Wednesday, September 3, 2008
By admin
Artikel ini bagian ke 4 dari 9 dalam Blogebook berjudul Adam & Hawa, Malaikat, Iblis, Jin dan Setan
Adam & Hawa, Malaikat, Iblis, Jin dan Setan
* Pengantar Tulisan
* Bab 1. Iblis dan Nafsu
* Bab 2. Dari Lembaga Pendidikan Yang Sama Dengan Malaikat
* Bab 3. Kesombongan dan Kebodohan yang Membawa Bencana
* Bab 4. Azazil Menjadi Iblis : Makhluk Yang Memutuskan Diri Dari Rahmat
* Bab 5. Iblis Menyusup Menjadi Was-was Dalam Hati Adam dan Hawa
* Bab 6. Adam dan Hawa Bukan Diusir Tapi Untuk Menyempurnakan Dirinya
* Bab 8. Balada Kabil dan Habil
* Bab 9. Karakter-karakter Dasar Iblis
Iblis pada dasarnya memang tidak mengenal cinta dan tidak berpengetahuan, sehingga ketika semua ibadahnya menggantungkan diri hanya sekedar pada amalnya semata maka yang muncul adalah tabiat kesombongan dan ketakaburan.
Ketika Allah menciptakan Adam a.s. dari bahan dasar tanah hitam dan berlumpur (minthiin), kebodohan Iblis berkembang menjadi kesombongannya dengan merasa diri paling tinggi, suci dan mulia sehingga ia merasa pantas disujudi karena kesombongan itu muncul dari ketidaktahuannya (tidak berpengetahuan). Kesombongannya semakin memuncak manakala ia mengetahui bahan dasarnya terbuat dari api. Maka iapun menyombong dengan membanggakan keapiannya, sama persis ketika manusia yang bodoh menjadi sombong karena wujud fisikal atau kekayaannya. Allah menegaskan sifat-sifat kesombongan Iblis dalam firman,
Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”.(QS 38:75)
Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”. (QS 38:76)
..dan Dia menciptakan jin dari nyala api. (QS 55:15)”
Iblis sendiri termasuk jenis Jin, atau bisa dikatakan sebagai nenek moyang dari makhluk Jin. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya, “…Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.”(QS 18:50). Dan Jin diciptakan sebelum kemunculan Adam, “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.(QS 15:27)”
Dengan bahan dasar api, maka yang dimaksudkan adalah api yang sangat panas namun memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan cahaya. Kalau kita gunakan pengetahuan fisika, maka frekuensi Jin disekitar kawasan spektrum infra merah. Secara esensial Jin memiliki sifat energetis dan halus. Ada juga yang mengatakannya asap. Sehingga, karena esensinya yang energetis, Jin dapat menelusup ke dalam sistem energetis manusia yaitu qolbu yang terdiri dari akal, nafs dan ruh. Oleh karena Ruh adalah esensi manusia yang esensinya sangat halus, bahkan lebih halus dari malaikat dan Jin, maka Jin menelusup ke dalam sistem energetis manusia yang lebih kasar yaitu melalui nafs. Nafs adalah esensi energetis manusia yang muncul setelah ruh ditiupkan sebagai jasad. Nafs boleh dikatakan sebagai ruh dengan kualitas yang lebih rendah dibanding ruh yang suci dan murni, sebelum ia ditiupkan ke dalam jasad. Karena itu dalam penyucian jiwa, maka nafs lah yang kemudian dikelola untuk dimurnikan atau disucikan kembali. Karena nafs muncul dari integrasi ruh ke dalam jasad, karakter nafs sangat dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan yang bersifat jasad atau kebendaan.
Kebendaan atau materi adalah pintu masuk dari Iblis dan Jin yang mampu melakukan penguasaan nafs menjadi nafs manusia yang paling buruk kualitasnya yaitu nafs ammarah. Inilah nafs yang condong kepada kejahatan Iblis. Ketika esensi Iblis dan Jin menyusup ke dalam manusia, maka yang pertama kali dikuasai adalah nafs, sehingga dari perkelindanan Jin dan nafs manusia muncullah Setan.
No comments:
Post a Comment