Kembali mengingat peristiwa tahun 90-
an, dunia saat itu gempar dengan
berita besar seorang bayi berumur 2
bulan dari keluarga Katholik di Afrika
yang menolak dibaptis. “Mama, unisibi
baptize naamini kwa Allah, na jumbe
wake Muhammad” (Ibu, tolong jangan
baptis saya. Saya adalah orang yang
beriman kepada Allah dan RasulNya,
Muhammad).
Ayah dan ibunya, Domisia-Francis,
pun bingung. Kemudian didatangkan
seorang pendeta untuk berbicara
kepada bayinya itu: “Are You
Yesus?” (Apakah kamu Yesus?).
Kemudian dengan tenang sang bayi
Syarifuddin menjawab:“No, I’m not
Yesus. I’m created by God. God, The
same God who created Jesus” (Tidak,
aku bukan Yesus. Aku diciptakan oleh
Tuhan, Tuhan yang sama dengan yang
menciptakan Yesus). Saat itu ribuan
umat Kristen di Tanzania dan
sekitarnya dipimpin bocah ajaib itu
mengucapkan dua kalimat syahadat.
Bocah Afrika kelahiran 1993 itu lahir di
Tanzania Afrika, anak keturunan non
Muslim. Sekarang bayi itu sudah
remaja, setelah ribuan orang di
Tanzania-Kenya memeluk agama Islam
berkat dakhwahnya semenjak kecil.
Syarifuddin Khalifah namanya, bayi
ajaib yang mampu berbicara berbagai
bahasa seperti Arab, Inggris, Perancis,
Italia dan Swahili. Ia pun pandai
berceramah dan menterjemahan al-
Quran ke berbagai bahasa tersebut.
Hal pertama yang sering ia ucapkan
adalah: “Anda bertaubat, dan anda
akan diterima oleh Allah Swt.”
Syarifuddin Khalifah hafal al-Quran 30
juz di usia 1,5 tahun dan sudah
menunaikan shalat 5 waktu. Di usia 5
tahun ia mahir berbahasa Arab,
Inggris, Perancis, Italia dan Swahili.
Satu bukti kuasa Allah untuk
menjadikan manusia bisa bicara
dengan berbagai bahasa tanpa harus
diajarkan.
a. Latar Belakang Syarifuddin Khalifah
Mungkin Anda terheran-heran bahkan
tidak percaya, jika ada orang yang
bilang bahwa di zaman modern ini ada
seorang anak dari keluarga non
Muslim yang hafal al-Quran dan bisa
shalat pada umur 1,5 tahun, menguasai
lima bahasa asing pada usia 5 tahun,
dan telah mengislamkan lebih dari
1.000 orang pada usia yang sama. Tapi
begitulah kenyatannya, dan karenanya
ia disebut sebagai bocah ajaib; sebuah
tanda kebesaran Allah Swt.
Syarifuddin Khalifah, nama bocah itu.
Ia dilahirkan di kota Arusha, Tanzania.
Tanzania adalah sebuah negara di
Afrika Timur yang berpenduduk 36 juta
jiwa. Sekitar 35 persen penduduknya
beragama Islam, disusul Kristen 30
persen dan sisanya beragam
kepercayaan terutama animisme.
Namun, kota Arusha tempat kelahiran
Syarifuddin Khalifah mayoritas
penduduknya beragama Katolik. Di
urutan kedua adalah Kristen Anglikan,
kemudian Yahudi, baru Islam dan
terakhir Hindu.
Seperti kebanyakan penduduk Ashura,
orangtua Syarifuddin Khalifah juga
beragama Katolik. Ibunya bernama
Domisia Kimaro, sedangkan ayahnya
bernama Francis Fudinkira. Suatu hari
di bulan Desember 1993, tangis bayi
membahagiakan keluarga itu. Sadar
bahwa bayinya laki-laki, mereka lebih
gembira lagi.
Sebagaimana pemeluk Katolik lainnya,
Domisia dan Francis juga menyambut
bayinya dengan ritual-ritual Nasrani.
Mereka pun berkeinginan membawa
bayi manis itu ke gereja untuk dibaptis
secepatnya. Tidak ada yang aneh saat
mereka melangkah ke Gereja. Namun
ketika mereka hampir memasuki altar
gereja, mereka dikejutkan dengan
suara yang aneh. Ternyata suara itu
adalah suara bayi mereka. “Mama
usinibibaptize, naamini kwa Allah wa
jumbe wake Muhammad!” (Ibu, tolong
jangan baptis saya. Saya adalah orang
yang beriman kepada Allah dan
RasulNya, Muhammad).
Mendengar itu, Domisia dan Francis
gemetar. Keringat dingin bercucuran.
Setelah beradu pandang dan sedikit
berbincang, mereka memutuskan untuk
membawa kembali bayinya pulang.
Tidak jadi membaptisnya.
Awal Maret 1994, ketika usianya
melewati dua bulan, bayi itu selalu
menangis ketika hendak disusui
ibunya. Domisia merasa bingung dan
khawatir bayinya kurang gizi jika tidak
mau minum ASI. Tetapi, diagnose
dokter menyatakan ia sehat.
Kekhawatiran Domisia tidak terbukti.
Bayinya sehat tanpa kekurangan suatu
apa. Tidak ada penjelasan apapun
mengapa Allah mentakdirkan
Syarifuddin Khalifah tidak mau minum
ASI dari ibunya setelah dua bulan.
Di tengah kebiasaan bayi-bayi belajar
mengucapkan satu suku kata seperti
panggilan “Ma” atau lainnya,
Syarifuddin Khalifah pada usianya
yang baru empat bulan mulai
mengeluarkan lafal-lafal aneh.
Beberapa tetangga serta keluarga
Domisia dan Francis terheran-heran
melihat bayi itu berbicara. Mulutnya
bergerak pelan dan berbunyi:
“Fatuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu
anfusakum dzaalikum khairun lakum
‘inda baari-ikum, fataaba ‘alaikum
innahuu huwattawwaburrahiim.”
Orang-orang yang takjub menimbulkan
kegaduhan sementara namun
kemudian mereka diam dalam
keheningan. Sayangnya, waktu itu
mereka tidak mengetahui bahwa yang
dibaca Syarifuddin Khalifah adalah QS.
al-Baqarah ayat 54.
Domisia khawatir anaknya kerasukan
setan. Ia pun membawa bayi itu ke
pastur, namun tetap saja Syarifuddin
Khalifah mengulang-ulang ayat itu.
Hingga kemudian cerita bayi kerasukan
setan itu terdengar oleh Abu Ayub,
salah seorang Muslim yang tinggal di
daerah itu. Ketika Abu Ayub datang,
Syarifuddin Khalifah juga membaca
ayat itu. Tak kuasa melihat tanda
kebesaran Allah, Abu Ayub sujud
syukur di dekat bayi itu.
“Francis dan Domisia, sesungguhnya
anak kalian tidak kerasukan setan. Apa
yang dibacanya adalah ayat-ayat al-
Qur’an. Intinya ia mengajak kalian
bertaubat kepada Allah,” kata Abu
Ayub.
Beberapa waktu setelah itu Abu Ayub
datang lagi dengan membawa mushaf.
Ia memperlihatkan kepada Francis dan
Domisia ayat-ayat yang dibaca oleh
bayinya. Mereka berdua butuh waktu
dalam pergulatan batin untuk beriman.
Keduanya pun akhirnya mendapatkan
hidayah. Mereka masuk Islam. Sesudah
masuk Islam itulah mereka
memberikan nama untuk anaknya
sebagai “Syarifuddin Khalifah”.
Keajaiban berikutnya muncul pada usia
1,5 tahun. Ketika itu, Syarifuddin
Khalifah mampu melakukan shalat
serta menghafal al-Quran dan Bible.
Lalu pada usia 4-5 tahun, ia
menguasai lima bahasa. Pada usia itu
Syarifuddin Khalifah mulai melakukan
safari dakwah ke berbagai penjuru
Tanzania hingga ke luar negeri.
Hasilnya, lebih dari seribu orang
masuk Islam.
b. Kisah Nyata Syarifuddin
Mengislamkan Ribuan Orang
Kisah nyata ini terjadi di Distrik
Pumwani, Kenya, tahun 1998. Ribuan
orang telah berkumpul di lapangan
untuk melihat bocah ajaib, Syarifuddin
Khalifah. Usianya baru 5 tahun, tetapi
namanya telah menjadi buah bibir
karena pada usia itu ia telah
menguasai lima bahasa. Oleh umat
Islam Afrika, Syarifuddin dijuluki
Miracle Kid of East Africa.
Perjalanannya ke Kenya saat itu
merupakan bagian dari rangkaian
safari dakwah ke luar negeri. Sebelum
itu, ia telah berdakwah ke hampir
seluruh kota di negaranya, Tanzania.
Masyarakat Kenya mengetahui
keajaiban Syarifuddin dari mulut ke
mulut. Tetapi tidak sedikit juga yang
telah menyaksikan bocah ajaib itu
lewat Youtube.
Orang-orang agaknya tak sabar
menanti. Mereka melihat-lihat dan
menyelidik apakah mobil yang datang
membawa Syarifuddin Khalifah.
Beberapa waktu kemudian, Syaikh
kecil yang mereka nantikan akhirnya
tiba. Ia datang dengan pengawalan
ketat layaknya seorang presiden.
Ribuan orang yang menanti
Syarifuddin Khalifah rupanya bukan
hanya orang Muslim. Tak sedikit
orang-orang Kristen yang ikut hadir
karena rasa penasaran mereka.
Mungkin juga karena mereka
mendengar bahwa bocah ajaib itu
dilahirkan dari kelarga Katolik, tetapi
hafal al-Quran pada usia 1,5 tahun.
Mereka ingin melihat Syarifuddin
Khalifah secara langsung.
Ditemani Haji Maroulin, Syarifuddin
menuju tenda yang sudah disiapkan.
Luapan kegembiraan masyarakat Kenya
tampak jelas dari antusiasme mereka
menyambut Syarifuddin. Wajar jika
anak sekecil itu memiliki wajah yang
manis. Tetapi bukan hanya manis. Ada
kewibawaan dan ketenangan yang
membuat orang-orang Kenya takjub
dengannya. Mengalahkan kedewasaan
orang dewasa.
Kinilah saatnya Syaikh cilik itu
memberikan taushiyah. Tangannya
yang dari tadi memainkan jari-jarinya,
berhenti saat namanya disebut. Ia
bangkit dari kursi menuju podium.
Setelah salam, ia memuji Allah dan
bershalawat kepada Nabi. Bahasa
Arabnya sangat fasih, diakui oleh para
ulama yang hadir pada kesempatan
itu. Hadirin benar-benar takjub. Bukan
hanya kagum dengan kemampuannya
berceramah, tetapi juga isi ceramahnya
membuka mata hati orang-orang
Kristen yang hadir pada saat itu. Ada
seberkas cahaya hidayah yang masuk
dan menelusup ke jantung nurani
mereka.
Selain pandai menggunakan ayat al-
Quran, sesekali Syarifuddin juga
mengutip kitab suci agama lain.
Membuat pendengarnya terbawa untuk
memeriksa kembali kebenaran teks
ajaran dan keyakinannya selama ini.
Begitu ceramah usai, orang-orang
Kristen mengajak dialog bocah ajaib
itu. Syarifuddin melayani mereka
dengan baik. Mereka bertanya tentang
Islam, Kristen dan kitab-kitab
terdahulu. Sang Syaikh kecil mampu
memberikan jawaban yang
memuaskan. Dan itulah momen-
momen hidayah. Ratusan pemeluk
Kristiani yang telah berkumpul di
sekitar Syarifuddin mengucapkan
syahadat. Menyalami tangan salah
seorang perwakilan mereka,
Syarifuddin menuntun syahadat dan
mereka menirukan: “Asyhadu an laa
ilaaha illallah, wa asyhadu anna
Muhammadan Rasuulullah.”
Syahadat agak terbata-bata. Tetapi
hidayah telah membawa iman. Mata
dan pipi pun menjadi saksi, air mata
mulai berlinang oleh luapan
kegembiraan. Menjalani hidup baru
dalam Islam. Takbir dari ribuan kaum
muslimin yang menyaksikan peristiwa
itu terdengar membahana di bumi
Kenya.
Bukan kali itu saja, orang-orang
Kristen masuk Islam melalui
perantaraan bocah ajaib Syarifuddin
Khalifah. Di Tanzania, Libya dan
negara lainnya kisah nyata itu juga
terjadi. Jika dijumlah, melalui dakwah
Syarifuddin Khalifah, ribuan orang
telah masuk Islam. Ajaibnya, itu terjadi
ketika usia Syaikh kecil itu masih lima
tahun.
Para ulama dan habaib sangat
mendukung dakwah Syaikh Syarifuddin
Khalifah. Bahkan ulama besar seperti
al-Habib ali al-Jufri pun rela
meluangkan waktunya untuk bertemu
anak ajaib yang kini remaja dan
berjuang dalam Islam. (Dikutip dari
buku Mukjizat dari Afrika, Bocah yang
Mengislamkan Ribuan Orang;
Syarifuddin Khalifah).
Koleksi video Syarifuddin Khalifah saat
kecil hingga dewasanya bisa Anda
lihat di saluran ini: http://
www.youtube.com/channel/
UCvBjZN8LVWwvPh4eLLxmY-w/ videos
Sya’roni As-Samfuriy, Cikarang Bekasi
20 Mei 2014
http://www.muslimediane/
ws.com/2014/05/ syarifuddin-khalifah-
kini-dewasa-bayi.html
http:// pustakamuhibbin.blogspot.co m/
2014/05/ syarifuddin-khalifah-kini-
dewasa-bayi.html —
an, dunia saat itu gempar dengan
berita besar seorang bayi berumur 2
bulan dari keluarga Katholik di Afrika
yang menolak dibaptis. “Mama, unisibi
baptize naamini kwa Allah, na jumbe
wake Muhammad” (Ibu, tolong jangan
baptis saya. Saya adalah orang yang
beriman kepada Allah dan RasulNya,
Muhammad).
Ayah dan ibunya, Domisia-Francis,
pun bingung. Kemudian didatangkan
seorang pendeta untuk berbicara
kepada bayinya itu: “Are You
Yesus?” (Apakah kamu Yesus?).
Kemudian dengan tenang sang bayi
Syarifuddin menjawab:“No, I’m not
Yesus. I’m created by God. God, The
same God who created Jesus” (Tidak,
aku bukan Yesus. Aku diciptakan oleh
Tuhan, Tuhan yang sama dengan yang
menciptakan Yesus). Saat itu ribuan
umat Kristen di Tanzania dan
sekitarnya dipimpin bocah ajaib itu
mengucapkan dua kalimat syahadat.
Bocah Afrika kelahiran 1993 itu lahir di
Tanzania Afrika, anak keturunan non
Muslim. Sekarang bayi itu sudah
remaja, setelah ribuan orang di
Tanzania-Kenya memeluk agama Islam
berkat dakhwahnya semenjak kecil.
Syarifuddin Khalifah namanya, bayi
ajaib yang mampu berbicara berbagai
bahasa seperti Arab, Inggris, Perancis,
Italia dan Swahili. Ia pun pandai
berceramah dan menterjemahan al-
Quran ke berbagai bahasa tersebut.
Hal pertama yang sering ia ucapkan
adalah: “Anda bertaubat, dan anda
akan diterima oleh Allah Swt.”
Syarifuddin Khalifah hafal al-Quran 30
juz di usia 1,5 tahun dan sudah
menunaikan shalat 5 waktu. Di usia 5
tahun ia mahir berbahasa Arab,
Inggris, Perancis, Italia dan Swahili.
Satu bukti kuasa Allah untuk
menjadikan manusia bisa bicara
dengan berbagai bahasa tanpa harus
diajarkan.
a. Latar Belakang Syarifuddin Khalifah
Mungkin Anda terheran-heran bahkan
tidak percaya, jika ada orang yang
bilang bahwa di zaman modern ini ada
seorang anak dari keluarga non
Muslim yang hafal al-Quran dan bisa
shalat pada umur 1,5 tahun, menguasai
lima bahasa asing pada usia 5 tahun,
dan telah mengislamkan lebih dari
1.000 orang pada usia yang sama. Tapi
begitulah kenyatannya, dan karenanya
ia disebut sebagai bocah ajaib; sebuah
tanda kebesaran Allah Swt.
Syarifuddin Khalifah, nama bocah itu.
Ia dilahirkan di kota Arusha, Tanzania.
Tanzania adalah sebuah negara di
Afrika Timur yang berpenduduk 36 juta
jiwa. Sekitar 35 persen penduduknya
beragama Islam, disusul Kristen 30
persen dan sisanya beragam
kepercayaan terutama animisme.
Namun, kota Arusha tempat kelahiran
Syarifuddin Khalifah mayoritas
penduduknya beragama Katolik. Di
urutan kedua adalah Kristen Anglikan,
kemudian Yahudi, baru Islam dan
terakhir Hindu.
Seperti kebanyakan penduduk Ashura,
orangtua Syarifuddin Khalifah juga
beragama Katolik. Ibunya bernama
Domisia Kimaro, sedangkan ayahnya
bernama Francis Fudinkira. Suatu hari
di bulan Desember 1993, tangis bayi
membahagiakan keluarga itu. Sadar
bahwa bayinya laki-laki, mereka lebih
gembira lagi.
Sebagaimana pemeluk Katolik lainnya,
Domisia dan Francis juga menyambut
bayinya dengan ritual-ritual Nasrani.
Mereka pun berkeinginan membawa
bayi manis itu ke gereja untuk dibaptis
secepatnya. Tidak ada yang aneh saat
mereka melangkah ke Gereja. Namun
ketika mereka hampir memasuki altar
gereja, mereka dikejutkan dengan
suara yang aneh. Ternyata suara itu
adalah suara bayi mereka. “Mama
usinibibaptize, naamini kwa Allah wa
jumbe wake Muhammad!” (Ibu, tolong
jangan baptis saya. Saya adalah orang
yang beriman kepada Allah dan
RasulNya, Muhammad).
Mendengar itu, Domisia dan Francis
gemetar. Keringat dingin bercucuran.
Setelah beradu pandang dan sedikit
berbincang, mereka memutuskan untuk
membawa kembali bayinya pulang.
Tidak jadi membaptisnya.
Awal Maret 1994, ketika usianya
melewati dua bulan, bayi itu selalu
menangis ketika hendak disusui
ibunya. Domisia merasa bingung dan
khawatir bayinya kurang gizi jika tidak
mau minum ASI. Tetapi, diagnose
dokter menyatakan ia sehat.
Kekhawatiran Domisia tidak terbukti.
Bayinya sehat tanpa kekurangan suatu
apa. Tidak ada penjelasan apapun
mengapa Allah mentakdirkan
Syarifuddin Khalifah tidak mau minum
ASI dari ibunya setelah dua bulan.
Di tengah kebiasaan bayi-bayi belajar
mengucapkan satu suku kata seperti
panggilan “Ma” atau lainnya,
Syarifuddin Khalifah pada usianya
yang baru empat bulan mulai
mengeluarkan lafal-lafal aneh.
Beberapa tetangga serta keluarga
Domisia dan Francis terheran-heran
melihat bayi itu berbicara. Mulutnya
bergerak pelan dan berbunyi:
“Fatuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu
anfusakum dzaalikum khairun lakum
‘inda baari-ikum, fataaba ‘alaikum
innahuu huwattawwaburrahiim.”
Orang-orang yang takjub menimbulkan
kegaduhan sementara namun
kemudian mereka diam dalam
keheningan. Sayangnya, waktu itu
mereka tidak mengetahui bahwa yang
dibaca Syarifuddin Khalifah adalah QS.
al-Baqarah ayat 54.
Domisia khawatir anaknya kerasukan
setan. Ia pun membawa bayi itu ke
pastur, namun tetap saja Syarifuddin
Khalifah mengulang-ulang ayat itu.
Hingga kemudian cerita bayi kerasukan
setan itu terdengar oleh Abu Ayub,
salah seorang Muslim yang tinggal di
daerah itu. Ketika Abu Ayub datang,
Syarifuddin Khalifah juga membaca
ayat itu. Tak kuasa melihat tanda
kebesaran Allah, Abu Ayub sujud
syukur di dekat bayi itu.
“Francis dan Domisia, sesungguhnya
anak kalian tidak kerasukan setan. Apa
yang dibacanya adalah ayat-ayat al-
Qur’an. Intinya ia mengajak kalian
bertaubat kepada Allah,” kata Abu
Ayub.
Beberapa waktu setelah itu Abu Ayub
datang lagi dengan membawa mushaf.
Ia memperlihatkan kepada Francis dan
Domisia ayat-ayat yang dibaca oleh
bayinya. Mereka berdua butuh waktu
dalam pergulatan batin untuk beriman.
Keduanya pun akhirnya mendapatkan
hidayah. Mereka masuk Islam. Sesudah
masuk Islam itulah mereka
memberikan nama untuk anaknya
sebagai “Syarifuddin Khalifah”.
Keajaiban berikutnya muncul pada usia
1,5 tahun. Ketika itu, Syarifuddin
Khalifah mampu melakukan shalat
serta menghafal al-Quran dan Bible.
Lalu pada usia 4-5 tahun, ia
menguasai lima bahasa. Pada usia itu
Syarifuddin Khalifah mulai melakukan
safari dakwah ke berbagai penjuru
Tanzania hingga ke luar negeri.
Hasilnya, lebih dari seribu orang
masuk Islam.
b. Kisah Nyata Syarifuddin
Mengislamkan Ribuan Orang
Kisah nyata ini terjadi di Distrik
Pumwani, Kenya, tahun 1998. Ribuan
orang telah berkumpul di lapangan
untuk melihat bocah ajaib, Syarifuddin
Khalifah. Usianya baru 5 tahun, tetapi
namanya telah menjadi buah bibir
karena pada usia itu ia telah
menguasai lima bahasa. Oleh umat
Islam Afrika, Syarifuddin dijuluki
Miracle Kid of East Africa.
Perjalanannya ke Kenya saat itu
merupakan bagian dari rangkaian
safari dakwah ke luar negeri. Sebelum
itu, ia telah berdakwah ke hampir
seluruh kota di negaranya, Tanzania.
Masyarakat Kenya mengetahui
keajaiban Syarifuddin dari mulut ke
mulut. Tetapi tidak sedikit juga yang
telah menyaksikan bocah ajaib itu
lewat Youtube.
Orang-orang agaknya tak sabar
menanti. Mereka melihat-lihat dan
menyelidik apakah mobil yang datang
membawa Syarifuddin Khalifah.
Beberapa waktu kemudian, Syaikh
kecil yang mereka nantikan akhirnya
tiba. Ia datang dengan pengawalan
ketat layaknya seorang presiden.
Ribuan orang yang menanti
Syarifuddin Khalifah rupanya bukan
hanya orang Muslim. Tak sedikit
orang-orang Kristen yang ikut hadir
karena rasa penasaran mereka.
Mungkin juga karena mereka
mendengar bahwa bocah ajaib itu
dilahirkan dari kelarga Katolik, tetapi
hafal al-Quran pada usia 1,5 tahun.
Mereka ingin melihat Syarifuddin
Khalifah secara langsung.
Ditemani Haji Maroulin, Syarifuddin
menuju tenda yang sudah disiapkan.
Luapan kegembiraan masyarakat Kenya
tampak jelas dari antusiasme mereka
menyambut Syarifuddin. Wajar jika
anak sekecil itu memiliki wajah yang
manis. Tetapi bukan hanya manis. Ada
kewibawaan dan ketenangan yang
membuat orang-orang Kenya takjub
dengannya. Mengalahkan kedewasaan
orang dewasa.
Kinilah saatnya Syaikh cilik itu
memberikan taushiyah. Tangannya
yang dari tadi memainkan jari-jarinya,
berhenti saat namanya disebut. Ia
bangkit dari kursi menuju podium.
Setelah salam, ia memuji Allah dan
bershalawat kepada Nabi. Bahasa
Arabnya sangat fasih, diakui oleh para
ulama yang hadir pada kesempatan
itu. Hadirin benar-benar takjub. Bukan
hanya kagum dengan kemampuannya
berceramah, tetapi juga isi ceramahnya
membuka mata hati orang-orang
Kristen yang hadir pada saat itu. Ada
seberkas cahaya hidayah yang masuk
dan menelusup ke jantung nurani
mereka.
Selain pandai menggunakan ayat al-
Quran, sesekali Syarifuddin juga
mengutip kitab suci agama lain.
Membuat pendengarnya terbawa untuk
memeriksa kembali kebenaran teks
ajaran dan keyakinannya selama ini.
Begitu ceramah usai, orang-orang
Kristen mengajak dialog bocah ajaib
itu. Syarifuddin melayani mereka
dengan baik. Mereka bertanya tentang
Islam, Kristen dan kitab-kitab
terdahulu. Sang Syaikh kecil mampu
memberikan jawaban yang
memuaskan. Dan itulah momen-
momen hidayah. Ratusan pemeluk
Kristiani yang telah berkumpul di
sekitar Syarifuddin mengucapkan
syahadat. Menyalami tangan salah
seorang perwakilan mereka,
Syarifuddin menuntun syahadat dan
mereka menirukan: “Asyhadu an laa
ilaaha illallah, wa asyhadu anna
Muhammadan Rasuulullah.”
Syahadat agak terbata-bata. Tetapi
hidayah telah membawa iman. Mata
dan pipi pun menjadi saksi, air mata
mulai berlinang oleh luapan
kegembiraan. Menjalani hidup baru
dalam Islam. Takbir dari ribuan kaum
muslimin yang menyaksikan peristiwa
itu terdengar membahana di bumi
Kenya.
Bukan kali itu saja, orang-orang
Kristen masuk Islam melalui
perantaraan bocah ajaib Syarifuddin
Khalifah. Di Tanzania, Libya dan
negara lainnya kisah nyata itu juga
terjadi. Jika dijumlah, melalui dakwah
Syarifuddin Khalifah, ribuan orang
telah masuk Islam. Ajaibnya, itu terjadi
ketika usia Syaikh kecil itu masih lima
tahun.
Para ulama dan habaib sangat
mendukung dakwah Syaikh Syarifuddin
Khalifah. Bahkan ulama besar seperti
al-Habib ali al-Jufri pun rela
meluangkan waktunya untuk bertemu
anak ajaib yang kini remaja dan
berjuang dalam Islam. (Dikutip dari
buku Mukjizat dari Afrika, Bocah yang
Mengislamkan Ribuan Orang;
Syarifuddin Khalifah).
Koleksi video Syarifuddin Khalifah saat
kecil hingga dewasanya bisa Anda
lihat di saluran ini: http://
www.youtube.com/channel/
UCvBjZN8LVWwvPh4eLLxmY-w/
Sya’roni As-Samfuriy, Cikarang Bekasi
20 Mei 2014
http://www.muslimediane/
ws.com/2014/05/
kini-dewasa-bayi.html
http://
2014/05/
dewasa-bayi.html —
No comments:
Post a Comment