Telaga-Rasul
Bahagian Kedua
2.
Ayub
AYUB adalah cicit Ibrahim. Ia anak Ish, putra Ishaq. Sedangkan ibunya adalah putri Luth. Besar kemungkinan ia salah seorang dari dua putri yang ditawarkan Luth kepada masyarakat Sodom untuk dinikahi. Hal yang ditolak oleh para penganut praktek homoseksual itu.
Ayub tumbuh di Syam (Syria) dari keluarga kaya raya. Ia mewarisi seluruh kekayaan itu. Setelah dewasa, ia menikahi cucu Yusuf, yakni Rahmah -- anak Afrayim. Keluarga Ayub kemudian dikenal masyarakat Hauran dan Tih sebagai keluarga dermawan yang tiada tara. Ketaatan dan kedermawanan itulah yang menggoda iblis untuk menguji Ayub. Allah pun menantang iblis sekiranya ia sanggup meruntuhkan iman Ayub.
Masa ujian itu tiba. Mula-mula rumah dan seluruh kekayaan Ayub terbakar. Ayub tidak surut dalam pengabdiannya pada Allah. Kemudian seluruh anak-anaknya tewas setelah rumah mereka ambruk. Namun Ayub tetap sabar. Setelah itu, Ayub terserang penyakit kulit yang membuatnya diasingkan masyarakat sekitar. Itupun tidak menggoyahkan hati Ayub.
Dua orang istri Ayub minta cerai. Ayub pun menceraikannya. Hanya Rahmah yang bersumpah setia untuk menemani Ayub hingga akhir hayat. Rahmah yang menggendong Ayub keluar desa begitu mereka diusir masyarakat setempat. Dia terus melayani keperluan Ayub, mencukupi kebutuhannya, bahkan menjual gelung rambut untuk keperluan makan. Masa itu, menjual gelung rambut adalah perbuatan yang dianggap hina.
Delapan puluh tahun berlalu dalam cobaan itu. Ayub tetap merasa belum pantas untuk meminta kesembuhan dari Allah. Ia menganggap beban cobaan itu belum sebading dengan kesenangan yang pernah dinikmatinya. Namun Rahmah terus meyakinkan Ayub agar berdoa. Allah kemudian berfirman agar Ayub menjejakkan kakinya ke tanah. Air pun menyembul dari bekas jejakan kaki itu yang dipakainya untuk mandi dan minum. Ayub mendapatkan kesembuhan melalui air itu.
Kisah Ayub dan Rahmah adalah potret ketabahan keluarga rasul dalam menerima cobaan. Mereka menunjukkan bahwa iman adalah segalanya, lebih dari sekadar harta, keluarga maupun pengakuan manusia.
****************************************************************
3.
Daud (David)
DAUD lahir di Betlehem-Palestina saat kaumnya, Yahudi, mengalami krisis kepemimpinan. Ia keturunan Yahudza, salah seorang anak Nabi Yakub. Saat itu kekuasaan berada di tangan Jalut (Goliath) -pemimpin bangsa Palestina yang digambarkan memiliki sosok tubuh tinggi besar. Pada masa tersebut, bangsa Palestina tidak menuhankan Allah seperti yang diajarkan Musa dan para rasul terdahulu.
Kegelisahan kaum Yahudi memuncak karena "tabut" milik mereka hilang. Tabut adalah kotak berisi kitab Taurat yang menjadi simbol kepemimpinan Yahudi. Pemuka masyarakat setempat, Samuel, meyakinkan kaumnya bahwa "tabut" itu akan kembali dan agar mereka mengangkat Thalut menjadi raja. Thalut seorang Yahudi biasa dan sangat sederhana. Kaum Yahudi sempat menolak usulan Samuel, namun akhirnya mereka menyepakatinya.
Bagi bangsa Palestina, pengangkatan Thalut sebagai raja bagai sebuah pemberontakan. Perang pun terjadi. Jalut memimpin sendiri pasukannya. Di pihak Yahudi, Daud yang masih remaja ikut bertempur bersama dua kakaknya. Dengan mengandalkan kecerdikan, Daud bahkan mampu membunuh Jalut. Ia diyakini menggunakan semacam ketapel sebagai senjata.
Daud lalu diangkat menjadi Panglima Perang Israel, dan dinikahkan dengan putri Thalut. Popularitasnya di kalangan rakyat pun melesat yang memunculkan rasa iri pada Thalut serta anak-anak lelakinya. Beberapa kali upaya pembunuhan dilakukan, namun gagal. Pada saat yang sama, bangsa Palestina juga terus berupaya untuk kembali merebut kekuasaan. Thalut disebutkan tewas bunuh diri di pertempuran itu. Daud tampil menjadi raja. Melalui perang, ia mengalahkan saudara iparnya yang juga mengincar posisi itu.
Sebagaimana Yusuf, Daud adalah rasul yang juga menjadi penguasa. Di masanya, kerajaan tumbuh kuat dan masyarakat menjadi makmur. Daud juga dikenal sebagai pemimpin yang adil. Ia mengembangkan sistem hukum sebagai pijakan bermasyarakat. Dalam pemerintahannya, ilmu ######lurgi -ilmu tentang logam-juga berkembang pesat.
Sejak itu, masyarakat Yahudi menjadikan Daud sebagai idola mereka hingga sekarang. Daud menjadi simbol bahwa kecerdikan (Yahudi) akan mengalahkan kekuatan apapun. Lambang kerajaan Daud, bintang bersudut enam, kini dijadikan lambang dan bendera Israel.
Beberapa kisah juga dikaitkan dengan Daud. Di antaranya adalah bencana yang menimpa masyarakat nelayan Ailah. Konon Daud telah memperingatkan mereka untuk tidak menangkap ikan di hari Sabtu. Hari itu adalah hari ibadah. Namun mereka melanggar hingga terjadi bencana reruntuhan -mungkin gempa-yang menewaskan seluruh penduduk.
Pertempuran pasukan Thalut dan Jalut yang menjadikan Daud pahlawan itu tampaknya merupakan perang pertama bangsa Yahudi dan Palestina yang terkisahkan. Pertikaian yang terus berlarut hingga sekarang. Hanya posisinya yang bertolak belakang. Dulu kalangan Yahudi yang umumnya memegang ajaran untuk mengesakan Allah, sekangan bangsa Palestina.
**************************************************************
4.
Dzulkifli
TAK banyak riwayat mengenai Dzulkifli. Ia hanya disebut sebagai putra Ayub yang semula bernama Basyar. Tak dijelaskan apakah Basyar lolos dari kematian ketika semua anak-anak Ayub tertimpa reruntuhan rumahnya. Atau dia anak Ayub setelah rasul itu kembali sembuh. Dengan mengaitkanya pada Ayub, besar kemungkinan Dzulkifli tinggal di Syam atau wilayah sekitarnya.
Quran hanya menyebut sekilas tentang Dzulkifli. Namanya disebut bersama Ismail dan Idris. Riwayat menyebut Dzulkifli mewarisi sikap sabar Ayub. Ia malah disebut sebagai sosok yang tak pernah marah, serta selalu menyelesaikan persoalan dengan tersenyum.
Dikisahkan pula bahwa Dzulkifli kemudian ditunjuk menjadi raja, menggantikan raja terdahulu yang telah uzur. Adalah raja itu sendiri yang memilih Dzulkifli setelah ia memenuhi persyaratan yang diminta. Yakni bahwa calon pengganti itu haruslah seorang yang sanggup berpuasa di siang hari, beribadah pada malam hari, serta seorang yang bukan pemarah. Beberapa kisah menyebut Dzulkifli, yang telah menjadi raja, berulang kali diuji agar terpancing marah. Ia lolos dari ujian itu.
****************************************************************
5.
Harun
HARUN adalah saudara sepupu Musa. Orang tua mereka kakak-adik. Hampir sepanjang masa kerasulannya, Harun selalu menemani Musa. Harun pula orang pertama yang dituju Musa begitu ia kembali ke Mesir dan ditunjuk menjadi rasul. Harun diajak Musa pula untuk menemui Fir'aun, menyampaikan dakwahnya.
Dapat dikatakan Musa-Harun adalah "dwitunggal" dalam berdakwah. Musa seorang yang kuat, tegas dan pemberani. Namun ia kurang mampu berdakwah lisan secara baik. Sebaliknya, Harun pintar berdiplomasi dan penuh perhatian. Maka ketika memutuskan pergi untuk beruzlah ke gunung Sinai 40 hari, Musa menitipkan pembinaan umatnya pada Harun.
Di saat Musa pergi itulah Harun mengalami peristiwa penting.
Kaum Yahudi yang mereka pimpin mulai tergoda untuk menyembah berhala seperti yang dilakukan kaum-kaum lain saat itu. Harun berupaya mencegahnya. Namun keadaan telah berkembang negatif. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh Samiri, salah seorang pengikut Musa yang sebelumnya disebut-sebut sebagai salah satu tukang sihir kerajaan Fir'aun yang kemudian takluk pada Musa.
Samiri mengumpulkan perhiasan emas dari para perempuan Yahudi. Ia meleburnya dan menjadikannya patung sapi. Sedemikian sempurna patung itu sehingga bila angin bertiup, patung sapi tersebut seperti bersuara. Samiri meyakinkan bahwa itulah Tuhan yang juga disembah Musa. Harun berusaha menghentikan praktek penyembahan patung sapi tersebut. Namun sia-sia. Penyembahan berhala itu baru terhenti setelah Musa kembali. Samiri berhasil diasingkan dan bahkan menderita depresi.
Nama Harun memang berada dalam bayang-bayang Musa. Tapi Harun adalah kunci efektivitas dakwah Musa.
6.
Hud
HUD disebut sebagai cucu Nuh, dari putranya Sam. Bila benar, tidak cukup terjelaskan bagaimana ia bisa menjadi keluarga terhormat kaum Ad yang tinggal di Ahqaf, antara Yaman dan Oman, sementara kakeknya di Armenia.
Kaum Ad disebut sebagai masyarakat yang makmur. Perekonomian berkembang pesat. Pada saat itu, gedung-gedung sudah terbangun megah. Para penduduknya dilukiskan sebagai orang-orang yang cantik dan tampan. Namun mereka semua mengabaikan aspek spiritualitas. Mereka hidup berfoya-foya dan menyombongkan kemewahan.
Hud mengajak mereka untuk mensyukuri kemakmuran itu dengan beribadah pada Allah. Mereka menolak. Mereka mempercayakan hidupnya pada berhala. Sampai kemudian datang musibah. Hujan sama sekali tak turun. Sungai dan sumur mengering. Ladang-ladang menjadi kerontang. Tanaman mati. Juga ternak-ternak. Hud kembali mengajak mereka menyembah Allah dan berdoa kepadaNya. Tapi mereka tetap mengagungkan berhala.
Lalu tibalah gumpalan awan hitam. Hud melihat awan itu sebagai pertanda akan datangnya bencana atau azab Allah. Mereka justru menganggapnya sebagai awan yang akan mengucurkan hujan dari langit. Mereka bersuka cita, menduga berhala telah mengabulkan permohonannya. Gumpalan awan hitam itu ternyata badai gurun atau awan panas yang menyapu kota, selama tujuh hari tujuh malam.
Kemakmuran kota kaum Ad tidak berbekas. Hud dan pengikutnya kemudian menetap di wilayah yang kini adalah Hadramaut. Di Timur kota Hadramaut itulah diyakini Hud dimakamkan. Kisah Hud, kaum Ad mengajarkan dan awan panas itu mengajarkan betapa fana kemakmuran dunia.
****************************************************************
7.
Ibrahim (Abraham)
IBRAHIM berasal dari Babilonia, salah satu pusat peradaban masa itu selain Mesopotamia, yang kemudian dikenal sebagai wilayah Mausul. Kawasan itu terletak di antara sungai Efrat dan Tigris/Dajlah yang kini menjadi bagian negara Irak. Penguasa pada masa Ibrahim adalah raja besar, Namrud bin Kusy. Ayah Ibrahim, Azar, adalah pematung istana. Dialah pembuat arca yang disembah raja dan seluruh rakyat.
Ibrahim seorang yang kritis pada masalah ketuhanan. Ia menggugat ayahnya yang menyembah patung buatannya sendiri. Di masa remaja, Ibrahim menghancurkan patung-patung istana, lalu mengalungkan kapak penghancurnya di leher arca terbesar. Ketika disidang, Ibrahim berkilah bahwa yang menghancurkan arca-arca itu adalah arca terbesar. Ia minta Namrud untuk bertanya pada arca besar itu. Tentu semua menjelaskan bahwa patung itu tak dapat berbuat apa-apa. Jawaban itu dibalik oleh Ibrahim dengan bertanya, mengapa patung yang tidak dapat berbuat apa-apa harus disembah.
Riwayat yang ada menyebut Ibrahim dihukum bakar. Selama ini semua kalangan meyakini bahwa mukjizat Allah telah menyelamatkan Ibrahim dari kobaran api itu. Ibrahim lalu hijrah ke Palestina. Perjalanannya dipenuhi dengan proses pencarian Tuhan yang dilukiskan dengan sangat indah oleh Quran. Ia sempat bertanya pada dirinya sendiri: apakah kerlap-kerlip bintang di langit itu Tuhan? Hal yang dibantahnya sendiri begitu malam berlalu dan bintang itu tenggelam. Hal serupa dipertanyakannya ketika bulan muncul, juga ketika matahari merekah. Semua itu mengantarkan Ibrahim pada sebuah kesimpulan: Tuhan adalah yang menciptakan semua itu.
Dalam perjalanannya ke Palestina, Ibrahim menikah dengan Sarah -putri Raja Chazan. Setelah tinggal beberapa saat, Ibrahim dan Sarah pergi ke Mesir. Oleh Raja Mesir, mereka dihadiahi pelayan bernama Hajar yang kemudian diajak ke Palestina. Sarah yang tak kunjung dikaruniai anak, mendesak Ibrahim untuk menikahi Hajar.
Selanjutnya Ibrahim bersama Hajar menuju kawasan bukit batu yang gersang yang kini menjadi kota Makkah. Di sanalah Ibrahim membangun ka'bah, lalu ia kembali ke Palestina meninggalkan Hajar dan anaknya, Ismail.
Ibrahim meninggal di Palestina dan dimakamkan di Hebron, Sinai. Makamnya hingga kini dihormati oleh pemeluk tiga agama, Islam Kristen maupun Yahudi. Ibrahim memang Bapak para nabi yang membawa tiga agama samawi tersebut. Lebih dari itu, Ibrahim adalah Bapak Monoteisme.
Pencariannya terhadap Tuhan telah mengantarkan seluruh umat manusia terhadap prinsip "kemerdekaan" manusia untuk tidak terikat pada apapun kecuali Tuhan. Maka, Ibrahim adalah satu-satunya Rasul sebelum Muhammad yang umat Islam wajib melakukan ritual untuk menapaktilasinya berupa ibadah haji.
****************************************************************
8.
Idris
TAK banyak yang dikisahkan tentang Idris. Ia disebutkan lahir di daerah Munaf - Mesir. Ia juga diyakini sebagai nabi pertama yang menulis dengan pena. Wallahua'lam, apakah keyakinan tersebut berkait dengan kenyataan bahwa kertas pertama, yang disebut papirus, diciptakan oleh masyarakat Mesir.
Idris disebut belajar agama dari Sis -anak Adam yang juga menjadi Nabi. Masyarakat terdahulu juga meyakini bahwa ia dibawa ke surga sebelum mengalami kematian. Mereka percaya, nabi Idris adalah satu-satunya manusia yang masuk surga tanpa pernah mati. Itu terjadi pada usia 82 tahun.
Quran menyebut kisah Idris dalam Surat Maryam 56-57. Juga pada surat Al-Anbiya (Para Nabi) ayat 85-86.
****************************************************************
9.
Ilyas
ILYAS adalah salah seorang nabi dari kalangan Bani Israel. Ia adalah keturunan Harun, dan membimbing kaumnya di lembah timur Sungai Yordan. Saat itu masyarakatnya telah meninggalkan agama, dan kembali menyembah patung secara tidak rasional. Mereka menamai patung itu Ba'al, sehingga tempat tinggalnya dinamai Ba'labak.
Ilyas menyeru masyarakatnya untuk meninggalkan berhala tersebut. Namun mereka mengabaikannya. Secara arogan mereka malah menantang agar Tuhan yang disembah Ilyas menurunkan bencana kekeringan. Benar, kekeringan pun mendera masyarakat setempat. Kelaparan terjadi di mana-mana. Ilyas saat itu tetap mempunyai makanan dan minuman berkecukupan.
Alih-alih menyadari kekeliruan, mereka malah mengejar Ilyas. Nyaris Ilyas tertangkap, namun ia selamat setelah bersembunyi di rumah seorang pemuda, Ilyasa, yang kelak juga akan menjadi rasul. Baru beberapa tahun kemudian, Ilyas berhasil menyakinkan warganya. Jika menghendaki kemakmuran, masyarakat agar meninggalkan berhala tersebut dan hanya menuhankan Sang Pencipta. Masyarakat pun mengikuti seruan tersebut. Kemakmuran pun mendatangi masyarakat setempat.
Kisah ini mengajarkan bahwa kesuksesan dan kemakmuran dunia-akhirat akan terwujud bila masyarakat benar-benar menuhankan Allah Sang Pencipta, serra meninggalkan 'berhala' apapun. Padahal manusia sekarang cenderung menjadikan berbagai hal seperti karir, kekayaan materi, hingga popularitas sebagai berhala.
****************************************************************
10.
Ilyasa
ILYASA adalah rasul dari kalangan Bani Israel dari garis keturunan yang sama dengan Musa, Harun serta Ilyas. Nama Ilyasa disebut dalam kisah Ilyas, saat rasul itu dikejar-kejar kaumnya dan bersembunyi di rumah Ilyasa. Maka besar kemungkinan Ilyasa juga tinggal di seputar lembah sungai Yordania.
Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Ilyasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah menderita sakit. Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Ilyasa pun menjadi sahabat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan. Ilyasa melanjutkan tugas tersebut begitu Ilyas meninggal.
Ilyasa kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan. Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Ilyasa, dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa.
****************************************************************
11.
ISA (JESUS)
ISA adalah keturunan Daud dan Sulaiman. Dialah rasul dari kalangan Bani Israel yang pengaruhnya menyebar hingga di luar kalangan Yahudi. Tahun kelahirannya hingga kini dijadikan dasar perhitungan kalender Masehi. Adapun tanggal kelahirannya tidak pernah dinyatakan secara jelas. Yang pasti bukan tanggal 25 Desember yang sekarang diperingati sebagai Hari Natal, karena penentuan tanggal itu lebih dikaitkan dengan mitologi serta perhitungan astronomi menyangkut perubahan posisi bumi terhadap matahari.
Kisah Isa diawali dari peristiwa kedatangan malaikat menemui Maryam yang tinggal di kamarnya di Baitul Maqdis. Maryam menyangka malaikat itu adalah laki-laki yang hendak menggodanya. Tapi sang malaikat menyatakan dirinya hanya diutus Allah untuk menyampaikan kabar bahwa Maryam akan punya putra. Sebuah kabar yang sempat tak dipercayai Maryam karena dirinya seorang perempuan baik-baik dan tak pernah berhubungan dengan laki-laki.
Atas kehendak Allah, Maryam pun hamil. Baru menjelang abad 21, ilmu pengetahuan dapat menjelaskan bahwa secara teoritis manusia dapat mempunyai anak tanpa harus ada pertemuan antara sperma dengan sel telur, yakni dengan teknik kloning. Sekarang pun ilmu pengetahuan belum mampu menyingkap sepenuhnya fenomena kehamilan Maryam tersebut. Pada masa itu, kehamilan Maryam merupakan kontroversi besar.
Dengan menanggung beban hujatan masyarakatnya, Maryam meninggalkan Baitul Maqdis. Kalangan Nasrani meyakini Maryam melahirkan Isa di tempat pengasingannya di Baitullahim (Betlehem). Quran hanya menjelaskan saat Maryam berlindung di bawah pohon korma. Allah memerintahkan Maryam untuk menjejakkan kaki untuk memperoleh air minum, serta menggoyang pohon itu untuk mendapatkan makanan.
Kelahiran Isa mengundang tudingan keras pada Maryam. Mereka menganggap Maryam telah mencemarkan nama baik keluarganya karena mempunyai anak tanpa suami. Sekali lagi mukjizat terjadi. Isa yang masih bayi tiba-tiba berbicara menjelaskan mukjizat Allah tersebut. Isa juga memperlihatkan sejumlah mukjizat lagi ketika dewasa. Diantaranya adalah ketika ia membentuk seekor burung dari tanah liat dan burung itu tiba-tiba hidup. Ia -atas izin Allah-menghidupkan orang mati, menyembuhkan kebutaan seseorang yang dideritanya sejak lahir, serta mendatangkan makanan yang semula tak ada.
Dengan berbagai mukjizat itu, Isa segera memperoleh pengikut yang banyak. Hal demikian mencemaskan kaum elit di wilayah Palestina tersebut, baik terhadap Romawi yang berkuasa maupun kalangan pendeta Yahudi. Militer saat itu segera memburu Isa dengan bantuan Yudas, seorang pengikut Isa yang berkhianat. Rumah persembunyian Isa diketahui. Isa pun digrebek. Di sinilah perbedaan pendapat kalangan Nasrani dan Islam mulai terjadi.
Kalangan Nasrani meyakini Isa tertangkap dan dihukum salib. Penyaliban itu dianggap sebagai simbol pengorbanan Isa demi menebus dosa umat manusia. Sedangkan Quran menjelaskan bahwa yang ditangkap dan kemudian disalib bukanlah Isa melainkan orang yang wajahnya serupa Isa. Banyak kalangan menunjuk ucapan orang yang hendak dihukum salib "Eli, Eli lama sabakhtani (Tuhan..... ) sebagai bukti bahwa yang disalib tersebut bukanlah Isa. Mereka bahkan meyakini yang tersalib adalah Yudas.
Tentang keberadaan Isa kemudian, para ahli tafsir meyakini bahwa Isa "diangkat Allah" ke akhirat. Sedangkan Jamaah Ahmadiyah berpendapat bahwa Isa lolos dari kepungan tersebut, lalu menyamar sebagai orang biasa, dan wafat secara wajar.
****************************************************************
12.
Ishaq (Isaac)
ISHAQ adalah anak dari istri pertama Ibrahim, Sarah. Ketika mengandung, Sarah sudah sangat lanjut usia. Saat itu ia diperkirakan telah berusia 90 tahun. Karenanya ia sangat heran: bagaimana mungkin dalam usia selanjut itu masih hamil. Berita tersebut sekaligus menjadi pelipur lara Ibrahim yang baru mendengar kabar sedih tentang perilaku orang-orang Sodom dan Amurah pada Luth.
Ternyata Ishak lahir dengan sehat. Tak banyak terkisahkan riwayat hidup Ishak ini. Yang pasti ia banyak menemani ayahnya untuk berdakwah di daerah Kana'an dan Sam -Palestina. Ia kemudian menikahi Rifqah, cucu saudara Ibrahim bernama Nahur. Dari penikahannya itu, mereka dikarunia dua anak yakni Ishu dan Ya'kub. Ya'kub kemudian menjadi rasul pula. Orang-orang Yahudi sekarang adalah keturunan Ya'kub. Mereka menyebut nama kakek moyangnya tersebut "Israel" -nama yang kini diabadikan sebagai nama negara oleh orang-orang Yahudi.
****************************************************************
13.
Ismail
ISMAIL lahir di Palestina sebagai anak Ibrahim dari Hajar. Kelahirannya mengusik ketenangan istri pertama Ibrahim, Sarah, yang belum dikaruniai anak. Ibrahim pun mengajak Hajar dan Ismail meninggalkan Palestina, memasuki wilayah kering-kerontang yang tak berpenghuni. Daerah yang kini menjadi kota Makkah. Ia meninggalkan ibu dan bayinya di sana, dengan iringan doa yang bersungguh-sungguh agar Allah melimpahkan rizki kepada yang datang ke daerah yang menjadi "rumah Allah" itu.
Di tempat itu, Ismail kecil menangis kehausan. Hajar lalu berlari antara bukit Shafa dan Marwah. Dalam tradisi gurun, orang yang mencari air akan menuju puncak bukit untuk melihat ke arah bawah ada-tidaknya burung-burung yang biasanya berkerumun di sekitar sumber air. Setelah tujuh kali berlari, Hajar melihat sumber air yang menyembul di cekungan bukit-bukit batu. Sumber air yang kemudian dikenal sebagai sumur zamzam. Keberadaan sumber air membuat para musafir singgah, dan sebagian malah menetap di sana.
Ketika Ismail telah tumbuh menjadi remaja kecil yang lincah, sang ayah datang lagi. Dalam kunjungannya kali ini, Ibrahim mendapat perintah Allah melalui mimpi agar ia mengorbankan anaknya dengan menyembelih. Begitu diberitahu mimpi tersebut, Ismail malah mendorong sang ayah untuk tidak ragu melaksanakan perintah Allah.
Ayah-anak itupun berjalan beriring menuju tempat yang kemudian disebut Mina -kini tempat persinggahan jamaah haji sebelum dan sesudah ke Arafah. Menurut riwayat, dalam perjalanan itu mereka dicegat iblis yang menyamar sebagai manusia. Mereka membujuk Ibrahim untuk tidak mengorbankan Ismail.
Tiga kali mereka dibujuk, tiga kali itu pula Ibrahim menepisnya dengan melempar batu. Tempat tersebut yang kini dipakai untuk melempar batu dalam ritual haji yang menyimbolkan pengusiran iblis dari diri manusia, yakni jumrah Ula, Wushta dan Aqabah. Penyembelihan Ismail tidak terlaksana. Allah mengutus malaikat untuk menggantikan Ismail dengan seekor kambing. Itulah yang menjadi pangkal ritual ibadah qurban setiap Idhul Adha.
Ismail pun membantu Ibrahim mendirikan bangunan ka'bah yang kini menjadi pusat ibadah seluruh umat Islam. Ia menikah dengan gadis dari suku Jurhum. Ia menikah lagi setelah bercerai dengan istri pertamanya itu. Salah seorang keturunannya adalah Muhammad -rasul besar dan terakhir penyampai ajaran sempurna bagi umat manusia dewasa ini. Ismail wafat di Palestina di usia sekitar 137 tahun. Ibadah haji yang merupakan simbol kemerdekaan dan persatuan manusia adalah ziarah sejarah atas jejak ibadah Ibrahim-Ismail-Hajar.
****************************************************************
14.
Luth
LUTH adalah anak adik bungsu Ibrahim. Sejak Luth kecil, keduanya telah sangat dekat. Luth bahkan menyertai Ibrahim meninggalkan Babilonia menuju Palestina. Mereka semula bertempat tinggal di wilayah yang sama, dan sama-sama menjadi peternak. Namun keduanya kemudian berpisah. Ibrahim di wilayah barat Palestina, sedangkan Luth di wilayah timur yang kini merupakan bagian dari Yordania.
Riwayat menyebut, Luth pindah ke Timur setelah ia mendapat perintah Allah untuk menyeru kebajikan pada masyarakat Sodom dan Amurah. Selain itu, Luth juga menyebut pertimbangan lain. Menurutnya, dengan bermukim di tempat yang sama, penggembala ternaknya dan penggembala ternak Ibrahim sering bertengkar mengenai ternak mereka. Pergilah Luth ke wilayah makmur yang masyarakatnya menjadi pemuja dewa itu.
Warga Sodom dan Amurah juga pemuja nafsu. Mereka menyukai sesama jenis kelamin. Laki-laki menyukai laki-laki, perempuan menyukai perempuan. Sebagian besar mereka juga berkebiasaan merampok serta memerkosa musafir. Seruan Luth menjadi seperti sia-sia kecuali pada sedikit orang. Istri Luth bahkan terpengaruh mereka.
Allah lalu mengutus dua malaikat ke rumah Luth. Mereka menyamar menjadi dua orang pemuda tampan yang segera menjadi incaran para laki-laki setempat. Mereka mendesak Luth menyerahkan kedua pemuda itu. Mereka menolak tawaran Luth agar mengawini kedua putri cantiknya. Mereka menyebut bahwa Luth tahu yang mereka inginkan. Yakni laki-laki tampan itu.
Luth malu terhadap tamunya. Ia tak tahu, keduanya adalah malaikat. Luth pun marah pada warga setempat. Lalu malaikat itu menyampaikan firman Allah, agar malam itu juga Luth bersama keluarga dan pengikutnya segera meninggalkan tempat. "Jangan ada seorang pun diantara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu". Malaikat itu juga memberi tahu bahwa azab akan datang saat subuh.
Ketika Subuh tiba, Luth dan rombongannya telah meninggalkan wilayah itu. Negeri Sodom dan Amurah yang berada di dataran tinggi itupun longsor, dan musnah tertimpa reruntuhan batu serta cadas. Padahal mereka -sebagaimana bangsa setempat lain-dikenal piawai membangun kota di atas lereng-lereng batu seperti kini tersisa di beberapa situs di Yordania. Istilah "sodomi" untuk praktek homoseksual berasal dari kata "Sodom" tersebut.
Kisah Luth dan masyarakat Sodom mengingatkan manusia untuk menjauhi kebejatan moral yang tercermin dalam praktek homoseksual. Bila di masa Luth Allah menjatuhkan bencana longsor pada pelaku kebejatan moral itu, kini Allah mengganjar mereka dengan virus AIDS perusak kekebalan tubuh yang belum ditemukan obatnya.
****************************************************************
15.
Musa
MUSA adalah seorang Israel. Saat itu hampir seluruh orang Israel (keturunan Nabi Ya'kub) memang tinggal di Mesir. Ini terjadi sejak Nabi Yusuf menjadi menteri dan bahkan kemudian raja di Mesir. Namun di masa sebelum dan saat hidup Musa, kekuasaan kembali berada di tangan Raja Mesir.
Menjelang kelahiran Musa, Raja Mesir Fir'aun bermimpi bahwa negerinya mengalami kebakaran hebat. Yang hidup hanyalah orang-orang Israel. Ahli nujum kerajaan meramalkan bahwa kerajaan Mesir akan hancur di tangan seorang Israel. Berdasarkan ramalan itu, Fir'aun memerintahkn untuk membunuh setiap bayi laki-laki dari keluarga Israel.
Yukabad, seorang perempuan Israel, cemas. Ia telah menyembunyikan kehamilannya, dan ternyata ia melahirkan bayi laki-laki. Beberapa lama ia sempat menyembunyikan bayinya, sampai ia mendapatkan ilham untuk menyanyutkan bayi itu ke sungai. Bayi diletakkan di peti kecil dan dihanyutkan. Banyak kalangan menduga tempat bayi dihanyutkan itu adalah sungai Nil. Yukabad meminta anak perempuannya, Maryam, mengikuti bayi itu dari kejauhan.
Dari Maryam, ibu itu tahu bahwa Musa, bayinya, hanyut ke arah istana dan dipungut anak oleh permaisuri Fir'aun. Permaisuri itulah yang mendesak Fir'aun agar boleh memelihara Musa. Dari Maryam Yukabad juga tahu bahwa permaisuri tengah mencari ibu susu bagi Musa. Akhirnya Musa memang diserahkan pada Yukabad untuk disusui.
Ada dua pendapat di mana Musa tinggal pada masa menyusu itu. Ada yang menyebut di rumahnya sendiri. Tradisi masa itu bayi memang disusui di rumah ibu susu. Ada juga yang menyebut Yukabad-lah yang tinggal di istana untuk menyusui itu. Yang pasti, usai masa menyusu Musa tinggal di istana ia tumbuh menjadi pemuda.
Musa bertubuh besar dan kuat. Suatu waktu ia menjumpai dua orang yang berkelahi, seorang Israel dan seorang Mesir. Saat itu antara orang-orang Mesir dan Israel memang sering terjadi ketegangan. Orang Israel itu berteriak minta tolong Musa. Menurutnya, orang Mesir itu hendak membunuhnya. Musa pun memukul lawan Israel tersebut. Orang Mesir itu tewas. Pembunuhan terhadapnya menjadi misteri sampai lama.
Namun, Musa kemudian mendapati orang Israel yang sama berkelahi lagi dengan orang Mesir. Lagi-lagi minta tolong Musa. Musa justru marah dan mendatanginya. Sambil ketakutan, ia bertanya apakah Musa akan membunuhnya seperti membunuh orang Mesir dulu. Segera tersiarlah kabar bahwa Musa-lah pembunuh orang Mesir dulu.
Musa risau. Seorang kawannya -yang mengaku mendengar kabar bahwa Fir'aun tengah mencarinya-menyarankan Musa untuk pergi meninggalkan Mesir. Musa kemudian berjalan sampai tiba di Madyan tempat Syuaib sang rasul tinggal. Musa tengah berteduh ketika perhatiannya tertuju pada dua gadis yang berdiri tersisih saat orang-orang berjejalan berebut air di sumur. Gadis itu hendak memberi minum dombanya. Namun mereka tak mampu berebut dengan para laki-laki di situ.
Musa menolong mereka. Tindakannya menarik hati Syuaib yang kemudian mengundangnya untuk tinggal bersama keluarga itu. Syuaib malah menikahkan Musa dengan salah satu putrinya. Mas kawinnya adalah kesediaan Musa untuk tinggal bersama mereka serta menternakkan domba serta bercocok tanam untuk keluarga selama delapan tahun.
Setelah 10 tahun tinggal bersama Syuaib, Musa minta izin membawa Shufaira istrinya yang tengah hamil ke Mesir. Malam hari, saat beristirahat di bukit Tursina di gurun Sinai, Musa melihat nyala api di kejauhan. Musa meninggalkan istrinya sejenak untuk mendatangi api tersebut. Saat itulah ia mendengar gelegar firman Allah bahwa Musa tengah "berhadapan" dengan-Nya. Peristiwa itu menjadikan Musa sebagai manusia yang selagi hidup telah berdialog langsung dengan Tuhan. Manusia lainnya adalah Muhammad dalam peristiwa Isra Mi'raj.
Di Tursina itu Allah memberi dua mukjizat pada Musa. Pertama, tongkatnya dapat berubah menjadi ular begitu dilempar ke tanah. Kedua, telapak tangannya akan bersinar setelah diselipkan di balik baju di ketiaknya. Allah pun memerintahkan Musa untuk berdakwah mendatangi Fir'aun. Itu kemudian dilakukan Musa bersama misannya, Harun, yang juga telah diangkat menjadi rasul oleh Allah. Sejak itulah Musa-Harun berjalan beriringan. Seorang yang perkasa namun tidak pandai berkata-kata bersama seorang yang fasih berargumen serta lembut hati.
Pertemuannya dengan Fir'aun yang juga ayah angkatnya sendiri tidak berlangsung mulus. Fir'aun menolak seruan Musa agar mengesakan Allah. Puncaknya adalah tantangan Fir'aun pada Musa agar bertarung dengan para ahli sihirnya. Musa menang dalam pertarungan itu. Ular besar dari tongkat Musa menelan ular-ular kecil ciptaan para ahli sihir. Para ahli sihir itu malah bersujud mengikuti ajaran Musa. Hal demikian makin membuat Fir'aun marah.
Haman, perdana menteri kerajaan, mengusulkan agar Fir'aun membunuh Musa dan seluruh warga Yahudi pengikutnya. Fir'aun setuju. Pasukannya segera disiapkan. Namun, malam itu, Musa dan seluruh warga Yahudi telah lari meninggalkan Mesir. Mereka memang tidak dapat lolos melalui Sinai untuk menuju tanah Palestina. Mereka terjepit di ujung Laut Merah.
Saat itulah Musa memukulkan tongkatnya. Laut pun terbelah. Pengikut Musa berhasil menyeberang ujung teluk itu. Fir'aun dan pasukan mengejar di jalur yang sama. Namun tiba-tiba muncul gelombang pasang luar biasa yang menenggelamkan mereka. Ilmu pengetahuan sekarang menjelaskan fenomena tersebut sebagai fenomena Tsunami. Gempa bumi yang berpusat di dasar laut akan menyebabkan air laut surut dengan sangat cepat. Peristiwa surut tersebut harus sangat diwaspadai karena beberapa waktu kemudian justru akan diikuti gelombang pasang luar biasa. Itu yang terjadi pada petaka Flores 1980-an serta Banyuwangi 1995.
Musa telah menyelamatkan kaumnya. Sejak itulah orang-orang Yahudi bermukim di tanah Palestina smpai sekarang. Musa mengajar mereka dengan Kitab Taurat atau 'Perjanjian Lama" untuk mengesakan Allah. Musa mengenalkan pada ajaran pokok "10 Perintah Allah".
Musa dan Kisah lain Beberapa kisah juga dikaitkan dengan Musa. Di antaranya kisah "sapi betina", Nabi Khidzir, harta Qarun, serta patung sapi Samiri.
Kisah sapi betina diuraikan dalam Quran Surat Al-Baqarah. Beberapa orang Yahudi datang ke Musa minta agar mengusut pembunuh keluarga mereka. Musa -berdasar wahyu Allah-minta mereka mencari sapi untuk disembelih. Kulit sapi -ada yang menyebut lidah sapi- agar dipukulkan pada jenazah korban.
Orang-orang malah mempersulit diri dengan terus bertanya-tanya jenis sapi yang seperti apa yang dimaksud Musa. Setelah sapi didapat, dan petunjuk Musa dilakukan, ternyata diketahui bahwa justru sang pelaporlah pembunuh korban. Kisah ini diyakini sebagai petunjuk Allah tentang kecenderungan umum orang-orang Yahudi. Gemar mencari masalah dan mau menang sendiri.
Kisah Nabi Khidzir menggambarkan bahwa "di atas langit masih ada langit". Seorang rasul hebat seperti Musa masih harus belajar pada Khidzir. Dikisahkan bahwa Khidzir bertemu dengan Musa di "pertemuan dua laut" tempat ikan-ikan yang dibawa Musa dalam keranjang hidup kembali. Khidzir bersedia Musa menjadi muridnya asalkan ia tidak bertanya menggugatnya sepanjang pengikuti perjalanan. Tiga kali gagal menahan diri maka Musa harus pergi.
Mula-mula mereka naik kapal. Tiba-tiba Khidzir melubangi kapal itu. Musa tidak dapat menahan diri untuk mengecam mengapa Khidzir melakukan itu. Khaidir mengingatkan Musa telah sekali melanggar. Kemudian Khidzir membunuh seorang anak. Musa kembali bertanya, dan Khidzir mengingatkan lagi bahwa Musa telah dua kali melanggar. Akhirnya Khidzir membangun rumah roboh di sebuah perkampungan yang warganya mengusir mereka. Lagi-lagi Musa bertanya. Saat itulah Khidzir menyebut bahwa Musa telah melanggar tiga kali dan harus pergi.
Khidzir lalu menjelaskan perbuatannya. Ia merusak kapal karena di waktu mendatang raja yang tamak akan menyita seluruh kapal yang bagus. Kapal itu milik orang miskin. Bila rusak, kapal itu tak akan disita. Tentang anak yang dibunuhnya ia menyebut bahwa anak itu sangat berbahaya. Bila dibiarkan, dia akan membahayakan kedua orang tuanya yang sangat saleh. Soal rumah roboh, Khidzir menyebut rumah itu milik anak yatim. Ada harta peninggalan buat anak yatim itu yang berada di bawah reruntuhan rumah tersebut. Kisah ini mengajarkan agar manusia terus belajar. Ilmu Allah maha luas, tak akan seluruhnya dapat terjangkau bahkan oleh rasul besar seperti Musa.
Di masa Musa pula hidup seorang yang sangat kaya. Ia adalah Qarun yang juga seorang Yahudi. Dengan kekayaannya ia menjadi arogan. Ia bahkan menuhankan kekayaannya itu. Ajakan Musa untuk menjadi seorang berpekerti luhur serta mengesakan Allah ditolak Qarun. Sampailah tiba bencana yang menguburkan jasad Qarun beserta seluruh kekayaannya tersebut. Kisah yang mengajarkan betapa kekayaan -jika tidak disyukuri dan dipergunakan secara baik-justru merendahkan martabat manusia.
Musa juga menghadapi penyelewengan kaumnya menyangkut masalah ketuhanan. Hal tersebut lantaran pengaruh Samiri. Peristiwa ini dipaparkan dalam kisah tentang Musa bersama Harun (lihat: Harun).
****************************************************************
Semoga Allah Memberi Taufiq Dan Hidayahnya
Sebarang Kesamaran Sila Rujuk Kepada Mereka Yang Ahli Dalam Ilmu Ini
No comments:
Post a Comment