Pages

Wednesday, August 21, 2013

Kisah Hajjaj Bin Yusuf at-Thaqafi & Tetamunya



Hajjaj Bin Yusuf at-Thaqafi adalah seorang pemimpin kerajaan Umaiyah yang terkenal dengan kezaliman lagi kejam dan banyak membunuh ulama'-ulama'. Namun, beliau juga seorang yang banyak mengetahui mengenai al-Quran dan banyak menghafaz ayat-ayat al-Quran.

Beliau juga seorang yang amat memuliakan tetamu. Diriwayatkan, beliau pernah menyuruh pembantu rumahnya/tenteranya untuk mencari tetamu supaya boleh makan bersamanya. Lalu pembantu rumahnya/tenteranya menjemput seorang Arab Badwi masuk ke tempat Hajjaj.

Apabila sampai di bilik makan, orang Arab Badwi itu bertanya, "Adakah kamu ini Hajjaj Bin Yusuf at-Thaqafi?"

Hajjaj menjawab, "Ya." Orang Badwi itu bertanya lagi, "Mengapa kamu memanggil aku?"

Hajjjaj menjawab, "Kamu menjadi tetamu aku pada hari ini." Arab Badwi itu menjawab, "Aku tidak boleh makan kerana aku telah menjadi tetamu yang lebih tinggi daripada kamu."

Hajjaj bertanya, "Siapakah dia yang lebih tinggi daripada aku ini?" Arab Badwi itu menjawab, "Allah Ta'ala, sebabnya pada hari ini aku berpuasa dan aku menjadi tetamu Allah Ta'ala. Oleh kerana itu, apabila sampai waktu berbuka barulah aku boleh makan."

Hajjaj bertanya lagi, "Bukankah hari ini merupakan hari yang sangat panas?" Arab Badwi itu menjawab, "Aku berpuasa pada hari ini untuk hari yang lebih panas lagi daripada hari ini, iaitu hari Kiamat"

Hajjaj bertanya lagi, "Tidakkah ada Hadith yang menyatakan berbuka sehari dan berpuasa sehari? Berbukalah pada hari ini dan esok kamu boleh berpuasa pula" Lalu Arab Badwi itu menjawab, "Baiklah, kalau aku berbuka pada hari ini, adakah kamu boleh memberi jaminan kepada aku bahawa aku dapat hidup sampai hari esok?"

Hajjaj tidak menjawab pertanyaan tersebut.

~ Allah s.w.t. lebih mengetahui segalanya ~

Rasyid Masuk Islam Setelah Tadinya Mengajak Teman Keluar dari Islam


JTI-Brother RasheedNAMAKU Rasyid. Aku berasal dari Florida, Amerika. Usiaku 24 tahun. Aku masuk Islam pada Desember 2004, saat itu aku baru berumur 17 tahun. Saat ini aku bekerja sebagai tekhnisi lab mata.
Aku ingin bercerita tentang bagaimana aku masuk Islam, dan mungkin memberikan sedikit nasihat bagi mereka yang tengah mencari jalan hidupnya, insyaAllah.
Sama seperti anak gereja kecil lainnya, aku dibesarkan di Gereja Baptis daerah Selatan. Aku rajin mengunjungi gereja secara rutin, mempelajari injil dan melakukan pelayanan sehingga aku tahu kitabku. Aku tidaklah pintar, tetapi i untuk seorang anak berusia 13 hingga 17 tahun, aku cukup tahu agamaku.
Persepsiku Terhadap Islam
Sebelum memeluk Islam, aku sangat mengimani kepercayaan Kristen akan trinitas, sebagaimana seorang Baptis dari Selatan, dan aku sangat teguh dengan kepercayaan ini. Aku tidak mengetahui banyak tentang Islam, kupikir karena waktu itu bagaimana media memberitakan tentang Islam, sehingga aku tak ingin mengetahui Islam.
Jadi awalnya begini, ada seorang teman sekolah yang ingin berpindah agama, saat itu kami adalah teman baik. Dibesarkan di lingkungan Kristen, dan kemudian mengetahui bahwa seorang teman yang sama-sama bersekolah bersama meninggalkan agama yang kucintai, benar-benar membuatku terpukul.
Akhirnya aku menganggap hal itu secara pribadi seperti layaknya aku melakukan perang salib untuk membawanya kembali ke gereja, memberikannya kesaksian dan segalanya, tapi tanpa mengetahui apapun tentang agama yang ia anut sekarang.
Aku melakukan usaha terbaikku, dan akhirnya meneliti Islam sendirian dan dengan bertanya padanya juga. Akhirnya kami banyak melakukan diskusi, dan dia banyak mengajariku berbagai hal tentang Islam, dan aku? Aku tak dapat berkata apa-apa karena aku tak mengetahui sebelumnya, semua hal tampak masuk akal bagiku. Ketika hal ini berlangsung, misiku sebenarnya adalah membawanya keluar dari Islam, namun justru aku yang tertarik pada Islam.
Yaa, aku tidak pergi mencari kebenaran seperti kebanyakan orang. Tetapi kukira Allah menunjukkanku pada Islam dengan cara-Nya,
Awalnya, aku harus jujur bahwa hidupku belum sepenuhnya berubah karena masa lalu. Gaya hidupku tidak berubah banyak. Aku hanya menjalani ibadah-ibadah harian dan berhenti memakan babi. Namun alhmdulillah, aku tidak minum alkohol, sehingga aku tak perlu benar-benar meninggalkannya.  [sa/islampos/onislam]