Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah
Makna Keberkahan
Al Baarakah adalah: Kebaikan yang banyak dan tetap pada sesuatu, baik harta, anak maupun ilmu. Segala sesuatu yang Allah berikan kepadamu, maka engkau memohon kepada-Nya agar dikaruniakan keberkahan di dalamnya. Karena jika Allah Ta’ala tidak memberikan keberkahan pada hal-hal yang telah Dia berikan kepadamu, maka engkau akan terhalang untuk memperoleh banyak kebaikan.
Betapa banyak orang yang memiliki harta yang melimpah, tapi ia tergolong pada deretan orang-orang miskin, kenapa? Karena mereka tidak bisa mengambil manfaat dari limpahan harta yang mereka miliki. Ia tidak memberikan nafkah secara baik kepada keluarga dan juga pada dirinya dan ia tidak (bisa) mengambil manfaat dari hartanya. Orang yang keadaannya seperti itu seringkali bersikap bakhil dari kewajiban yang seharusnya ia tunaikan. Allah Ta’ala akan menimpakan berbagai kejelekan yang dapat menghabiskan hartanya. Banyak orang yang mempunyai anak yang banyak, namun anak-anaknya itu tidak memberikan kemanfaatan kepadanya, sehingga mereka berbuat durhaka dan sombong kepada bapaknya sampai-sampai anaknya itu duduk-duduk bersama teman-temannya selama berjam-jam, berbincang-bincang dan senang bergaul dengan mereka, menceritakan rahasia kepadanya. Akan tetapi jika duduk bersama bapaknya, maka ia bagaikan seekor burung yang terkurung di dalam sangkarnya. Wal’iyadzubillah. Ia tidak berlaku ramah kepada bapaknya, tidak berbincang-bincang dengannya, tidak menceritakan rahasia pada bapaknya sedikitpun sampai ia berat untuk melihat bapaknya. Mereka ini adalah orang-orang yang tidak diberkahi pada anak-anaknya.
Keberkahan dalam Ilmu
Terkadang engkau dapati bahwa sebagian orang telah diberi ilmu oleh Allah yang banyak, namun kondisinya seperti orang-orang yang awam yang tidak tampak pengaruh ilmu dalam dirinya, baik dalam hal ibadah, akhlak, perilaku dan bermuammalah dengan sesamanya. Ia memperoleh ilmu tersebut lantaran sikap sombong dan congkak terhadap manusia serta meremehkan mereka. Orang seperti ini tidak mengetahui bahwa yang telah memberikan karunia ilmu kepadanya adalah Allah dan sesungguhnya jika Allah menghendaki maka tentunya keadaannya seperti orang-orang yang bodoh.
Atau terkadang engkau dapati seseorang yang telah Allah beri ilmu, namun orang lain tidak mengambil manfaat dengan ilmunya, baik dengan pengajaran, pembinaan, maupun penulisan kitab, namun ilmunya itu hanya untuk dirinya sendiri. Allah Ta’ala tidak memberikan keberkahan ilmu kepadanya. Hal ini tidak diragukan lagi adalah keterhalangan yang besar.
Padahal dari apa yang Allah berikan kepada diri seseorang, ilmu adalah sesuatu yang paling diberkahi. Sebab, jika engkau ajarkan dan engkau sebarkan kepada orang lain, maka engkau akan mendapatkan pahala dan ganjaran pahala dari beberapa sisi, diantaranya :
1. Dengan menyebarkan ilmu, berarti engkau menyebarkan agama Allah Ta’ala dan engkau termasuk dalam deretan para mujahiddin. Orang yang berjihad di jalan Allah adalah orang yang menaklukan satu daerah ke daerah yang lain sehingga agama Islam dapat tersebar di dalam negeri tersebut. Dan engkau membuka hati-hati manusia dengan ilmumu sehingga engkau bisa menyebarkan syariat Allah Ta’ala.
2. Di antara berkah dari penyebaran dan pengajaran ilmu adalah penjagaan dan pemeliharaan terhadap syariat Allah, karena tanpa adanya ilmu syariat ini tidak akan terjaga. Syariat tidak akan terjaga melainkan dengan orang-orangnya. Dengan orang-orang yang memiliki ilmu (ulama). Tidak mungkin pemeliharaan terhadap syariat terwujud kecuali dilakukan oleh para ulama. Jadi jika engkau menyebarkan ilmumu dan orang-orang dapat mengambil manfaat dari ilmumu, maka dengan hal itu tercapailah penjagaan dan pemeliharaan terhadap syariat Allah ini.
3. Dengan menyebarkan ilmu berarti engkau telah berbuat baik kepada orang yang engkau didik, karena engkau membimbingnya dengan agama Allah Ta’ala. Bila ia beribadah kepada Allah di atas Bashirah (ilmu dan keyakinan), maka engkau akan mendapatkan pahala sebagaimana pahalanya, karena engkaulah orang yang telah menunjuki pada perbuatan baik itu. Orang yang menunjukkan jalan kebaikan seperti orang yang mengerjakannya. Penyebaran ilmu merupakan suatu kebaikan dan keberkahan bagi orang yang menyebarkannya maupun bagi orang yang menerimanya.
4. Dengan penyebaran dan pengajaran ilmu dapat memberikan tambahan ilmu kepadanya. Ilmu orang yang berilmu akan bertambah jika ia mengajarkannya kepada orang lain. Karena dengan mengajar ia dapat mengingat kembali apa yang telah dihafal dan akan terbuka baginya berbagai hal yang belum ia hafal.
Ini adalah di antara sekian faedah penyebaran ilmu, sesungguhnya ilmu akan semakin bertambah dengan jalan engkau mengajarkannya. Seorang penyair tatkala membandingkan antara harta benda dan ilmu, dia mengatakan tentang ilmu :
“Ilmu akan bertambah dengan banyak menginfakkannya. Dan akan berkurang jika engkau mengeratkan genggaman telapak tanganmu (tidak mengajarkannya)"
[Dinukil dari kitab Kitabul ‘Ilmi, Penulis Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Tuntunan Ulama Salaf Dalam Menuntut Ilmu Syar’i, Penerjemah Abu Abdillah Salim bin Subaid, Penerbit Pustaka Sumayyah, Hal. 276-278]
No comments:
Post a Comment