Kairo, LiputanIslam.com - Lembaga Fatwa Mesir (Darul Ifta’ al-Masriyyah) mengeluarkan fatwa haram bagi siapapun menjadi anggota organisasi ekstrim seperti Daulat Islam Irak dan Suriah (ISIS), serta menyebutnya sebagai organisasi yang merusak negara serta mencoreng citra Islam di dunia.
“Apa yang dilakukan oleh kelompok ISIS berupa teror, pembunuhan dan pengrusakan di Irak, Suriah dan berbagai negara lain adalah tindakan yang menguntungkan musuh-musuh Islam, membawa kehancuran bagi negara-negara Arab dan Islam serta dapat menjadi alasan bagi intervensi asing,” ungkap juru bicara Lembaga Fatwa Mesir, Ibrahim Nagm, di Kairo Jumat (13/6/2014), sebagaimana dilansir berbagai media di Timur Tengah.
“Dengan fahamnya yang ekstrim ISIS telah menyesatkan banyak pemuda, menipu mereka atas nama Islam dan negara Islam… Negara yang hendak didirikan oleh ISIS pada hakikatnya adalah upaya untuk mencemarkan citra Islam, menghancurkan negara, dan menumpahkan darah manusia,” lanjut Ibrahim Nagm yang juga merupakan penasehat mufti Mesir.
Lembaga Fatwa Mesir menegaskan, “ISIS dan organisasi-organisasi radikal lainnya telah sesat dalam menggali dalil-dalil syariat, menyimpang dalam memahami al-Quran dan hadis, memelintir teks keagamaan demi membenarkan sikap dan aksi-aksi berdarah mereka, tak segan-segan menumpahkan darah hamba Allah, dan mengeluarkan fatwa-fatwa aneh dan munkar demi membenarkan metode takfiri yang telah menghasilkan kerusakan di muka bumi.”
Sementara itu, di Irak sendiri Jam’iyyat Ulama Irak di Basrah menegaskan bahwa Ahlussunnah Irak bertolak belakang sepenuhnya dengan ISIS serta mendukung integritas Irak.
Syekh Mohammad Amin, anggota organisasi ulama Sunni Irak tersebut mengatakan, “Irak sekarang menjadi target serangan kaum takfiri sesat. Mereka berusaha merebut sebagian wilayah Irak dan menyebar luaskan terorisme dari ke Irak ke semua negara Arab.”
Ulama Sunni Irak itu menambahkan, “Adalah ilusi belaka anggapan bahwa kelompok teroris ini terkait dengan Ahlussunnah. Bagaimana mungkin kelompok ini dapat dikatakan sebagai Ahlussunnah dan perbuatan mereka disebut sebagai kudeta Ahlussunnah sedangkan di Mosul mereka banyak membunuh dan mengusir orang-orang Sunni.”
Syekh Mohammad Amin menegaskan Ahlussunnah Irak berada di sisi tentara dan aparat keamanan Irak serta akan bangkit melawan siapapun yang hendak mencabik-cabik Irak menjadi beberapa bagian.
“Kapanpun tentara Irak menghendaki kami melepaskan jubah keagamaan kami siap mengenakan baju perang,” pungkas Syekh Mohammad Amin. (mm/ dar-alifta/alhayat/almasryalyoum/alsumaria)
1 comment:
Apa pulak hukum pemerintah Mesir yg menyokong Israel dng menutup pintu masuk Gaza di Rafah?..yakni bersekongkol dng yahudi laknatullah?
Post a Comment