Melanjutkan ulasan Terapi Air versi artikel umum pada pembahasan sebelumnya, ada ulasan bagus yang ditulis oleh Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad Sayyid dalam bukunya Rahasia Kesehatan Nabi terbitan Tiga Serangkai dalam edisi Kedokteran Islam. Dalam ulasannya di halaman 83 – 85 ditulis bagaimana cara minum Rasulullah SAW. disertai beberapa haditsnya. Berikut saya kutip seluruhnya agar tidak menimbulkan salah tafsir dan bisa menjawab berbagai persoalan tentang terapi air.
  • Hendaknya tidak minum sesudah makan atau ketika sedang makan
  • Minumlah air setengah dari yang dapat mengenyangkannya karena hal itu akan memudahkan pencernaan makanan.
  • Hindarilah minuman yang sangat dingin karena akan merusak alat pernafasan, terutama setelah makan makanan yang panas, manisan, buah-buahan, dan melakukan hubungan badan.
  • Janganlah sekali-kali mencampurkan air sumur dengan air sungai.
  • Janganlah minum dengan sekali tegukan karena sesungguhnya penyakit liver itu disebabkan oleh minuman yang disertai nafas.
Ketika minum, Rasulullah minum sedikit demi sedikit dan tidak minum dengan sekali teguk karena hal itu akan menyebabkan air masuk bersamaan dengan udara. Hal ini juga akan mengakibatkan perut kembung dan sakit, mempersempit kerja lambung dan mempersulit proses pencernaan. Sebaliknya, jika minum sedikit, akan mencegah masuknya udara. Rasulullah minum dengan tiga tegukan, lalu mengambil nafas antara dua tegukan itu di luar gelas, bukan di dalam gelas. Hal itu dilakukan agar beliau leluasa meneguk air tanpa meniup atau bernafas di dalam gelas atau agar leluasa meneguk air tanpa bernafas di tengah-tengah minum karena bernafas di tengah-tengah minum sangat berbahaya. Karena mungkin saja air akan masuk pada saluran pernafasan yang mengakibatkan leher seakan tercekik, lebih fatal akan mengakibatkan kematian.
Diriwayatkan dari Anas r.a. (radhiyallahu anhu) bahwa Rasulullah SAW. bernafas tiga kali ketika minum dan beliau bersabda, “Sesungguhnya bernafas tiga kali ketika minum sangat mengenyangkan, menyembuhkan, dan lebih berselera.” Anas r.a. berkata,”Dan aku bernafas pada saat minum tiga kali.”
Diriwayatkan dari Abu Nu’aim bahwa ketika minum, Rasulullah SAW. mengulanginya dengan bernafas tiga kali. Membaca basmalah sebelum minum dan mengucap hamdalah setelahnya. Minuman dalam konteks ini artinya air, bukan arak dalam istilah kedokteran. Dalam satu riwayat dikisahkan bahwa Rasulullah SAW. bersiwak dengan arah menyamping dan minum dengan perlahan-lahan.
Bernafas dalam hadits ini artinya minum tiga tegukan yang diselingi dengan menghirup nafas di luar gelas. Adapun maksud larangan Rasulullah SAW. bernafas dalam gelas agar seseorang minum dalam keadaan bernafas di luar gelas. Bisa jadi air liurnya itu ada yang masuk ke dalam minuman sehingga gelas menjadi bau. Jadi, tidak ada kontradiksi antara bernafas Rasulullah SAW. dengan larangannya bernafas. Sedangkan pembagian tegukan air yang dilakukan Rasulullah SAW. ternyata mempunyai maslahat yang sangat besar. Terkadang orang ingin minum banyak karena sangat haus sehingga meneguk air dengan sekaligus, padahal tak akan memuaskannya. Sedangkan membagi tegukan air, niscaya mampu memuaskan dan melegakan dahaganya (baca: menyembuhkan kehausannya).
Adapun manfaat bernafas adalah memasukkan udara ke dalam tenggorokan dan paru-paru. Bernafas pada saat minum akan mengakibatkan masuknya air ke dalam saluran pernafasan, dan mengakibatkan tenggorokan seakan tercekik (baca: tersedak). Namun, jika bernafas antara dua tegukan akan aman dari hal itu. Adapun hitungan tiga kali nafas karena tidak perlu lebih dari tiga kali. Jadi, tiga adalah batas maksimal. Setiap orang yang minum hendaknya bernafas tiga kali antara dua tegukan guna mencontoh Rasulullah SAW. Inilah hukum minum yang sangat rinci. Teori hanya mampu diterka oleh sang ahli pengetahuan. Para cendekiawan dahulu dan sekarang pun sangat terbatas sekali pengetahuannya tentang hal itu.
Abdullah bin Abbas r.a. berkata, “Rasulullah melarang minum dari air keran (yang mengalir).” Sebab orang yang minum tidak tahu air apa yang masuk ke dalam mulutnya. Bisa jadi di dalam air itu ada sesuatu atau zat yang berbahaya, lalu tersangkut di lehernya dan hal itu pernah terjadi. Jadi, jangan sekali-kali meminum air langsung dari keran (yang mengalir).
Diriwayatkan oleh Ibu Majah dari Ibnu Abbas r.a., “Rasulullah memiliki gelas dari kaca untuk minum.”
Abdul Lathif berkata, ” Gelas kaca itu sangat baik untuk minum. Orang India banyak yang memakainya. Raja-raja India minum dengan gelas kaca dan lebih memilih kaca daripada emas atau berlian. Kaca hanya sedikit menerima cahaya. Oleh karena itu, setelah dicuci ia akan kembali seperti baru, dan racun yang ada di dalamnya dapat terlihat. Kesempatan mulia ini digunakan Raja India untuk menyeru rakyatnya menggunakan gelas kaca untuk minum.”
Tambahan, sekarang ini banyak sekali gelas terbuat dari plastik, melamin dan sebagainya. Sebaiknya hindari minum menggunakan gelas selain gelas kaca, seperti gelas plastik, karena pada gelas plastik terdapat zat yang dapat terurai oleh panas sehingga ikut terlarut dengan air yang jika diminum akan memicu pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh.
Bagaimana cara minum Anda selama ini ? Sudahkah meniru contoh Rasulullah SAW. sang teladan kita ?