M. O. BAABDULLAH
(Ulama Terkemuka Dari Manarul Islam Bangil)
fatwaarab-kecil
fatwa-kecil
PENDAHULUAN
Apabila orang mengkaji buku-buku rujukan dan rujukan Agama Syi’ah untuk mendalami dan meneliti kepercayaan, aqidah dan landasan berpijak agama mereka itu, maka seseorang akan tersentak hairan dan tercekam kaget, hampir tidak terbayang baginya kalau ada di antara manusia yang mengaku berilmu dan beradab telah dirangsang oleh nafsunya untuk mengarang dan menulis buku-buku semacam itu yang dijejali dengan tumpukan kebathilan, kepicikan, khurofat, caci-maki, dan kebohongan, kemudian menamakan tumpukan sampah busuk itu “RUJUKAN AGAMA”; begitu juga rasanya tidak terbayang bahwa di antara anak-anak Adam yang masih menghargai dirinya dan prikemanusiaannya serta menghormati budi dan akalnya begitu bodoh, picik dan terkecoh untuk mempercayai literatur yang terjangkit wabah itu, serta bersimpati dengannya, mengikuti dan menjadi missionarisnya.
Maka untuk melepaskan diri dari cekaman yang menherankan dan sesak napas yang membingungkan akibat membaca dan meneliti literatur Agama Syi’ah yang tidak kepalang joroknya yang membuat orang bijak terheran-heran, terpanggillah jiwa untuk mengingat dan mengenang firman-firman Allah subhanahu wataala:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ • وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي الأرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ الْفَسَادَ • وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالإثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ

Artinya: “dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan[130]. Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (Albaqarah 204-206).
[130] Ungkapan ini adalah ibarat dari orang-orang yang berusaha menggoncangkan iman orang-orang mukmin dan selalu Mengadakan pengacauan.
Dan Firman Allah:
وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لا يَهْتَدُونَ
Artinya: 
“aku mendapati Dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk” (An-Naml 24).
Dan Firman-Nya pula:
وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لا يَهْتَدُونَ
Artinya: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?“(Aljatsiah 23)
[1384] Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa Dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.
Selanjutnya Firman Allah:
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ
Artinya: “Maka Apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu Dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan) ? Maka Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; Maka janganlah dirimu binasa karena Kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.“ (Fathir 8).
Firman-firman Allah yang merupakan ayat-ayat mulia yang mu’jaz inilah satu-satunya penenang dan penawar yang mujarrab bagi akal yang terheran-heran dan jiwa yang tertegun kaget dari kedurhakaan kaum Syi’ah itu dan kecerobohan dusta mereka kepada Allah, Rasul-Nya dan Wali-wali-Nya, maka hanyalah kepada Allah saja kami berlindung dari kejahatan-kejahatan mereka.
Sebenarnya, Syi’ah itu tidaklah dikenal maupun mempunyai sesuatu dinegeri ini sebelum Revolusi Khumaini, apalagi literatur dan buku-buku rujukan Agama mereka, tetapi disana-sini dalam negeri kaum Muslimin mereka mempunyai missionaris-missionaris dan lembaga-lembaga penerbitan dan distribusi, malah mereka mempunyai satu lembaga yang mereka namakan “RUMAH PENDEKATAN” yang mereka dirikan di negeri Mesir dengan menyalahgunakan prasangka baik penghuni negeri itu dengan tujuan menyebarluaskan racun kepercayaan Syi’ah melalui literatur-literatur propaganda yang menyembunyikan hakekat kepercayaan Syi’ah untuk menarik dan mendekatkan anak-anak kaum Muslimin kepada Syi’ah Rawafidh dan tidak sebaliknya, agar kaum Muslimin yang selalu mendahulukan prasangka baik terjerat dalam perangkap Syi’ah dan mewarnai mereka dengan warnanya.
Hal ini mereka lakukan dikala kaum Muslimin tidak banyak mengetahui Aqidah dan ajaran Syi’ah, kesempatan ini mereka gunakan dengan sebaik-baiknya sebagaimana mereka lakukan terhadap kaum Muslimin sebelum ini di Iran semasa kekuasaan Shofawiyah , di Irak, di Lebanon, di India dan negeri-negeri Teluk.
Maka tidak lama setelah tercetus Revolusi Iran dan tokoh-tokoh Syi’ah mulai menampakkan warna dan corak asli dari ke-Syi’ahan revolusi itu dengan berupaya mengekspor gagasan mereka itu dan menjalarkannya ke negeri ini dan negeri-negeri kaum Muslimin pada umumnya dengan menyebarluaskan kader-kader mereka dan propagandis-propagandis bayaran mereka serta mendirikan di sana-sini lembaga-lembaga penerbitan dan mencetak jutaan buku dan brosur yang disebarluaskan di tengah-tengah kaum Muslimin yang bersahaja dan selalu berprasangka baik, guna menjebak dan memperdaya mereka dengan umpan dan dalih, bahwa Syi’ah itu adalah salah satu Madzhab diantara Madzhab-madzhabnya kaum Muslimin dan tidak ada sedikit pun pertentangan dalam Ushul dan Aqidah antara aliran Syi’ah dan Madzhab-madzhab yang empat, sedangkan selisih yang ada, hanya sedikit dalam soal Furu’ saja, sama halnya yang ada di antara keempat Madzhab itu sendiri.
Demikianlah tipu daya Syi’ah itu, malah lebih dari itu, mereka berkata bahwa keempat Madzhab itu sesungguhnya bersumber kepada “Madzhab Ja’fariyah”. Dengan kebohongan dan tipu daya ini, mereka berusaha keras dengan tujuan menghalalkan segala cara untuk menjual dagangan mereka yang palsu itu dengan mengelabui kaum Muslimin.
Setelah Syi’ah Rawafidh mulai menunjukkan giginya dan menyebarkan racunnya serta memakai segala cara dengan menipu, memalsu dan memperdaya orang dalam persoalan Agama dan Aqidah, membuat kami terpanggil oleh rasa tanggung jawab dan merasa berkewajiban untuk bangkit menghadapi mereka dan menghentikan ekspansi mereka serta mematahkan tipu daya mereka dengan membuka kedok mereka dan membongkar rahasia Agama mereka yang selama ini disembunyi-sembunyikan, agar orang ramai tahu gerangan siapakah sebenarnya mereka itu dan agama apa yang sebenarnya mereka anut. Untuk upaya ini, kami hanya memohon petunjuk, taufiq, hidayah dan inayah dari Allah Subhanahu Wata’ala semata.
Untuk memberi satu gambaran yang jelas mengenai Syi’ah dan kepercayaannya, kami mengharuskan diri dalam berargumentasi untuk berpaling kepada referensi dan buku-buku rujukan agama mereka, yang merupakan dasar dan landasan berpijak Agama Syi’ah itu, sebab tanpa adanya buku-buku rujukan itu, tentu tidak aka nada Syi’ah Imamiyah, Itsnaa ‘asyariyah, Ja’fariyah.
Marilah kita mulai dengan memperkenalkan buku-buku rujukan agama mereka yang terpenting, yang menurut mereka adalah “AGUNG, BAGUS, HEBAT dan SEMPURNA’, serta merupakan sumber agama mereka yang utama dan tertua yang menurut pengarang-pengarangnya langsung mereka terima dari imam-imam mereka yang Ma’shum, yang mereka namakan “EMPAT RUJUKAN SYI’AH YANG SHAHIH”, yang dari keempat sumber itu literatur-literatur mereka yang lain bercabang.
Tentang keempat rujukan itu, Ulama mereka yang bernama Abdulhusain Syaraf Almausawi dalam bukunya “Al-muraja’at” halaman 311, berkata: Kitab-kitab itu adalah: AL-KAFI, AT-TAHZIB, AL-ISTIBSHAR, dan MAN LA YAHDHURUHUL-FAQIH, dan kitab-kitab itu adalah MUTAWATIR, isinya adalah PASTI KEBENARANNYA (SHAHIHNYA), dan diantaranya AL-KAFI adalah yang TERTUA, TERAGUNG, TERBAGUS dan TERSEMPURNA.