Isu ini sangat efektif untuk menarik simpati umat Islam di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Sampai-sampai terkesan bahwa negara Iran yang notabene adalah penganut agama Syiah adalah satu-satunya Negara pembela kepentingan umat Islam di zaman sekarang.
Kerananya tatkala Indonesia yang menjadi anggota Dewan Keamanan PBB turut menyetujui resolusi no.1747 yang hanya berisikan kecaman terhadap rakyat Iran atas kegiatannya pengayaan uranium, betapa solidaritas umat Islam di Indonesia begitu besar untuk menuntut Presiden SBY –semoga Allah Jalla wa ‘Ala memberikan kebaikan kepadanya-, sampai-sampai DPR mengajukan hak interpelasi.
Dengan adanya kejadian ini, menjadikan masyarakat kurang peka terhadap berbagai helah para penggiat agama Syiah bahkan menjadi lebih terbuka untuk menerima berbagai keanehan ajaran mereka.
Saudaraku…
Agar anda tahu apa sebenarnya isu “permusuhan” dengan bangsa Yahudi, saya mengajak saudara untuk merenungkan beberapa fakta berikut:
  1. Iran adalah Negara yang memiliki komunitas Yahudi terbesar setelah Israel. Menurut sumber resmi pemerintah Iran, jumlah pemeluk agama Yahudi di Iran berkisar antara 25-30 ribu penduduk. Bahkan di kota Teheran ada lebih dari 10 Sinagogue (tempat ibadah umat Yahudi). Akan tetapi, masjid-masjid Ahlu Sunnah tidak satupun yang mereka biarkan berdiri tegak disana. Bukan sekedar itu saja, orang-orang Yahudi diberi ruang yang begitu istimewa, yaitu dengan diberikan kesempatan untuk memiliki perwakilan di parlimen. Sebagaimana umat Yahudi di Iran memiliki hak dan kebebasan yang sama dengan para penganut agama Syiah. Suatu hal yang tidak mungkin dirasakan oleh komunitas Ahlu Sunnah. Bahkan komuniti Yahudi Iran hingga saat ini bebas untuk berkunjung ke karib-kerabat mereka di Israel, tanpa ada gangguan sedikitpun baik dari pemerintah Iran atau penduduk setempat. [1]
  2. Adanya hubungan perdagangan  antara Iran dan Yahudi. Sejak zaman Syiah Pahlevi, Iran telah menjalin hubungan perdagangan dengan Zionis Yahudi. Dan hubungan dagang ini berkelanjutan hingga setelah revolusi Syiah yang dipimpin oleh Khumaini. Pada tahun 1982 M, Yahudi menjual persenjataan yang berhasil mereka rampas dari para pejuang Palestina di Lebanon dengan harga  100 juta dolar Amerika [2]. Bahkan pada tahun 1980-1985, Zionis Yahudi merupakan Negara pemasok senjata terbesar ke Iran [3]. Sandiwara “permusuhan” Iran dan Yahudi mulai terbongkar, ketika pesawat kargo Argentina yang membawa persenjataan dari Yahudi ke Iran tersesat, sehingga masuk ke wilayah Uni Soviet, dan akhirnya di tembak jatuh oleh pasukan pertahanan Uni Soviet. Dikisahkan, Iran membeli persenjataan dari Yahudi seharga 150 juta dolar Amerika, sehingga untuk mengirimkan seluruh senjata tersebut, dibutuhkan 12 kali penerbangan [4].
  3. Perdagangan antara kedua Negara (Iran & Yahudi) hingga kini juga terus berkelanjutan. Sebagai salah satu buktinya, harian Palpress News Agency Edisi 25/04/2009 melaporkan bahwa di kota Teheran, telah dipasarkan buah-buahan yang diimpor dari Yahudi.
  4. Bila anda mengikuti berita antarabangsa, Anda pasti pernah membaca pemberitaan bahwa pada hari selasa 12/1/2010 ahli nuklear Iran yang bernama Masoud Ali-Mohammadi yang berdomisili di kota Teheran ibukota Iran, tewas di dekat rumahnya akibat serangan bom. Kementrian luar negeri Iran langsung menuduh kaki tangan AS dan Yahudi di balik serangan bom itu. Aneh bukan? Iran telah memiliki bukti bahwa Yahudi dan Amerika telah mengadakan serangan di Teheran dan telah menewaskan ahli nuklearnya. Walau demikian, tidak ada reaksi pemerintah Iran dan para penganut Syiah tetap berdarah dingin dan tidak satupun tentara Iran yang dikirim untuk membalas serangan tersebut.