Apa Zionisme ?
Zionisme berasal dari kata Ibrani “zion” yang artinya batu-karang. Maksudnya merujuk kepada batu bangunan Haykal Sulaiman yang berdiri diatas sebuah bukit karang yang bernama “Zion”, terletak disebelah barat-daya Al-Quds (Yerusalem). Bukit Zion ini menempati kedudukan penting dalam agama Yahudi, karena menurut Taurat, “Al-Masih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki ‘Tanah yang Dijanjikan’. Dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak bukit Zion”. Zion dikemudian hari diidentikan dengan kota suci Yerusalem itu sendiri.
“Zionisme” kini tidak lagi hanya memiliki makna keagamaan, tetapi telah beralih kepada makna politik, yaitu “suatu gerakan pulangnya ‘diaspora’ (terbuangnya) kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali bersatu sebagai bangsa dengan Palestina sebagai tanah-air bangsa Yahudi, dengan Yerusalem sebagai ibukota negaranya”.
Kaum Yahudi terbagi pada dua kelompok : (1) Kaum Yahudi “Ashkenazim”, mereka keturunan bangsa pagan Chatar, yang menghuni dataran tinggi Georgia di Rusia Selatan dan (2) Kaum Yahudi “Sephardim”, dari negeri Judah, yang berpegang kepada Taurat Musa.
Gerakan Zionisme Internasional berakar histories dari Kaum Yahudi “Ashkenazim” yang memeluk agama versi sesat Qabalisme Yahudi selanjutnya disebut sebagai Kaum Qabalis dengan ajaran dan “kitab suci” mereka yaitu Kitab Talmud, yang merupakan karya para rabbi yang memuja “Lucifer” atau Iblis, sebagai Tuhan.
Kepercayaan Qabala : Kepercayaan Kaum Zionis
Qabala atau kadang kala ditulis ‘Kabbala’, nama yang diambil dari kata Ibrani ‘qibil’, yang maknanya “menerima”. Qabala dalam hal ini berarti “menerima doktrin okultisme (ilmu sihir) rahasia”. Qabala merupakan kepercayaan nenek moyang sejak zaman Nabi Ibrahim a.s. yang sangat rahasia dan hanya diketahui oleh para anggotanya dari mulut-ke-kuping, disampaikan oleh para pendeta tinggi kepada para novice . Pada masa Nabi Musa a.s, salah seorang pendeta tinggi Qabala yaitu Samir (Samiri), mengajak Bani Israili yang baru saja keluar dari tanah Mesir untuk menyembah sebuah patung anak sapi yang terbuat dari emas, saat Nabi Musa a.s berkhalwat di gunung Tursin.
Beberapa waktu sesudah berakhirnya penjajahan Romawi di Palestina, para pendeta tinggi Qabala memutuskan tradisi okultisme kuno itu untuk direkam secara tertulis ke atas papyrus sebagai usaha agar ajaran itu dapat diwariskan kepada generasi Yahudi berikutnya.
Tugas menghimpun ajaran yang masih berupa lisan itu dibebankan kepada dua orang, yaitu ‘Rabbi’ (Guru) Akiva ben Josef, yang menjadi ketua Majelis Tinggi Pendeta Sanhedrin pada waktu itu, dan pembantunya Rabbi Simon ben Joachai. Pada waktu itulah Qabala tersistematikkan menjadi dua jilid : ‘Sefer Yetzerah’ (Kitab Genesis, tentang Penciptaan Alam Semesta), dan ‘Sefer Zohar’ (Kitab Keagungan).
Kitab Zohar penuh dengan ayat-ayat yang bersifat rahasia dan amsal, dan ayat-ayat itu hanya dapat dipahami melalui Kitab Yetzerah, semacam kitab tarjamah. Beberapa abad sesudah Masehi, di Eropa muncul kitab ajaran Qabala yang baru bernama ‘Sefer Bahir’ (Kitab Cahaya). Ketiga kitab ini berbahasa Ibrani, yang kemudian atas pertimbangan pragmatisme diterjemahkan kedalam berbagai bahasa Eropa. Ketiga Kitab Qabala itu memuat ajaran sangat suci bagi kutus sesat, penyembahan kepada Iblis.
Kaum Yahudi Qabalis, sebagaimana ajaran Samiri, secara terang-terangan menyertakan permusuhan mereka kepada Allah SWT, Maha Pencipta Alam Semesta. Menurut iman mereka Iblis, atau Lucifer, sebagaimana mereka menyebutnya dengan hormat, telah “diperlakukan dengan tidak adil” dan ia adalah satu-satunya tuhan yang patut disembah. Iblis adalah tuhan mereka.
Bagi kaum Qabalis Iblis adalah Lucifer, yang berarti “pembawa sinar cahaya”. Penggunaan kata Iblis dianggap sebagai penghujatan kepada tuhan mereka. Kata Lucifer berarti cahaya, terang, pencerahan dan sebagainya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan cahaya, api atau matahari, merupakan perlambang dari Iblis. Diantara penganut kepercayaan Qabala adalah Aliran Zoroaster di Persia.
Ordo Qabala
Gerakan kepercayaan Qabala ternyata setelah ditelusuri telah berusia paling tidak 4000 tahun. Ordo Qabala yang pertama terbentuk selama era pembuangan suku Bani Israeli ke Babilonia di bawah nama “Ordo Persaudaraan”, pada era Dinasti Ur ke-3, diantara 2112-2004 sebelum-masehi.
Selama perjalanan sejarah tercatat ada tiga Ordo Qabala, Ordo Hijau, Ordo Kuning, dan Ordo Putih. Yang menarik adalah Ordo Putih, kalau ordo lainnya lebih menekankan pada ajaran penyembahan Lucifer, maka Ordo Putih adalah sebagai suatu organisasi yang menekankan misi Politik, disamping mengembangkan ajaran Qabala.
Mereka merumuskan bahwa missi Qabala adalah untuk menentukan jalannya peradaban ummat manusia dengan tujuan membentuk “Pemerintahan Satu Dunia” (E Pluribus Unum). Merekalah yang merupakan peletak dasar peradaban Barat sekarang ini yang berdasarkan peradaban Judeo-Greko.
Talmud : Kitab Suci Kaum Qabalis Yahudi.
Kitab Talmud adalah kitab suci yang terpenting bagi kaum Yahudi bahkan lebih penting daripada Kitab Taurat. Kitab Talmud bukan saja menjadi sumber dalam penetapan hokum agama, tetapi juga menjadi ideology, prinsip, serta arahan bagi perumusan kebijakan negara dan pemerintah terkhusus Israel sekarang. Bahkan kitab Talmud adalah pandangan hidup Yahudi pada umumnya.
Para pendeta Talmud mengklaim sebagian dari isi Kitab Talmud merupakan himpunan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Musa a.s secara lisan. Tetapi keimanan orang yahudi terhadap Kitab Talmud mengatasi kitab Perjanjian Lama, yang juga dikenal dengan nama Taurat. Bukti tentang hal ini dapat ditemukan dalam Talmud ‘Erubin’2b (edisi Soncino) yang mengingatkan kepada kaum Yahudi, “Wahai anakku, hendaklah engkau lebih mengutamakan fatwa dari para Ahli Kitab (Talmud) daripada ayat-ayat Taurat”.
Kitab Talmud dibuat oleh para rabbi (guru agama) yang memuja Lucifer yang mengambil kesesatan ajarannya dari ajaran Sefer Yetzerah (Kitab Keagungan). Kitab Talmud menetapkan bahwa semua orang yang bukan-Yahudi disebut “goyyim”, artinya sama dengan binatang atau “kaum budak” bagi bangsa Yahudi, derajat mereka dibawah derajat manusia. Ras Yahudi adalah “ummat pilihan” satu-satunya ras yang mengkaim diri sebagai keturunan langsung dari Nabi Adam a.s.
PROTOKOL ZIONISME : Program Zionis Menaklukan Dunia
The Protocols of the Learned Elders of Zion (Protokol dari para Pinisepuh Zion yang Bijak) memuat 24 berkas dokumen yang berisikan teori “Kekuasaan Mendunia Kaum Yahudi”. Protokol adalah sebuah hasil pemikiran yang memukau, karena nyaris sempurna, dan menakutkan tentang program mendunia yang sangat licik dengan menghalalkan segala cara. Rumus pidatonya bukan, “ Kami kaum Yahudi akan melaksanakan program ini”, tetapi, “ Kaum kulit putih Kristen akan dibuat sedemikian rupa untuk memikirkan dan menjalankannya”.
Tokoh-Tokoh Gerakan Zionisme
1. Nathan Bernbaum : Pencetus Zionisme Internasional yang pertama berdiri di New York pada tanggal 1 Mei 1776, dua bulan sebelum kemerdekaan AS dideklarasikan di Philadelphia
2. Yahuda al-Kalai (1798-1878) : Tokoh Yahudi pertama yang melemparkan gagasan untuk mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina yang didukung oleh Izvi Hirsch Kalischer (1795-1874) melalui bukunya yang ditulis dalam bahasa Ibrani ‘Derishat Zion’ (1826), berisis studi tentang kemungkinan mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina.
3. Mayer Amschel Rothchild (1743-1812) : Pendukung gerakan zionis dengan memberikan bantuan dana keuangan tanpa reserve. Dia adalah pendiri dinasti Rothschilds, keluarga Yahudi paling kaya di dunia
4. Theodore Herzl (1860-1904) : Dikenal sebagai Bapak Zionisme dan pendiri Zionisme Modern, yang memberikan pandangan filosofi bagi eksistensi bangsa Yahudi jauh ke depan dengan slogan : “ Kami adalah suatu bangsa-Satu bangsa”. Theodore Herzl membuat program politik kaum Yahudi dalam bukunya : ‘Der Judenstaat’. Ada dua sasaran awal yang bersifat komplementer dan sekaligus mutlak dalam program politik Yahudi yaitu (1) mendapatkan sebuah tanah air, dan (2) menggantikan mayoritas penduduk Arab-Palestina dengan cara tidak mengakui hak-hak mereka, mengatasi jumlah mereka dan mengusir mereka dengan cara apapun. Theodore Herzl lah yang merancang Negara Israel sebagai negara theokrasi tahun 1897, yang terikat dengan ajaran Talmud dengan “tanah Israel”. Negara Israel adalah satu-satunya negara di dunia yang tidak memiliki perbatasan yang jelas. Luas wilayah negara Israel yang dibentuk tidak pernah ditentukan.
5. David Ben-Gurion : Perdana Menteri pertama Negara Israel yang diproklamasikan pada tanggal 14 Mei 1948.
Organisasi Rahasia Kaum Qabalis Yahudi (Zionisme)
1. Illuminati
Nama “illuminatif” berasal dari nama yang diberikan oleh para rahib Gereja Nicene Awal kepada mereka yang berserah diri untuk dibaptis menjadi Kristen. Mereka disebut “illuminati” yang artinya “yang menerima cahaya” atau “pencerahan”. Sebuah sekte mistik gereja Katolik dengan nama “illuminati” pada awal abad ke-16 berhasil disusupi oleh anasir Qabala yang tengah dikejar-kejar oleh Gereja di masa Inkuisi Spanyol.
Pada tahun 1771 nama “illuminati” muncul kembali, pada sebuah organisasi yang didirikan Adam Weishaupt seorang tokoh yang dikenal banyak nama panggilan. Pendeta Abbe Barruel menyebutnya, “ iblis yang menjelma dalam diri manusia”.
Adam Weishaupt adalah utopis pertama yang berpikir dalam skala global, dan mengimpikan saat ketika kelompoknya akan berhasil mewujudkan “Novus Ordo Seclorum” (Tata Dunia Baru). Ordo “illuminatif” dari Adam Weishaupt mempunyai lima tujuan akhir mengikuti sumpah kaum Qabalis kuno, (1) menumbangkan kerajaan-kerajaan (2) menghapuskan pemilikan pribadi dan warisan (3) menghilangkan kecintaan kepada tanah air (4) meniadakan kehidupan keluarga dan lembaga perkawinan, dan pembentukan pendidikan yang bersifat komunal bagi anak-anak (5) menghapuskan semua agama yang ada.
Para peneliti “illuminati” meyakini bahwa salah satu konspirasi “illuminati” untuk menghancurkan Gereja Katolik Roma ialah upaya kaum Qabalis membina paham rasionalisme, yang kemudian melahirkan gerakan “Reformasi Gereja” yang berujung berdirinya gereja Protestan.
Para “cendikiawan terpilih” atau kaum “illuminati/pencerahan” menurut Adam Weishaupt, kelak akan mampu mengambil alih kepemimpinan dunia dan dengan itu akan mampu melaksanakan program-program mereka.
2. Freemasonry
Freemasonry , muncul sebagai produk kebangkitan kembali ilmu pengetahuan pada era Rennaisance pada abab ke-16 di Eropa. Tujuan Freemasonry pada awalnya ialah untuk menentang Gereja Katolik dengan cara mengaburkan makna kehidupan beragama dengan menafikan kebenaran mutlak ajaran Gereja dengan semboyan “Semua agama itu benar, karena semuanya menyerukan kepada kebenaran dan kebaikan”.
Pengikut Adam Weishaupt yang kebanyakan adalah kaum Qabalis, kemudian secara teratur melakukan infiltrasi ke dalam “Freemasonry”. Ketika “illuminati dibubarkan pada bulan Agustus 1784, sejak itupula “Freemasonry” didominasi oleh kelompok Qabala.
Di Jerman dan Perancis gerakan “Freemasonry” yang sudah dikuasai oleh kaum Qabalis menugasi beberapa orang revolusioner muda yahudi untuk menulis “Manifesto Komunis”. “Freemasonry” yang baru ini kemudian membentuk Liga Tokoh-tokoh Keadilan, yang kemudian hari diganti namanya oleh Karl Marx, yang juga orang Yahudi, dengan nama Liga Komunis.
Di permukaan “Freemasonry” membangun citra sebagai gerakan moral dengan membentuk antara lain gerakan ‘theosofi ‘ yang berkembang menjadi quasi-agama , serta gerakan kontradiksinya ‘ the Freethinkers ‘(“Pemikir bebas”), yang secara jelas menyatakan diri sebagai gerakan atheisme.
Sumber : “Zionisme : Gerakan Menaklukan Dunia” , Z.A. Maulani
Zionisme berasal dari kata Ibrani “zion” yang artinya batu-karang. Maksudnya merujuk kepada batu bangunan Haykal Sulaiman yang berdiri diatas sebuah bukit karang yang bernama “Zion”, terletak disebelah barat-daya Al-Quds (Yerusalem). Bukit Zion ini menempati kedudukan penting dalam agama Yahudi, karena menurut Taurat, “Al-Masih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki ‘Tanah yang Dijanjikan’. Dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak bukit Zion”. Zion dikemudian hari diidentikan dengan kota suci Yerusalem itu sendiri.
“Zionisme” kini tidak lagi hanya memiliki makna keagamaan, tetapi telah beralih kepada makna politik, yaitu “suatu gerakan pulangnya ‘diaspora’ (terbuangnya) kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali bersatu sebagai bangsa dengan Palestina sebagai tanah-air bangsa Yahudi, dengan Yerusalem sebagai ibukota negaranya”.
Kaum Yahudi terbagi pada dua kelompok : (1) Kaum Yahudi “Ashkenazim”, mereka keturunan bangsa pagan Chatar, yang menghuni dataran tinggi Georgia di Rusia Selatan dan (2) Kaum Yahudi “Sephardim”, dari negeri Judah, yang berpegang kepada Taurat Musa.
Gerakan Zionisme Internasional berakar histories dari Kaum Yahudi “Ashkenazim” yang memeluk agama versi sesat Qabalisme Yahudi selanjutnya disebut sebagai Kaum Qabalis dengan ajaran dan “kitab suci” mereka yaitu Kitab Talmud, yang merupakan karya para rabbi yang memuja “Lucifer” atau Iblis, sebagai Tuhan.
Kepercayaan Qabala : Kepercayaan Kaum Zionis
Qabala atau kadang kala ditulis ‘Kabbala’, nama yang diambil dari kata Ibrani ‘qibil’, yang maknanya “menerima”. Qabala dalam hal ini berarti “menerima doktrin okultisme (ilmu sihir) rahasia”. Qabala merupakan kepercayaan nenek moyang sejak zaman Nabi Ibrahim a.s. yang sangat rahasia dan hanya diketahui oleh para anggotanya dari mulut-ke-kuping, disampaikan oleh para pendeta tinggi kepada para novice . Pada masa Nabi Musa a.s, salah seorang pendeta tinggi Qabala yaitu Samir (Samiri), mengajak Bani Israili yang baru saja keluar dari tanah Mesir untuk menyembah sebuah patung anak sapi yang terbuat dari emas, saat Nabi Musa a.s berkhalwat di gunung Tursin.
Beberapa waktu sesudah berakhirnya penjajahan Romawi di Palestina, para pendeta tinggi Qabala memutuskan tradisi okultisme kuno itu untuk direkam secara tertulis ke atas papyrus sebagai usaha agar ajaran itu dapat diwariskan kepada generasi Yahudi berikutnya.
Tugas menghimpun ajaran yang masih berupa lisan itu dibebankan kepada dua orang, yaitu ‘Rabbi’ (Guru) Akiva ben Josef, yang menjadi ketua Majelis Tinggi Pendeta Sanhedrin pada waktu itu, dan pembantunya Rabbi Simon ben Joachai. Pada waktu itulah Qabala tersistematikkan menjadi dua jilid : ‘Sefer Yetzerah’ (Kitab Genesis, tentang Penciptaan Alam Semesta), dan ‘Sefer Zohar’ (Kitab Keagungan).
Kitab Zohar penuh dengan ayat-ayat yang bersifat rahasia dan amsal, dan ayat-ayat itu hanya dapat dipahami melalui Kitab Yetzerah, semacam kitab tarjamah. Beberapa abad sesudah Masehi, di Eropa muncul kitab ajaran Qabala yang baru bernama ‘Sefer Bahir’ (Kitab Cahaya). Ketiga kitab ini berbahasa Ibrani, yang kemudian atas pertimbangan pragmatisme diterjemahkan kedalam berbagai bahasa Eropa. Ketiga Kitab Qabala itu memuat ajaran sangat suci bagi kutus sesat, penyembahan kepada Iblis.
Kaum Yahudi Qabalis, sebagaimana ajaran Samiri, secara terang-terangan menyertakan permusuhan mereka kepada Allah SWT, Maha Pencipta Alam Semesta. Menurut iman mereka Iblis, atau Lucifer, sebagaimana mereka menyebutnya dengan hormat, telah “diperlakukan dengan tidak adil” dan ia adalah satu-satunya tuhan yang patut disembah. Iblis adalah tuhan mereka.
Bagi kaum Qabalis Iblis adalah Lucifer, yang berarti “pembawa sinar cahaya”. Penggunaan kata Iblis dianggap sebagai penghujatan kepada tuhan mereka. Kata Lucifer berarti cahaya, terang, pencerahan dan sebagainya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan cahaya, api atau matahari, merupakan perlambang dari Iblis. Diantara penganut kepercayaan Qabala adalah Aliran Zoroaster di Persia.
Ordo Qabala
Gerakan kepercayaan Qabala ternyata setelah ditelusuri telah berusia paling tidak 4000 tahun. Ordo Qabala yang pertama terbentuk selama era pembuangan suku Bani Israeli ke Babilonia di bawah nama “Ordo Persaudaraan”, pada era Dinasti Ur ke-3, diantara 2112-2004 sebelum-masehi.
Selama perjalanan sejarah tercatat ada tiga Ordo Qabala, Ordo Hijau, Ordo Kuning, dan Ordo Putih. Yang menarik adalah Ordo Putih, kalau ordo lainnya lebih menekankan pada ajaran penyembahan Lucifer, maka Ordo Putih adalah sebagai suatu organisasi yang menekankan misi Politik, disamping mengembangkan ajaran Qabala.
Mereka merumuskan bahwa missi Qabala adalah untuk menentukan jalannya peradaban ummat manusia dengan tujuan membentuk “Pemerintahan Satu Dunia” (E Pluribus Unum). Merekalah yang merupakan peletak dasar peradaban Barat sekarang ini yang berdasarkan peradaban Judeo-Greko.
Talmud : Kitab Suci Kaum Qabalis Yahudi.
Kitab Talmud adalah kitab suci yang terpenting bagi kaum Yahudi bahkan lebih penting daripada Kitab Taurat. Kitab Talmud bukan saja menjadi sumber dalam penetapan hokum agama, tetapi juga menjadi ideology, prinsip, serta arahan bagi perumusan kebijakan negara dan pemerintah terkhusus Israel sekarang. Bahkan kitab Talmud adalah pandangan hidup Yahudi pada umumnya.
Para pendeta Talmud mengklaim sebagian dari isi Kitab Talmud merupakan himpunan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Musa a.s secara lisan. Tetapi keimanan orang yahudi terhadap Kitab Talmud mengatasi kitab Perjanjian Lama, yang juga dikenal dengan nama Taurat. Bukti tentang hal ini dapat ditemukan dalam Talmud ‘Erubin’2b (edisi Soncino) yang mengingatkan kepada kaum Yahudi, “Wahai anakku, hendaklah engkau lebih mengutamakan fatwa dari para Ahli Kitab (Talmud) daripada ayat-ayat Taurat”.
Kitab Talmud dibuat oleh para rabbi (guru agama) yang memuja Lucifer yang mengambil kesesatan ajarannya dari ajaran Sefer Yetzerah (Kitab Keagungan). Kitab Talmud menetapkan bahwa semua orang yang bukan-Yahudi disebut “goyyim”, artinya sama dengan binatang atau “kaum budak” bagi bangsa Yahudi, derajat mereka dibawah derajat manusia. Ras Yahudi adalah “ummat pilihan” satu-satunya ras yang mengkaim diri sebagai keturunan langsung dari Nabi Adam a.s.
PROTOKOL ZIONISME : Program Zionis Menaklukan Dunia
The Protocols of the Learned Elders of Zion (Protokol dari para Pinisepuh Zion yang Bijak) memuat 24 berkas dokumen yang berisikan teori “Kekuasaan Mendunia Kaum Yahudi”. Protokol adalah sebuah hasil pemikiran yang memukau, karena nyaris sempurna, dan menakutkan tentang program mendunia yang sangat licik dengan menghalalkan segala cara. Rumus pidatonya bukan, “ Kami kaum Yahudi akan melaksanakan program ini”, tetapi, “ Kaum kulit putih Kristen akan dibuat sedemikian rupa untuk memikirkan dan menjalankannya”.
Tokoh-Tokoh Gerakan Zionisme
1. Nathan Bernbaum : Pencetus Zionisme Internasional yang pertama berdiri di New York pada tanggal 1 Mei 1776, dua bulan sebelum kemerdekaan AS dideklarasikan di Philadelphia
2. Yahuda al-Kalai (1798-1878) : Tokoh Yahudi pertama yang melemparkan gagasan untuk mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina yang didukung oleh Izvi Hirsch Kalischer (1795-1874) melalui bukunya yang ditulis dalam bahasa Ibrani ‘Derishat Zion’ (1826), berisis studi tentang kemungkinan mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina.
3. Mayer Amschel Rothchild (1743-1812) : Pendukung gerakan zionis dengan memberikan bantuan dana keuangan tanpa reserve. Dia adalah pendiri dinasti Rothschilds, keluarga Yahudi paling kaya di dunia
4. Theodore Herzl (1860-1904) : Dikenal sebagai Bapak Zionisme dan pendiri Zionisme Modern, yang memberikan pandangan filosofi bagi eksistensi bangsa Yahudi jauh ke depan dengan slogan : “ Kami adalah suatu bangsa-Satu bangsa”. Theodore Herzl membuat program politik kaum Yahudi dalam bukunya : ‘Der Judenstaat’. Ada dua sasaran awal yang bersifat komplementer dan sekaligus mutlak dalam program politik Yahudi yaitu (1) mendapatkan sebuah tanah air, dan (2) menggantikan mayoritas penduduk Arab-Palestina dengan cara tidak mengakui hak-hak mereka, mengatasi jumlah mereka dan mengusir mereka dengan cara apapun. Theodore Herzl lah yang merancang Negara Israel sebagai negara theokrasi tahun 1897, yang terikat dengan ajaran Talmud dengan “tanah Israel”. Negara Israel adalah satu-satunya negara di dunia yang tidak memiliki perbatasan yang jelas. Luas wilayah negara Israel yang dibentuk tidak pernah ditentukan.
5. David Ben-Gurion : Perdana Menteri pertama Negara Israel yang diproklamasikan pada tanggal 14 Mei 1948.
Organisasi Rahasia Kaum Qabalis Yahudi (Zionisme)
1. Illuminati
Nama “illuminatif” berasal dari nama yang diberikan oleh para rahib Gereja Nicene Awal kepada mereka yang berserah diri untuk dibaptis menjadi Kristen. Mereka disebut “illuminati” yang artinya “yang menerima cahaya” atau “pencerahan”. Sebuah sekte mistik gereja Katolik dengan nama “illuminati” pada awal abad ke-16 berhasil disusupi oleh anasir Qabala yang tengah dikejar-kejar oleh Gereja di masa Inkuisi Spanyol.
Pada tahun 1771 nama “illuminati” muncul kembali, pada sebuah organisasi yang didirikan Adam Weishaupt seorang tokoh yang dikenal banyak nama panggilan. Pendeta Abbe Barruel menyebutnya, “ iblis yang menjelma dalam diri manusia”.
Adam Weishaupt adalah utopis pertama yang berpikir dalam skala global, dan mengimpikan saat ketika kelompoknya akan berhasil mewujudkan “Novus Ordo Seclorum” (Tata Dunia Baru). Ordo “illuminatif” dari Adam Weishaupt mempunyai lima tujuan akhir mengikuti sumpah kaum Qabalis kuno, (1) menumbangkan kerajaan-kerajaan (2) menghapuskan pemilikan pribadi dan warisan (3) menghilangkan kecintaan kepada tanah air (4) meniadakan kehidupan keluarga dan lembaga perkawinan, dan pembentukan pendidikan yang bersifat komunal bagi anak-anak (5) menghapuskan semua agama yang ada.
Para peneliti “illuminati” meyakini bahwa salah satu konspirasi “illuminati” untuk menghancurkan Gereja Katolik Roma ialah upaya kaum Qabalis membina paham rasionalisme, yang kemudian melahirkan gerakan “Reformasi Gereja” yang berujung berdirinya gereja Protestan.
Para “cendikiawan terpilih” atau kaum “illuminati/pencerahan” menurut Adam Weishaupt, kelak akan mampu mengambil alih kepemimpinan dunia dan dengan itu akan mampu melaksanakan program-program mereka.
2. Freemasonry
Freemasonry , muncul sebagai produk kebangkitan kembali ilmu pengetahuan pada era Rennaisance pada abab ke-16 di Eropa. Tujuan Freemasonry pada awalnya ialah untuk menentang Gereja Katolik dengan cara mengaburkan makna kehidupan beragama dengan menafikan kebenaran mutlak ajaran Gereja dengan semboyan “Semua agama itu benar, karena semuanya menyerukan kepada kebenaran dan kebaikan”.
Pengikut Adam Weishaupt yang kebanyakan adalah kaum Qabalis, kemudian secara teratur melakukan infiltrasi ke dalam “Freemasonry”. Ketika “illuminati dibubarkan pada bulan Agustus 1784, sejak itupula “Freemasonry” didominasi oleh kelompok Qabala.
Di Jerman dan Perancis gerakan “Freemasonry” yang sudah dikuasai oleh kaum Qabalis menugasi beberapa orang revolusioner muda yahudi untuk menulis “Manifesto Komunis”. “Freemasonry” yang baru ini kemudian membentuk Liga Tokoh-tokoh Keadilan, yang kemudian hari diganti namanya oleh Karl Marx, yang juga orang Yahudi, dengan nama Liga Komunis.
Di permukaan “Freemasonry” membangun citra sebagai gerakan moral dengan membentuk antara lain gerakan ‘theosofi ‘ yang berkembang menjadi quasi-agama , serta gerakan kontradiksinya ‘ the Freethinkers ‘(“Pemikir bebas”), yang secara jelas menyatakan diri sebagai gerakan atheisme.
Sumber : “Zionisme : Gerakan Menaklukan Dunia” , Z.A. Maulani
No comments:
Post a Comment