Pages

Monday, February 22, 2010

Konflik Israel-Palestina Kebiadaban Zionis Yahudi

Print E-mail
Kamis, 22 Januari 2009

Oleh Muhammad Awod Bajri MA (Adalah Penulis Alumni pascasarjana Sosiologi Islam UIN BANDUNG/Pengamat Politik Timur Tengah)

NEGARA Israel dengan bantuan sekutu strategisnya AS terus melakukan agresi militer ke rakyat Palestina, terutama tentara Israel ingin menghabisi pejuang-pejuang Hamas yang berada di jalur Gaza, karena Israel menganggap bahwa Hamas sebagai Organisasi yang paling berbahaya di kawasan Timur Tengah yang akan menggeser kepentingan politik Israel untuk menguasai dan merebut hak-hak tanah milik warga Palestina hingga hari ini sejak pertempuran ini meletus di Negara Palestina.
Ratusan jiwa warga Hamas dan sipil tak berdosa meninggal dunia, ribuan orang lainnya terluka, gedung-gedung rata dengan tanah dan sarana transportasi lumpuh total. Itulah kejahatan dan kekejaman agresi zionis yahudi. Kejahatan kemanusian yang tak pernah termaafkan. Karenanya, kecaman maupun desakan untuk menghentikan kebiadaban itu terus berlangsung di seluruh dunia, baik dari kalangan muslim maupun non-muslim. Bahkan masyarakat Internasaional menuntut penghentian agresi militer Israel ke Negara Palestina itu terus terdengar setiap saat.

Jika Israel tetap saja melakukan kejahatan kemanusian dengan terus menyerang rakyat Palestina dengan cara memuntahkan peluru-peluru dan rudal-rudal. Akibatnya korban sipil tak bersalah terus berjatuhan. Puncaknya, upaya Proses perdamaian yang selama ini terus dilakukan oleh Negara-negara Arab di kawasan Timur Tengah akan mustahil tercapai. Kejahatan kemanusian yang akhirnya akan terus berjalan.

Karena itu kita yang peduli terhadap kedamaian di Timur Tengah khususnya di Palestina, menyerukan beberapa hal sebelum tragedi kemanusiaan berlanjut, diantaranya; Pertama, Mengutuk kebiadaban serangan yang dilakukan Israel kepada rakyat Palestina yang tidak mempunyai perilaku kemanusiaan. Kedua, Meminta Penghentian serangan Israel, yang tidak menghormati hukum Internasional upaya perdamaian di Timur Tengah.

Peperangan bukanlah Jalan keluarnya. Perang hanya akan mengorbankan warga sipil yang tak berdosa. Ketiga, Mendorong Perserikatan bangsa Bangsa untuk selalu proaktif dalam proses perdamaian di kawasan Timur Tengah. Akan tetapi upaya-upaya perdamaian ini tidak akan efektif kecuali jika hakikat konflik ini dipahami dan diakui oleh AS.

Keempat, Menuntut Israel menghormati kemenangan Hamas dalam Pemilu Palestina, yang telah dilalui melalui cara-cara demokratis. Kendati di negeri ini masih ada kelemahan, menghormati apa yang telah dicapai oleh Hamas adalah sebuah keniscayaan.

Kelima, Mengingatkan kepada Masyarakat Internasional bahwa apa yang dilakukan Israel bukanlah perang atas nama agama, melainkan hanyalah kepentingan politik Israel yang ingin merebut tanah tanah Palestina. Keenam, Meminta semua para pemimpin Negara-negara Arab bersatu untuk membantu dan mengangkat harkat kemanusian warga Palestina yang selalu ditindas prinsip-prinsip kemanusiaannya.

Ketujuh, Meminta agar Perserikatan Bangsa Bangsa mengeluarkan resolusi untuk Negara Israel dan memberikan hukum Internasional khusus kepada Palestina dalam upaya melindungi warga-warga Palestina. Kedelapan, Meminta kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk menyelesaikan konflik ini tidak hanya dilakukan di meja perundingan akan tetapi harus ada langkah-langkah kongkrit, cepat dan professional sehingga kawasan Timur Tengah menjadi tenang dan warga Palestina bisa melakukan aktivitasnya tanpa harus dibayangi rasa takut.

Kesembilan, Perserikatan Bangsa-Bangsa harus konsisten menerapkan resolusi tahun 1970 dan 1974 yang menetapkan hak hak mendasar bangsa Palestina, karena Majelis Umum PBB mengatakan ?Rakyat Palestina mempunyai hak yang sama dan boleh menentukan nasibnya sendiri sesuai dengan piagam Perserikatan Bangsa Bangsa. Bahkan dalam resolusi 2672 keabsahan perjuangan bangsa yang berada dibawah kekuasaan penjajah dan pihak asing, mempunyai hak untuk menentukan nasib sendiri untuk merebut kembali hak itu dengan segala sarana yang mereka miliki dan menyatakan bahwa hak-hak yang tidak dapat dicabut dari bangsa Palestina mencakup pertalian antara hak mereka untuk menentukan nasib sendiri dan hak kaum pengungsi untuk kembali

Kesepuluh, Mendorong secepatnya kepada Pemerintah Mesir melalui kedutaan besar Republik Indonesia agar membuka Raflah agar bantuan-bantuan kemanusian bisa masuk melalui jalur Gaza. Kesebelas, Harus ada langkah langkah praktis yang diambil oleh masyarakat Internasional untuk memastikan keselamatan dan perlindungan terhadap para penduduk sipil Palestina yang hidup di wilayah pendudukan Israel

Kunci Strategis proses penyelesaian konflik Israel-Palestina yang bisa menghentikan kejahatan kemanusian yang dilakukan oleh kaum zionis yahudi adalah para pemimpin-pemimpin Arab yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan liga Arab, karena kekuataan Negara Arab bisa memainkan peran politik yang signifikan dikancah Internasional untuk melakukan tekanan kepada Dewan Keamaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghentikan agresi militer Israel ke Palestina.

Hanya persoalaannya sekarang Negara-negara Arab cenderung berdiam diri melihat kejahatan kemanusiaan yang sedang dilakukan Israel kepada Palestina. Bahkan proses perdamaian yang tengah dibahas oleh para menteri-menteri luar negeri Arab tidak akan efektif kalau kebijakan politiknya tidak satu suara, karena sebagian Negara Arab juga ada yang mempunyai kepentingan politik dengan Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai sekutu strategis Israel dan tampaknya selama ini tidak akan ada perdamaian selama Israel masih melanggar piagam Perserikatan Bangsa Bangsa dan tidak menjalankan resolusi-resolusi yang sudah digagas oleh Majelis Umum PBB dan Negara Negara Arab, Bahkan Paul Fidley mantan Anggota Kongres Amerika serikat pernah mengatakan bahwa Israel berjanji akan menjalankan piagam yang dikeluarkan oleh PBB tentang perdamaian, tetapi Israel tidak menjalankan resolusi itu, karena Israel menghendaki peperangan dari pada perdamaian.

Kita berharap para pemimpin Arab bersatu dalam menentukan kebijakan politik luar negerinya dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina, terutama Arab Saudi, Mesir, Yordania yang mempunyai kedekatan secara politik dengan sekutu Strategis Israel, Amerika Serikat. Sehingga tidak akan ada lagi warga korban sipil berjatuhan. Mudah-mudah para pemimpin Dunia terutama Negara-negara teluk mampu menciptakan perdamaian dan peradaban dunia dengan menegakan prinsip prinsip kemanusian yang sudah termaktub dalam berbagai kitab suci. ***

No comments: