Adakah Adzab Kubur?
Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
[Dinukil dari kitab Syarah Aqidah Al Wasithiyah bab al iman bil yaumil akhir, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Ada Apa Setelah Kematian? Menelusuri Kejadian-Kejadian Setelah Hari Kiamat, Penerjemah Abu Hafsh 'Umar Sarlam Al Atsary, Penerbit Pustaka Al Manshurah Poso, hal 43-50]
Berkata penulis Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:
Bisa jadi kenikmatan atau adzab kubur
Di sini ada penetapan adzab kubur. Al Quran dan as Sunnah Rasul telah menerangkan demikian, bahkan kita katakan ijma’ kaum Muslimin.
Dalil dalam al Quran
Adapun dalam kitabullah, maka kisah 3 golongan yang dijelaskan di akhir surah al Waqi’ah sangat jelas menerangkan kepastian adanya adzab kubur dan kenikmatannya.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, | فَلَوْلا إِذَابَلَغَتِ الْحُلْقُومَ |
padahal kamu ketika itu melihat, | وَأَنْتُمْ حِينَئِذٍتَنْظُرُونَ |
dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, | وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلَكِنْ لا تُبْصِرُونَ |
maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? | فَلَوْلا إِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ |
Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?, | تَرْجِعُونَهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ |
adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), | فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ |
maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga kenikmatan. | فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ نَعِيمٍ |
Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, | وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ |
maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan. | فَسَلامٌ لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ |
Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan lagi sesat, | وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ الضَّالِّينَ |
maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, | فَنُزُلٌ مِنْ حَمِيمٍ |
dan dibakar di dalam neraka. | وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ |
Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar. | إِنَّ هَذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِينِ |
Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar. | فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ |
(al Waqi’ah: 83-96)
Dan ini adalah perkara yang dipersaksikan kebenarannya, orang yang hendak mati mendengar, menyambut 2 orang yang datang kepadanya dari kalangan malaikat ([1]) dan berkata, “Selamat datang”, dan terkadang berkata, “Selamat datang dan duduklah di sini” seperti yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam kirab Ar Ruh. Dan terkadang dapat dirasakan bahwasanya orang tersebut tertimpa sesuatu yang menakutkan maka berubahlah wajahnya ketika hendak mati ketika turun kepadanya malaikat adzab. Wai’iyadzubillah.
Dan di antara dalil dalam al Quran adalah firman Allah Subhanahu wata’ala tentang kisah Fir’aun dan para pengikutnya,
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang,” (Ghafir: 46)
Ini adalah sebelum tegaknya hari kiamat. Ini berdasarkan firman Allah Azza wajalla,
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
“Dan pada hari terjadinya Kiamat (Dikatakan kepada malaikat): ‘Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras’.” (Ghafir: 46)
Dan di antara dalil lain dalam al Quran adalah,
وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ
“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): ‘Keluarkanlah nyawamu’.” (al An’am: 93)
Dan mereka tetap menahan jiwa-jiwa mereka, dalam keadaan mereka tidak ingin keluar. Karena mereka telah merasakan adzab dan siksaan. Maka ruh-ruh tersebut tidak mau atau enggan keluar sehingga malaikat berkata,
أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
“(Sambil berkata): ‘Keluarkanlah nyawamu’. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (al An’am: 93)
Lafadz “di hari ini” alif lamnya adalah lil ‘ahdi al hudhuri seperti firman Allah Tabaroka wata’ala,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” (al Maidah: 3)
Dan yang dimaksud di sini adalah pada hari datangnya malaikat untuk mencabut nyawa mereka dan ini menunjukkan bahwa mereka diadzab ketika dikeluarkan nyawa-nyawa mereka, dan ini adalah termasuk adzab kubur.
Dan di antara dalil dalam al Quran juga,
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): ‘Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan’.” (an Nahl: 32)
Dan ini adalah ketika wafatnya, oleh karena itu diterangkan dalam hadits shahih,
“kemudian (malaikat) mengatakan, “Wahai jiwa yang baik keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah!” (Potongan hadits Bara’ bin ‘Azib Radhiallahu’anhu)([2])
Maka dia akan berbahagia dengan kabar gembira ini dan nyawanya keluar dengan mudah. Walaupun badannya terkadang terasa sakit akan tetapi ruhnya keluar dalam keadaan terbebas dan gembira.
Dalil dari as Sunnah
Adapun dalam as Sunnah yang menjelaskan tentang adzab kubur dan kenikmatannya itu mutawatir, di antaranya adalah dalam as Shahihain dari hadits Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu bahwasanya nabi Shallallahu’alaihi wasallam melewati dua kuburan maka beliau Shallallahu’alaihi wasallam berkata,
مَرَّ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَبْرَيْنِ فَقَالَ: إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّباَنِ فِي كَبِيْرٍ، بَلَى، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَنْزِهُ مِنَ الْبَوْلِ (وَفِي رِوَايَةٍ: بَوْلِهِ)…
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan, beliau berkata, “Kedua penghuni kuburan ini sedang diadzab. Tidaklah mereka diadzab karena perkara yang dianggap besar (oleh manusia) padahal sungguh perkaranya sebenarnya besar. Adapun salah satu penghuninya, (ia diadzab karena) tidak bersuci dari kencingnya.” (dalam satu riwayat: ia diadzab karena perkara kencingnya/ia tidak menjaga dari percikan najisnya)….”
Dalil dari Ijma’ (kesepakatan kaum Muslimin)
Adapun dalam Ijma’ maka setiap Muslim akan berkata dalam shalat mereka,
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah al Masih Dajjal.” (HR. Al-Bukhari 2/102 dan Muslim 1/412. Lafazh hadits ini dalam riwayat Muslim)
Jika memang adzab kubur itu tidak ada maka tidaklah benar kalau berlindung kepada Allah darinya karena berarti berlindung dengan sesuatu yang tidak ada. Maka ini menunjukkan bahwa mereka itu (kaum Muslimin) beriman dengan adzab kubur.
Footnote:
([1]) & ([2]) Hadits Bara’ bin Azib Radhiallahu’anhu, dia berkata,
“Pernah kami keluar bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam melayat jenazah salah satu laki-laki dari kalangan Anshar hingga kami sampai di pekuburan dan liang lahat belum digali. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam duduk dan kami pun ikut duduk di sekitar beliau Shallallahu’alaihi wasallam. Seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung, sedangkan pada tangan beliau Shallallahu’alaihi wasallam terdapat sebatang tongkat, beliau Shallallahu’alaihi wasallam hentakkan ke tanah sekali hentak kemudian beliau Shallallahu’alaihi wasallam mengangkat kepalanya seraya mengatakan, “Mintalah perlindungan kepada Allah Azza wajalla dari adzab kubur!” Beliau Shallallahu’alaihi wasallam ucapkan dua atau tiga kali. Lantas beliau Shallallahu’alaihi wasallam melanjutkan perkataannnya,
“Sesungguhnya seorang hamba yang beriman tatkala berpisah dari dunia dan menuju alam akhirat maka akan turun kepadanya para malaikat dari langit dengan wajah putih berseri-seri seakan-akan wajah mereka seperti matahari, dan mereka membawa kafan di antara kafan-kafan dari surga dan wewangian dari wewangian-wewangian surga hingga mereka duduk sejauh mata memandang. kemudian setelah itu datanglah malaikat maut Alaihis salam hingga duduk di dekat kepalanya, kemudian mengatakan, “Wahai jiwa yang baik keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah!” Berkata Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, “Maka nyawanya keluar seperti keluarnya tetesan air dari bejana minum, kemudian malaikat maut mengambil nyawa tersebut dan apabila dia telah memegangnya maka para malaikat itu sama sekali tidak pernah membiarkannya berlama-lama di tangannya meskipun sekejap mata, hingga mereka memegangnya kemudian mengkafaninya dan memberinya wewangian. Lalu keluarlah darinya seperti bau misik paling baik yang dijumpai di muka bumi. Maka para malaikat tadi naik ke langit membawa ruh tersebut, tidaklah mereka melewati kerumunan malaikat dengan membawa nyawa tersebut melainkan para malaikat bertanya kepada mereka, “Ruh siapakah yang bagus ini?” Para malikat yang membawanya menjawab, “Ruh Fulan bin Fulan” dengan menyebutkan namanya yang paling bagus yang dipakai di dunia kemudian mereka minta agar dibukakan pintu baginya maka pintu langitpun dibukakan untuk mereka. Dia diantarkan oleh malaikat-malaikat yang ada di setiap langit sampai langit yang ketujuh. Kemudian Allah Ta’ala berfirman, “Tulislah kitab hamba-Ku di ‘Illiyyin dan kembalikan dia ke bumi sebab darinya aku menciptakan mereka, dan kepadanya mereka akan aku kembalikan, dan darinya mereka akan aku keluarkan untuk kedua kalinya.” Beliau Shallallahu’alaihi wasallam melanjutkan, “Maka ruhnya dikembalkan ke jasadnya, kemudian datanglah dua malaikat menemuinya. Keduanya mendudukkannya serta bertanya kepadanya, “Siapakah Rabb-mu” Dia akan menjawab, “Rabb-ku adalah Allah.” Keduanya bertanya lagi, “Apa agamamu?” Dia menjawab, “Agamaku Islam” Keduanya bertanya lagi, ” Siapakah laki-laki ini yang diutus ke tengah-tengah kalian?” Dia menjawab, “Dia adalah Rasulullah.” Keduanya bertanya lagi, “Apa ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca Al Quran, kemudian aku beriman kepadanya dan aku membenarkannya.” Maka terdengarlah suara memanggil dari langit, “Telah benar hamba-Ku, maka hamparkanlah kepadanya hamparan dari surga, dan berilah ia pakaian dari pakaian surga, dan bukakanlah kepadanya pintu menuju surga.” Beliau Shallallahu’alaihi wasallam berkata, “Maka datanglah kepadanya bau wangi dan harumnya surga dan dilapangkan baginya dalam kubur sejauh mata memandang. Kemudian setelah itu datanglah kepadanya seorang laki-laki bagus wajahnya, bagus pakaiannnya, dan harum baunya seraya mengatakan, “Berbahagialah dengan apa yang akan membahagiakanmu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu!” Maka dia berktanya kepada laki-laki tersebut, “siapa anda, wajah anda adalah wajah orang yang datang membawa kebaikan?” Laki-laki tadi menjawab, “aku adalah amalanmu yang shalih.” Maka si hamba tadi mengatakan, “Rabbi, datangkanlah kiamat (secepatnya) hingga aku kembali bertemu dengan keluarga dan hartaku…!”
“Sesungguhnya seorang hamba yang kafir tatkala hendak berpisah dari dunia dan menuju ke alam akhirat maka akan turun kepadanya para malaikat dari langit dengan wajah hitam pekam dan membawa kafan hingga mereka duduk sejauh mata memandang. Kemudian setelah itu datanglah malaikat maut Alaihis salam hingga duduk di dekat kepalanya, kemudian mengatakan, “Wahai jiwa yang amat buruk keluarlah menuju kemarahan dan kemurkaan Allah!” Berkata Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, “Maka nyawanya terpencar dalam jasadnya, maka malaikat maut mencabuti nyawa tersebut seperti mencabuti besi (yang digunakan untuk memanggang sate) dari kain wool yang basah kemudian menangkapnya dan apabila dia telah memegangnya maka para malaikat itu tidak membiarkannya di tangannya meskipun sekejap mata, lalu mereka meletakkanya di kain kafan tadi. Maka keluarlah darinya bau bangkai paling busuk yang djumpai di muka bumi. Kemudian para malaikat tadi naik ke langit membawa ruh tersebut. Tidaklah mereka melewati kerumunan malaikat dengan membawa ruh tersebut melainkan para malaikat akan bertanya kepada mereka, “Ruh siapkah yang busuk ini?” Para malaikat yang membawanya menjawab, “Ruh Fulan bin Fulan” dengan menyebutkan namanya yang paling jelek yang dipakai di dunia. Hingga akhirnya mereka sampai ke langit dunia kemudian mereka minta agar dibukakan pintu baginya namun pintu langit tidak dibukakan untuknya.” Kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam membaca ayat,
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.” (Al A’raaf: 40)
Maka Allah Ta’ala berfirman, “Tulislah kitabnya di dalam Sijjin pada lapisan bumi yang paling bawah!” Maka ruhnya dilemparkan ke bumi begitu saja. Kemudian beliau Shallallahu’alaihi wasallam membaca ayat,
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
“Dan Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (Al Hajj: 31)
Kemudian ruhnya dikembalikan ke jasadnya dan datanglah dua malaikat kepadanya kemudian mendudukkannya serta bertanya kepadanya, “Siapakah Rabb-mu?” Dia akan menjawab, “Hah…hah… aku tidak tahu.” Keduanya bertanya, “Apa agamamu?” Dia menjawab, “Hah…hah… aku tidak tahu.” Keduanya bertanya lagi, “Siapakah laki-laki ini yang telah diutus ke tengah-tengah kalian?” Dia menjawab, “Hah…hah… aku tidak tahu.” Maka terdengarlah suara memanggil dari langit, “Dusta dia, maka hamparkanlah kepadanya hamparan dari neraka, dan bukakanlah kepadanya pintu menuju neraka.” Maka sampailah kepadanya hawa panas neraka yang sangat panas dan dipersempit ruang kuburnya hingga tulang-tulang rusuknya bertautan. Setelah itu datanglah seorang laki-laki yang buruk rupa, buruk pakaiannya, dan sangat busuk baunya seraya mengatakan, “berbahagialah dengan apa yang akan menyesengsarakanmu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu! Maka dia bertanya kepada laki-laki tersebut, “Siapa kamu, wajah kamu adalah wajah orang yang datang membawa keburukan?” Laki-laki tadi menjawab, “Aku adalah amalanmu yang busuk.” Maka dia mengatakan, “Rabbi, jangan Engkau tegakkan hari kiamat…!” (HR. Ahmad, An Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Dishahihkan oleh Imam Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1676, 1/346)
Wallahu A’lam.
No comments:
Post a Comment