Siapa yang tak kenal dengan Hittler. Biografi, film-film dokumentar, buku-buku, bahkan film-film Hollywood pun banyak yang terinspirasi olehnya. Diktator Nazi ini dikenal sebagai tokoh rasis yang menganggap bangsa Arya (bangsa Jerman) sebagai bangsa yang paling unggul.
Di samping kebanggaannya pada bangsa Arya (dimana Hittler mengaku sebagai ras Arya), Hitler juga menganggap rendah bangsa lain, khususnya Yahudi. Dengan blak-blakan Hittler menunjukkan kebenciannya pada kaum Yahudi.
Tindakan diskriminasi sampai genosida untuk menghabisi kaum Yahudi menyebar ke seluruh Jerman. Camp-camp konsentrasi pun didirikan untuk memisahkan kaum Yahudi dengan bangsa lain. Begitu besar kebencian Hittler pada kaum Yahudi sudah diketahui oleh dunia.
Tapi tahukah bahwa dalam darah Hittler ternyata mengalir ‘darah’ Yahudi? Berdasarkan tes DNA yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan fakta mencengangkan, Hitler ternyata keturunan Yahudi dan Afrika.
Jurnalis, Jean-Paul Mulders dan sejarawan, Marc Vermeeren yang menggunakan DNA untuk melacak 39 kerabat ‘sang Fuhrer’ awal tahun ini. Termasuk, seorang petani Austria yang diketahui satu-satunya sepupu Hitler, Norbert H. Sampel DNA juga diambil dari seorang warga Amerika Alexander Stuart-Houston, 61, cucu keponakan Hitler.
Sebuah koran Belgia mengabarkan, sampel dari saliva atau air liur yang diambil dari orang-orang tersebut yang melacak asal usul darah Hitler. Kromosom yang disebut Haplopgroup E1b1b (Y-DNA) terdapat dalam sejumlah sampel itu, dan sangat jarang ditemui di Jerman, bahkan di Eropa Barat.
“Ini biasanya ditemukan di Maroko, Aljazair, Libya, Tunisia juga diantara Yahudi Ashkenazi dan Sephardic,” kata Vermeeren, seperti dimuat laman Daily Mail, 23 Agustus 2010.
“Ini salah satu postulat bahwa Hitler ternyata bagian dari ras yang ia benci,” tambah Mulders dalam Majalah Knack.
Haplogroup E1b1b1, yang menyumbang sekitar 18-20 persen dari ras Ashkenazi — dan 8,6 persen sampai 30 persen dari Sephardic-kromosom Y, tampaknya menjadi salah satu pembangun garis keturunan utama dari penduduk Yahudi.
“Ini hasil yang mengejutkan,” kata Ronny Decorte, spesialis genetik yang setuju Hitler mungkin punya akar di Afrika Utara.
Majalah Knack mengatakan, DNA diuji dalam kondisi laboratorium yang ketat untuk mendapatkan hasil maksimal.
Ini bukan pertama kali sejarawan meyakini Hitler keturunan Yahudi. Ayahnya, Alois, diyakini keturunan tak sah seorang pembantu bernama Maria Schickelgruber, dan seorang pria Yahudi yang saat itu berusia 19 tahun bernama Frankenberger.
Sebuah laporan menyebutkan, keponakan Hitler, Patrick pernah mengirimkan surat kaleng ke pamannya — memperingatkan tentang isu sensitif soal darah campuran Alois Hitler.
Menanggapi itu, Hitler pernah memanggil pengacaranya, Hans Frank untuk menyelidiki hal itu. Sebelum Perang Dunia II pecah, klaim itu diumumkan ‘tanpa dasar’.
Hal ini bertentangan dengan konsepsi Nazi terhadap dunia bahwa ras dan darah adalah persoalan sentral. Untungnya Hittler telah terkubur dan menanti azab di alam Barzah, kalau tidak, mungkin ia tetap memilih bunuh diri daripada menanggung malu ketika mengetahui bahwa ia pun bagian dari ras yang selama hidup berusaha ia musnahkan.
Masihkah ada bangsa yang mengklaim dirinya lebih baik dari bangsa lain?
Maha Sempurna Allah yang menilai manusia dari ketakwaan, tak peduli warna kulit, bangsa, bahasa, jabatan, dan harta yang mereka miliki.