Pages

Friday, December 3, 2010

KEPADA TUKANG RAMAL, DUKUN, MUSYRIKIN, DAN PARA SUPPORTERNYA...


by Muwahid 

بسم الله الرحمن الرحيم
  

ALLAH berfirman:
“Katakanlah tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali ALLAH”
(Qs. 27: 65 )

Berkata Asy Syaikh Shalih Al-Fauzan:
”Perdukunan termasuk perbuatan syirik dikarenakan didalamnya terkandung pengakuan dukun sebagai sekutu bagi ALLAH didalam ilmu ghoib.”
(Al Mulakhos Syarhu Kitabit Tauhid : 217)

Maka mendatangi mereka dan bertanya kepadanya walaupun tidak mempercainya merupakan dosa besar adapun jika mempercainya merupakan perbuatan kekafiran yang mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, berkata:
Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
”Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun, membenarkan apa yang diucapkannya maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam “
(HR. Al-Hakim dan dishahihkan olehnya dan disepakati Imam Dzahabi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-AlBani)

Adapun jika hanya bertanya saja tanpa membenarkannya maka yang seperti ini hukumnya haram merupakan perbuatan dosa yang sangat besar sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sebagian istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: 
“Barangsiapa mendatangi tukang ramal (dukun dan sejenisnya) menanyakan sesuatu maka tidak diterima sholatnya selama empat puluh malam.”
(HR Muslim)

==================================

ALLAH berfirman:
“Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada ALLAH dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang ALLAH dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya “
(Qs. 58: 22)

Berkata Asy Syaikh As Sa’di Rahimahullah:
“Yaitu tidak akan berkumpul ini dan ini, dan tidak akan ada seorang hamba yang beriman kepada ALLAH dan hari akhir dengan sebenarnya kecuali dia mengamalkan konsekuensi dari keimanannya dan berpegang teguh diatasnya, dengan mencintai orang-orang yang beriman dan berwala’ (loyalitas) kepada nya dan membenci orang-orang yang tidak beriman dan memusuhinya, walaupun dia orang yang paling dekat dengannya”
(Taisiirul Kariimur Rahman pada ayat ini)

Berkata Asy Syaikh Al Allamah Shalih Al Fauzan Hafidzahullah:
“Ayat ini menunjukkan juga bahwasannya mencintai orang musyrik dapat menghilangkan iman kepada ALLAH dan hari akhir, baik itu menghilangkan dari dasarnya atau kesempurnaannya, apabila kecintaan mereka kepada orang-orang musyrik disertai menolong jalannya mereka dan kekafiran mereka maka yang seperti ini merupakan perbuatan yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam, adapun jika hanya mencintai mereka tanpa disertai dengan menolong mereka maka yang seperti ini mengurangi keimanan dan sebuah kefasikan dan melemahkan iman.“
(Syarh Al Ushulut Tsalasah: 48)

Dulu para generasi salafus shalih (generasi terdahulu dari kalangan orang shalih) jika mereka mendengar kematian ahlu bid’ah meninggal, diantara mereka ada yang sujud syukur, diantara mereka ada yang mengucapkan Alhamdulillaah dan ada diantara mereka setelah mendengar berita tersebut lansung terlihat dari wajahnya rasa gembira, lalu bagaimana jika yang mati itu seorang dukun kafir musyrik yang telah menyeret ummat kepada kesesatan dan jurang neraka jahannam dengan mempercayai ramalan-ramalannya, maka sudah seharusnya kita lebih bersyukur dan bergembira atas kematiannya, karena ummat selamat dari kesesatannya.

Berkata Asy Syaikh Al Allamah Shalih Fauzan:
“Karena keberadaan dukun sangat berbahaya bagi masyarakat yang berimbas kepada aqidah dan tauhid.”
(Iaanatul mustafid, jilid 1 hal 370). 

Wahai ummat sadarlah dan bertaubatlah kepada ALLAH dari mendatangi atau membaca dan membenarkan ramalan-ramalan dukun dan tukang ramal lainnya.
Lihatlah berapa banyak ummat yang tersesat dari mendatangi, bertanya dan membenarkan ramalan mereka!

wallaahu a'lam

(Silahkan melihat I’aanatul Mustafied Syarah Kitabit Tauhid, Syaikh Shalih Al-Fauzan, Mulakhos Syarah Kitab Tauhid, Syaikh Shalih Al-Fauzan. hal : 214)

Ditulis oleh: Abu Ibrahim ‘Abdullah Bin Mudakir

No comments:

Post a Comment