ARRAYAH.INFO, Xinjiang, 10 Ogos 2011 - Tanpa Khilafah, kaum Muslim terus menderita. Hanya untuk menaati perintah agamanya saja, para penguasa diktator mengarahkan untuk membatasinya.
Pembatasan ibadah puasa dan solat di masjid-masjid, Muslim Uighur menderita di bawah episod terbaru dari tindakan kejam pemerintah China terhadap etnik minoriti di wilayah barat laut Xinjiang.
"Jika ada tokoh agama membahas Ramadhan selama kegiatan keagamaan, atau mendorong orang untuk ikut serta, maka mereka akan kehilangan lesen mereka untuk berceramah," kata Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Uighur Dunia yang berpejabat di Munich, Eurasia Review pada Jumaat, 5 Ogos 2011.
"Kes-kes yang lebih serius akan menghasilkan penangkapan dengan tuduhan terlibat dalam aktiviti agama yang tidak sah," katanya.
Sehari sebelum dimulainya bulan suci puasa bagi umat Islam China, setidaknya 11 orang tewas dalam serangkaian serangan di wilayah barat laut Xinjiang.
Pihak berkuasa China mengutuk serangan terhadap etnik minoriti, setelah polis China menembak mati dua orang Muslim hari minggu lalu.
Serangan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah 18 orang tewas dalam serangan di wilayah Xinjiang yang bergolak.
Setelah kerusuhan, lebih dari 100 orang Uighur ditahan oleh penguasa China.
Kebanyakan dari mereka yang ditahan sebagai tersangka itu merupakan warga muslim Islam yang menghadiri masjid dan isterinya yang mengenakan tudung, ungkap penduduk setempat.
Ibu kota Xinjiang, Urumqi, pernah terjadi kekerasan mematikan pada Julai 2009 ketika minoriti Muslim Uighur menentang atas pembatasan China di wilayah tersebut.
Pada hari-hari berikutnya, massa etnik Han marah turun ke jalan membalas dendam. Ini merupakan kekerasan etnik terburuk yang pernah terjadi di China dalam beberapa dekad terakhir.
Kerusuhan tersebut mengakibatkan hampir 200 orang tewas dan 1700 orang terluka, menurut angka pemerintah. Tapi Uighur, minoriti yang berbahasa Turki Muslim, mengatakan jumlah korban jauh lebih tinggi dan terutama dari komuniti mereka.
Pihak berkuasa China telah menghukum sekitar 200 orang, sebagian besar etnik Uighur didakwa terlibat kerusuhan dan dijatuhi hukuman 26 tahun hingga sebagian dari mereka dijatuhi hukuman mati.
Kejam, Tidak Boleh Berpuasa dan Bersolat
Beijing menerapkan pembatasan terhadap Muslim China seiring dimulainya bulan suci Ramadhan.
Adapun bagi pemerintah yang muslim di seluruh Xinjiang, pemerintah memaksa mereka untuk menandatangani "surat tanggung jawab" yang berisi perjanjian untuk tidak berpuasa, solat tarawih, atau kegiatan keagamaan lainnya.
"Puasa selama bulan Ramadhan adalah kebiasaan etnik tradisional, dan mereka diperbolehkan untuk melakukan itu," kata seorang karyawan yang menjawab telefon di pejabat daerah pemerintah di ibukota wilayah Urumqi mengesahkan larangan di bulan Ramadhan.
"Tapi mereka tidak diperbolehkan untuk mengadakan kegiatan keagamaan selama Ramadhan," tambahnya.
"Anggota Parti tidak diperbolehkan untuk berpuasa selama Ramadhan, dan dilarang juga bagi PNS."
Adapun perusahaan swasta, karyawan Muslim Uighur ditawarkan makan siang selama jam puasa.
Siapapun yang menolak untuk makan akan kehilangan bonus tahunan mereka, atau bahkan pekerjaan mereka, Raxit menambahkan.
Pemerintah juga menargetkan sekolah Islam, menyediakan mereka dengan makan siang selama bulan puasa.
Seorang warga Uighur Beijing mengatakan siswa di bawah 18 tahun dilarang puasa selama bulan Ramadhan.
Selain itu, pemerintah memaksa restoran di wilayah majoriti Muslim untuk tetap buka sepanjang hari.
Lebih banyak pembatasan juga dikenakan pada orang yang mencuba untuk menghadiri solat di masjid-masjid.
Setiap orang menghadiri solat jamaah harus mendaftar dengan kad identiti nasional mereka, ia menambahkan.
"Mereka harus mendaftar," katanya.
"[Setelah solat] mereka tidak diizinkan untuk [berkumpul dan] berbicara satu sama lain."
Di bulan Ramadhan, umat Islam dewasa menjauhkan diri dari makanan, merokok, minum, dan seks antara fajar dan matahari terbenam. Yang sakit dan mereka yang bermusafir dikecualikan dari puasa terutama jika menimbulkan risiko kesihatan.
Kembalikan Khilafah! Hapuskan Larangan Puasa dan Solat Muslim Uighur
Muslim mendedikasikan waktu mereka selama bulan suci untuk lebih dekat dengan Allah melalui doa, menahan diri dan perbuatan baik.
Namun, tanpa Khilafah, umat Muslim di China tersebut telah dirampas hak-haknya dalam menaati perintah agamanya.
Demikianlah, umat benar-benar memerlukan Khilafah yang akan membebaskan kaum Muslim dari cengkraman kaum kafir. Khilafah inilah yang akan membebaskan Muslim Uighur dan kaum Muslim lainnya dari para penjajah.
Tidak ada waktu lagi untuk bersenang-senang, kecuali mengerahkan segala kekuatan untuk mewujudkan tegaknya Khilafah. Insya Allah, semakin dekat. [m/onislam/syabab.com/edit/arrayah.info]arrayah
No comments:
Post a Comment