"Pasti akan terjadi di suatu hari di kalangan umatku kaum yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras dan alat-alat muzik. Dan pasti akan ada kaum yang pergi ke tepi bukit yang tinggi, lalu para penggembala dengan kambingnya mendatangi mereka, lantas berkata: Kembalilah kepada kami esok hari. Kemudian pada malam harinya Allah membinasakan mereka dan menghempapkan bukit itu ke atas mereka, sedang yang lain diubah wajah mereka menjadi monyet dan babi sampai hari kiamat" (H/R Bukhari)
Senandung Syaitan yang berupa muzik, lagu dan nyanyian telah disepakati oleh para ulama Salaf as-Soleh sebagai perbuatan haram dan bidah. Semuanya itu adalah kunci pembuka segala maksiat dan kemungkaran berdasarkan hujah:
"Iblis adalah makhluk terawal yang meratap dan menyanyi" (Lihat: Kasyful Ghithaaan Hukmi Sammail Ghinaa. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah.)
Rasulullah sallallahu alaihi wa-sallam hanya mengizinkan tangisan tetapi mengharamkan ratapan, nyanyian (termasuk nasyid), muzik dan seruling sebagaimana sabda baginda:
"Aku tidak melarang kamu menangis, namun yang aku larang adalah dua jenis suara yang buruk lagi dilarang: Suara nyanyian ketika bersenang-senang, bermain-main dengan seruling syaitan (muzik) dan suara ketika terjadi musibah: (Ketika ada kematian) menampar-menampar pipi, merobek-robek pakaian dan laungan syaitan" (H/R Hakim, Al-Baihaqi, Abu Daud, Al-Ajuri, Al-Baghawi, dan Ath-Thayalisi)
No comments:
Post a Comment