Pages

Tuesday, June 22, 2010

 PAGAR RUMAH

Kaedah berikut adalah salah satu daripada banyak kaedah dalam bidang pengubatan Islam yang dilakukan untuk mendinding rumah dan kawasannya juga tempat-tempat lain.


Usaha untuk memagar rumah adalah ikhtiar manusia yang memohon perlindungan daripada Allah s.w.t. dengan niat memagar rumah daripada gangguan jin dan manusia dengan pelbagai niat. Usaha ini hendaklah dimulakan dari bahagian kanan rumah.
Mula-mula pacakkan teras kayu asam jawa disatu penjuru rumah (sebelah kanan) dan ketuk dengan pemukul besi hingga tenggelam paras bumi. Pijak tunggu tadi sambil mengadap ke penjuru lain yang di tuju dan baca Doa Nabi Sulaiman :-


Ini kota Nabi Sulaiman , didalam kota diluar lautan,
Barang siapa masuk di dalam kota,
Umpama ia berenang dalam lautan.


BAHAN:-
1. Kayu teras asam jawa.
2. Garam kasar
3. Air (jika perlu)
KAEDAH :-
1. Baca doa di atas

2. Tiup menghala penjuru yang hendak dituju.

3. Baca bimillah dan Al-Fathihah

4. Surah Yasin dari awal hingga ayat ke 9
(penggunaan kayu teras asam jawa paling popular dalam ikhtiar ini/boleh didapati di As-Syifa' Melaka setelah menerima pemberian salah seorang pesakit di Pahang)

Kemudian berjalan menuju ke arah penjuru lagi satu dengan membaca ayat ini berulang-ulang. Sambil membaca, Air Yasin di renjiskan disepanjang jalan ke penjuru yang dituju. Apabila tiba dipenjuru yang dituju, paku satu lagi teras kayu asam jawa seperti yang dilakukan sebelum ini.

Kemudian berdiri diatasnya sambil memandang penjuru yang berikutnya. Buat seperti tadi ke penjuru ketiga, kemudian seterusnya kembali ke penjuru yang mula-mula tadi. Setelah menanam kesemua empat teras batang kayu asam jawa yang disediakan, pijaklah teras kayu asam jawa yang pertama tadi kemudian buat lingkungan di bahagian atas seluruh kawasan yang dipagar tadi, dengan isyarat tangan. Untuk tujuan ini, Air Yasin atau garam boleh digunakan untuk melinkungi bahagian atas rumah tadi.
Sekiranya terdapat penceroboh yang berniat buruk memasukki kawasan yang telah dipagar ini, nescaya ia akan rasakan bagai berada di tengah-tengah lautan yang luas, terkapai-kapai berenang unutk menyelamatkan dari lemas.

Seperti yang dimaklumkan di atas tadi bahawa ini adalah salah satu cara paling kerap diamalkan dengan tidak menolak cara serta kaedah lain selagimana ia tidak bertentangan dengan hukum syarak.
As-Syifa' Melaka : 013-2006363)

Freemasonry: Sejarah asal-usul penubuhan



Membongkar Rahsia Freemason - Freemasonry: Sejarah asal-usul penubuhan
Penulis: M.O (Mistis Organization)
Asal-Usul Freemasonry
Para pengkaji konspirasi telah mengemukakan teori berdasarkan sejarah dan manuskrip lama dan lain-lain sumber mengenai asal-usul Freemasonry. Saudara M.O telah membahagikan hasil kajian beliau kepada tiga bahagian iaitu Zaman KunoZaman Pertengahan dan Zaman Moden bagi memudahkan kita memahami susur galur sejarah bermulanya penubuhan Freemasonry ini. Ikuti catatan beliau...
#01 - Zaman Kuno
double headed eagle
Menurut legenda ritual Freemasonry, persaudaraan Mason telah ada sejak pembangunan kuil Raja Sulaiman ratusan abad silam. Disebabkan kuil yang dikerjakan sangat besar, sehingga diperlukan adanya suatu bentuk organisasi kerja yang baik untuk memastikan pembangunan kuil selesai tepat pada waktunya. Keadaan ini mendorong perkembangan organisasi pekerja stonemason dan arkitek ke dalam berbagai tingkatan dan kelas dengan tanggung jawab yang berbeza-beza.
Banyak watak-watak yang diungkap dalam buku Kings and Chronicles dalam Kitab Yahudi sesuai dengan situasi-situasi yang ada di berbagai tingkatan organisasi Masonry, misalnya Raja Sulaiman, Hiram (Raja Tyre yang mensuplai bahan material, terutama kayu cedar, untuk pembangunan kuil), Adoniram, dsb.
Meskipun persaudaraan Masonic melakukan ritual-ritual zaman Raja Sulaiman, agar dapat menjadi sebuah kebenaran sejarah, tetapi tidak ada autoriti Masonic yang memberikan kebenaran tentang adanya organisasi Mason di masa lampau.
Yang sudah diketahui dengan pasti adalah ada sebuah organisasi persaudaraan di masa lampau, baik diantara kaum pagan maupun kaum Yahudi. Dan kes yang lebih dahulu muncul adalah organisasi tersebut dikait-kaitkan dengan adanya sesuatu yang penuh rahsia, seperti halnya misteri Eleusinian yang sangat terkenal. Contoh misteri yang mengemuka lainnya adalah adanya kelompok rahsia yang bernama Pharisees.
Eleusinian adalah sebuah komuniti rahsia yang mempunyai ritual-ritual dikalangan anggotanya, pembagian kelompok yang lebih kecil dengan sifat kerahsiaan yang semakin besar, ujian-ujian yang harus dihadapi sebelum memperoleh pengetahuan dan rahsia yang harus dijaga. Rahasia komuniti ini tetap terjaga dengan baik dari waktu ke waktu dan yang mengetahui hanyalah mereka saja. Mungkin pengetahuan tentang sifat komuniti ini jatuh ke tangan para pendiri Mason dan pada akhirnya membentuk struktur organisasi Mason seperti sekarang ini.
Berbeza dengan Eleusinian, kelompok Pharisees tidak menyembunyikan pengetahuan apapun. Akan tetapi, mereka melakukan pembatasan keanggotaan dan memanggil sesamanya dengan sebutan “chaver” (kha VER), konsep yang sama dengan penggunaan sebutan “saudara” atau “kawan” pada organisasi Mason sekarang. Setiap anggota baru diminta untuk bersumpah dan mematuhi perintah dan hukum organisasi dengan disaksikan oleh tiga anggota lainnya.
Pharisees dianggap memiliki ajaran yang berbeza oleh para pengikut Yahudi maupun Kritian. Di kemudian hari, istilah Pharisee memiliki konotasi negatif, yang hampir sama dengan kaum hipokrit. Bagi kaum Yahudi, struktur Pharisaic secara asasnya telah muncul dalam ajaran agama Yahudi 2000 tahun yang lalu. Pharisees dipandang sebagai sebuah kelompok yang berupaya memadamkan peranan agama di mana puncaknya adalah penghancuran kuil di Jerusalem.
Pengetahuan mengenai amalan-amalan Pharisaic mungkin sudah diketahui oleh para pendiri Mason. Mereka juga memandang bahwa hanya ada satu cara efektif untuk mengorganisasi sebuah persaudaraan dengan baik, dan cara tersebut telah ditemukan secara terus menerus, bebas, dan selalu berulang.
#02 - Zaman Pertengahan
Teori munculnya Freemasonry yang juga cukup umum adalah berasal dari kesatuan pekerja atau kelab stonemason pada abad pertengahan. Istilah “Free” merujuk bahwa Mason tidak terikat dengan tanah sebagai hamba, tetapi mereka adalah orang-orang bebas pergi kemana pun, seperti hal seorang pedagang yang selalu membangun di manapun ia berada.
Mason di abad pertengahan selalu mendirikan berbagai bangunan, tetapi perhatian khusus selalu dipusatkan pada kathedral-kathedral besar yang dibangun selama zaman ini. Untuk menciptakan sebuah bangunan yang mengagumkan, diperlukan pendidikan prinsip-prinsip geometri, aritmatik, maupun teknik kejuruteraan awam. Kelab stonemason, dan para arkitek pada masa itu menjadi sebuah semacam pusat penyimpanan pengetahuan di luar unsur paling dominan yang ada di masyarakat: pendeta.
Seiring dengan gelombang maraknya pembangunan kathedral dan permulaan masa-masa renaisance, diperkirakan Freemason tetap menjaga organisasi mereka dengan membuka keanggotaan untuk forum perbincangan ahli falsafah serta pengetahuan lain. Anggota tersebut merupakan orang-orang tertentu yang berada di kelas atas dan bukan pekerja itu sendiri.
Ada teori lain tentang kemunculan Freemasonry pada abad pertengahan. John Robinson penulis buku Born on Blood mengatakan bahwa para Mason adalah keturunan dari Kesatria Templar. Templar adalah sekelompok kesatria yang memiliki kekuatan dan kesejahteraan semasa Perang Salib. Setelah Perang Salib selesai, pada abad ke-14, mereka ditekan oleh Raja Perancis dan kalangan gereja. Sebagian besar para templar menemui ajalnya, dan ada juga sebagian dari mereka yang mampu bertahan. Beberapa tingkatan dalam Mason berkaitan dengan kejadian ini. Hipotesis yang kemudian muncul adalah bekas para templar tersebut mempertahankan persaudaraan mereka dengan melakukan penyamaran dalam bentuk Freemasonry.
Teori-teori mutakhir yang berkisar kepada asal-usul Masonry justeru tidak mengarah pada kelab stonemason seperti yang diungkapkan sebelumnya, melainkan lebih kepada akibat dari konflik yang ada di England pada abad ke 17. Cyril Batham, salah seorang Quatuor Coronati Research Lodge yang cukup terkenal di England, mengungkapkan bahwa orang-orang ini mendirikan Lodge untuk menjaga komunikasi ketika bersembunyi dari kejaran kaum Anglikan semasa pergolakan Jacobite.
#03 - Zaman Moden
Di era moden, Freemasonry muncul sejak didirikannya Grand Lodge pertama pada St. John’s Day, di London pada tahun 1717. Empat lodge lama berkumpul bersama di Goose dan Gridiron Ale House untuk mengorganisasi pendirian Grand Lodge.
Dari waktu ke waktu organisasi-organisasi free-thinker seperti Masonry ini semakin matang untuk melebarkan sayapnya di dunia Barat. Masa-masa pencerahan di benua ini dimulai ketika England sedang dalam proses menjadi sebuah negara liberal yang ditandai dengan penolakan konsep “hak agung” monarki James II. Organisasi Masonry menyebar dengan cepat ke kawasan lainnya seperti Perancis, Austria-Hungary, dan Jerman.
Lodge kuno dan moden yang berada di England, pada tahun 1813, kemudian bergabung menjadi sebuah organisasi tunggal yang bernama United Grand Lodge of England. Ketika itu, kedua organisasi Mason membuat piagam tentang Tata Dunia Baru. Fakta ini menjadi dasar adanya keragaman ritual Mason di daratan Amerika, meskipun sifat ritual yang asli tidak dapat dilihat dari konsep keanggotan Grand Lodge semata, yakni sebagai “Ancient Free and Accepted Masons” atau hanya “Free and Accepted Masons”.
Lodge pertama di AS didirikan sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam piagam Grand Lodges di England. Dalam perjalanannya, Lodge-lodge di daerah koloni merasa perlu untuk membentuk Lodge yang baru dan dapat mengorganisasi Grand Lodge (berada di tanah jajahan semasa era koloni) mereka sendiri.
Grand Lodge bebas pertama di Amerika dibentuk sebagai hasil pertemuan empat Lodge di Virginia. Seperti apa yang telah diamanatkan oleh Grand Lodge yang berada di negara masing-masing, konsep ritualnya merupakan perpaduan dari Grand Lodge-Grand Lodge yang ada. Pada tahun 1995, sudah berdiri Grand Lodge di 50 negara bahagian AS, dan 1 di daerah Columbia. Ada perkembangan yang cukup pesat pada organisasi ini, seperti misalnya Grand Lodge di California memiliki kuasa atas Lodge di Hawaii.
Masonry memainkan peranan penting di masa-masa awal sejarah kemerdekaan AS. Banyak pendiri negara AS adalah Mason (1/3 dari penandatangan Deklarasi Kemerdekaan AS dan 1/3 yang menghadiri Consitution Convention di Philadelphia tahun 1787 adalah para Mason), termasuk Benjamin Franklin dan George Washington. Disinyalir, Boston Tea Party semasa kemerdekaan AS juga turut di organisasi dalam salah satu pertemuan Lodge. Pada peristiwa itu, sekelompok orang yang memakai atribut Indian menumpahkan teh di pelabuhan Boston diduga adalah Mason. Ada juga cerita bahwa pasukan England menjaga hartabenda milik Mason Amerika ketika revolusi berkobar untuk kemudian diserahkan kepada autoriti Masonic Tempatan setelah perang selesai.
Perkembangan Masonry Amerika mengalami kemunduran pada tahun 1820, ketika sentimen Antimasonic mencapai puncaknya yang ditandai dengan dimunculkannya calon presiden sebagai lawan Lodge. Pada masa itu, banyak badan-badan yang berada di bawah naungan Lodge tidak muncul lagi. Kekacauan itu terjadi karena Mason dituduh melakukan hukuman kepada mereka yang dianggap berkhianat kerana membuka rahsia persaudaraan Lodge di New York.
Ketika Perang Sivil di AS berkecamuk, Mason berada di dua sisi. Anggota Lodge yang turun dalam peperangan menggunakan seragam dengan warna yang berbeda. Tahanan perang yang merupakan anggota Mason diminta untuk datang ke Lodge untuk mendapatkan pembebasan bersyarat dan menghadiri pemakaman prajurit Masonic yang gugur.
Peranan Masonry dalam aspek kehidupan sosial AS di akhir abad 19 dan awal abad 20 cukup penting. Banyak tokoh-tokoh terkemuka di masyarakat adalah anggota Lodge. Organisasi persaudaraan yang juga muncul untuk bersaing dengan Mason antara lain, Grange, Elks, Moose, dan Odd Fellows. Kegiatan amal Masonic mampu menyokong kehidupan sosial masyarakat di masa-masa sulit, dan kegiatan itu ada jauh sebelum dibuatnya program jaringan keamanan sosial pada tahun 1930.
Keanggotaan dalam persaudaraan Masonic mencapai puncaknya pada akhir tahun 1950, dan setelah masa itu, mengalami penurunan. Fenomena yang sama juga terjadi pada berbagai organisasi persaudaraan lain, seperti di berbagai kelab perniagaan, gereja, dsb. Penurunan itu disebabkan meningkatnya berbagai sarana hiburan di rumah secara besar-besaran, tuntutan pekerjaan yang semakin besar, dan sebab-sebab lainnya.
Tidak seorang pun yang tahu bagaimana cara mengubah kemunduran itu, akan tetapi peranan Lodge dalam struktur sosial dipelbagai kota sepertinya akan terus surut dan mampu berubah hanya apabila seluruh struktur sosial masyarakat AS berubah menjadi jenis masyarakat yang berorientasi keluar (outward oriented).
Survey memperlihatkan bahwa saat ini banyak orang Amerika yang tidak lagi peduli pada kewujudan persaudaraan Masonic. Padahal, lebih dari 50 tahun yang lalu, sikap tidak peduli terhadap keberadaan Lodge hanyalah sebuah impian.
Sumber: MistisFiles

3 Nasihat Penting Abdul Rahman Ar-Razi

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs491.snc3/26816_104852212886778_100000860002120_49265_2500479_n.jpg
Senyuman manis seorang Syuhada' Palestin, walaupun telah Syahid tetapi senyumannya lebih manis dari manusia yang masih hidup dan memperhambakan diri kepada kebendaan.
Abdul Rahman Ar-Razi:
  1. Ramai orang meninggal dunia sebelum dia meninggal.
  2. Binalah kubur sebelum kamu masuk kubur.
  3. Carilah keredhaan Allah SWT sebelum kamu menemuiNya.

Allah SWT membalasi Cinta Rabiatul Adawiah kepadaNya



Rabiah Adawiah memimpin 80 ribu bala tentera dan apabila beliau berwuduk di suatu sungai tiba-tiba Allah menzahirkan pemberian Allah SWT sebagai menguji Cinta beliau:
  1. Apabila kedua tangan beliau mengambil mengambil air untuk berwuduk pertama kali , tiba-tiba air ditelapak tangan bertukar menjadi Lu'lu' dan Marjan.
  2. Apabila kedua tangan beliau mengambil mengambil air untuk berwuduk  kali kedua , tiba-tiba air ditelapak tangan bertukar menjadi Dinar  dan Dirham.
  3. Apabila kedua tangan beliau mengambil mengambil air untuk berwuduk  kali ketiga ,lantas beliau berdoa agar air tersebut  kembali menjadi air, maka beliau mampu berwuduk kepada Allah SWT,
Begitulah kecintaan sebenar Rabiatul Adawiah kepada Allah SWT yang tidak berharap penbalasan dari Allah SWT.  Cintanya kepada Allah SWT terlalu mahal.

Hakikat Cinta



http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs163.snc3/19049_100963703266999_100000601098468_21814_1699416_n.jpg
  1. Cinta kepada kehidupan kiat akan lupa kematian.
  2. Cinta kepada dunia kita kan lupa kepada akhirat.
  3. Cinta kepada harta kita lupa kepada hari penghisaban Allah SWT.
  4. Cinta kepada mahligai dan Istana kita akan lupa kepada kubur.
  5. Cinta kepada manusia kita akan lupa kepada Yang Maha Pencipta.

Gambar mayat di sungai Gangges di India


ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูˆุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุฑูƒุงุชู‡
**ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุนู…ุฉ ุงู„ุฃุณู„ุงู…**
ู‡ุฐูŠ ุฏูŠุงู†ุฉ ุงู„ู‡ู†ุฏูˆุณ ุฅุฐุง ู…ุงุช ูˆุงุญุฏ ููŠู‡ู… ูŠุฑู…ูˆู†ู‡ ุจุงู„ู†ู‡ุฑ
ูˆู‡ุฐุง ุงู„ู†ู‡ุฑ ุฃุณู…ู‡ ุงู„ุฌู†ุฌู†ุง ูˆู‡ูˆ ู…ู‚ุฏุณ ุนู†ุฏู‡ู… ูŠุนู†ูŠ ุฅู„ูŠ ูŠู…ูˆุช ููŠู‡ ุฑุงุญ ูŠุฎุด ุงู„ุฌู†ุฉ
ูˆุทุจุนุง ุงู„ู†ู‡ุฑ ู…ู„ูˆุซ ู…ุฆุฉ ููŠ ู…ุฆุฉ ุจุณ ุงุด ู†ู‚ูˆู„
ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุนู…ุฉ ุงู„ุฃุณู„ุงู…
ุฃุชุฑูƒูƒู… ู…ุน ุงู„ุตูˆุฑ…….
ุงู„ุงู…ูˆุงุช ุจุงู„ู‡ู†ุฏ >> ุงู„ู„ูŠ ูŠุฎุงู
ุงู„ุงู…ูˆุงุช ุจุงู„ู‡ู†ุฏ >> ุงู„ู„ูŠ ูŠุฎุงู
ุงู„ุงู…ูˆุงุช ุจุงู„ู‡ู†ุฏ >> ุงู„ู„ูŠ ูŠุฎุงู
ุงู„ุงู…ูˆุงุช ุจุงู„ู‡ู†ุฏ >> ุงู„ู„ูŠ ูŠุฎุงู
ุงู„ุงู…ูˆุงุช ุจุงู„ู‡ู†ุฏ >> ุงู„ู„ูŠ ูŠุฎุงู
ุงู„ุงู…ูˆุงุช ุจุงู„ู‡ู†ุฏ >> ุงู„ู„ูŠ ูŠุฎุงู
marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat  agama Islam Yang Maha Suci.

Menangis kerana takut kepada Allah


15/7

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya. (HR. Tirmidzi [1633]).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda:
Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah taala, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan berkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, Sesungguhnya AKU TAKUT KEPADA ALLAH, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis). (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda:
Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah. (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah. (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])
Abdullah bin Umar radhiyallahuanhuma mengatakan:
Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!.
Kaab bin al-Ahbar rahimahullah mengatakan:
Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.
Ibnu Masud radhiyallahuanhu mengatakan;
“Suatu ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata kepadaku, Bacakanlah al-Quran kepadaku. Maka kukatakan kepada beliau, Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Quran kepada anda sementara al-Quran itu diturunkan kepada anda?. Maka beliau menjawab, Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku. Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka. (QS. an-Nisaa : 40). Maka beliau berkata, Cukup, sampai di sini saja. Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata. (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).
Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah:
Suatu saat dia pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahuanha, Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?. Maka Asiyah pun terdiam lalu mengatakan, Pada suatu malam, beliau (nabi) berkata, Wahai Aisyah, biarkanlah malam ini aku sendirian untuk beribadah kepada Rabbku. Maka aku katakan, Demi Allah, sesungguhnya saya sangat senang dekat dengan anda. Namun saya juga merasa senang apa yang membuat anda senang. Aisyah menceritakan, Kemudian beliau bangkit lalu bersuci dan kemudian mengerjakan shalat. Aisyah berkata, Beliau terus menerus menangis sampai-sampai basahlah bagian depan pakaian beliau!. Aisyah mengatakan, Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!. Aisyah melanjutkan, Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!. Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Subuh). Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menangis, Bilal pun berkata, Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!. Maka Nabi pun menjawab, Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi.dst sampai selesai (QS. Ali Imran : 190). (HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]).
Muadz radhiyallahuanhu pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya:
Apa yang membuatmu menangis?. Maka beliau menjawab, Karena Allah azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu?.
al-Hasan al-Bashri rahimahullah pun pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya:
Apa yang membuatmu menangis?. Maka beliau menjawab, Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak memperdulikanku lagi.
Abu Musa al-Asyari radhiyallahuanhu suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam.
Abu Hurairah radhiyallahuanhu menangis pada saat sakitnya [menjelang ajal]. Maka ditanyakan kepadanya:
Apa yang membuatmu menangis?!. Maka beliau menjawab, Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?.
Suatu malam al-Hasan al-Bashri rahimahullah terbangun dari tidurnya lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya, dia menjawab:
Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis.
Saya [penyusun artikel] berkata: Kalau al-Hasan al-Bashri saja menangis sedemikian keras karena satu dosa yang diperbuatnya, lalu bagaimanakah lagi dengan orang yang mengingat bahwa jumlah dosanya tidak dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki? Laa haula wa laa quwwata illa billah! Alangkah jauhnya akhlak kita dibandingkan dengan akhlak para salafush shalih? Beginikah seorang salafi, wahai saudaraku? Tidakkah dosamu membuatmu menangis dan bertaubat kepada Rabbmu? Apakah mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan kepada-Nya? Sementara Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang. (lihat QS. al-Maaidah : 74). Aina nahnu min haaulaai? Aina nahnu min akhlagis salaf? Ya akhi, jadilah salafi sejati!
Disarikan dari al-Buka min Khas-yatillah, asbabuhu wa mawaniuhu wa thuruq tahshilihi, hal. 4-13 karya Abu Thariq Ihsan bin Muhammad bin Ayish al-Utaibi, tanpa penerbit, berupa file word.
dari GERAKAN CINTAKAN AL-QUR’AN
Abu Abror Ar Rizal April 28 at 6:54am

Ikan pelik



PORT DICKSON: Dua lelaki bersaudara yang memancing ikan pada waktu malam di Pantai Batu 12, Telok Kemang, dekat sini, terkejut apabila seorang daripada mereka berjaya mendapat seekor ikan sembilang berwajah pelik, malam Rabu lalu.

PELIK...sembilang berkepala besar memiliki hidung.
PELIK…sembilang berkepala besar memiliki hidung.
Lebih mengejutkan lagi, ikan sembilang yang berukuran 35 sentimeter panjang itu yang dipancing Ali Mohamad, 37, mirip wajah seekor burung hantu dengan memiliki sepasang mata menghala ke hadapan dan bentuk hidungnya mirip hidung manusia.
Sebelum itu, Ali bersama sepupunya Ibrahim Jalil, 42, yang menetap di Kampung Tanjung Agas, dekat sini, merancang memancing pada sebelah pagi namun berubah fikiran dan mengambil keputusan memancing pada sebelah malam.
Ali berkata, kira-kira jam 8 malam hari kejadian, mereka berdua pergi ke lokasi biasa untuk memancing, tetapi tersilap jangkaan kerana air baru hendak pasang penuh ketika itu dan terpaksa menunggu seketika.
Biasanya kami pancing di lubuk yang sudah biasa kami pergi, tapi hari itu kami terpaksa mencari tempat lain yang berdekatan kerana tempat itu sudah diambil oleh pemancing lain. Kami tiada pilihan dan beredar di sebelah hujung sedikit.
Ketika itu ikan galak menyambar umpan dan saya mendapat beberapa ekor ikan termasuk gelama, senangin dan ikan kerapu sebesar tapak tangan. Ketika hendak balik, pancing saya seperti disentap-sentap dengan kuat.
Saya biarkan seketika sebelum menggulung tali perlahan-lahan, tetapi sentapan ikan itu semakin kuat dan menguatkan adaian saya.
Selepas beberapa minit bertarung saya berjaya mendaratkan ikan dan selepas diperiksa didapati ia seekor ikan sembilang, katanya.
Ali berkata, ketika hendak membuka mata kail pada mulut ikan sembilang dia terkejut melihat ia memiliki kepala yang besar dan selepas diukur panjangnya hampir 35 sm.
Sumber : Harian Metro

Tahapan Menuntut Ilmu Syar’i

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Syaikh ditanya –semoga Allah mengampuninya- Banyak pertanyaan tentang tata cara menuntut ilmu, ilmu apa yang pertama kali harus dipelajari oleh orang yang ingin menuntut ilmu dan matan apa yang pertama kali harus dihafal? Bagaimana pengarahan Anda bagi para penuntut ilmu tersebut? Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.
Jawab
Pertama-tama dan sebelum saya memberikan pengarahan kepada para penuntut ilmu tersebut, saya ingin mengarahkan mereka terlebih dahulu agar mereka menuntut ilmu dari seorang syaikh yang berilmu karena mencari ilmu dari seorang alim terkandung dua faedah yang agung:
Pertama
Lebih efektif karena seorang alim mempunyai daya telaah dan pengetahuan dan memberikan ilmu kepadamu dengan ilmu yang matang dan mudah.
Kedua
Mencari ilmu dari seorang yang alim akan lebih dekat kepada kebenaran, dalam arti orang yang menuntut ilmu kepada seorang yang bukan alim akan menimbulkan sikap mengada-ada dan pendapat-pendapat yang syadz (menyimpang/ganjil) yang jauh dari kebenaran. Hal itu disebabkan karena dia tidak membaca kitab di hadapan orang alim yang ilmunya mendalam sehingga bisa mendidiknya di atas jalan yang dipilihnya.
Maka menurut pendapat saya, seseorang harus bersungguhsungguh memiliki seorang guru untuk mencari ilmu, karena jika dia memiliki guru maka guru tersebut akan mengarahkannya dengan pengarahan yang menurutnya sesuai dengan murid (yang diajarnya).
Adapun jawaban bagi pertanyaan di atas, maka secara umum kita katakan:
Pertama
Lebih utama bagi seseorang untuk menghafal Kitabullah sebelum kitab lainnya karena ini merupakan kebiasaan para Sahabat radhiallahu’anhum. Mereka tidak bergeser dari sepuluh ayat pertama sebelum mereka mempelajari (menghafal) ilmu yang terkandung di dalamnya serta mengamalkannya. Dan Kalamullah adalah kalam yang paling sempurna secara mutlak.
Kedua
Dia harus mengambil matan (redaksi) hadits-hadits ringkas yang akan menjadi simpanan baginya ketika berdalil dengan Sunnah, seperti yang ada dalam `Umdatul Ahkaam, Buluughul Maraam, al Arba’iin An Nawawiyyah dan yang semisalnya.
Ketiga
Menghafal matan-matan fiqih yang sesuai dengan dirinya dan matan yang paling bagus yang kita hafal adalah Zaadul Mustaqni’ fii Ikhtishaaril Muqni‘ karena (syarah) kitab ini telah dikerjakan oleh pensyarahnya Manshur bin Yunus al-Bhuthi dan orang-orang setelahnya dari orang-orang yang mengerjakan syarah dan matan kitab ini dengan catatan kaki yang banyak.
Keempat
Kuasailah Nahwu. Tahukah engkau apa itu nahwu yang tidak diketahui oleh para penuntut ilmu kecuali hanya sedikit saja di antara mereka sehingga engkau melihat seseorang telah lulus dari satu fakultas dalam keadaan tidak mengetahui ilmu nahwu sedikit pun, persis seperti apa yang digambarkan oleh seorang penya’ir:
ู„ุง ุจุงุฑูƒ ุงู„ู„ู‡ ููŠ ุงู„ู†ุญูˆ ูˆู„ุง ุฃู‡ู„ู‡ * ุฅุฐุง ูƒุงู† ู…ู†ุณู€ูˆุจุง ุฅู„ู‰ ู†ูุทูˆูŠู‡
ุฃุญู€ุฑู‚ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุจู†ุตู€ู ุงุณู€ู…ู‡ * ูˆุฌุนู„ ุงู„ุจุงู‚ูŠ ุตู€ุฑุงุฎุงً ุนู„ูŠู‡
Semoga Allah tidak memberi barakah dalam nahwu dan ahlinya
Apabila dia dinisbatkan kepada omongan yang tidak terfahami
Semoga Allah membakarnya dengan separuh namanya
Dan menjadikan sisanya sebagai teriakan atasnya.
Mengapa penya’ir ini berkata demikian? Jawabnya karena dia lemah tentang nahwu. Tetapi saya katakan bahwa pintu nahwu itu pintunya dari besi, sedangkan lorongnya adalah benang emas. Artinya dia amat keras dan sukar ketika pertama kali memasukinya tetapi jika pintunya telah terbuka bagi orang yang mencarinya, dia akan merasakan kemudahan pada langkah selanjutnya dengan semudah-mudahnya sehingga jadilah dia sesuatu yang mudah baginya, sehingga beberapa penuntut ilmu yang baru memulai dalam mempelajari nahwu menjadi terpikat.
Maka jika engkau berbicara kepada mereka dengan pembicaraan yang biasa, dia akan mengi’rabnya (mengurainya) agar terlatih dalam hal i’rab. Di antara matan nahwu yang paling baik adalah al-Aajuruumiyyah, sebuah kitab yang ringkas tetapi sangat terfokus (padat). Oleh karena itu saya nasihatkan bagi para pemula untuk memulai dengan kitab ini. Maka inilah pokok-pokok yang harus dijadikan landasan bagi para penuntut ilmu.
Kelima
Adapun yang berhubungan dengan ilmu tauhid, maka kitab-kitab tentang masalah ini amatlah banyak. Di antaranya: Kitaabut Tauhiid karya Syaikhul Islam Muhammad bin `Abdil Wah-hab rahimahullah, al-Aqiidah al-Waasithiyyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan kitab ini sangat banyak dan sangat dikenal, wal hamdulillah
Dan nasihat umum bagi para penuntut ilmu bahwa ilmunya harus berdampak terhadap dirinya berupa takwa kepada Allah melaksanakan ketaatan kepada-Nya, berakhlak mulia, ihsan (berbuat baik) kepada sesama makhluk dengan cars mengajar, membimbing, dan gigih dalam menyiarkan ilmu melalui berbagai media, baik melalui koran, majalah, kitab-kitab, risalah, buletin dan media lainnya.
Saya pun menasihatkan kepada para penuntut ilmu agar tidak tergesa-gesa dalam menghukumi (memvonis) sesuatu. Karena sebagian penuntut ilmu yang masih pemula engkau lihat tergesa-gesa dalam berfatwa dan menetapkan hukum. Dan terkadang menyalahkan para ulama besar sedangkan dia (memiliki tingkatan yang) jauh di bawah para ulama tersebut, sehingga beberapa orang mengatakan, Saya berdebat dengan salah seorang penuntut ilmu yang masih pemula, lalu saya katakan kepadanya bahwa ini adalah pendapat Imam Ahmad bin Hanbal. Maka dia berkata, Siapa Imam Ahmad bin Hanbal? Imam Ahmad bin Hanbal laki-laki, kita pun laki-laki. Subhanallaah!!. Memang benar Imam Ahmad bin Hanbal laki-laki dan engkau laki-laki sehingga kalian berdua sama dalam hal kelaki-lakiannya, adapun dalam hal ilmu maka antara kalian berdua terdapat perbedaan yang amat jauh. Tidak semua laki-laki layak dianggap sebagai laki-laki dalam hal ilmu.
Saya katakan: Seorang penuntut ilmu wajib bertatakrama dengan sikap tawadhu’, tidak merasa ta’jub dengan diri sendiri, dan hendaklah mengetahui kemampuan diri.
Di antara hal yang penting bagi seorang penuntut ilmu: janganlah dia banyak menelaah pendapat para ulama, karena jika engkau banyak menelaah pandapat para ulama dan menelaah al-Mughni dalam masalah fiqih karya Ibnu Qudamah, al-Majmuu’ karya anNawawi, dan kitab-kitab besar yang menerangkan ikhtilaf dan engkau mendiskusikannya, maka engkau akan sia-sia (rusak). Mulailah pertama kali, seperti yang telah saya katakan, dengan matan-matan yang ringkas, sedikit demi sedikit sehingga engkau akan sampai kepada tujuan. Adapun jika engkau ingin menaiki pohon dari rantingnya, maka ini adalah salah.
[Dinukil dari kitab Kitabul ‘Ilmi, Penulis Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Tuntunan Ulama Salaf Dalam Menuntut Ilmu Syar’i, Penerjemah Abu Abdillah Salim bin Subaid, Penerbit Pustaka Sumayyah]

Meraih Keberkahan Ilmu



Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah
Makna Keberkahan
Al Baarakah adalah: Kebaikan yang banyak dan tetap pada sesuatu, baik harta, anak maupun ilmu. Segala sesuatu yang Allah berikan kepadamu, maka engkau memohon kepada-Nya agar dikaruniakan keberkahan di dalamnya. Karena jika Allah Ta’ala tidak memberikan keberkahan pada hal-hal yang telah Dia berikan kepadamu, maka engkau akan terhalang untuk memperoleh banyak kebaikan.
Betapa banyak orang yang memiliki harta yang melimpah, tapi ia tergolong pada deretan orang-orang miskin, kenapa? Karena mereka tidak bisa mengambil manfaat dari limpahan harta yang mereka miliki. Ia tidak memberikan nafkah secara baik kepada keluarga dan juga pada dirinya dan ia tidak (bisa) mengambil manfaat dari hartanya. Orang yang keadaannya seperti itu seringkali bersikap bakhil dari kewajiban yang seharusnya ia tunaikan. Allah Ta’ala akan menimpakan berbagai kejelekan yang dapat menghabiskan hartanya. Banyak orang yang mempunyai anak yang banyak, namun anak-anaknya itu tidak memberikan kemanfaatan kepadanya, sehingga mereka berbuat durhaka dan sombong kepada bapaknya sampai-sampai anaknya itu duduk-duduk bersama teman-temannya selama berjam-jam, berbincang-bincang dan senang bergaul dengan mereka, menceritakan rahasia kepadanya. Akan tetapi jika duduk bersama bapaknya, maka ia bagaikan seekor burung yang terkurung di dalam sangkarnya. Wal’iyadzubillah. Ia tidak berlaku ramah kepada bapaknya, tidak berbincang-bincang dengannya, tidak menceritakan rahasia pada bapaknya sedikitpun sampai ia berat untuk melihat bapaknya. Mereka ini adalah orang-orang yang tidak diberkahi pada anak-anaknya.
Keberkahan dalam Ilmu
Terkadang engkau dapati bahwa sebagian orang telah diberi ilmu oleh Allah yang banyak, namun kondisinya seperti orang-orang yang awam yang tidak tampak pengaruh ilmu dalam dirinya, baik dalam hal ibadah, akhlak, perilaku dan bermuammalah dengan sesamanya. Ia memperoleh ilmu tersebut lantaran sikap sombong dan congkak terhadap manusia serta meremehkan mereka. Orang seperti ini tidak mengetahui bahwa yang telah memberikan karunia ilmu kepadanya adalah Allah dan sesungguhnya jika Allah menghendaki maka tentunya keadaannya seperti orang-orang yang bodoh.
Atau terkadang engkau dapati seseorang yang telah Allah beri ilmu, namun orang lain tidak mengambil manfaat dengan ilmunya, baik dengan pengajaran, pembinaan, maupun penulisan kitab, namun ilmunya itu hanya untuk dirinya sendiri. Allah Ta’ala tidak memberikan keberkahan ilmu kepadanya. Hal ini tidak diragukan lagi adalah keterhalangan yang besar.
Padahal dari apa yang Allah berikan kepada diri seseorang, ilmu adalah sesuatu yang paling diberkahi. Sebab, jika engkau ajarkan dan engkau sebarkan kepada orang lain, maka engkau akan mendapatkan pahala dan ganjaran pahala dari beberapa sisi, diantaranya :
1. Dengan menyebarkan ilmu, berarti engkau menyebarkan agama Allah Ta’ala dan engkau termasuk dalam deretan para mujahiddin. Orang yang berjihad di jalan Allah adalah orang yang menaklukan satu daerah ke daerah yang lain sehingga agama Islam dapat tersebar di dalam negeri tersebut. Dan engkau membuka hati-hati manusia dengan ilmumu sehingga engkau bisa menyebarkan syariat Allah Ta’ala.
2. Di antara berkah dari penyebaran dan pengajaran ilmu adalah penjagaan dan pemeliharaan terhadap syariat Allah, karena tanpa adanya ilmu syariat ini tidak akan terjaga. Syariat tidak akan terjaga melainkan dengan orang-orangnya. Dengan orang-orang yang memiliki ilmu (ulama). Tidak mungkin pemeliharaan terhadap syariat terwujud kecuali dilakukan oleh para ulama. Jadi jika engkau menyebarkan ilmumu dan orang-orang dapat mengambil manfaat dari ilmumu, maka dengan hal itu tercapailah penjagaan dan pemeliharaan terhadap syariat Allah ini.
3. Dengan menyebarkan ilmu berarti engkau telah berbuat baik kepada orang yang engkau didik, karena engkau membimbingnya dengan agama Allah Ta’ala. Bila ia beribadah kepada Allah di atas Bashirah (ilmu dan keyakinan), maka engkau akan mendapatkan pahala sebagaimana pahalanya, karena engkaulah orang yang telah menunjuki pada perbuatan baik itu. Orang yang menunjukkan jalan kebaikan seperti orang yang mengerjakannya. Penyebaran ilmu merupakan suatu kebaikan dan keberkahan bagi orang yang menyebarkannya maupun bagi orang yang menerimanya.
4. Dengan penyebaran dan pengajaran ilmu dapat memberikan tambahan ilmu kepadanya. Ilmu orang yang berilmu akan bertambah jika ia mengajarkannya kepada orang lain. Karena dengan mengajar ia dapat mengingat kembali apa yang telah dihafal dan akan terbuka baginya berbagai hal yang belum ia hafal.
Ini adalah di antara sekian faedah penyebaran ilmu, sesungguhnya ilmu akan semakin bertambah dengan jalan engkau mengajarkannya. Seorang penyair tatkala membandingkan antara harta benda dan ilmu, dia mengatakan tentang ilmu :
“Ilmu akan bertambah dengan banyak menginfakkannya. Dan akan berkurang jika engkau mengeratkan genggaman telapak tanganmu (tidak mengajarkannya)"
[Dinukil dari kitab Kitabul ‘Ilmi, Penulis Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Tuntunan Ulama Salaf Dalam Menuntut Ilmu Syar’i, Penerjemah Abu Abdillah Salim bin Subaid, Penerbit Pustaka Sumayyah, Hal. 276-278]

Hal-hal yang Harus Dihindari dalam Menuntut Ilmu Syar’i



Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah
Ada beberapa hal yang harus dihindari oleh seorang penuntut ilmu, karena perkara-perkara tersebut ibarat penyakit ganas yang menjangkiti seorang pasien. Jika tidak menghindarinya, maka ia akan binasa.
1. Hasad.
Yaitu membenci apa yang Allah karuniakan atas seorang hamba. Hampir tidak seorangpun yang lepas dari sifat ini. Maka jika sifat ini melekat pada seseorang, diwajibkan atas manusia untuk tidak berbuat jahat kepadanya dengan perkataan ataupun perbuatan.
2. Berfatwa tanpa ilmu.
Fatwa adalah kedudukan yang agung. Oleh karenanya, tidak boleh sembarangan dilakukan kecuali oleh pribadi yang benar-benar pantas.
Imam Ahmad berkata:
"Sesungguhnya orang yang berfatwa kepada manusia ia telah membawa urusan yang besar. Semestinya orang yang berfatwa mengetahui pendapat-pendapat ulama yang terdahulu. Kalau tidak, jangan berfatwa. Barangsiapa berbicara pada sesuatu yang tidak memiliki sandaran atas hal tersebut, saya khawatir dia akan salah."
Abdurrahman bin Abi Laila mengatakan:
"Saya mendapati 120 dari orang-orang Anshor dari para shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak seorangpun dari mereka menyebutkan sebuah hadits kecuali ia berharap seandainya shahabat yang lain telah mencukupi, dan tidaklah mereka dimintai fatwa tentang sesuatu kecuali ia berharap bahwa shahabat yang lain telah mencukupinya dalam berfatwa." (Adab Syar’iyyah: 2/63-64)
3. Sombong.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
ูˆุนู† ุนุจุฏุงู„ู„ّู‡ ุจู† ู…ุณุนูˆุฏุฑุถู‰ ุงู„ู„ّู‡ ุนู†ู‡ ุนู† ุงู„ู†ّุจู‰ّ ุตู„ّู‰ ุงู„ู„ّู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ّู… ู‚ุงู„ : ู„ุงูŠุฏุฎู„ ุงู„ุฌู†ّุฉู…ู† ูƒุงู† ูู‰ ู‚ู„ุจู‡ ู…ุซู‚ุงู„ ุฐุฑّุฉู…ู† ูƒุจุฑ ، ูู‚ุงู„ ุฑุฌู„ : ุงู†ّ ุงู„ุฑّุฌู„ ูŠุญุจّ ุงู† ูŠูƒูˆู† ุซูˆุจู‡ ุญุณู†ุงูˆู†ุนู„ู‡ ุญุณู†ุฉ ، ู‚ุงู„ : ุงู†ّ ุงู„ู„ّู‡ ุฌู…ูŠู„ ูŠุญุจّ ุงู„ุฌู…ุงู„ . ุงู„ูƒุจุฑ : ุจุทุฑุงู„ุญู‚ّ ูˆุบู…ุท ุงู„ู†ّุงุณ (ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…)ู 
"… Tidak akan masuk surga siapa yang terdapat dalam hatinya seberat dzarrah (atom) dari kesombongan. Para shahabat berkata: Wahai Rasulullah bagaimana dengan seseorang yang suka bajunya bagus dan sandalnya bagus? Nabi menjawab: Sesungguhnya Allah indan dan mencintai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (Shahih, HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud)
4. Ta’ashub.
Yaitu fanatik baik kepada golongan, guru, kelompok, organisasi tertentu, syiar tertentu atau yang semacamnya. Karena hal ini adalah syiar atau ciri khasnya ahlul bid’ah yang menyimpang dari jalan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, yang merupakan sifat tercela apalagi pada seorang penuntut ilmu. Seorang penuntut ilmu syar’i semestinya menjadikan ittiba’ kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai syi’ar yang selalu ia junjung tinggi, ia jadikan syi’ar itu sebagai landasannya dalam berwala’ (loyalitas) dan berbara’ (berlepas diri).
5. Tashaddur.
Yaitu tampil sebelum waktunya, karena ini menunjukkan kebanggaannya pada diri sendiri, dan ketidak tahuannya pada banyak permasalahan. Ini akan mengakibatkan dia terjerumus kepada dosa yang besar yaitu berkata tentang agama Allah tanpa ilmu yaitu mengatakan sebuah hukum dengan mengatasnamakan ini adalah hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa dilandasi ilmu yang benar dan akan membawa dia kepada sifat sombong.
6. Bersu’udzan.
Yakni berburuk sangka kepada yang lain apakah temannya sendiri lebih-lebih gurunya. Allah Ta’ala berfirman,
ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุฌْุชَู†ِุจُูˆุง ูƒَุซِูŠุฑًุง ู…ِู†َ ุงู„ุธَّู†ِّ ุฅِู†َّ ุจَุนْุถَ ุงู„ุธَّู†ِّ ุฅِุซْู…ٌ
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa." (Al Hujurat: 12)
(Lihat Kitabul Ilmi hal. 71-83)
Sumber: Majalah Syari’ah, No. 02/I/Rabi’ul Awwal/1424 H/Mei 2003, hal. 15-16. -Sekarang bernama Majalah Asy Syari’ah-

Mana yang Lebih Utama, Shalat Malam ataukah Menuntut Ilmu?



Syaikh -semoga Allah mengampuniya- ditanya: Mana yang lebih utama, shalat malam ataukah menuntut ilmu?
Jawab
Menuntut ilmu lebih utama dibandingkan shalat malam. Sebab menuntut ilmu sebagaimana dinyatakan oleh Imam Ahmad,
ู„ุง ูŠุนุฏู„ู‡ ุดูŠุก ู„ู…ู† ุตุญุช ู†ูŠุชู‡ ูŠู†ูˆูŠ ุจู‡ ุฑูุน ุงู„ุฌู‡ู„ ุนู† ู†ูุณู‡ ูˆุนู† ุบูŠุฑู‡
"Tidak ada yang menandinginya bagi orang yang lurus niatnya, yang dengan menuntut ilmu tersebut ia berniat untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain."
Apabila seseorang tidak tidur pada permulaan waktu malam untuk menuntut ilmu dalam rangka mengharapkan wajah Allah Azza wa Jalla, dengan mempelajari maupun mengajarkannya pada orang lain, maka amalan tersebut lebih baik dibandingkan shalat malam. Jika mungkin baginya ia mengerjakan kedua amalan tersebut secara beriringan. Ini tentu lebih baik. Tapi jika kedua amalan tersebut sulit dilakukan secara beriringan maka menuntut ilmu syari’at nilainya lebih utama dan lebih baik.
Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memerintahkan kepada Abu Hurairah radhiallahu’anhu untuk mengerjakan shalat witir sebelum ia tidur1. Para ulama mengatakan, sebab hal itu adalah bahwa dahulu Abu Hurairah radhiallahu’anhu menghafal hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di awal malam dan ia tidur di akhir waktunya. Lalu Nabi memberi bimbingan kepadanya agar dia mengerjakan shalat Witir sebelum tidur.
[Dinukil dari kitab Kitabul ‘Ilmi, Penulis Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Tuntunan Ulama Salaf Dalam Menuntut Ilmu Syar’i, Penerjemah Abu Abdillah Salim bin Subaid, Penerbit Pustaka Sumayyah, hal. 233-234]
____________
Footnote:
1 HR. Al-Bukhari dalam Kitabut Tathawwu Bab: Shalatid Dhuha, dan Muslim dalam Kitabush Shalat Musafirin Bab: Istihbabu Shalatid Dhuha.