Pages

Monday, February 22, 2010

Awas Masjidil Aqsa Akan Diambil Yahudi!

May 8, '05 7:41 PM
for everyone
Oleh H. USEP ROMLI, H.M.

TANGGAL 10 April yang lalu, ribuan warga Yahudi anggota kelompok ekstrem "Revava", mendatangi kompleks Haramusy Syarif, Jerusalem Timur. Mereka ingin merebut "Kubah Karang" (As-Sakhra, The Dome of the Rock), yang dianggap tempat suci bagi agama Yahudi. Sejak abad 8 M, atau selama 1.300 tahun, kompleks tersebut berada di bawah kekuasaan umat Islam.

Upaya mereka gagal total karena umat Islam setempat, di bawah koordinasi para pejuang Harakah Muqawwamah Al-Islamiyah (Hamas) sigap berjaga-jaga. Pasukan militer dan polisi Israel ikut melakukan pengamanan. Bahkan mereka berusaha sekuat tenaga mengusir ekstremis Yahudi "Revava" agar menjauh dari Haramusy Syarif.

Tapi Efraim Cohen, pemimpin "Revava", mengancam akan kembali sebulan lagi. Tanggal 10 Mei mereka menargetkan, akan menguasai Haramusy Syarif, minimal menguasai "Kubah Karang". Ancaman Efraim tampaknya bukan gertak sambal. Areal Haramusy Syarif, atau Al-Quds, luasnya 50 ha. Di situ terdapat dua bangunan bersejarah, baik milik umat Yahudi, maupun umat Islam. Yaitu Masjidil Aqsa di sebelah selatan, dan Kubah Sakhra (Kubah Karang, The Dome of the Rock) di sebelah utara.

Umat Yahudi mengaku, Kubah Karang sebagai miliknya yang paling penting. Bahkan menjadi semboyan perjuangan dari masa ke masa, "Tak ada Israel tanpa Jerusalem, tak ada Jerusalem tanpa Kubah Karang". Di Haramusy Syarif sekarang, sekira 3.000 tahun yang lalu, berdiri bangunan peribadatan "Haikal Sulaiman. Tapi tahun 500 SM, bangunan itu -- juga seluruh Kota Jerusalem -- dihancurkan oleh Raja Babilonia, Nebukadnezar. Bahkan bangsa Yahudi digiring ke Babilonia, untuk dijadikan budak.

Beberapa ratus tahun kemudian, bangsa Yahudi dapat kembali ke Jerusalem, dan mendirikan Haikal Kedua. Tahun 70 Masehi, Titus, seorang jenderal Romawi, menyerang Jerusalem, menghancurleburkan isi kota -- termasuk Haikal Kedua -- dan mengusir bangsa Yahudi agar lenyap dari kawasan itu. Terjadilah "diaspora" (penceraiberaian) bangsa Yahudi ke seluruh penjuru dunia. Bangsa Yahudi baru dapat kembali setelah Jerusalem berada di bawah kekuasaan umat Islam pada zaman Khalifah Umar bin Khattab (634 M).

Umat Islam memiliki keterkaitan amat erat dengan Haramusy Syarif yang meliputi Masjidil Aqsa dan Kubah Karang itu. Ke situlah, umat Islam generasi paling awal -- termasuk Nabi Muhammad saw. -- berkiblat ketika melaksanakan salat. Perpindahan kiblat ke Masjidil Haram (Kakbah) baru terjadi pada tahun kedua hijrah setelah turun perintah Allah SWT (Q.S. Al-Baqarah:144), ketika Nabi Muhammad saw. dan para sahabat melaksanakan salat (ashar) di sebuh masjid di luar Kota Madinah. Masjid tersebut kemudian dinamakan Qiblatain (Dua Kiblat).

Ke Masjidil Aqsa pula, Allah SWT memperjalankan Nabi Muhammad saw. pada suatu malam (Isra), dari Masjidilharam (Q.S. Al-Isra:1). Seterusnya dinaikkan ke langit (mi'raj). Menurut riwayat-riwayat Isra Mikraj, Nabi saw. berangkat menuju ufuk terjauh (Sidratul Muntaha), dari sebuah batu karang. Pada zaman Khalifah Abdul Malik, seorang penguasa Bani Umayyah (685-705), batu karang itu dihiasi kubah terbuat dari emas, yang sangat indah, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari Masjidil Aqsa.

Jika serangan ekstremis Yahudi "Revava", 10 Mei, sukses, berarti bencana amat hebat bagi seluruh umat Islam. Kompleks Haramusy Syarif berikut Masjidil Aqsa dan Kubah Sakhra sebagai saksi keagungan sejarah Islam, akan musnah. Berganti dengan Haikal dan Jerusalem Baru.

Jika benar-benar terjadi, maka umat Islam akan mengalami dua kali penghancuran masjid bersejarah. Yang pertama terjadi di India, tahun 1994, ketika Masjid Jami Babur (dibangun oleh Zahiruddin Babur, penguasa Dinasti Mughal, 1526-1530), dihancurkan kaum ekstremis Hindu.

Memang, nasib Masjidil Aqsa lebih mendapat perhatian daripada Masjid Babur. Di seluruh dunia selalu terjadi demo menentang Israel, jika Masjidil Aqsa terancam. Tapi sampai kapan demo-demo akan bertahan? Sementara serangan ekstremis Yahudi semakin matang, terencana, dan gencar?

**

KISAH pertarungan "kalah-menang" antara Yahudi dan Islam, terdapat dalam Q.S. Al-Isra:4-7. Bangsa Yahudi mendapat peringatan dari Allah SWT, bahwa mereka akan membuat kerusakan di muka bumi, sebanyak dua kali, berbuat kesombongan luar biasa (ayat 4). Setelah melakukan kerusakan pertama, turun hukuman Allah SWT Kepada mereka didatangkan hamba-hamba Allah yang berkekuatan besar, menghancurkan mereka (ayat 5). Setelah bebas dari hukuman, bangsa Yahudi dapat mengalahkan musuh-musuhnya lagi karena mereka mendapat anugerah harta kekayaan dan keluarga yang kompak, sehingga menjadi tangguh dan hebat (ayat 6). Tapi anugerah itu disertai jaminan, apabila berbuat baik. Jika berbuat jahat, akan menimpa hukuman kedua, persis seperti hukuman pertama (ayat 7).

Sebagian mufassir, mengartikan marrataini (berbuat kerusakan dua kali), pada peristiwa yang sudah terjadi. Yaitu kejahatan pertama, menentang hukum Taurat dan membunuh Nabi Su'ya, lalu mendapat hukuman melalui serbuan Nebukadnezar (500 SM). Kejahatan kedua, membunuh Nabi Zakaria dan Nabi Yahya. Hukumannya melalui serbuan Titus (70 M) yang mengusir seluruh bangsa Yahudi.

Tapi Syekh As'ad Bayudh At-Tamimi, mantan Imam Besar Masjidil Aqsa, berpendapat lain. Dalam karyanya Zawaal Israail Khatmiyyah Quraniyah (1982), ia menyatakan, kerusakan atau kejahatan yang diperbuat Yahudi, berlangsung setelah turunnya Alquran Surat Al-Isra:4-7 memang mengandung lintasan sejarah dua kali kejahatan Yahudi di masa lampau. Dan untuk dua kejahatan itu sudah dibalas dengan dua kali siksaan. Tapi dua kali kejahatan lain, akan dilakukan pada masa kehidupan umat Islam sekarang. Syekh Bayudh menunjukkan kejahatan pertama sudah muncul pada zaman Rasulullah saw., berupa penentangan Yahudi terhadap Nabi saw. dan umat Islam. Untuk hukumannya, mereka diusir dari Kota Khaibar sehingga jazirah Arab bersih dari orang Yahudi.

Ternyata bangsa Yahudi masih eksis. Bahkan berhasil mendirikan negara Israel (14 Mei 1948), yang mereka sebut "Kuil Ketiga". Selanjutnya, mereka bercita-cita membangun "Kuil Keempat" di atas puing-puing Masjidil Aqsa dan Kubah Karang kelak. Inilah yang dimaksud kejahatan kedua oleh Syekh Bayudh At-Tamimi.

Hukuman untuk kejahatan kedua sudah menanti. Bangsa Yahudi juga sudah mengetahui, mengingat pengetahuan mereka tentang Alquran cukup luas. Banyak orang Yahudi menjadi pakar Alquran, dan sangat memahami kebenaran ayat-ayatnya. Apalagi yang menyangkut nasib bangsa Yahudi masa kini dan masa depan.

Karena telah mengetahui, mereka segera melakukan antisipasi. Hukuman untuk kejahatan kedua (mengusir bangsa Arab Palestina, melakukan teror di Gaza dan Tepi Barat, merampas Haramusy Syarif dan lain-lain), akan dijatuhkan melalui "hamba-hamba Allah berkekuatan besar" (ibadallana uliy ba'sin syadid).

Maka, seraya terus melakukan kejahatan (kedua), bangsa Yahudi berusaha mencegah lahirnya "hamba-hamba Allah berkekuatan besar". Yaitu orang-orang yang taat menjalankan perintah Allah sekaligus menjauhi larangan-Nya, berpengetahuan luas dan menguasai ilmu serta teknologi modern.

Melalui jaringan-jaringannya yang menggurita ke seluruh penjuru bumi, yang menyusup hingga ke pelosok-pelosok, konspirasi Yahudi internasional (istilah Q.S. Al-Baqarah:120 adalah lan tardla), bergerak menyebarkan paham, keterampilan, hobi dan tetek-bengek lainnya, yang bertujuan menjauhkan manusia (umat Islam) dari Allah SWT. Sehingga akses manusia untuk menjadi "ibadallana uliy ba'sin syadid", hamba-hamba Allah berkekuatan besar, yang akan mengalahkan Yahudi, tertutup. Paling tidak untuk jangka waktu tertentu, selama cita-cita Yahudi merebut Masjidil Aqsa belum tercapai.

Kelompok ekstremis Yahudi "Revava" tentu sudah memperhitungkan semuanya. Mereka percaya diri untuk merebut Masjidil Aqsa, 10 Mei, karena tak ada orang yang berdaya menghalanginya. Mayoritas umat Islam sedang berada dalam kondisi lemah, lalai, terpecah belah. Tak mungkin umat Islam mampu melahirkan mujahidin yang berkarakter ibadallana, yang mengusai iptek dan perangkat perjuangan mutakhir.

Maha Benar Allah SWT dengan segala firman-Nya. Bahwa bangsa Yahudi sedang mendapat giliran di atas angin. Dapat berbuat sewenang-wenang dengan penuh kesombongan dan dukungan internasional yang memang sudah mereka genggam. Mereka sedang melakukan kejahatan terhadap manusia dan kemanusiaan abad 21, setelah mereka melakukan kejahatan terhadap Nabi Muhammad saw. dan umat Islam di Khaibar dulu.

Kejahatan kedua yang akan dihukum melalui kekuatan orang-orang ahli ibadah sekaligus ahli amal saleh. Kekuatan mental spiritual dan fisik-material "hamba-hamba Kami". Kapan umat Islam mampu melahirkan generasi ibadallana yang siap menghadapi "kejahatan kedua" yang sedang merajalela di muka bumi? Setelah Masjidil Aqsa rata dengan tanah? Setelah Kubah Karang berubah menjadi Haikal?

Atau justru tak lahir sama sekali, berhubung umat Islam sudah terbius jaringan konspirasi "lan tardla", menjunjung tinggi millatahun (ideologi Yahudi) daripada menegakkan ajaran Islam itu sendiri? Menjadi konsumen segala macam produk , baik produk makanan, pakaian, maupun hiburan visual dan auditif, hasil kerja mereka yang mendangkalkan pikiran, menumpulkan perasaan dan merusak akhlak.***

Penulis, wartawan senior, pernah melakukan tugas jurnalistik di Palestina dan Israel tahun 1990, 1996 2000 dan 2001.

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0505/09/0801.htm

No comments:

Post a Comment