… firman-Ku yang akan diucapkan Nabi itu demi Nama-Ku… [Ulangan 18:19]
Sungguh ajaib dan mena’jubkan! Pada Ulangan 18:19 kita mendapatkan pemenuhan ramalan pada diri Muhammad! Perhatikan kata-kata, “… firman-Ku yang akan diucapkan Nabi itu dengan nama-Ku (in My Name),” Atas nama siapa Muhammad Rasulullah saaw berbicara? Bukalah Kitab Suci Al-Qur-’an pada surat pertama, yaitu Al-Fatihah. Maka akan Anda dapati, “Bismillahir-Rahmair-Rahim,” yang berarti, “Dengan Nama Allah Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang.” Dan dianjurkan kepada ummat Islam agar mereka memulai pembacaa ayat-ayat suci Al-Qur`an dengan membaca, “Bismillahir-Rahmanir-Rahim.” Bahkan ayat yang pertama kali turun adalah, “Bacalah dengan Nama Tuhanmu Yang telah Menciptakan.”
Apa yang diinginkan ramalan tersebut? ‘… yang akan diucapkan nabi itu dengan nama-Ku…’ dan atas nama siapa Muhammad Rasulullah saaw berbicara? ‘Dengan Nama Allah Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang.’ Isi ramalan tersebut terpenuhi dalam diri Muhammad Rasulullah saaw. Setiap surat dalam Al-Qur’an kecuali surat ke 9 (At-Taubah)* dimulai dengan formula: ‘Dengan meyebut Nama Allah Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang.’ Umat Islam memulai setiap kegiatan yang sah menurut hukum dengan formula suci ini. Tetapi umat Kristen memulai: “Dengan nama Bapak, Anak dan Roh Kudus.”
Memperhatikan Ulangan pasal18; akan jelaslah bahwa ramalan tersebut ditujukan kepada Muhammad Rasulullah saaw, dan bukannya Yesus.
(Ahmed Deedat dalam The Choice)
* Surat At-Taubah (surat ke-9) sangat berkaitan erat dengan surat Al-Anfal (surat ke-8) seakan-akan At-Taubah dan Al-Anfal itu seperti satu surat. Untuk mengingatkan hal itu, maka lafazh ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’ tidak diletakkan sebagai pembatas antara surat Al-Anfal dengan surat At-Taubah.