Pages

Monday, April 5, 2010

31 Tahun Revolusi "Islam" Iran, Negeri "Nuklear"



Jutaan rakyat Iran turun ke jalan-jalan memperingati 31 tahun Revolusi "Islam" Iran. Revolusi yang menandai tumbangnya kekuasaan monarki yang dipimpin Syah Iran, Reza Pahlevi pada tahun 1979. Pahlevi adalah rezim Iran yang menjadi kepanjangan tangan AS di negeri itu.
Di ibukota Iran, Teheran, warga kota melakukan aksi jalan kaki dan berkumpul di lapangan Azadi. Mereka membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan kecaman terhadap musuh-musuh Iran dan slogan anti-Barat.
Laporan televisi berbahasa Inggris Iran, PressTV menyebutkan, jumlah massa yang turun ke jalan merayakan peringatan 31 tahun Revolusi "Islam" Iran lebih besar dari yang diperkirakan. Di Teheran saja, massa yang berkumpul sekitar 5 juta orang. Di ratusan kota lainnya di Iran, warga juga menggelar perayaan serupa.
Uniknya, massa yang ikut merayakan perayaan itu, bukan hanya dari warga Iran yang pro pemerintah juga massa dari kalangan oposisi. Ketua Dewan Pakar di Iran Ayatullah Akbar Hashemi Rafsanjani dan mantan Presiden Mohammad Khatami dilaporkan ikut serta dalam aksi long march di Teheran. Sementara ratusan pendukung Mir Hussein Mousavi dan Mahdi Karoubi, dari kelompok oposisi Iran merayakannya di distrik bagian barat Teheran.
Perayaan 31 tahun Revolusi Iran dijaga ketat oleh aparat kepolisian. Dewan Kordinasi Dakwah Islam pada kesempatan itu membuat mendeklarasikan pernyataan kesetiaan pada cita-cita pemimpin spiritual Iran, Imam Khomeini dan pemimpin revolusi Islam Iran, Ayatullah Seyyed Ali Khamenei untuk menegakkan Islam serta menjaga persatuan rakyat Iran.
Deklarasi itu juga menegaskan dukungannya pada program nuklir Iran untuk tujuan damai, mengutuk pihak-pihak yang menggugat hasil pemilu di Iran dan menimbulkan kekacauan di dalam negeri Iran.
Dalam pidatonya di Lapangan Azadi, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad juga menegaskan kembali bahwa Iran akan tetap mempertahankan program nuklirnya untuk tujuan damai. "Bangsa Iran, bangsa yang berani, jika suatu hari kita ingin membuat bom-bom nuklir, kita akan mengumumkannya secara terbuka tanpa rasa takut," kata Ahmadinejad.
"Tapi, ketika kita mengatakan tidak membuat bom nuklir, artinya kita memang tidak melakukan itu karena kita tidak merasa perlu memilikinya," sambung Ahmadinejad. Ia juga mengatakan bahwa Iran akan segera meningkatkan produksi pengayaan uraniumnnya tiga kali lipat setiap harinya.
Namun sejumlah laporan di situs-situs pro oposisi di Iran menyebutkan telah terjadi bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di beberapa tempat di Teheran.
Sekelompok orang dilaporkan menyerang tokoh-tokoh oposisi seperti Mehdi Karoubi dan Mohammad Khatami, juga isteri Mir Houssein Mousavi, Zahra Rahnavard. Menurut situs oposisi Kaleme.org, Zahra terkena pukulan dan Mousavi dihalang-halangi untuk ikut dalam peringatan 31 tahun Revolusi Islam Iran. [ln/prtv/aljz/erm]

No comments: