Pages

Tuesday, February 1, 2011

Obama tidak sanggup lagi mempertahankan kedegilan mubarak


http://i.okezone.com/content/2011/02/01/18/420196/Ko1lrT29XB.jpg
Pengunjuk rasa anti Mubarak di New York, AS (Foto: Getty Images)
JERUSALEM – Efek krisis politik di Mesir bisa saja mempengaruhi negara-negara yang berdekatan dengan mereka. Salah satunya adalah Israel yang kemungkinan kehilangan sekutu terdekatnya. 
Disaat yang sama Israel juga terkejut atas pengkhianatan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama terhadap Presiden Mesir Husni Mubarak. 
Banyak pengamat terkejut dengan sikap AS besar sekutu Eropa lainnya, yang sepertinya siap membuang hubungan dengan Mesir. Pemerintahan Husni Mubarak sendiri dianggap sebagai sekutu terdekat negara barat selama 30 tahun.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya telah memerintahkan kepada jajaran menterinya untuk tidak mengeluarkan komentar mengenai kondisi yang terjadi di Kairo saat ini. Ini dilakukan untuk menghindari memanasnya suasana yang sudah kacau di Mesir.
Namun Presiden Shimon Peres sempat mengeluarkan pernyataan atas Mesir. “Kami (Israel) masih dan terus menghormati Presiden Mubarak,” ungkap Peres seperti dikutip Reuters, Selasa (1/2/2011).
“Memang yang dilakukannya tidak sepenuhnya benar. Namun satu hal penting yang ia terus lakukan adalah membantu terjadinya perdamaian di Timur Tengah,” lanjut Shimon Peres.
Tak kurang cibiran terhadap sikap pengkhianatan AS terhadap Mesir terus diutarakan oleh beberapa pihak di Israel. Sebagian besar dari mereka menyebut Presiden AS Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, telah menyerang Presiden Mubarak dari belakang.
Obama dan Clinton bahkan dituduh melakukan diplomasi naif, sekaligus ingin menang sendiri terhadap kondisi yang terjadi di Mesir.

No comments: