Pages

Wednesday, August 21, 2013

Rasyid Masuk Islam Setelah Tadinya Mengajak Teman Keluar dari Islam


JTI-Brother RasheedNAMAKU Rasyid. Aku berasal dari Florida, Amerika. Usiaku 24 tahun. Aku masuk Islam pada Desember 2004, saat itu aku baru berumur 17 tahun. Saat ini aku bekerja sebagai tekhnisi lab mata.
Aku ingin bercerita tentang bagaimana aku masuk Islam, dan mungkin memberikan sedikit nasihat bagi mereka yang tengah mencari jalan hidupnya, insyaAllah.
Sama seperti anak gereja kecil lainnya, aku dibesarkan di Gereja Baptis daerah Selatan. Aku rajin mengunjungi gereja secara rutin, mempelajari injil dan melakukan pelayanan sehingga aku tahu kitabku. Aku tidaklah pintar, tetapi i untuk seorang anak berusia 13 hingga 17 tahun, aku cukup tahu agamaku.
Persepsiku Terhadap Islam
Sebelum memeluk Islam, aku sangat mengimani kepercayaan Kristen akan trinitas, sebagaimana seorang Baptis dari Selatan, dan aku sangat teguh dengan kepercayaan ini. Aku tidak mengetahui banyak tentang Islam, kupikir karena waktu itu bagaimana media memberitakan tentang Islam, sehingga aku tak ingin mengetahui Islam.
Jadi awalnya begini, ada seorang teman sekolah yang ingin berpindah agama, saat itu kami adalah teman baik. Dibesarkan di lingkungan Kristen, dan kemudian mengetahui bahwa seorang teman yang sama-sama bersekolah bersama meninggalkan agama yang kucintai, benar-benar membuatku terpukul.
Akhirnya aku menganggap hal itu secara pribadi seperti layaknya aku melakukan perang salib untuk membawanya kembali ke gereja, memberikannya kesaksian dan segalanya, tapi tanpa mengetahui apapun tentang agama yang ia anut sekarang.
Aku melakukan usaha terbaikku, dan akhirnya meneliti Islam sendirian dan dengan bertanya padanya juga. Akhirnya kami banyak melakukan diskusi, dan dia banyak mengajariku berbagai hal tentang Islam, dan aku? Aku tak dapat berkata apa-apa karena aku tak mengetahui sebelumnya, semua hal tampak masuk akal bagiku. Ketika hal ini berlangsung, misiku sebenarnya adalah membawanya keluar dari Islam, namun justru aku yang tertarik pada Islam.
Yaa, aku tidak pergi mencari kebenaran seperti kebanyakan orang. Tetapi kukira Allah menunjukkanku pada Islam dengan cara-Nya,
Awalnya, aku harus jujur bahwa hidupku belum sepenuhnya berubah karena masa lalu. Gaya hidupku tidak berubah banyak. Aku hanya menjalani ibadah-ibadah harian dan berhenti memakan babi. Namun alhmdulillah, aku tidak minum alkohol, sehingga aku tak perlu benar-benar meninggalkannya.  [sa/islampos/onislam]

No comments:

Post a Comment