“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah Syaitan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah Syaitan, maka sesungguhnya Syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar selama-lamanya. Tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendakinya. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.” (Qs An Nur-21). Syaitan, seperti yang sudah kita pahami adalah makhluk gaib yang nyata adanya dan merupakan musuh utama umat manusia, khususnya umat Islam. Sebagai umat Islam dengan ikrar iman dan taqwa yang bagaimanapun harus digambarkan dalam amal ibadah, tingkah laku maupun pola pikir dan juga harus selalu dilandasi dengan komitmen yang kuat untuk menjauhi hal-hal yang merusak eksistensi iman itu sendiri., yang umumnya datang dari makhluk Allah yang terlaknat ini.
Namun, dalam kiprahnya selama manusia merawat dan mengelola bumi serta mengatur kehidupannya agar damai, aman, sentosa. Dilain hal manusia itu senantiasa pula menghadapi rintangan yang bukan saja dari yang nampak oleh mata. Namun, kehadiran musuh utama umat Islam yang gaib tapi nyata benar-benar telah menjadi penghambat untuk meraih tujuan manusia menurut pandangan agama. Setiap manusia pada dasarnya memiliki tujuan dalam hidupnya, tujuan manusia muslim yaitu meningkatkan iman dan taqwa serta terus berusaha meraih keridhaan Allah Swt melalui amal ibadah yang dikerjakan baik siang maupun malam (Rukun Islam dan Rukun Iman). Sedangkan tujuan utama Syaitan adalah menghancurkan umat manusia melalui segala macam kekafiran dan kesesatan serta menjauhkan manusia dari mencari keridhaan Allah Taalla. Perlu sekali untuk menjadi perhatian kita bersama bahwa hal ini adalah cita-cita Syaitan laknatullah mengajak manusia kejalan keji dan mungkar (Qs An Nur-21).
Syaitan adalah musuh yang nyata khususnya bagi manusia muslim maupun muslimah., larangan bersekutu dengannya serta peringatan ini telah digambarkan dengan jelas melalui firman Allah Qs Yasin-60. Alam a’had ilaikum yaabani adama llata’budusy syaitanna lakum aduwun mubin.” Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan ?. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Dan dipertegas lagi dalam ayat lain Qs Az Zukruf-62.” Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” Sedangkan didalam Qs Yasin-61, Allah hanya memerintahkan supaya selalu menyembahnya dengan memurnikan ketaatan hanya kepada-Nya. Dan inilah satu-satunya jalan yang lurus lagi baik bagi seluruh umat manusia. Telah nyata dan terang Al Quran menerangkan tentang kejahatan dan tipu daya syaitan ini. Namun sangat disayangkan tak banyak manusia yang mau memahaminya, sehingga lupa akan keberadaan dari musuh utamanya ini. Islam menerangkan Allah akan lebih dekat kepada manusia yang dengan kesadaran mau mendekatkan diri pada-Nya, sebaliknya Allah akan menjauh kalau manusia itu enggan untuk mendekatkan diri pada-nya dan sedikitpun Allah tidak akan rugi.
Lain halnya dengan Syaitan, orang yang menolak perintah Allah baik secara lansung maupun tidak langsung, sombong, takabur dan banyak memelihara sifat tercela adalah kawan Syaitan. Begitu juga orang yang taat, shaleh yang mengutamakan prilaku terpuji akan selalu didekati syaitan, mengoda dan merayunya agar meninggalkan sifat taatnya tsb. Syaitan atau Iblis adalah musuh yang tak terlihat oleh mata, tak terdengar oleh telingga dan tak bisa diraba sama sekali oleh kebanyakan manusia. Dengan kata lain orang-orang tertentu pula yang diberi kekuasaan oleh Allah untuk dapat melihat, merasakan bahkan berdialoq dengan golongan syaitan tsb (para nabi, para shalihin misalnya).
Dikarenakan syaitan atau Iblis tidak kasat mata (gaib) dan disaat mereka menyerang organ tubuh manusia (hati dan pikiran), tidak banyak manusia yang mampu membendungnya, selain ditengelamkan dalam bujuk rayunya yang mendayu-dayu. Akibatnya manusia itu tidak sanggup lagi membedakan antara pelindung dengan hal-hal yang menyesatkan, tidak mampu lagi membedakan antara yang hak dan yang bathil dihanyutkan hawa nasfu yang dutunggangi syaitan, cinta dunia yang berlebihan, hati yang keras, telingga yang tidak mau mendengarkan seruan Allah dsb. Maka dari itu kalau setiap diri tidak hati-hati dalam menjalani kehidupan ini tipu daya syaitan dan iblis yang bersembunyi siap mengantarkan manusia itu kelembah yang dihinakan Allah dan Rasul-Nya.
Syaitan, adalah musuh umat Islam hal ini harus kita ketahui, keberadaanya sangat dekat dengan pribadi masing-masing. Sedemikian dekatnya mereka akan mudah masuk bersama aliran darah setiap kali jantung berdetak, mereka juga tidak akan jemu-jemunya mengobok-obok dan mengelus-elus setiap kali tarikan nafas manusia tampa kecuali. Mereka akan terus berusaha mengajak, membawa dan menarik manusia untuk menapatilasi langkah-langkahnya agar menentang Allah dan Rasul-Nya. Berlindung kita pada Allah agar terjauh dari segala bentuk tujuan dan misi dari Syaitan laknatullah tsb. Didalam melancarkan misinya ini sasaranya bukan saja orang-orang awam atau orang-orang kafir untuk berbuat lebih kafir lagi. Namun, telah banyak manusia yang berada dalam satu negeri sekalipun yang berhasil ditipunya mulai dari golongan yang memiliki intelektualitas dan kemampuan yang tinggi sampai pada golongan yang tergabung dalam wadah negeri yang makmur.
Seperti yang diceritakan Al Quran tentang binasanya kaum Ad dan kaum Tsamud didalam Qs Al Ankabut-38. ” Dan juga kaum Ad dan Tsamud dan sungguh telah nyata bagi kamu kehancuran mereka dari puing-puing tempat tinggal mereka, dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka lalu ia menghalangi-halangi mereka dari jalan Allah. Sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam.”. Sangat jelas ayat diatas menerangkan kehancuran sebuah kaum yang pada dasarnya mereka semua memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, kekayaan yang banyak. Akibat tipu daya syaitan maka kehancuranlah pada akhirnya yang mereka alami. Berlindung kita pada Allah dari tipu daya syaitan yang menyesatkan.
Pengaruh buruk syaitan pada manusia sangatlah membahayakan, dengan mempengaruhi hati dan pikiran mereka mampu mengecoh manusia memandang baik perbuatan buruk mereka sendiri. Al Muhasabi seorang sufi besar, menerangkan bahwa syaitan atau iblis adalah makhluk gaib yang memiliki kepintaran yang tinggi. Beliau, menerangkan bahwa syaitan sangat pandai menyesuaikan godaanya dengan kondisi manusia yang dirayunya. Orang yang durhaka digodanya dengan mendorong yang bersangkutan agar meninggalkan ketaatan, lalu dibisikan pada orang tsb bahwa perbuatanya yang buruk adalah suatu kebaikan. Dan sedihnya karena kurangnya ilmu dan iman maka dengan mudahnya manusia itu menyetujuinya.
Begitu juga terhadap orang yang taat syaitan akan terus memburu agar orang yang taat tsb berbalikmengingkari Allah. Hanya ada satu jalan yang diberikan Allah yaitu selalu memohon dengan segala kerendahan dan kelemahan agar dijauhkan dari tipu daya syaitan, senantiasa melaksanakan tuntunan-Nya serta selalu menyadari kekurangan dan kebutuhan diri akan perlindungan-Nya, yang ditopang dengan selalu menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya masalah keagamaan melalui berbagai macam sumber diantaranya Al Quran dan Hadis Saw. Didalam rangkaian ayat Al Quran adalah sangat bagus dipergunakan sebagai tameng untuk menghalangi masuknya syaitan kedalam hati manusia, selain dari ayat kursi yang maha ampuh Allah juga memberikan perlindungan dengan ayat-ayat lainya yang keampuhnanya memang benar-benar sudah terbukti. Perhatikan firman Allah didalam Qs An Nas ayat 1-6.” Katakanlah aku berlindung pada tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia sesembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikan (kejahatan) kedalam dada manusia. Dari (golongan) Jin dan manusia.” Perlu diingat bahwa syaitan, Iblis, jin atau apalah namanya adalah musuh umat Islam yang selalu bersembunyi maka berhati-hatilah terhadap bujuk rayu dan tipu dayanya yang memang manis semanis dunia dan isinya ini. Berlindung kita pada Allah. Berbagai Sumber.
Penulis : Pengamat Sosial Keagamaan
Tinggal di Padang
No comments:
Post a Comment