Seorang Nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka seperti engkau ini. [Ulangan 18:18]
Taurat yang merupakan bagian dari Alkitab yang dipegang umat Kristiani saat ini menjelaskan bahwa Tuhan telah mengabarkan bahwa kelak Dia akan membangkitkan (yub`ats) seorang Nabi yang seperti Musa. Siapakah Nabi yang seperti Musa itu. Setelah melihat karakter Musa, kemudian kita cocokkan dengan Nabi-Nabi setelah Musa, maka tidak ada yang lebih mirip dengan Musa, kecuali Muhammad Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam. Apa saja persamaan antara Nabi Musa ‘alayhis salam dengan Muhammad Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam itu? Antara lain adalah:
1. Ayah dan Ibu
Musa mempunyai seorang ayah dan seorang ibu. Muhammad Rasulullah saaw juga mempunyai seorang ayah dan seorang ibu. Tetapi Yesus hanya mempunyai seorang ibu. Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad Rasulullah saaw itu seperti Musa as.
2. Kelahiran Ajaib
Musa as dan Muhammad Rasulullah saaw lahir secara normal dan alamiah, yaitu melalui percampuran fisik antara seorang pria dan wanita, tetapi Yesus diciptakan dengan sebuah keajaiban istimewa. Dalam Kitab Matius 1: 18 “… sebelum mereka (Yusuf dan Maria) hidup sebagai suami istri, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus …” Dan, Lukas mengatakan bahwa ketika berita gembira atas kelahiran anak suci tersebut diberitahukan kepada Maria, dia memberi alasan: “… bagaimana hal itu mungkin terjadi, sedangkan aku belum bersuami? Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha Tinnggi akan menaungi engkau….” (Lukas l: 34-35).
Kitab Suci Al-Qur’an menegaskan kelahiran Yesus yang ajaib tersebut dalam istilah yang mulia dan luhur dalam menjawab pertanyaan yang logis dari Maria: “Ya Rabbku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun?”Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah” lalu jadilah dia.”(QS. Ali Imran: 47). Bukanlah menjadi keharusan bagi Allah untuk menanam benih pada seseorang atau binatang. Jika Dia menghendakinya itu pasti akan terjadi. Ini adalah konsep umat Islam pada kelahiran Yesus. Ketika Ahmed Deedat membandingkan versi Al-Qur’an dan Injil tentang kelahiran Yesus kepada pendeta Dunkers, pemimpin masyarakat penginjil, dan ketika Ahmed Deedat bertanya, “Versi mana yang lebih Anda sukai untuk diberikan kepada anak perempuan Anda, Al-Qur’an atau Injil?” Pria tersebut menundukkan kepalanya dan menjawab, “Versi Al-Qur’an.”.
3. Menikah
Musa dan Muhammad Rasulullah saaw menikah dan mempunyai anak, tetapi Yesus tetap menjadi seorang bujangan selama hidupnya. Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad Rasulullah saaw seperti Musa as.
4.Yesus Ditolak Oleh Kaumnya
Musa as dan Muhammad Rasulullah saaw diterima sebagai nabi oleh kaumnya dalam kehidupan mereka. Memang benar bahwa orang-orang Yahudi terus menerus memberi kesulitan kepada Musa, tetapi sebagai bangsa secara keseluruhan, mereka mengetahui bahwa Musa adalah utusan Allah yang dikirim untuk mereka. Orang-orang Arab juga membuat kehidupan Muhammad Rasulullah saaw menjadi menderita. Beliau sangat menderita akibat ulah mereka. Setelah 13 tahun berda’wah di Makkah, beliau harus pindah dari kota kelahirannya.
Tetapi sebelum kematiannya, bangsa Arab secara keseluruhan telah menerimanya sebagai utusan Allah. Tetapi berdasarkan Injil - “Dia (Yesus) datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerimanya.” (Yohanes 1: 11). Dan bahkan sampai hari ini, setelah 2000 tahun, kaumnya, orang-orang Yahudi, secara keseluruhan telah menolaknya. Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa.
5. Kerajaan “Dunia Lain”
Musa as dan Muhammad Rasulullah saaw adalah nabi dan juga raja (khalifah). Nabi berarti seorang manusia yang menerima wahyu untuk menunjuki manusia dan menyampaikan petunjuk ini kepada ciptaan Allah seperti yang diterimanya tanpa ada penambahan atau pengurangan. Raja adalah seorang manusia yang mempunyai kekuasaan untuk menerapkan suatu hukum terhadap kaumnya. Tidaklah penting apakah orang tersebut mengenakan mahkota atau tidak, atau apakah dia mengenakan pakaian raja; Jika seseorang mempunyai hak untuk memberikan hukuman mati -Dia adalah raja-. Musa memiliki kekuasaan tersebut. Ingatkah Anda orang Israel yang pada hari Sabbath ditemukan sedang mengumpulkan kayu bakar, dan Musa menghukum mati orang tersebut dengan dilontari batu? (Bilangan 15: 36). Terdapat tindakan kejahatan lainnya yang disebutkan dalam Injil yang karenanya Musa memberikan hukuman mati pada orang-orang Yahudi tersebut. Begitujuga Muhammad Rasulullah saaw, beliau memiliki kekuasaan atas kaumnya. Pada Injil terdapat beberapa contoh orang-orang yang hanya diberi kenabian, tetapi tidak dalam posisi untuk menerapkan petunjuk mereka. Beberapa orang suci Tuhan yang tidak berdaya menghadapi penolakan yang keras atas pesan yang disampaikan mereka ini adalah nabi Lot, Jonah, Daniel, Ezra dan Yohanes Pembaptis. Mereka hanya dapat menyampaikan pesan, tetapi tidak dapat memaksakan hukuman. Sayangnya nabi suci Yesus juga termasuk kategori ini. Para penginjil Kristen dengan jelas membenarkan hal ini: Ketika Yesus diseret kedepan Gubernur Roma (Pontius Pilatus) dan dituduh sebagai pendusta, Yesus membuat sebuah pernyataan meyakinkan dalam pembelaannya untuk menyangkal tuduhan yang salah:
“Jawab Yesus, ‘Kerajaanku bukan dari dunia ini; Jika kerajaanku dari dunia ini, pasti hamba-hambaku telah melawan, supaya aku jangan diserahkan kepada orang orang Yahudi, akan tetapi kerajaanku bukan dari sini. ” (Yohanes 18: 36). Hal ini meyakinkan Pilatus (seorang penyembah berhala) dengan pemikiran bahwa Yesus tidak sepenuhnya berkuasa atas kemampuan ruhaninya, dia tidak menganggapnya orang yang membahayakan pemerintahannya. Yesus hanya menuntut sebuah kerajaan spiritual, dengan kata lain dia hanya menyatakan sebagai seorang nabi. Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa.
6. Tak Ada Hukum Baru
“Musa dan Muhammad Rasulullah saaw membawa hukum dan aturan baru untuk kaumnya. Musa tidak hanya memberi 10 perintah Allah kepada orang-orang Israel, tetapi hukum-hukum peribadatan yang sangat luas sebagai petunjuk kaumnya. Muhammad Rasulullah saaw datang kepada sebuah kaum yang sangat bodoh dan biadab. Mereka menikahi ibu tirinya, menguburkan anak perempuannya hidup-hidup, mabuk-mabukan, berzina, menyembah berhala dan berjudi dari hari ke hari. Gibbon melukiskan orang-orang Arab sebelum Islam dalam Decline and Fall of the Roman Empire, “Kebrutalan manusia, hampir tanpa perasaan, sulit dibedakan keburukannya dari sisa-sisa penciptaan hewan.” Sukar mendapatkan sesuatu yang membedakan antara manusia dan hewan pada saat itu. Mereka adalah hewan dalam wujud manusia.
Dari kebiadaban yang hina ini, Muhammad Rasulullah saaw mengangkat mereka, dalam kata-kata Thomas Carlyle, “Menjadi pembawa obor penerangan dan pelajaran. Bagi bangsa Arab ini adalah kelahiran dari kegelapan menjadi cahaya (minazh-zhulumati ilan-nur). Untuk pertama kalinya Arab menjadi hidup karenanya. Masyarakat penggembala yang miskin, mengembara tidak dikenal di padang pasir sejak penciptaan dunia. Perhatikan, tidak dikenal menjadi terkemuka di dunia, yang kecil telah tumbuh menjadi dunia besar. Dalam satu abad kemudian Granada telah berada di tangan bangsa Arab dan Delhi di tangannya yang lain. Pandangan sekilas dalam keberanian, kemegahan, dan cahaya kecerdasan, Arab menyinari bagian yang besar dari dunia… ” Kenyataannya adalah Muhammad Rasulullah saaw memberikan kaumnya sebuah hukum dan peraturan yang belum pernah dimiliki mereka sebelumnya.
Mengenai Yesus, ketika orang-orang Yahudi merasa curiga terhadapnya bahwa ia mungkin seorang penipu dengan tujuan menyesatkan ajaran mereka, Yesus mengambil penderitaan untuk meyakinkan mereka bahwa dia tidak datang dengan agama baru. Tidak ada hukum baru dan tidak ada peraturan baru. Saya kutip kata-katanya: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau meniadakan kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, ‘Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi’. “(Matius 5: 17-18).
Dengan kata lain, dia tidak datang dengan hukum atau aturan baru. Dia datang hanya untuk menggenapi hukum lama. Hal inilah yang diberikannya kepada orang-orang Yahudi untuk dimengerti. Kecuali jika ia sedang mencoba menggertak orang-orang Yahudi, agar menerimanya sebagai utusan Allah dan dengan dalih mencoba memasukkan agama baru kepada mereka. Tidak! Utusan Tuhan ini tidak akan pernah berusaha dengan curang untuk menumbangkan agama Tuhan. Dia dengan sendirinya mematuhi hukum. Dia mematuhi perintah-perintah Musa, dan menghormati hari Sabbath. Tidak ada kesempatan seorang Yahudi menunjukkan jari padanya dan berkata, “Mengapa kamu tidak puasa” atau “Mengapa kamu tidak mencuci tanganmu sebelum membelah roti”. Yesus menuduh mereka selalu mengatakan bertentangan dengan muridnya, tetapi tidak pernah bertentangan dengannya. Hal ini karena sebagai seorang Yahudi yang baik, ia menghormati hukum-hukum nabi yang mendahuluinya. Singkatnya, ia tidak menciptakan agama baru dan tidak membawa hukum baru seperti Musa dan Muhammad Rasulullah saaw. Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad Rasulullah saaw seperti Musa.
7. Bagaimana Mereka Pergi
Musa dan Muhammad meninggal dalam kematian yang wajar, tetapi menurut agama Kristen, Yesus dengan kejam dibunuh di tiang salib. Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa.
8. Surga Sebagai Tempat Kediaman
Musa dan Muhammad terbaring dikubur dalam bumi, tetapi menurut umat Kristian, Yesus beristirahat di surga. Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad seperti Musa.
Sumber: Ahmed Deedat dalm bukunya “The Choice