Pages

Thursday, March 25, 2010

Kemajuan Ilmu Iran Tercepat Di Dunia. Malaysia Bagaimana?



JURNAL Newscientist edisi Khamis (Feb18) memuat hasil kajian Science-Metrix, sebuah perusahaan di Motreal, Kanada yang melakukan evaluasi atas perkembangan dan produk ilmu pengetahuan serta teknologi di berbagai negara. Dalam laporan hasil kajiannya, menyebutkan bahawa kemajuan ilmu pengetahuan di negara Iran sebelas kali lebih cepat dibandingkan negara-negara lainnya di dunia.
Perusahaan itu mengamati adanya "pergeseran geopolitis dalam bidang ilmu pengetahuan dan karya" yang dihasilkan negara-negara di dunia. Menurut Science-Metrix, banyaknya karya-karya ilmiah yang dimuat di Web of Science menunjukkan standart pertumbuhan karya ilmiah di Timur Tengah, khususnya di Iran dan Turki, nyaris mendekati angka empat kali lebih cepat dari rata-rata pertumbuhan di dunia.
"Iran menunjukkan pertumbuhan yang paling cepat di dunia dalam bidang ilmu pengetahuan. Asia terus mengejar, bahkan lebih cepat dari yang kami anggarkan sebelumnya. Eropah mempertahankan posisinya lebih dari yang diharapkan, dan Timur Tengah adalah kawasan yang patut diperhatikan," kata Eric Archambault yang menulis laporan Science-Metrix.
Beliau mengatakan, publikasi karya-karya ilmiah dari Iran kebanyakan tentang kimia nuklier dan fizika partikel. "Iran juga mengalami kemajuan pesat di bidang ilmu kedoktoran dan pengembangan pertanian," kata Archambault.
Beliau juga menambahkan, perkembangan teknologi di Iran pada tahun ini sangat cepat bahkan melampaui negara China yang diakui dunia cemerlang dalam bidang sains. Meski lebih dari 30 tahun dikepung Barat, Iran telah melakukan langkah besar di berbagai sektor, termasuk sektor ruang angkasa, nuklier, kedoktoran, penelitian tentang sel dan kloning.
Pada 2 Februari lalu, Iran berhasil meluncurkan satelit yang diberi nama Kavoshgar 3 ke ruang angkasa. Satelit itu membawa berbagai organisme hidup seperti tikus, dua ekor kura-kura dan cacing untuk keperluan penelitian. Sebelumnya, di bulan Januari, Iran menjadi negara pertama di Timur Tengah yang mampu mengembangbiakkan haiwan ternak transgenik, seperti bebiri dan kambing.
Iran juga tercatat sebagai salah satu negara dari sedikit negara yang berjaya kembangkan teknologi dan perangkat untuk mengklon haiwan ternak. Hasilnya dapat digunakan untuk keperluan penelitian di bidang kedoktoran dan memproduksi zat antibodi manusia bagi menangkal penyakit. Anak bebiri bernama Royana serta dua lembu bernama Bonyana & Tamina adalah haiwa-haiwan hasil kloning pertama di Iran.
Sementara itu, seorang Profesor bidang fizik di Universiti Tehran, Massoud Ali Mohammadi meninggal dunia akibat serangan bom yang dipasang di sebuah motoskal Selasa 12 Jan lalu. Presiden Iran mengatakan, musuh-musuh Iran tidak senang melihat kemajuan negara Iran. Menurut Mehr News. "Mereka tidak akan dapat menjauhkan ilmu pengetahuan dari bangsa Iran dengan cara membunuh golongan elit di Iran." jelas Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.
Komen Blog Ibnu Hasyim: Malaysia yang aman damai tidak disekat seperti Iran bagaimana? Dah setengah abad lebih kita merdeka pun, masih tidak boleh lawan setengah dari Iran? Cuba siasat di mana salahnya. Barangkali terlampau maju ke arah hiburan yang melalai dan melalikan kot? Sampai rakyat pentingkan hiburan dari ilmu pengetahuan.
Ataupun Iran diserang secara kasar dan terang-terangan, pakarnya dibom atau dimusnahkan. Barangkali di Malaysia pun dibom pemikiran pemimpin-pemimpinnya sehingga mabuk dengan candu-candu maksiat hiburan yang melali dan melalai itu. Supaya pembangunan ilmu pengetahuan musnah.
Siapa pula pemusnahnya? Kalau di Iran Presidennya menyatakan, pelaku pembunuhan Massoud Ali Mohammadi pakar fizik Iran itu, menggunakan cara-cara "Zionis" dalam melakukan aksinya. "Orang dapat lihat tingkat dendam musuh dari cara dia (Mohammadi) dibunuh. Metode pengeboman adalah cara Zionis." kata Ahmdinejad semasa memberikan pidato dalam kunjungannya ke daerah Khuzestan, beberapa minggu lalu.
Apakah pengeboman pemikiran-pemikiran pemimpin-pemikiran di Malaysia ikut model zionis juga,walaupun bukan cara kekerasan? (Pelbagai sumber/AK)
Wallahu 'aklam.

No comments: