Pages

Tuesday, July 23, 2013

AIR MATA DARI SURAT ADIK FATIMAH.



''Pada malam 24 Disember setelah kakak saya menceritakan sebuah kisah dari daerah tetangga kami yang baru saja dihentam oleh US B52 (pesawat tempur) di Qandahar (Kandahar), Saya berhenti di pejabat utama NY Post, di 33rd & 8th Avenue, NYC, markas untuk USPS, sebuah program “Operasi Santa Claus”. Saya kembali ke stan berita dan mengambil satu copy New York Times.

Sementara seseorang sedang memegang akhbar dan berbicara kepada isterinya saat dia sibuk memilih-milih hadiah untuk Hari Natal, tiba-tiba saya terdengar seseorang menghadapnya dan mengatakan, “Ya, kita adalah orang-orang yang lurus dari semua bangsa, kita tidak mengebom rakyat miskin Afghan, tetapi pempimpin mereka yang menuntut kempen pengeboman yang intensif, kita dari grand canyon, hahaha, cheers !!, dan Natal ini akan sangat berbeza bagi orang Amerika.”

Saya tidak mudah untuk menunjukkan emosi saya, tetapi saya mendengar kisah satu per satu, dengan air mata mengalir di wajah saya. Inilah sebuah kisah yang saya pilih dari telepon kakak saya.

Fathimah berusia 6 tahun, ia tinggal dengan ayah dan ibunya, dan dengan 2 adik beradik perempuan dan seorang adik lelaki di kota Qandahar, suka bermain dengan kawan-kawan sebayanya di ladang di sekitar rumahnya. Ayahnya bekerja berjam-jam lamanya untuk membeli makanan bagi keluarganya.

Fathimah, di hari ketiga sewaktu peneboman oleh Amerika di kota Qandahar,ia mengatakan kepada ayahnya agar ayah nya membawanya kepada Allah dan ia berhasrat akan mengatakan kepada-Nya untuk menyingkirkan orang-orang Amerika (penjajah) dari dunia damai ini dan menghancurkan pesawat-pesawat mereka, dan jika ayahnya tidak membawa nya kepada Allah maka ayahnya harus membiarkan ia pergi ke gurun-gurun untuk berdoa kepada Allah (apa lah si kecil fatimah mengerti namun di sebalik tidak tahu apa-apa,fatimah mempunyai azam utk melawan penjajah).

Ahmad berusia 11 tahun,abang kepada Fathimah, juga meminta mati syahid dan mengatakan untuk membiarkannya meninggalkan rumah untuk memerangi para penjajah ketika mereka mendarat.Subhanallah..begitu anak-anak kecil ini sudah mengerti tentang kemuliaan syahid.

Sang ayah tidak mampu menjawab, sehingga akhirnya ia meminta ibunya untuk meyakinkan mereka. “Kamu masih terlalu muda untuk melawan para penjajah kotor itu, Ahmad,dan kamu harus menunggu hingga kamu dewasa. Usia untuk berperang paling tidak (minimal) 16 tahun,” kata sang ibunda menasihati puteranya itu..lantas si ibu pun memujuk Fathimah yang masih anak-anak itu.

“Dan kamu Fathimah, beritahukan permintaanmu kepada Allah, (apa yang kamu mohon dariNya) dan berikan kepada ayahmu untuk menulisnya dan kemudian ayah akan mengirimnya ke rumah Allah: Ka’bah. Dan tentu saja Allah akan memberikan kemurkaanNya terhadap seluruh orang-orang kafir.”kata si ibu sebagai memujuk anak kecil nya itu.

Akhirnya, mereka berdua si anak-anak kecil itu merasa lega setelah di pujuk dan Fathimah segera mengambil selembar kertas dengan pensil yang telah rusak sebahagiannya dan memberikannya kepada ayahnya dan mengatakan kepada ayahnya untuk menulis:

SURAT FATIMAH...

“Aku, Fathimah dan semua anak-anak Muslim Afghanistan sedang diserang oleh para penjajah, pesawat-pesawat mereka datang dari negara yang jauh ke tanah kami dan mengebom kami. Mereka bukan saja musuh bagi negara kami dan hidup kami tetapi juga musuh bagi agamamu, Islam, mereka datang untuk menyingkirkan Imarah Islam dari Afghanistan. Dan lebih dari itu, mereka membunuh anak-anak kecil yang tidak bisa melakukan apapun maupun untuk menyakiti siapapun. Ya Allah-ku! Kirimlah kemurkaanMu yang sangat besar terhadap mereka (para penjajah) dan terhadap seluruh pendukung mereka, baik mereka orang Afghan maupun orang lainnya. Kami membenci Amerika dan para pengikut mereka, bunuhlah mereka semua.”


Setelah menyelesaikan menulis surat itu, ayahnya dan Ahmad pergi ke Masjid untuk melaksanakan shalat Isya’. Dan bom telah menghentam rumah Fathimah dan semua anggota keluarga.. kecuali Ahmad dan ayahnya yang ketika itu di Masjid. Sang ayah mengatakan bahawa Fathimah membisikkan ke telinganya saat nafas terakhirnya, “Jangan kirimkan suratnya sekarang, aku akan bertemu dengan Allah segera dan aku akan mengatakan semuanya yang kita sedang hadapi di negeri kita.”

ADMIN :TAK MAMPU MENAHAN AIRMATA .....OH FATIMAH..!!.

Artikel ini Diterjemahkan dan dari Shahamat- (salah satu site rasmi Mujahidin Imarah Islam Afghanistan)

keterangan gambar :SURAT FATHIMAH

No comments:

Post a Comment