Pengkhianatan Syiah Al-Itsna Asyariyah di Lebanon Beraliansi dengan Para Pengikut An-Nashiriyah Orang-orang Syiah Lebanon menganut madzhab Syiah Itsna Asyariyah Rafidhiyah. Mereka sama seperti para pendahulu mereka dalam berkhianat dan membenci orang-orang Ahlu sunnah. Apa yang menjadi catatan dalam sejarah modern dengan terjadinya perang saudara di Lebanon tidak lain adalah serial berdarah yang menghimpun lebih dari satu kelompok; rezim Syiria An-Nashiriyah, Syiah Itsna Asyariyah dalam milisi-milisi amal, dan pasukan Lebanon. Mereka semua membenci Ahlu sunnah. "Perang saudara di Lebanon bermula dari peristiwa otobis di Ain Ar-Ramanah pada tanggal 13/4/1975. orang-orang Palestin yang mendiami tenda-tenda pengungsian mendapati diri mereka menjadi bagian dari perang ini. Kekuatan militer Syiria melakukan intervensi dengan mengerahkan pasukan yang berjumlah tiga puluh ribu orang tentera dan mereka terlibat dalam peperangan yang sengit. Pada saat perang terjadi, orang-orang Syiah yang tergabung dalam gerakan amal beraliansi dengan pasukan militer Syiria, begitu juga dengan sebagian brigade pasukan Lebanon dan orang-orang Nasrani Maruniah. Mereka mulai dengan memboikot Tal Za'tar. Pemboikotan itu untuk memaksa mereka agar menderita kelaparan; melarang adanya bantuan roti, dan melarang pengiriman obat-obatan, disertai dengan pengeboman menakutkan yang terus menerus diarahkan pada tenda-tenda pengungsian orang-orang Palestina. Mereka melaju cepat-cepat seperti monster-monster predator di dalam tenda, menyembelih anak-anak dan orang-orang tua, merobek-merobek isi perut dan menodai kehormatan para wanita. Orang-orang Syiria An-Nashiriyah berupaya menutup-nutupi atmosfir pembantaian ini dengan dalih menghentikan perang saudara, sehingga berbagai macam bantuan berdatangan kepadanya dari organisasi-organisasi Arab yang berjanji akan menutupi anggaran pengeluaran militer Syria yang bertugas di Lebanon.... Selesailah sudah penghancuran perkemahan Tal Za'tar secara keseluruhan." Tujuan selanjutnya adalah kepada perkhemahan Ain Al-Hulwah tempat para pengungsi Palestin di luar kota Shaida. Tempat itu dianggap sebagai perkemahan terbesar, kerana dihuni oleh sekitar empat puluh lima ribu orang, setengahnya adalah orang-orang miskin Lebanon. Perkemahan ini menghimpun tempat-tempat pengungsian bawah tanah. Para penduduk menggunakannya sebagai jalan keluar menghindari serangan-serangan udara Israel.... Pengeboman masal dimulai, bahkan di rumah sakit yang telah dihancurkan, di sana terdapat sejumlah kamar yang digunakan oleh para pesakit untuk mengungsi saat pengeboman. Dim lights Embed Apakah ini menghentikan perang saudara? Atau ini adalah rencana jahat orang Syiah, mengadakan pertemuan-pertemuan dan membagi-bagikan tugas dan perannya dengan cerdik dan licik?! Tentu saja, kekuatan An-Nashiriyah melepaskan tanggung jawab atas apa yang telah terjadi, dan mengait-ngaitkannya dengan pertikaian di antara para prajurit. Kita segera berlalu dengan roda zaman. Kerana memikirkan luka-luka itu hanya akan menambah rasa sakit dan kegelisahan. Marilah kita menuju kepada tahun 1982, ketika terjadi invasi Israel ke Lebanon dengan sekitar dua puluh ribu orang tentara. Mereka menginvasi wilayah selatan Lebanon dalam waktu yang sangat singkat. Kemudian meneruskan perjalanannya menuju ibu kota Beirut, di sana mereka mendapatkan sambutan yang sangat hangat dari penduduk Al-Maruniyah dan memberikan mereka bantuan dan nasehat. Kekuatan militer Israel telah membombardir Beirut bahagian barat —Bairut Sunni- melalui darat, laut, dan udara. Air, makanan, dan obat-obatan dilarang bagi kaum muslimin Sunni di Beirut bahagian barat. Salah satu contoh pengeboman yang menakutkan yang dialami oleh kota Beirut bahagian barat, adalah yang terjadi pada hari Ahad 1/8/ 1982, di mana aksi pengeboman Israel melalui darat, laut dan udara, terjadi secara terus menerus selama empat belas jam, jatuh pada saat itu 180.000 proyektil, yakni rata-rata lebih dari 214 proyektil permenit. Pengeboman seperti ini terjadi berulang kali pada hari ke tiga dan keempat, kemudian kesepuluh dan kedua belas di bulan yang sama. Ia telah menghancurkan perumahan, mengintimidasi anak-anak, dan menewaskan orang-orang tua... darah orang-orang muslim Lebanon bercampur dengan darah orang-orang muslim Palestin. Sesudah ini, orang-orang Syiah Rafidhah, Durz, dan orang-orang sekular menuntut Organisasi Pembebasan Palestin untuk keluar dari Beirut, bahkan dari seluruh Lebanon... dan terjadi. Rezim An-Nashiriyah Syiria menyatakan sikap, bahwa mereka tidak terlibat sama sekali atas invasi ini, bahkan mereka mengatakan dengan terang-terangan, "Sesungguhnya militer Syiria masuk ke Lebanon untuk melaksanakan tugas tertentu, yaitu mengakhiri perang saudara... mereka tidak datang untuk memerangi Israel dari sana." Begitu juga dengan sikap Syiah Rafidhah di Lebanon, mereka merestui kemenangan ini, kerana Israel telah mewujudkan impian mereka dengan mengusir orang-orang Palestin dari wilayah selatan Lebanon. Siaran-siaran berita musuh zionis memuat penjelasan para pejabat mereka dalam mendukung Israel. Kesimpulan: Israel terlibat dalam peperangan dengan kaum muslimin sunni selama satu tahun. Ini dikuatkan oleh akhbar Al-Anba` Al-Kuwaitiyah yang terbit pada tanggal 30/4/1985, dengan judul, "Orang-orang Israel menyita persenjataan milik kelompok-kelompok sunni saja." Orang-orang Israel hanya membatasi penyitaan senjata ini pertama-tama kepada orang-orang Palestin, kemudian kepada orang-orang Sunni Lebanon, dan bukan kepada selain mereka. Adapun Durz dan milisi-milisi Gerakan Amal serta AlMaruniyah, tidak ada penyitaan apa pun kepada mereka. Para pimpinan Islam Sunni telah mengetahui, bahwa mereka sedang menghadapi strategi yang lebih luas dari apa yang dilihat oleh mata kasar. Strategi yang terpusat pada teori Israel yang menyamakan antara orang Sunni Lebanon dengan orang Palestin yang tinggal di Lebanon. Daerah-daerah kaum Sunni masih ada dan tanah yang subur akan tetap ada dengan bertambahnya perlawanan orang-orang Palestin. |
Pages
▼
No comments:
Post a Comment