Pages

Monday, February 22, 2010

Kejahatan Israel di Gaza & 'Kejahatan' Para Pendukungnya

Bagi umat Islam, Palestina, yang di dalamnya terdapat Al-Quds, merupakan tanah waqaf umat Islam. Di sana terdapat Al-Masjid Al-Aqsha, tempat para nabi dan rasul, tempat Isra' Rasulullah saw., dan tempat yang sangat diberkahi. Bagi umat Islam, Palestina adalah warisan ideologis, bukan warisan genetis. Artinya kepedulian umat Islam terhadap masalah Palestina bukan semata terdorong oleh masalah kemanusiaan, melainkan pada pertimbangan keagamaan. Siapapun yang hidup diatas Palestina, tidak akan merubah hak umat Islam atas Palestina, khususnya Al-Quds dan Masjidil Aqsha. Dasar pemikiran inilah yang menjadikan pernyataan SBY, Gusdur atau Din Syamsuddin, bahwa masalah Palestina bukan konflik agama, terlihat sebagai pernyataan yang sangat bodoh dan angkuh secara syariat.

KEKEJAMAN ISRAEL

Kekejaman Agresi Israel Sejak 1947

Agresi Israel merebut tanah Palestina sedikit demi sedikit, sejak 1947 hingga saat ini minimal tercatat 18 peristiwa pembantaian sadis yang dilakukan Israel terhadap penduduk Palestina. Salah satu pembantaian yang terkenal adalah pembantaian di Deir Yassin, 1948, dimana wanita-wanita hamil dicabik perutnya dengan bayonet, anggota tubuhnya dipotong-potong, dan lainnya diperkosa. Sekitar 52 orang anak-anak disayat-sayat tubuhnya di depan mata ibunya, lalu mereka dibunuh secara keji. Lebih dari 280 warga Palestina syahid di tangan zionis. Pembantaian Mesjid Dahmash, 1948, dimana 100 tewas. Sekitar 60.000 orang Palestina keluar dari negerinya, dan 350 orang lebih tewas dalam perjalanan karena keadaan kesehatan yang parah.

Pembantaian Sabra dan Shatila, Lebanon, 1982, merenggut nyawa lebih dari 3.000 warga Palestina. Arsitek pembantaian itu adalah Ariel Sharon yang bekerjasama dengan kelompok Phalangis Kristen, Lebanon. Setelah Perang 1967, 160.000 orang Palestina meninggalkan Yerusalem Timur dan menjadi pengungsi. Ketika Sharon menjadi penanggung jawab keamanan di Jalur Gaza, 16.000 orang diusir untuk kedua kalinya. Di tahun 1994, Israel membantai ratusan umat Islam di Mesjid Ibrahimi, lebih dari 50 orang Islam tewas dan 300 orang luka-luka. Pembantaian Qana, 1996, 109 warga Palestina termasuk anak-anak tewas secara mengerikan dengan kepala yang terpenggal.

Sejak agresi tahun 1947, telah terjadi penistaan lebih dari 200 mesjid di daerah yang dijajah kemudian diubah fungsi menjadi tempat penampungan hewan, bar dan klub, restoran, klub malam dan bahkan sebagai tempat pemutaran film pornografi.

Kekejaman Ekonomi di Jalur Gaza

Jalur Gaza merupakan penjara raksasa yang mengisolir sekitar 3 juta rakyat Palestina yang ada di Gaza. Seluruh perbatasan Gaza dengan Israel dibangun tembok yang tingginya 2 kali lipat tembok berlin, panjangnya lebih dari 750 km setara 3 kali lipat tembok Berlin dan setara jarak Jakarta ke Solo, setiap jarak 9 meter ditempatkan senjata yang secara otomatis meletus bila ada orang lewat.

Jalur Gaza yang dihuni sebagian warga Palestina dan gerilyawan Hamas ibarat manusia sekarat bagi Israel. Jalur distribusi manusia, makanan, listrik, air, diatur oleh Israel sejak lama. Warga Palestina hanya menggunakan tidak lebih dari 50 meter kubik air per tahun, sedangkan orang-orang Yahudi mendapat fasilitas air lebih dari 2.400 meter kubik air setiap tahun yang berasal dari perairan di Tepi Barat, artinya 42 kali lipat dari warga Palestina. Pendapatan per kapita di dalam entitas Yahudi 30 kali pendapatan per kapita Palestina, dan bersamaan dengan itu warga Palestina terpaksa membeli barang dengan harga pasar yang diduduki oleh entitas Yahudi. Saat serangan Gaza sejak akhir 2008 ini, jalur listrik dan makanan dihentikan Israel. Bayangkan hidup di wilayah bersuhu sangat dingin tanpa alat pemanas listrik.

Kekejaman Teknologi Perang dan Uji Coba Senjata

Israel merupakan satu-satunya negara di dunia yang memiliki kebebasan dan hak kepemilikan senjata nuklir tanpa ada ikatan dan pengawasan PBB. Selama beberapa kali penyerangan sejak 20 tahun lalu, Israel dan AS cenderung menggunakan berbagai senjata baru sebagai uji coba. Dalam penyerangan di Gaza, Israel menggunakan bom fosfor putih yang tidak diizinkan oleh Undang-undang internasional untuk perang kota. Bom fosfor putih yang dikenal dengan nama Willie Pete (WP) buatan AS tipe M825A1, jika partikelnya yang panas terkena kulit akan membakar daging hingga ke dalam tulang. Asam yang berasal dari racun fosfor juga bisa menyebabkan luka dan meracuni seluruh tubuh. Ekspos asap fosfor di udara, bisa menyebabkan kanker, kerusakan hati, ginjal, jantung, paru-paru, dan tulang. Korbannya akan mengalami rasa sakit yang sangat sebelum ajal menjelang.

Kekejaman Terhadap Warga Sipil

Pada hari pembantaian ke 15 di Gaza, Pasukan Israel mengumpulkan 110 warga sipil Palestina, setengah di antara mereka adalah anak-anak, dalam sebuah rumah di Zietun, Jalur Gaza. Beberapa jam kemudian rumah tersebut tiba-tiba ditembaki secara membabi buta oleh pasukan Israel, sebanyak 30 orang di antaranya tewas.

Kekejaman Dengan Perilaku Binatang

Pada hari pembantaian ke 17 di Gaza 2009, sekelompok tentara Israel melepas beberapa ekor anjing yang sudah dilatih secara khusus, ke arah jenazah Shahd, balita putri, 4 tahun, yang baru saja tewas terbakar akibat serpihan bom. Apa yang terjadi sungguh biadab dan memilukan! Anjing-anjing pelacak itu segera melahap sebagian sisa tubuh balita malang tersebut. Dan bangkai manusia itu dilahap bertahap selama berhari-hari tanpa boleh ditolong warga sipil. Beberapa hari kemudian saudara laki-laki Shahd, yang bernama Matar dan sepupunya Muhammad, nekad mendekati jenazah Shahd, keduanya ditembaki tentara-tentara Zionis hingga gugur syahid.

'KEKEJAMAN' PARA PENDUKUNG ISRAEL

Kekejaman AS Sebagai Antek Yahudi

AS telah menggunakan paling sedikit 69 hak veto nya untuk membatalkan sanksi PBB yang diusulkan sebagai respon dari berbagai serangan dan agresi Israel terhadap wilayah Palestina sejak puluhan tahun yang lalu. Bahkan minggu lalu, 390 anggota Kongres (DPR) AS setuju mengeluarkan resolusi yang menyatakan "mengakui hak Israel untuk mempertahankan diri atas serangan dari Gaza". Ini tak heran karena lobby-lobby Yahudi sangat kuat mempengaruhi kebijakan politik dan ekonomi AS.

Maka tak heran pula bila dua hari lalu, Presiden Israel, Ehud Olmert mengatakan dia berbicara dengan Bush sehingga Presiden AS itu menghentikan ceramahnya ditengah-tengah suatu acara di Philadelphia, demi untuk menjamin bahwa AS tidak akan mendukung resolusi DK PBB tentang masalah Gaza. "Saya berkata, 'Sambungkan saya ke Presiden Bush. Mereka menjawab, dia (Bush) sedang memberi kuliah di Philapdelphia. Saya katakan (pada mereka) saya tidak peduli, 'Saya harus berbicara dengannya sekarang juga. Dia lalu turun dari podium dan berbicara dengan saya," aku Olmert seperti dikutip The Jerusalem Post, Rabu 14 Januari 2009. Akhirnya AS tunduk dan tidak mendukung resolusi DK PBB yang merugikan Israel.

Kekejaman 'SEPILIS' dari Indonesia

Kelompok sekularis-pluralis-liberal (SEPILIS) tak ketinggalan memberi komentar. Saat 'tawuran kecil' antara laskar Komando Laskar Islam dengan AKKBB mereka sangat ribut kebakaran jenggot, lantas menggalang aksi protes di berbagai kesempatan. Namun saat di Gaza terjadi 'pembantaian besar-besaran' mereka bukan sekedar diam seribu basa, bahkan malah mengeluarkan pernyataan yang menyakitkan umat Islam.

Ulil Abshar Abdala, mantan Ketua JIL, malah menyalahkan umat Islam yang menurutnya secara sejarah merupakan bangsa penjajah. "Kalau kita sebagai umat Islam mau jujur, kita harus mengakui bahwa seluruh wilayah yang sekarang dihuni oleh umat Islam, terutama di kawasan Arab, sekitar Laut Tengah, daerah Balkan, dan anak benua India-Pakistan adalah wilayah taklukan Islam. Dengan kata lain, wilayah yang dulu diperoleh karena proses pencaplokan melalui aksi militer..... Jika Islam adalah agama misionaris, imperial dan ekspansif, agama Yahudi kebalikan dari itu semua. ... Bangsa dan agama Yahudi juga tidak pernah berambisi melakukan ekspansi wilayah. Ide keyahudian terikat pada wilayah kecil sebagai fondasi agama itu, yaitu Yerusalem dan kawasan di sekitarnya yang sama sekali tidak siginifikan dibandingkan dengan luasnya wilayah yang pernah dicaplok oleh umat Islam di zaman lampau", demikian kata Ulil beberapa hari setelah pembantaian Gaza dimulai Israel akhir 2008. Guntur Romli, dari Jurnal Perempuan, tanpa empati menulis di Koran Tempo di hari-hari pembantaian Israel di Gaza, antara lain sbb, "..Dengan memancing Israel menyerang, Hamas bisa cuci tangan dari kegagalannya di dalam negeri. Hamas memperoleh simpati luar biasa dan dukungan opini publik dunia. . .. Dan Kekuatan Hamas dalam konflik ini bukan senjata, melainkan tameng hidup rakyat sipil Gaza yang korban-korbannya (khususnya ibu dan anak-anak) mampu memanggil simpati dunia."

Luthfi Assyaukanie, salah satu anggota JIL, dalam acara Today's Dialogue, Metro TV, 13 Januari 2009, habis-habisan membela Israel dan AS secara implisit. Tak heran karena ia baru saja kembali berkunjung dari Israel sebelum penyerangan ke Gaza terjadi. Ia begitu terpukau atas keramahan penduduk Israel dan keindahan kota-kota Israel yang dibangun diatas tanah caplokan milik Palestina. Ini sebagian kutipan tulisannya, "Melihat indahnya Tel Aviv, teman saya dari Singapore membisiki saya: "orang-orang Arab itu mau enaknya saja. Mereka mau ambil itu Palestina, setelah disulap jadi sorga oleh orang-orang Yahudi. Kenapa tak mereka buat saja di negeri mereka sendiri surga seperti Tel Aviv ini?" Bagaimana kalau rumah Luthfy disita orang lalu direnovasi menjadi lebih indah, lantas saat ia menuntut rumahnya dikembalikan, kemudian orang yang merebut rumahnya menyarankan agar ia membangun rumah yang lebih bagus daripada meminta kembali rumahnya.

Kaum munafik memang lebih bebas menghina Islam karena awam menyangka mereka sedang melakukan oto-kritik padahal mereka sedang menggunakan KTP Islam untuk menghina Islam dengan berbagai cara.

Intinya, untuk masalah Gaza ini hampir tidak ada ruang yang pantas untuk memberi pembenaran bagi kejahatann Israel di Gaza, entah ia non-muslim atau apalagi muslim. Dari sisi syariat Islam mungkin hanya mudah dilihat oleh orang yang beriman. Kalaupun ia tidak mampu, paling tidak ia bisa melihatnya dari sisi kemanusiaan, dimana orang terbodohpun seharusnya bisa melihat kejahatan Israel ini, kecuali kalau ia tidak punya nurani atau ia bagian dari kejahatan Yahudi. (redaksi fpi.or.id/adie)

(KLIK DISINI UNTUK MENDAPATKAN FORMULIR PENDAFTARAN RELAWAN JIHAD KE PALESTINA)

No comments:

Post a Comment