Pages

Tuesday, August 7, 2012

Ibnu Ummi Maktum Zaman Ini


Kisah ini terjadi di sebuah kampung di sebelah barat kerajaan Saudi Arabia. Dikisahkan sendiri oleh Syeihk Ibrahim Bubastit dalam”Qashah Mumayyizah”. Beliau menuturkan,

“Kami memasuki kampung itu. Tak ada tanda-tanda sentuhan kemodernan. Sebuah kampung terpencil dengan bangunan sederhana. Kami menelusuri tanjakan jalan menuju masjid tempat dimulainya kisah ini.

Tatkala kami sampai di mesjid, kami dapati di sisi depan pintu terdapat batu besar yang diikat dengan tali. Tahukah anda, tali apakah itu? Satu ujungnya terikat di batu, sementara ujung ali yang lain memanjang dan tidak kelihatan ujung tali yang lain karena jauh.

Kami mulai menyusuri tali tersebut untuk mencari tahu, sampai dimana ujung tali yang satunya, cobalah anda terka, dimanakah ujung tali itu berakhir?
Tali itu terhampar memanjang diatas tanah. Setelah kira-kira enam menit kami mengikuti ara tali tersebut dengan mobil, Subhanallah, kami menemukan tempat dimana ujung tali itu berakhir.

Ternyata, tali panjang itu berujung di sebuah rumah tua yang hanya teriri dari satu kamar dan tempat air. Dirumah tersebut kami bertemu dengan pemiliknya, matanya tak lagibisa melihat. Umurnya kira-kira 85 tahun. Dia adalah seorang kakek buta yang rajin beribadah.

Tatkala kami bertanya, “Wahai kakek, beritahu kami, apa rahasia dari tali yang memanjang dari masjid hingga rumah kakek ini?” Maka dengarlah jawaban yang membekas di hati setiap mukmin ini. Kakek itu menjawab, “Wahai anakku, ini adalah tali yang menunjukkan jalanku untuk shalat lima waktu. Ketika masuk waktu shalat, aku pegang tali ini, lalu aku keluar rumah ini menuju masjid dengan memegang tali ini, lalu aku keluar rumah ini menuju masjid dengan memegang tali ini. Begitu pula tatkala aku pulang dari mesjid, karena tidak ada yang menuntunku untuk ke masjid.” Allahu Akbar! Kami pun melihat bekas yang sangat kentara pada tapak tangannya yang secara rutin bergesekan dengan tali yang dipegangnya.”

Lantas di manakah orang-orang yang kuat dan sehat fisiknya, yang sehat kedua matanya, yang kokoh kakinya, serta yang memiliki kendaraan untuk hilir mudik? Adakah alasan bagi mereka untuk meninggalkan shalat jamaah di masjid? Wallahul muwaffik.
Moga kisah ini bermanfat buat kita semua

No comments:

Post a Comment