Pages

Monday, April 5, 2010

Yayasan Albayyinaat Keluarkan Buku Tentang Bahaya Syi’ah



SURABAYA
 - Yayasan Albayyinaat mengeluarkan buku berjudul "Export Revolusi Syiah ke Indonesia" yang berisi tentang bahaya aliran Syiah bagi masyarakat, khususnya umat muslim di Indonesia.
Buku yang ditulis Alhabib Achmad Zein Alkaaf yang menjabat Ketua Bidang Organisasi Yayasan Albayyinaat itu diluncurkan di Surabaya, Minggu, dengan dihadiri ulama asal Hadramaut, Yaman, Alhabib Umar bin Hafid.
Dalam buku setebal 312 halaman itu, Zein mengingatkan bahaya aliran Syiah Imamiyyah Itsna `Asyariyyah (Madzhab Ahlul Bait) bagi seluruh umat Islam di Indonesia.
"Buku ini penting bagi para pejabat dan ulama, agar tidak terpengaruh aliran Syiah," kata Zein mengenai buku yang dalam edisi perdananya itu dicetak sebanyak 5.000 eksemplar.
Yayasan Albayyinat merupakan organisasi sosial keagamaan di bidang dakwah Islammiyah berdasarkan akidah Ahlussunah wal Jamaah. Selama ini Yayasan Albayyinat membantu pemerintah dalam mewaspadai gerakan dan ajaran Syiah.
Sementara Zein hingga saat ini tercatat sebagai anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim dan tercatat dalam jajaran Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim.
"Saat ini, banyak tokoh NU dan Muhammadiyah yang mulai membela Syiah. Buku ini dapat membentengi pengaruh Syiah," katanya.
Sementara itu Ketua MUI Jatim, KH Abdusshomad Buchori menyambut baik terbitnya buku berjudul "Export Revolusi Syiah ke Indonesia" karya Achmad Zein Alkaaf itu.
Menurut dia, sejak 1984 MUI telah menyatakan, Syiah memiliki perbedaan pokok dengan mazhab Ahlussunah Wal Jamaah yang dianut mayoritas umat Islam di Indonesia.
"Mengingat perbedaan pokok menyangkut pemerintahan, MUI mengimbau kepada umat Islam meningkatkan kewaspadaan terhadap masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syiah," katanya.
Dukungan atas terbitnya buku itu juga disampaikan Ketua PWNU Jatim, KH Hasan Mutawakil `Alallah. Menurut dia, apa yang disampaikan penulis dalam buku itu memang benar adanya.
"Yang menjadi ancaman bukan hanya akidah Islam, melainkan juga konstitusi dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo itu.
Menurut dia, KH Hasyim Asy`ari telah membentengi umat muslim Indonesia dari ajaran Syiah dengan mendirikan organisasi NU pada 1926.
"Hingga saat ini warga nahdiyin masih berpegang teguh salah satu dari empat mazhab yang Ahlussunah Wal Jamaah, yakni Syafi`i, Maliki, Hanafi, dan Hambali," katanya.
PWNU meminta pemerintah juga turun tangan dalam menangani masalah bahaya Syiah tersebut untuk menghindari terjadinya pergolakan antarpenganut mazhab di Irak atau Iran merembet ke Indonesia. [antnews].

No comments:

Post a Comment