehingga ayah saya berubah wajahnya menjadi seperti sediakala. Saya segera mendekati ayah dan melihat ada cahaya dari wajahnya seperti bulan yang baru terbit pada malam bulan purnama.

"Engkau siapa?" tanya saya kepada pemuda yang baik hati itu. "Saya yang terpilih (Muhammad)." "Saya lantas memegang jarinya dan berkata, "Wahai tuan, beritahulah saya, mengapa peristiwa ini boleh terjadi?"

"Sebenarnya ayahmu seorang pemakan harta riba. Allah telah menetapkan agar orang yang memakan harta riba akan ditukar wajahnya menjadi kaldai/himar di dunia dan di akhirat.

Allah telah menjatuhkan hukuman itu di dunia dan tidak di akhirat. "Semasa hayatnya juga ayahmu seorang yang istiqamah mengamalkan selawat sebanyak seratus kali sebelum tidur.

Maka ketika semua amalan umatku ditontonkan, malaikat telah memberi tahu keadaan ayahmu kepadaku. Aku telah memohon kepada Allah agar Dia mengizinkan aku memberi syafaat kepada ayahmu. Dan inilah aku datang untuk memulihkan semula keadaan ayahmu."Kisah Teladan

Wassalam

Pencuri dan ayat Kursi



Salam,

http://muscom.iluvislam.com/wp-content/uploads/2009/06/ayat-kursi.bmp

Penulis paparkan satu kisah berkaitan kelebihan membaca ayat Kursi sebelum tidur, baca kisah ini dan amalkan membaca ayat Kursi sebelum tidur .

Abu Hurairah r.a. pernah ditugaskan oleh Rasulullah s.a.w. untuk menjaga gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncullah seseorang, lalu mencuri segenggam makanan. Namun kepintaran Hurairah memang patut dipuji, kemudian pencuri itu kemudian berhasil ditangkapnya. "Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah s.a.w.," gertak Abu Hurairah.

Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga kemudian ia pun merengek-rengek : "Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."
Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan diberikan kepada fakir miskin? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya jangan keliru. Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah s.a.w.

Maka bertanyalah beliau : "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu Hurairah?" Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahawa ia orang miskin, keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah.

Lalu diterangkan pula olehnya, bahawa ia kasihan kepada pencuri itu,, lalu dilepaskannya. "Bohong dia," kata Nabi Muhammad s.a.w.: "Pada hala nanti malam ia akan datang lagi." KeranaRasulullah s.a.w. berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan kewaspadaan pun ditingkatkan.

Dan, benar juga, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kelmarin. Dan kali ini ia pun tertangkap. "Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah s.a.w.," ancam Abu Hurairah, sama seperti kelmarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : "Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi."

Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah s.a.w., dan beliau pun bertanya seperti kelmarin. Dan setelah mendapat jawapan yang sama, sekali lagiRasulullah s.a.w. menegaskan : "Pencuri itu bohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi."

Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-geri disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri.

Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan olehRasulullah s.a.w. dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal.

Kenapa pencuri kelmarin itu dilepaskan begitu sahaja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah s.a.w.? Kenapa mahu saja ia ditipu olehnya? "Awas!" katanya dalam hati. "Kali ini tidak akan kuberikan ampun."

Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul sesosok bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. "Nah, benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan.

Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-gerinya. "Kali ini kau pastinya kuadukan kepada Rasulullah s.a.w.. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata kau kembali juga. Lepaskan saya," pencuri itu memohon.

Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahawa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna."

"Kalimat-kalimat apakah itu?" Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. "Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi." Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Agaknya naluri keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga gudang.

Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah s.a.w.untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya kegunaan ayat Kursi. "Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?" tanya Rasulullah s.a.w.sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya.

"Ia mengajariku beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan," jawab Abu Hurairah. "Kalimat apakah itu?" tanyaNabi Muhammad s.a.w.. Katanya : "Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia katakan pula : "Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari."

Menanggapi cerita Abu Hurairah, Nabi Muhammad s.a.w. berkata, "Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta." Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. bertanya pula : "Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang bertemu denganmu tiap malam itu?" "Entahlah." Jawab Abu Hurairah. "Itulah syaitan." jawab Nabi Muhammad s.a.w.

Wassalam

Penggali kubur bercerita tentang mayat yang digali



Salam,


http://www.fotografer.net/isi/galeri/foto.php?id=45707&s=1

Penulis paparkan kisah ini sebagai teladan bersama , bacalah :

Terdapat seorang pemuda yang kerjanya menggali kubur dan mencuri kain kafan untuk dijual. Pada suatu hari, pemuda tersebut berjumpa dengan seorang ahli ibadah untuk menyatakan kekesalannya dan keinginan untuk bertaubat kepada Allah s. w. t.

Dia berkata, "Sepanjang aku menggali kubur untuk mencuri kain kafan, aku telah melihat 7 perkara ganjil yang menimpa mayat-mayat tersebut. Lantaran aku merasa sangat insaf atas perbuatanku yang sangat keji itu dan ingin sekali bertaubat."


Yang pertama, aku lihat mayat yang pada siang harinya menghadap kiblat. Tetapi apabila aku menggali semula kuburnya pada waktu malam, aku lihat wajahnya telahpun membelakangkan kiblat. Mengapa terjadi begitu, wahai tuan guru?" tanya pemuda itu. "

Wahai anak muda, mereka itulah golongan yang telah mensyirikkan Allah s. w. t. sewaktu hidupnya. Lantaran Allah s. w. t. menghinakan mereka dengan memalingkan wajah mereka dari mengadap kiblat, bagi membezakan mereka daripada golongan muslim yang lain," jawab ahli ibadah tersebut. 

Sambung pemuda itu lagi, " Golongan yang kedua, aku lihat wajah mereka sangat elok semasa mereka dimasukkan ke dalam liang lahad. Tatkala malam hari ketika aku menggali kubur mereka, ku lihat wajah mereka telahpun bertukar menjadi babi. Mengapa begitu halnya, wahai tuan guru?"

Jawab ahli ibadah tersebut, " Wahai anak muda, mereka itulah golongan yang meremehkan dan meninggalkan solat sewaktu hidupnya. Sesungguhnya solat merupakan amalan yang pertama sekali dihisab. Jika sempurna solat, maka sempurnalah amalan-amalan kita yang lain,"


Pemuda itu menyambung lagi, " Wahai tuan guru, golongan yang ketiga yang aku lihat, pada waktu siang mayatnya kelihatan seperti biasa sahaja. Apabila aku menggali kuburnya pada waktu malam, ku lihat perutnya terlalu gelembung, keluar pula ulat yang terlalu banyak daripada perutnya itu."

" Mereka itulah golongan yang gemar memakan harta yang haram, wahai anak muda," balas ahli ibadah itu lagi.


Golongan keempat, ku lihat mayat yang jasadnya bertukar menjadi batu bulat yang hitam warnanya. Mengapa terjadi begitu, wahai tuan guru?" Jawab ahli ibadah itu,

" Wahai pemuda, itulah golongan manusia yang derhaka kepada kedua ibu bapanya sewaktu hayatnya. Sesungguhnya Allah s. w. t. sama sekali tidak redha kepada manusia yang menderhakai ibu bapanya."


Golongan kelima, ku lihat ada pula mayat yang kukunya amat panjang, hingga membelit-belit seluruh tubuhnya dan keluar segala isi dari tubuh badannya," sambung pemuda itu.

" Anak muda, mereka itulah golongan yang gemar memutuskan silaturrahim. Semasa hidupnya mereka suka memulakan pertengkaran dan tidak bertegur sapa lebih daripada 3 hari. Bukankah Rasulullah s. a. w. pernah bersabda, bahawa sesiapa yang tidak bertegur sapa melebihi 3 hari bukanlah termasuk dalam golongan umat baginda," jelas ahli ibadah tersebut.


" Wahai guru, golongan yang keenam yang aku lihat, sewaktu siangnya lahadnya kering kontang. Tatkala malam ketika aku menggali semula kubur itu, ku lihat mayat tersebut terapung dan lahadnya dipenuhi air hitam yang amat busuk baunya,"

" Wahai pemuda, itulah golongan yang memakan harta riba sewaktu hayatnya," jawab ahli ibadah tadi.


" Wahai guru, golongan yang terakhir yang aku lihat, mayatnya sentiasa tersenyum dan berseri-seri pula wajahnya. Mengapa demikian halnya wahai tuan guru?" tanya pemuda itu lagi.

Jawab ahli ibadah tersebut, " Wahai pemuda, mereka itulah golongan manusia yang berilmu. Dan mereka beramal pula dengan ilmunya sewaktu hayat mereka. Inilah golongan yang beroleh keredhaan dan kemuliaan di sisi Allah s. w. t. baik sewaktu hayatnya mahupun sesudah matinya."


Ingatlah, sesungguhnya daripada Allah s. w. t kita datang dan kepadaNya jualah kita akan kembali. Kita akan dipertanggungjawabkan atas setiap amal yang kita lakukan, hatta amalan sebesar zarah. Wallahua'lam.. Kisah Teladan

Wassalam

Kisah pelik mayat gemuk dan mayat kurus



Salam,

http://www.infobuddhist.net/wp-content/uploads/2010/10/Mayat-Adalah-Untuk-Dikubur.jpg
gambar hiasan

Penulis paparkan kisah dua mayat yang diceritakan oleh Ustaz Haron Ibrahim berdasarkan pengalamannya. Ambillah iktibar daripada kisah ini.

Ada dua kisah yang ingin saya ceritakan di sini tapi kedua-duanya mempunyai kaitan antara satu sama lain.

Pertama, kisah mayat orang gemuk tetapi jenazahnya terlalu ringan dan kedua, mayat orang kurus tetapi jenazahnya terlalu berat.

Peristiwa pertama berlaku kira-kira 12 atau 13 tahun yang lalu masa saya baru beberapa tahun bekerja dengan Pejabat Agama Islam Klang. Allahyarham yang saya uruskan itu masa hidupnya berpenyakit mental. Usianya dalam 30-an dan tingginya lebih kurang macam saya.


Badannya pula tegap dan gemuk. jadi kalau hendak dikira pada akal, mayatnya nanti tentulah berat.

Macam biasa, apabila diberitahu ada mayat tak berwaris di Hospital Klang saya pun pergi ke sana dengan beberapa orang pembantu untuk menguruskannya. Apabila sampai di hospital, saya terus pergi ke bilik mayat dan ambil mayat berkenaan.

Kasihan, Allahyarham yang hendak saya uruskan itu meninggal dunia akibat digilis kereta api. Apabila dibuka kain yang menutup tubuh Allahyarham, saya tengok keadaannya amat memilukan.

Tubuhnya penuh dengan luka-luka dan kesan jahitan. Ada beberapa bahagian badannya juga putus-putus tapi doktor telah sambungkan semula. Memang dahsyat kecederaan yang dialaminya.

Semasa mandi dan kapankan tidak ada sebarang keanehan berlaku. Tapi Allah itu Maha Besar. Bermula kita angkat jenazah dengan pengusung dari kereta jenazah ke kuburnya hinggalah ke saat dia dimasukkan ke liang lahad, berlakulah beberapa kejadian yang amat menginsafkan.

Jarak dari kereta jenazah ke kubur Allahyarham lebih kurang 30 meter. Bila sampai ke kawasan perkuburan, kami angkat keranda Allahyarham ini menuju ke kuburnya yang telah kami siapkan. Saya angkat di bahagian belakang.

Bermula di sini, peistiwa pertama berlaku. Maha Suci Allah, tiba-tiba saya dapati jenazah yang bertubuh gemuk itu menjadi amat ringan. Kenapa ni? tanya saya di dalam hati.

Saya ingatkan kami angkat tak betul, tak serentak, jadi saya cepat-cepat beritahu tiga lagi kawan saya itu supaya angkat betul-betul.

Saya kata pada mereka, "Angkat...peganglah betul-betul, nanti jatuh mayat ni. Ringan sangat ni...peganglah."

"Yalah ustaz, kami angkatlah ni," kata salah seorang daripada mereka. Rupanya saya tersalah sangka. Sebenarnya bukan kami yang tersilap angkat, tapi itu adalah petunjuk kebesaran Allah. Yang ada di depan kami ketika itu adalah salah satu tanda kebesaran-Nya.

Sepanjang 30 meter mengangkat jenazah itu dari kereta mayat ke kuburnya tugas itu terasa amat mudah dan menyeronokkan. jenazah itu kami rasakan terlalu ringan.

Ringannya itu ibarat daun kering yang diletakkan di atas bahu. Tak rasa apa-apa pun, bahkan saya rasa macam ada orang lain yang turut sama bantu mengangkat mayat itu, sokong ia daripada bawah.

Mayat itu seolah-olah diapungkan. Bukan saya saja yang dapat rasakan kemuliaan yang Allah berikan kepada Allahyarham itu, malah kawan-kawan yang lain pun turut dapat merasakannya.
Insan yang baik akan sentiasa dilindungi dan dirahmatkan Allah.

Apabila sampai ke kubur, berlaku satu lagi kejadian aneh, yang amat menyentuh perasaan saya. Mula-mula itu kawan saya, Pak Anjang Aki, berada di dalam kubur sementara saya di atas.

Sedang saya sibuk buat kerja di atas kubur, tiba-tiba Pak Anjang Aki memanggil saya, "Haron! Turun cepat Ron."

"Kenapa pula?" kata saya terkejut.

"Wangilah kubur ni. Kalau engkau nak kebumikan aku sekali dengan mayat ni pun tak apa. Aku tak mahu naik, kebumikanlah aku sekali dalam kubur ni," katanya serius.

Terkejut juga saya dengan kata-kata Pak Anjang Aki itu. Untuk memastikan kebenaran kata-katanya, saya turun ke dalam kubur berkenaan. Maha Suci Allah, memang benar kata Pak Anjang Aki itu. Kubur tersebut memang wangi.

Wanginya itu tak tau nak saya kata macam mana. Sangat harum. Saya tak dapat nak kata bau apa, tapi satu jenis bauan yang amat wangi. Nak kata tanjung ke, cempaka ke, saya tak dapat nak kata bau apa.

Dalam masa sibuk nak uruskan jenazah dan ketika hati saya tertanya-tanya dengan keistimewaan yang Allah berikan kepada jenazah itu, tiba-tiba saya terpandang ada dua lubang pada dinding kubur berkenaan.

Bentuknya seperti lubang aircond. Bagi saya yang baru beberapa tahun menguruskan jenazah dan kali pertama menyaksikan kejadian seumpama itu, mulanya saya sangkakan lubang itu biasa saja. Tak ada yang istimewa.

Tapi tidak bagi Pak Anjang Aki yang sudah banyak pengalaman. Menurutnya, lubang itu bukan lubang biasa kerana dari kedua-dua lubang itulah keluarnya bau wangi yang kami sama-sama hidu. Begitulah kehebatan Allah.

Bagi saya pengalaman ini cukup menarik. Ia mengingatkan saya bahawa benarlah seperti yang disebutkan di dalam hadis iaitu kubur adalah taman-taman syurga (bagi mereka yang beriman) dan kubur juga adalah lubang-lubang neraka (bagi yang ingkar). Itulah agaknya taman syurga yang bakal dihuni oleh Allahyarham tadi.

Kejadian-kejadian seperti ini semasa kita uruskan, kebumikan, tak perasan sangat tapi apabila sudah lama baru dapat macam satu penjelasan kenapa mayat itu ringan.

Pada pendapat saya, salah satunya mungkin sebab Allahyarham itu pesakit mental, jadi apa yang dia buat gugur dari segi syarak. Dan mungkin juga ada orang menganiayanya. Maka memang layaklah dia mendapat keistimewaan seperti itu.

Pengalaman tersebut cukup berbeza dengan pengalaman yang saya lalui beberapa tahun selepas itu.

Pengalaman kedua yang ingin saya ceritakan ialah menguruskan satu jenazah seorang tua, umurnya dalam lingkungan 50-an, badannya kurus tapi masya-Allah...jenazahnya cukup berat.

Mayat ini kurus macam papan. Seperti pengalaman yang pertama tadi, tidak ada sebarang keanehan berlaku ketika kami memandi dan mengapan jenazahnya.

Tapi apabila hendak diangkat dari kereta jenazah ke kubur, berlakulah peristiwa yang cukup mengharukan. Satu lagi petanda Allah tunjukkan kepada kami. Mayat kurus yang kami angkat itu tiba-tiba saja menjadi teramat berat.

Seorang kawan yang sama-sama mengangkat keranda itu bertanya pada saya, "Engkau tak angkat ke keranda ni Haron? Angkatlah sama ... berat sangat ni."

Saya pun sangka macam itu. Saya ingat dia yang tak angkat mayat tu. Empat orang angkat, tak kanlah susah sangat nak angkat mayat yang kurus macam papan ni.

Perjalanan sejauh beberapa puluh meter menuju ke kubur itu kami rasa cukup menyeksakan. Jenazah itu seolah-olah ditekan dari atas sampaikan bahu saya terasa amat sakit.

Sama ada berat mayat atau malaikat yang tekan, wallahuaklam. Akibat terlalu berat itu, saya terjelepok ke tanah dan seluar saya, di bahagian paha koyak terkena batu. Tapi nasib baiklah saya dapat tahan keranda itu, kalau tidak tentu mayat tersebut jatuh ke tanah.

Bukanlah tujuan saya nak mencaci Allahyarham, tapi sekadar nak mengingatkan kita yang masih hidup ini. Bagi saya, mayat tadi adalah petunjuk daripada Allah tentang hukuman bagi orang yang ingkar kepada-Nya.

Pada zahir, memang jenazah itu layak menjadi berat. Semoga kesalahan Allahyarham diampunkan Allah.

Untuk pengetahuan pembaca, daripada laporan yang kami terima, Allahyarham ini matinya di tempat pelacuran. Nauzubillah. Teman-temannya pun pelacur.

Sama ada dia meninggal dunia ketika sedang melanggan pelacur atau tidak, wallahuaklam. Yang laporkan dia meninggal di situ pun adalah orang yang berada di kawasan pelacuran itu juga. Jadi tidak hairanlah kalau Allah hukum dia seperti itu.

Selepas kejadian tersebut saya simpan seluar itu. Isteri saya pun hairan tengok saya simpan seluar koyak. Tapi saya beritahu dia, seluar koyak itu amat bermakna dalam hidup saya.

Ia memberikan banyak iktibar. Ada pengalaman yang cukup menginsafkan pada seluar koyak itu. Tapi sekarang seluar itu sudah tidak ada lagi. Ke mana perginya saya pun tak tahu.

Dua pengalaman tersebut amat memberi kesan dalam hidup saya. Macam itulah kehidupan kita di dunia ini. Ada orang hidupnya beriman tapi matinya pula dalam keadaan tak beriman.

Ada pula orang yang hidupnya kafir tapi matinya Islam. Ada orang hidupnya Islam tapi matinya kafir. Ada pula orang masa tengah nazak dia bertaubat dan Allah ampunkan. Begitulah seterusnya.

Semoga kita mati dalam husnul khaimah dan kubur kita kelak Allah jadikan sebagai taman syurga. Mastika

Wassalam