Pages

Monday, March 1, 2010

Tipudaya iblis

Konon iblis pernah mengeluh, “Sungguh tidak adil. Apapun yang dilakukan manusia, hal buruk apapun yang terjadi, mereka selalu menyalahkan aku. Memangnya apa salahku? Aku ‘kan tak bersalah. Mari kutunjukkan padamu bagaimana mereka selalu menyalahkan aku atas semua kejelekan yang pernah terjadi.” Iblis pun lalu bercerita demikian;
Ada seekor domba jantan yang diikatkan dengan tali ke sebilah tiang pancang. Iblis melonggarkan pancang itu sedikit dari tanah dan berkata, “Lihat, hanya inilah yang kulakukan.”
Domba itu menggoyang-goyangkan kepalanya, lalu menyentakkan tiang pancang tadi sampai tercabut dari tanah. Pintu pemilik rumah saat itu sedang terbuka dan pada salah satu dinding ruang tamu terpasang sebuah kaca cermin antik yang besar dan indah.

Kambing itu melihat bayangan di cermin yang ia kira ada kambing jantan yang lain. Ia merendahkan kepalanya, mengambil ancang-ancang, dan menyeruduk bayangan domba yang ada di cermin itu. Dan hancurlah cermin itu berkeping-keping.
Nyonya rumah terkejut, berlari menuruni tangga dan melihat cermin antiknya yang indah itu jatuh berantakan. Padahal cermin itu adalah warisan orang tuanya turun-temurun.
Segera ia menjerit dan memanggil para pelayannya, “Potong leher domba itu, sembelih saja!” Para pelayannya segera menyembelih domba jantan itu. Padahal domba itu adalah peliharaan kesayangan suaminya. Ia membesarkannya sendiri dari kecil.
Ketika pulang kerja, ia mendapati domba kesayangannya telah mati disembelih. Ia pun berang, “Siapa yang telah menyembelih dombaku? Siapa yang berani melakukan hal sekeji itu?”
Istrinya balas membentak, “Aku yang menyembelihnya. Aku yang memotongnya karena ia telah menghancurkan cermin antik warisan dari orang tuaku.”
Suaminya tambah marah, lalu ia berkata, “Kalau begitu, kuceraikan kau sekarang juga!”
Kepada sanak saudaranya perempuan itu, para tetangga bergunjing bahwa perempuan itu diceraikan suaminya hanya karena memotong seekor domba. Saudara-saudara perempuan itu menjadi sangat marah. Segera mereka mengumpulkan seluruh sanak saudara dan mencari sang suami dengan membawa berbagai macam senjata.
Suami yang telah mendengar kedatangan mereka segera pula memanggil sanak saudaranya sendiri untuk membelanya. Kedua keluarga besar itupun memulai peperangan dan mengakibatkan jatuh banyak korban terbunuh.
Si Iblis berkata, “Lihatlah sendiri. Sebenarnya apa yang kukerjakan? Aku kan hanya sedikit melonggarkan tiang pancang kecil itu saja, mengapa aku yang harus disalahkan atas semua hal buruk yang mereka lakukan satu sama lain. Yang aku lakukan hanyalah sedikit saja melonggarkan sebatang tiang pancang dan selebihnya adalah perbuatan buruk mereka sendiri!”

No comments:

Post a Comment