Pages

Sunday, April 18, 2010

Muslim ESTONIA Pernah Solat Raya di Kuburan




Setelah beberapa dasawarsa di bawah penindasan pemerintahan Komunis, umat Islam di Eropa bahagian utara Republik Estonia dapat berbahagia, mereka dapat menikmati perayaan hari besar keagamaan dengan solat berjemaah dan mengadakan majlis di luar bangunan.
"Tidak ada pembatasan pada umat Muslim untuk merayakan hari Ied atau melakukan ritual keagamaan mereka," kata Liya Iman Makhmutova, direktur Masyarakat Islam untuk urusan wanita Estonia, kepada IslamOnline.net.
Pada pagi hari Jumat, 27 November umat Islam di ibukota Tallinn akan berbondong-bondong ke Islamic Center untuk melaksanakan solat Idul Adha.
"Setelah solat, orang-orang akan tinggal di masjid sampai khatib selesai memberikan khutbahnya," katanya.
Khutbah Idul Adha mahupun Idul fitri disampaikan dalam empat bahasa; Rusia, Estonia, Arab dan Tatari.
"Rasanya sangat keren bila anda melihat setiap jemaah dapat menikmati khutbah yang disampaikan dalam bahasanya sendiri," jelas Mufti Ildar Muhhamedsin.
Perayaan Idul Fitri mahupun Idul Adha mungkin terdengar sangat umum dan mendasar bagi banyak umat Islam di seluruh dunia.
Namun bagi masyarakat yang menderita selama puluhan tahun di bawah kekuasaan dari pemerintahan Komunis, mereka tidak merasa biasa dengan hal tersebut.
"Di bawah pemerintahan Komunis orang-orang akan berkumpul untuk solat Ied di dalam rumah salah seorang Muslim atau mungkin di kuburan untuk solat dan merayakan lebaran dengan diam-diam," kenang Makhmutova.
"Sekarang situasi telah benar-benar berubah."
Ada hampir 8.000 Muslim di Estonia, menjadikan satu peratus dari negara yang berjumlah peduduknya 1.2 juta orang.
Diluar Ruangan
Setelah sholat Ied, Islamic Center di Tallinn menyediakan teh dan sedikit kuih untuk para jemaah.
"Berkumpul seperti ini sangat penting bagi umat Islam," kata Makhmutova.
"Oleh kerana itu kita bertemu setelah shalat untuk merayakan Idul Adha secara bersama-sama. "
Setelah itu umat Muslim kemudian pergi untuk melaksanakan pemotongan haiwan kurban.
"Muslim Estonia mulai tertarik untuk melakukan Udhiyah (penyembelihan)," kata Mufti Muhhamedsin.
Namun perayaan dimulai pada hari kedua `Idul Adha.
"Banyak keluarga memilih untuk merayakan Idul Adha di ruangan terbuka," kata Makhmutova.
"Kami menyewa sebuah penginapan di sebuah hutan di mana pertandingan barbecue dilakukan."
Para Keluarga juga menyiapkan makanan lazat populer seperti Kabsa (piring yang berisi nasi, daging dan sayur).
Mufti Muhhamedsin mengatakan perayaan yang dilakukan di luar ruangan membantu memperkuat hubungan antara Muslim Estonia.
"Ini adalah kesempatan untuk bertemu orang-orang yang telah lama kita tidak bertemu."
"Hal ini juga memungkinkan para pemuda dan anak-anak untuk mengenal satu sama lain dan memperkuat hubungan mereka."(fq/iol)

No comments:

Post a Comment