Pages

Monday, August 9, 2010

MENGENAL SYI’AH LEBIH DALAM LAGI


Bismillah….
Genderang perang islam Vs syi’ah sudah ditabuh sejak dahulu kala, dari awal muncul agama baru ini pada masa amirul mukminin, Al-Murtadha Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu sudah mendapat kecaman keras dari ulama’ ahlussunnah wal jama’ah baik dari para shahabat dan tabi’in. bahkan tidak tanggung-tanggung, Ali bin Abi Thalib yang di didik langsung oleh rasululullah shalallahu ‘alaihi wasallam pun tidak ridha dengan kemunculan agama syi’ah, walaupun agama baru ini yang dipelopori Abdullah bin Saba’ si Yahudi Yaman kononnya mengaku membela hak-hak ahlul bait nabi. Siapa sih yang tidak cinta Ahlul bait nabi? Tidak ada seorang mukmin pun melainkan ia pasti cinta ahlul bait nabi. Akan tetapi jika caranya seperti yang ditempuh Abdullah bin Saba’ dan anak keturunannya tentu menjadi musibah besar. Oleh karena itu Ali bin Abi Thalib, sangking geramnya terhadap agama Syi’ah ini langsung memerintahkan pasukannya untuk membakar mereka. Perhatikanlah! Ternyata seorang ahlul bait nabi yang mulia, Al-Murtadha Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu tidak ridha dengan kemunculan agama syi’ah ini.
Lucunya, ada sebagian kecil kaum muslimin yang tidak paham akan kebobrokan aqidah syi’ah sok menggembar gemborkan persatuan sunny syi’ah. Apanya yang mau disatukan??? Agama berbeda, kitab suci berbeda, tempat yang disucikan berbeda, pelaksanaan hajinya berbeda, shalatnya berbeda, wudhu’nya berbeda, adzannya berbeda, nabinya berbeda, kiblat berbeda, syari’at berbeda, dalam semua hal terjadi perbedaan. Jadi kira-kira apanya yang mau disatukan?!! Sama halnya kita menyatukan islam dengan yahudi atau islam dengan nashara…… wal-‘iyadzu billah
Kaum muslimin, saudara-saudaraku rahimakumullah….
Mungkin tidak semua kita mengetahui secara detail hakekat sebenarnya syi’ah rafidhah. Jangan dulu menyimpulkan hanya dikarenakan melihat zhahir akhlak mereka yang baik, ramah, sopan dan beradab. Ingat, mereka memiliki aqidah taqiyyah (dusta)!! Sebagaimana yang mereka sebutkan sendiri dalam kitab andalan mereka “la diina liman la taqiyyah lahu” tidak ada agama bagi yang tidak melakukan taqiyyah. Pembahasan seputar taqiyyah telah kami singgung pada edisi-edisi yang lalu.
Pada kesempatan kali ini kami ingin mengajak pembaca menilik kitab-kitab refereni syi’ah, agar kita mengetahui hakekat sebenarnya aqidah agama ini, yang dengan itu kita akan mengetahui bahwa memang syi’ah adalah sebuah agama tersendiri diluar islam, tidak hanya sekedar madzhab atau kelompok islam…. sekali lagi, kita akan menjadikan kitab-kitab mereka sendiri sebagai referensi.
Dengan memohon pertolongan Allah kami memulai tulisan ini………..
Abdullah bin Saba’, pendiri resmi agama Syi’ah
Diantara keyakinan syi’ah itsna asyariah, mereka mengakui dan mengetahui bahwa agama syi’ah berasal dari seorang Yahudi yang bernama Abdullah bin Saba’, dan mereka juga mengakui bahwa Ali membakar mereka (penganut syi’ah) dan berlepas diri dari mereka. (Lihat kitab “Firaqusy Syi’ah” hal.22 dan kitab “Ikhtiyar Ma’rifah Ar-Rijal” karya Ath-Thusi, 107)
Syi’ah mengkafirkan Ummahatul Mukminin
Mereka berkata: “Sesungguhnya istri nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sangat memungkinkan menjadi kafir sebagaimana istri nabi Nuh dan istri nabi Luth
Yang dimaksud istri nabi shalallahu ‘alaihi wasallam disini adalah Ummul Mukminin ‘Aisyah dan bapaknya. (lihat kitab “Haditsul Ifk” karya Ja’far murtadha, hal.17)
Mereka berkata: “Sesungguhnya ‘Aisyah radhiallahu ‘anha telah murtad sepeninggal nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana telah murtad pula banyak dari para shahabat.” (Lihat kitab “Asy-Syihabuts Tsaqib fi Bayani ma’na An-Nashib” karya Yusuf Al-Bahrani, hal.236)
Mereka juga berkata: “Sesungguhnya ‘Aisyah pernah mengumpulkan empat puluh dinar dari para pengkhianat dan memberikannya kepada musuh-musuh ‘Ali radhiallahu ‘anhu.” (Lihat kitab “Masyariqu Anwaril Yakin” karya Rajab Al-Burasi, hal.86)
Mereka juga berkata: “Sesungguhnya ummul mukminin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha pernah melakukan perbuatan keji (perzinahan) wal-‘iyadzu billah-.
Adapun ayat “mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu)” (QS.An-Nuur:26) mereka (syi’ah) berkata: “ayat ini ditujukan kepada nabi shalallahu ‘alaihi wasallam untuk membersihkan beliau dari tuduhan zina bukan untuk ‘Aisyah”
Lihatlah, betapa bencinya mereka terhadap ummul mukminin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Tahukah anda, siapakah yang mula-mula menuduh ‘Aisyah berzina??? Ya… mereka adalah kaum munafikin yang dipelopori Abdullah bin Ubay bin Salul. Ternyata syi’ah ingin menghidupkan kembali tradisi kebiasaan kaum munafikin. La haula wala quwwata illa billah
Tidakkah mereka tahu bahwa Allah telah membersihkan dari diri ummul mukminin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha tuduhan keji itu, Allah berfirman: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” (QS. An-Nuur:26)
Ayat Ini menunjukkan kesucian ‘Aisyah radhiallahu ‘anha dari segala tuduhan yang ditujukan kepadanya. Rasulullah adalah orang yang paling baik maka pastilah wanita yang baik pula yang menjadi istri beliau. Jika orang-orang syi’ah menuduh ‘Aisyah berzina secara tidak langsung mereka menuduh rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tidak beres mencari pasangan hidup atau mereka menuduh rasulullah sebagai pezina pula.
Sikap berlebihan mereka terhadap Imam ‘Ali radhiallahu ‘anhu
Mereka berkata: “Seungguhnya ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, dialah yang membagi surga dan neraka. Dia akan memasukkan penduduk surga kedalamnya dan penduduk neraka kedalamnya.” (Lihat kitab “Bashair Ad-Darajaat” karya Ash-Shaffar, 8/235)
Mereka berkata: “Sesungguhnya Allah akan memasukkan ke dalam surga siapa saja yang mentaati imam Ali WALAUPUN IA MENDURHAKAI ALLAH, dan sesungguhnya Allah akan memasukkan neraka siapa saja yang menentang imam Ali WALAUPUN IA MENTAATI ALLAH TA’ALA.”(Lihat kitab “Kasyful Yakin fi Fadhail Amiril Mukminin” karya Hasan bin Yusuf Al-Muthahhir Al-Hulli, hal.8)
Mereka berkata: “Sesungguhnya Ali bin Abi Thalib akan masuk kedalam surga sebelum nabi shalallahu ‘alaih wasallam.” (Lihat kitab “‘Ilal Asy-Syara’I” karya Ibnu Babawaih Al-Qummi, hal.205)
Mereka berkata: “Sesungguhnya ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu mampu menghidupkan orang mati dan menghilangkan kesusahan dari orang yang sedang ditimpa kesusahan.” (Lihat kitab “‘Uyunul Mu’jizat” karya Husein Abdul Wahhab, hal.150 dan risalah “Halalul Masyakil” dan kisah Abdullah Al-Haththab Al-Khurafiyah.
Sikap berlebihan mereka terhadap sayyidah Fathimah radhiallahu ‘anha
Mereka berkata: “bahwa Fathimah, Hasan dan Husein serta semua keturuan Husein makshum.” (Lihat kitab “‘Aqa’idul Imamiyah” karya Muhammad Ridha Muzhffar, hal.89 dan 98)
Mereka berkata: “Kalau bukan karena imam Ali tidak akan diciptakan Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan kalau bukan karena Fathimah tidak akan diciptakan keduanya.” (Lihat kitab “Al-Asrarul Fathimiyyah” karya Muhammad Al-Mas’udi, hal.98)
Mereka berkata: “Sesunggunya Fathimah radhiallahu ‘anha adalah titisan tuhan yang menjelma dalam bentuk seorang wanita.” (Lihat kitab “Al-Asrarul Fathimiyyah” karya Muhammad Al-Mas’udi, hal.355)
Mereka berkata: “Sesungguhnya Fathimah radhiallahu ‘anha mengajak bicara ibunya ketika ia masih dikandungan.” (Lihat kitab “Fathimah Az-Zahra’ minal Mahdi ilal Lahd” karya Muhammad Al-Qazwaini, hal.38)
Sekali lagi, pahamilah dengan baik aqidah kufur mereka diatas….. kemudian simpulkanlah, apakah masih anda menganggap syi’ah bagian dari islam???? Simpulkanlah dengan penuh keadilan dan ilmu.
Jauhilah beragama dengan hawa nafsu..
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya. Dan Allah Telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan menutup penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al-Jatsiyyah:23)
“dan tidak ada yang lebih sesat dari orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Qashash:50)
Kedudukan Imam Syi’ah
Mereka berkata: “Sesungguhnya para imam yang 12 lebih mulia dari para nabi dan rasul ‘alaihimus salam.” (Lihat kitab mereka “Al-Nawar An-Nu’maniyyah” karya Ni’matullah Al-Jazairi, 3/308)
Perhatikanlah! Bagaimana sikap berlebihan Syi’ah terhadap Imam mereka, sampai melebihkannya dari para nabi dan rasul, subhanallah ‘amma yashifuun wa subhanallah ‘amma yaquluun.
Syi’ah menuhankan Imam-Imam mereka
Mereka berkata: “Imam-imam Syi’ah maha mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, tidak ada sesuatu apapun yang tersembunyi atas mereka, dan mereka tidak akan mati melainkan dengan kemauannya sendiri.” (Lihat kitab “Ushulul Kafi” karya Al-Kulaini, 1/258 s/d 260)
Sifat Imam Syi’ah yang tersebut diatas adalah sifat ketuhanan yang Allah sifatkan untuk diri-Nya melalui ayat: “Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.” (QS. Ali Imran.5)
“dan mereka tidak akan mati melainkan dengan kemauannya sendiri” sebuah kekufuran yang nyata, tidakkah mereka mendengar firman Allah: “Tiap-tiap umat telah ditetapkan ajalnya; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf:34)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman: “Tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat mengundurkan (Nya).” (QS. Al-Hijr:5)
Bandingkanlah ayat ini dengan pernyataan Sy’iah diatas; mereka mengatakan bahwa Imam yang 12 itu akan mati dengan kehendaknya sendiri, sementara Allah menyebutkan bahwa tiap umat dan pribadi masing-masing telah ditetapkan ajalnya (batas waktunya). Kira-kira tuhan manakah yang benar?! Allah ataukah imam yang 12??? Na’udzubillahi min dzalik.
Kebencian mereka terhadap shahabat nabi
“mereka mengklaim kafir dan murtadnya para shahabat nabi, terutama Abu Bakar, Umar, Utsman, Khalid bin Walid, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Mughirah bin Syu’bah radhiallahu ‘anhum dan selain mereka semuanya kecuali tiga orang saja.” (Lihat kitab mereka “Ar-Raudhah minal Kaafi” karya Al-Kulaini, 8/245)
Kebencian Syi’ah terhadap Khulafa’ Rasyidin
Mereka berkata: “kami berlepas diri dari empat berhala: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Mu’awiyah. Dan dari empat wanita: ‘Aisyah, Hafshah, Hindun dan Ummul Hakam, serta dari semua pengikut mereka. Mereka adalah sejelek-jelek ciptaan Allah di muka bumi, dan tidak akan sempurna iman kepada Allah, Rasul-Nya dan para imam kecuali setelah berlepas diri dari musuh-musuh mereka.” (Lihat kitab mereka “Haqqul Yakin” karya Al-Majlisi, hal.519)
Mereka berkata: “Sesungguhnya Abu Bakar dan Umar adalah kafir, kafir pula setiap yang mencintai keduanya.” (Lihat kitab mereka “Biharul Anwar” karya Al-Majlisi, 69/137,138)
Jadi menurut Syi’ah semua yang mencintai Abu Bakar dan Umar telah kafir dari islam. Kalau begitu seluruh kaum muslimin di negeri ini telah kafir, karena mereka sangat mencintai Abu Bakar dan Umar. Hanyasaja Syi’ah tidak menampakkan aqidah mereka ini karena taqiyyah.
Mereka berkata: “Sesungguhnya Umar radhiallahu ‘anhu terjangkiti sebuah penyakit yang tidak akan sembuh kecuali dengan mani laki-laki (tukang homo), dan neneknya adalah anak zina wal-‘iyadzu billah.” (Lihat kitab mereka “Al-Anwar An-Nu’maniyyah” karya Ni’matullah Al-Jazairi, 1/63 dan kitab “Ash-Shirathul Mustaqim” karya Zainud Diin An-Nabathi Al-Bayadhi, 3/28)
Mereka sangat mengagungkan hari Nairuz, merayakan hari terbunuhnya Umar bin Khattab, dan menamakan pembunuhnya sebagai “Pintu sang pemberani” serta menghimbau untuk menziarahi kuburnya (pembunuh Umar) sebagai penghargaan dari perbuatannya itu.” (Lihat kitab mereka “‘Aqdu Ad-Durar fii Baqari Bathni Umar” karya Yaasiin Ash-Shawwaf, hal.120)
Pembunuh Umar bin Khattab adalah seorang Majusi (penyembah api) yang bernama Abu Lu’luah. Mereka (Syi’ah) sangat mengagungkan Abu Lu’luah Al-Majusi bahkan membangun kuburannya, dan menghimbau penganut syi’ah untuk menziarahi kuburan tersebut. Ternyata agama Syi’ah sangat memiliki hubungan erat dengan yahudi, nashrani dan Majusi. Semoga Allah menyelamatkan kaum muslimin dari bahaya mereka
Mereka berkata: “Sesungguhnya Imam Mahdi Syi’ah (Mahdi Khurafat) akan menghidupkan Abu Bakar dan Umar kemudian menyalib keduanya dan membakarnya, kemudian menghidupkan ‘Aisyah Ummul Mukminiin dan menegakkan hukum had atasnya (karena perbuatan zina yang ia lakukan).” (Lihat kitab mereka “Ar-Raj’ah” karya Ahmad Al-Ahsa-i, hal.116 dan 161)
Mereka berkata: “Sesungguhnya Utsman adalah pezina, banci, dan senang menabuh rebana.’ (Lihat kitab mereka “Ash-Shirathul Mustaqim” karya Zainud Diin An-Nabathi Al-Bayadhi, 3/30)
Mahdi Khurafat Syi’ah dan aqidah Raj’ah mereka
Mereka berkata: “Sesungguhnya Jibril, Mikail, Kursi, Lauhul Mahfuzh, dan pena tunduk kepada Mahdi Syi’ah.” (lihat kitab mereka “Muqtathofat Walaiyah” karya syeikh mereka Al-Wahid Al-Khurasani, hal.39)
‘Raj’ah sebelum hari kiamat, maksudnya: Allah akan mengembalikan ke dunia suatu kaum yang telah meninggal. Lalu Allah akan memuliakan satu golongan (Syi’ah) dan menghinakan golongan yang lain (kaum muslimin). Hal itu terjadi ketika keluarnya Imam Mahdi mereka (Syi’ah), si pembunuh berdarah dingin.” (Lihat kitab mereka “‘Aqa-idul Imamiyyah” karya Muhammad Ridha Muzhffar, hal.102)
“Sesungguhnya Mahdi Syi’ah akan membumi hanguskan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, berhukum dengan hukum keluarga Daud, mengajak bicara Allah dengan bahasa Ibrani bahkan akan membunuh 1/3 penduduk bumi.”
Syi’ah sang penyembah kuburan
Mereka berkata: “Sesungguhnya (keutamaan) menziarahi kuburan Husein bin Ali radhiallahu ‘anhuma sama dengan dua juta kali haji, 2 juta kali umrah, dan 2 juta kali bertempur. Dan pahala setiap haji, umrah dan bertempur seperti pahalanya orang haji, umrah, dan bertempur bersama nabi dan Imam-imam rasyidin.” (Lihat kitab mereka “Nuurul ‘Ain fil Masyi ila Ziyarati Qabril Husein” karya Muhammad Al-Ishtibhanathi, 265)
Jadi menurut mereka “pahala” menziarahi kuburan Husein sama dengan 2 juta kali haji bersama rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, demikian pula 2 juta kali umrah, dan 2 juta kali bertempur.
Jika kita buka Al-Qur’an dari awal sampai akhir pasti tidak akan kita dapatkan keutamaan diatas. Demikian pula, jika kita buka kitab-kitab hadits shahih pasti kita tidak akan menemukannya. Kira-kira dari mana bualan ini mereka dapatkan??
Penghinaan mereka terhadap tempat kudus kaum muslimin
Mereka berkata: “Sesungguhnya Karbala (sebuah tempat di Iraq) adalah tempat yang paling kudus (suci) dalam islam dan lebih agung dari Makkah, Madinah, dan Baitul Maqdis.” (Lihat kitab mereka “Mashabihul Janan” karya syaikh mereka ‘Abbas Al-Kasysyani, hal.360)
Sekali lagi, wahai Syi’ah dari mana bualan ini kalian dapatkan?!!!
Tidakkah kalian membaca firman Allah: “Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya (rasulullah) pada suatu malam (malam isra’) dari Al Masjidil Haram (di Makkah) ke Al Masjidil Aqsha (di Baitul Maqdis) yang Telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra’:1)
Tidakkah kalian mendengar sabda rasulullah shahalallahu ‘alaihi wasallam: “Sebaik-baik negeri di muka bumi ini dan yang paling dicintai Allah adalah Makkah.” (lihat kitab “Fadhail Makkah”, karya Hasan Al-Bashri)
Tidakkah kalian mendengar sabda rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam: “Ya Allah, tanamkanlah ke hati-hati kami rasa cinta terhadap negeri Madinah sebagaimana telah Engkau tanamkan ke hati-hati kami rasa cinta terhadap negeri Makkah.”
Demikian pula sabda rasulullah: “Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim telah meminta kepada-Mu kebaikan untuk negeri Makkah, maka aku (juga) meminta kepadamu kebaikan untuk negeri Madinah seperti yang diminta Ibrahim ‘alaihis salam.” (Lihat kitab “Fadhail Madinah” karya Al-Jundi)
Penghinaan mereka terhadap hari raya kaum muslimin
“Sesungguhnya hari raya yang paling agung dalam islam bukan ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha, akan tetapi ‘Idul Ghadir (hari raya Ghadir yang tidak pernah dikenal dalam islam).” (Lihat risalah mereka “‘Idul Ghadir” karya syaikh mereka Muhammad Asy-Syirazi, hal.11)
* Pertanyaan yang sama untuk kalian “dari mana bualan ini kalian dapatkan?!!!”
Kedengkian mereka terhadap Penduduk Makkah dan Madinah
“Sesungguhnya penduduk Makkah benar-benar telah kafir kepada Allah, dan penduduk Madinah lebih hina 70 kali lipat dari penduduk Makkah.” (lihat kitab mereka “Ushulul Kafi” karya Al-Kulaini, 2/410)
Kalau imam yang mereka agungkan seperti Al-Kulaini saja perkataannya gak karuan maka terlebih lagi para penghambanya seperti Zainal Abidin, Ibnu Jakfari, Ressai, dan yang lainnya……
Kedengkian mereka terhadap Mesir dan Syam
“Sesungguhnya putra-putra (Mesir) telah di laknat melalui lisan nabi Daud, dan menjadikan diantara mereka kera dan babi.”
“Sesungguhnya Allah ketika murka kepada bani israil memasukkan mereka (ke Mesir) dan ketika ridha kepada bani israil mengeluarkan mereka darinya (Mesir).”
(Lihat kitab mereka “Tafsir Al-Qummi” karya Al-Qummi 2/241, dan kitab “Tafsirul Burhan” karya Hasyim Al-Bahrani 1/456, dan kitab “Furu’ul Kafi” karya Al-Kulaini 6/501 dan kitab “Biharul Anwar” karya Al-Majlisi 60/211)
“Sebaik-baik tanah (dimuka bumi) adalah Syam dan sejelek-jelek penduduk (bumi) adalah penduduk Syam. Sesungguhnya penduduk Rum (Romawi) walaupun mereka kafir akan tetapi tidak memusuhi kami, adapun penduduk Syam mereka kafir dan memusuhi kami. Jangan kalian menyebut Ahlu Syam (penduduk negeri Syam) tapi katakan Ahlu Syau’m (orang-orang sial).”
Masih pertanyaan yang sama; “dari mana bualan ini kalian dapatkan?”
pembaca rahimakumullah…
Demikianlah apa yang dapat kami suguhkan kehadapan anda sekalian pada kesempatan kali ini.
Semoga bisa menambah wawasan kita akan hakekat sebenarnya Syi’h rafidhah.
Barakallahu fiikum jami’an

No comments: