Pages
▼
Sunday, May 2, 2010
KISAH PERTANYAAN NABI ADAM DAN IBLIS KEPADA ALLAH S.W.T.
Oleh: http://www.geocities.com/CollegePark/Gym/9536/alkisah4.htm
Dikisahkan dalam sebuah kitab bahawa Nabi Adam A.S. telah bertanya kepada Allah S.W.T., "Ya Allah, Engkau benar-benar telah menguasakannya atas aku, oleh itu tidak mungkin aku dapat menolaknya melainkan dengan pertolongan Engkau."
Lalu Allah S.W.T. berfirman yang maksudnya, "Tidak akan dilahirkan seorang anak bagimu, melainkan aku serahkan anak itu kepada malaikat yang selalu menjaganya."
Kemudian Nabi Adam A.S. pun berkata lagi, "Ya Allah, tambahkanlah lagi untukku."
Makaka Allah berfirman yang bermaksud, "Setiap kebaikan akan dapat sepuluh kali ganda."
Nabi Adam berkata lagi, "Ya Allah tambahkanlah lagi untukku."
Allah berfirman yang bermaksud, "Tidak akan aku cabut taubat dari mereka(manusia) selagi nyawa-nyawa mereka masih dalam tubuh mereka."
Nabi Adam berkata lagi, "Ya Allah tambahkanlah lagi untukku."
Lalu Allah berfirman lagi yang bermaksud, "Aku akan mengampuni mereka dan aku tak peduli."
Nabi Adam berkata lagi, "Sekarang cukuplah untukku."
Kemudian iblis pula bertanya kepada Allah S.W.T., "Ya Tuhanku, Engkau jadikan di kalangan anak cucu Adam beberapa utusan dan Engkau turunkan kepada mereka beberapa kitab. Oleh itu, siapakah yang akan menjadi utusan-utusanku?"
Allah menjawab dengan firman-Nya yang bermaksud, "Utusanmu itu ialah tukang-tukang nujum."
Iblis bertanya lagi, "Dan apa pulak yang menjadi kitabku?"
Firman Allah bermaksud, "Kitabmu ialah tahi lalat buatan."
Bertanya Iblis lagi, "Ya Tuhanku, apakah yang menjadi hadisku?"
Firman Allah yang bermaksud, "Hadismu ialah semua kata-kata dusta dan palsu."
Iblis bertanya lagi, Ya Tuhanku, apakah quranku?"
Firman Allah yang bermaksud, "Quranmu ialah nyanyian."
Iblis bertanya lagi, "Siapakah yang menjadi muazzinku?"
Allah berfirman yang bermaksud, "Muazzinmu ialah seruling."
Iblis bertanya lagi, "Dan apakah yang menjadi masjidku?"
Firman Allah yang bermaksud, "Masjidmu ialah pasar."
Bertanya lagi Iblis, "Ya Tuhanku, apakah yang menjadi rumahku?"
Firman Allah yang bermaksud, "Rumahmu ialah bilik air tempat permandian."
Iblis bertanya lagi, "Ya Tuhanku, apakah yang menjadi makananku?"
Firman Allah yang bermaksud, "Makananmu ialah makanan yang tidak disebut nama asmaku."
Iblis bertanya lagi, "Apakah yang menjadi minumanku?"
Allah berfirman yang bermaksud, "Minumanmu ialah sesuatu yang memabukkan."
Dan akhir sekali Iblis bertanya kepada Allah S.W.T., "Ya Tuhanku, apakah yang akan menjadi perangkapku?"
Kemudian Allah berfirman lagi yang bermaksud, "Perangkapmu ialah perempuan."
Dengan terbacanya kisah ini hendaklah kita berusaha supaya menjauhkan diri daripada perangkap-perangkap iblis.
Surat Dari Iblis Untukmu
Oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi
Sungguh aku telah melihatmu kemarin…
Engkau memulai kehidupan seharian, engkau bangun dan pergi untuk bekerja tanpa memikirkan shalat fajar…!
Di kantor, engkau tidak peduli sama sekali tentang aturan halal haram, sebagaimana yang dilakukan oleh kawan-kawanmu…
Saat engkau pulang ke rumah, engkaupun menyantap makananmu tanpa menyebut nama Allah Sang Pemberi rizki kepadamu…
Juga tidak ada waktu untuk shalat Isya' sebelum tidur, meskipun kamu sempatkan nonton TV sampai engkau tertidur pulas …!
Engkau adalah seorang pengingkar nikmat dan penentang Pemberi nikmat. Aku sangat mencintaimu dengan kelakuanmu itu.
Kelakuanmu adalah salah satu sifat dari sifatku. Aku sangat berbahagia melihatmu hidup seperti itu.
Egkau adalah bagian dari diriku, dan aku adalah bagian dari dirimu.
Ingatlah, tahun-tahun telah berlalu, tahun berganti tahun, dan di antara kita ada hubungan intim selama puluhan tahun itu. Suatu persahabatan yang sangat panjang…!
Meskipun demikian, aku tetap tidak mencintaimu.
Aku membencimu dengan segenap hatiku…dan memusuhimu dengan segenap raga dan jiwaku…
Allah telah mengeluarkanku dari sorga setelah aku berpaling dari nikmat-Nya, dan menolak sujud kepada bapakmu, Adam…!
Aku akan berusaha terus untuk menyesatkanmu dengan segala kemampuanku agar engkau sengsara bersamaku.
Terus terang, engkau tidak menggunakan akal dalam memahami hakikat kehidupan ini.
Betapa tidak, Allah telah membuka pintu sorga dan pintu taubat dari dosa untukmu…
Akan tetapi engkau justru menghadap kepadaku… engkau mengharap janjiku, yang itu hanyalah angan-angan, dan pasti akan menghantarkanmu ke neraka…
Terima kasih wahai kekasihku…!
Sungguh aku telah bersumpah kepada Allah untuk menyesatkan seluruh anak keturunan Adam, orang-orang sepertimu…
Aku ingin sekali melaksanakan keinginanku.
Agar aku yakin… bahwa engkau mentaati perintah-perintahku…
Itulah dia, hari-hari yang telah berlalu…!
Engkau beristighatsah, meminta pertolongan dengan ahli kubur… engkau menyandarkan diri kepada mereka saat terkena musibah…
Engkau suka mengerjakan yang bid'ah dan menyelisihi Nabimu serta perintah-perintahnya, karena tidak cukup puas dengan sunnah…!
Engkau berkelompok-kelompok (hizbiyyah ashabiyyah), dengan sebuah anggapan bahwa engkau membela Islam dan memperjuangkannya. Padahal kenyataannya, engkau melayaniku dengan membantuku menjauhkan manusia dari berpegang teguh dengan manhaj salafmu…
Engkau mendengarkan nyanyian-nyanyian…
Engkau melihat film-film…
Engkau kerjakan perbuatan-perbuatan keji dan hal-hal yang diharamkan…
Engkau melaknat manusia… mencuri… menipu… berkhianat… dan seterusnya…
Terima kasih kawan, atas semuanya. Sungguh engkau telah membahagiakanku.
Karena dengan entengnya engkau telah membuat murka Allah…!
Maka marilah sahabat… kita terbakar bersama-sama…!
Di hadapan kita masih banyak langkah untuk kita berdua.
Aku tertawa mengejekmu, saat melihatmu melakukan maksiat dengan disertai tertawaan yang memenuhi tempat tersebut, seakan-akan engkau menantang keagungan Allah…!
Aku menginginkanmu wahai kekasih, agar engkau menyebarkan kerusakan di antara manusia sesamamu…
Doronglah mereka untuk melakukan perbuatan maksiat dan dosa! Tuntunlah mereka, agar bermaksiat kepada Allah dengan segenap cara yang kau mampu! Sebarkanlah di antara mereka film-film dan nyanyian-nyanyian, serta berbagai permainan…!
Setiap kali engkau melihat seseorang beribadah kepada Allah, jangan lupa menghina mereka…
Mencemooh penampilannya, hingga engkau membuatku tertawa.
Maaf… aku sekarang ada urusan… aku akan meninggalkanmu, menyemangati orang-orang lain sepertimu. Cukuplah bagimu pasukanku setan-setan bangsa jin, kelak aku akan kembali.
Melanjutkan kerjasama kita, memikirkan langkah baru bagi maksiat baru…!
Seandainya engkau cerdas, tentu engkau akan lari dariku.
Kemudian engkau memohon ampunan kepada Allah dari dosa-dosamu.
Lalu engkau hidup dalam ketaatan kepada Allah di tahun-tahun akhir dari usiamu yang tinggal sedikit ini…!
Hingga engkau mendapatkan pahala serta kenikmatan iman, sebelum ridha Allah Subhanaahu wa Ta'ala yang abadi di dalam sorga… daripada engkau dilemparkan ke dalam neraka bersamaku selamanya.
Akan tetapi aku yakin… bahwa engkau lebih mencintaiku daripada kecintaanmu kepada Allah…!
Bahwasannya engkau lebih mendahulukan hawa nafsumu daripada ketaatan kepada Allah dan janji sorga yang masih jauh katamu.
Engkau adalah sahabatku yang terkasih…!
Yang menyesatkanmu,
ttd
Iblis yang terkutuk…. Pemimpin para Setan (AR)*
Sumber: Majalah Qiblati e
Ditarik Ke Neraka
4 Orang Lelaki Yang Ditarik Wanita Ke Neraka
Seseorang wanita itu apabila di yaumal alkhirat akan menarik empat golongan lelaki bersamanya ke dalam neraka. Artikel ini bukan untuk memperkecilkan wanita tetapi sebaliknya iaitu supaya kaum lelaki memainkan peranannya dengan hak & saksama serta berwaspada akan tanggung-jawab yang dipikul! 1. Ayahnya Apabila seseorang yg bergelar ayah tidak memperdulikan anak-anak perempuannya di dunia. dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar solat, mengaji & sebagainya. Dia memperbiarkan anak-anak perempuannya tidak menutup aurat.....tidak cukup kalau dengan hanya memberi kemewahan dunia sahaja maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya. 2. Suaminya Apabila sang suami tidak memperdulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul bebas di pejabat,memperhiaskan diri bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yg bukan mahram apabila suami mendiam diri walaupun dia seorang alim seperti solat tidak bertangguh, puasa tidak tinggal maka dia akan turut ditarik oleh isterinya. 3. Abang-abangnya Apabila ayahnya sudah tiada,tanggungjawab menjaga maruah wanita jatuh ke bahu abang-abangnya.....jikalau mereka hanya mementing keluarganya sahaja dan adik perempuannya dibiar melencong dari ajaran ISLAM ...tunggulah tarikan adiknya di akhirat kelak. 4. Anak Lelakinya Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yg haram dari Islam,bila ibu membuat kemungkaran pengumpat,mengata & sebagainya maka anak itu akan disoal dan dipertangungjawabkan di akhirat kelak. Nantikan tarikan ibunya ke neraka. Maka kita lihat betapa hebatnya tarikan wanita bukan sahaja di dunia malah di akhirat pun tarikannya begitu hebat ,maka kaum lelaki yang bergelar ayah/suami/abang atau anak harus memainkan peranan mereka. Firman ALLAH SWT:- "HAI ANAK ADAM PERIHARALAH DIRI KAMU SERTA AHLIMU DARI API NERAKA DI MANA BAHAN PEMBAKARNYA IALAH MANUSIA,JIN DAN BATU-BATU..." Harga seseorang muslim adalah sangat berharga. ALLAH SWT nilaikan seseorang muslim dengan SYURGA,semua kaum muslim dijamin masuk syurga (sesiapa yg mengucap kalimah tauhid) dengan itu janganlah kita membuang atau tidak mengendah janji dan peluang yg ALLAH SWT berikan pada kita.
Seseorang wanita itu apabila di yaumal alkhirat akan menarik empat golongan lelaki bersamanya ke dalam neraka. Artikel ini bukan untuk memperkecilkan wanita tetapi sebaliknya iaitu supaya kaum lelaki memainkan peranannya dengan hak & saksama serta berwaspada akan tanggung-jawab yang dipikul! 1. Ayahnya Apabila seseorang yg bergelar ayah tidak memperdulikan anak-anak perempuannya di dunia. dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar solat, mengaji & sebagainya. Dia memperbiarkan anak-anak perempuannya tidak menutup aurat.....tidak cukup kalau dengan hanya memberi kemewahan dunia sahaja maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya. 2. Suaminya Apabila sang suami tidak memperdulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul bebas di pejabat,memperhiaskan diri bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yg bukan mahram apabila suami mendiam diri walaupun dia seorang alim seperti solat tidak bertangguh, puasa tidak tinggal maka dia akan turut ditarik oleh isterinya. 3. Abang-abangnya Apabila ayahnya sudah tiada,tanggungjawab menjaga maruah wanita jatuh ke bahu abang-abangnya.....jikalau mereka hanya mementing keluarganya sahaja dan adik perempuannya dibiar melencong dari ajaran ISLAM ...tunggulah tarikan adiknya di akhirat kelak. 4. Anak Lelakinya Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yg haram dari Islam,bila ibu membuat kemungkaran pengumpat,mengata & sebagainya maka anak itu akan disoal dan dipertangungjawabkan di akhirat kelak. Nantikan tarikan ibunya ke neraka. Maka kita lihat betapa hebatnya tarikan wanita bukan sahaja di dunia malah di akhirat pun tarikannya begitu hebat ,maka kaum lelaki yang bergelar ayah/suami/abang atau anak harus memainkan peranan mereka. Firman ALLAH SWT:- "HAI ANAK ADAM PERIHARALAH DIRI KAMU SERTA AHLIMU DARI API NERAKA DI MANA BAHAN PEMBAKARNYA IALAH MANUSIA,JIN DAN BATU-BATU..." Harga seseorang muslim adalah sangat berharga. ALLAH SWT nilaikan seseorang muslim dengan SYURGA,semua kaum muslim dijamin masuk syurga (sesiapa yg mengucap kalimah tauhid) dengan itu janganlah kita membuang atau tidak mengendah janji dan peluang yg ALLAH SWT berikan pada kita.
DAJJAL
Negeri Samirah adalah negeri kecil di Palestin yang nanti akan menjadi sebuah negara besar. Bahkan menjadi ibu kota kerajaan Bani lsrail warisan Nabi Sulaiman. Ini berdasarkan masa kelahiran Nabi Musa, kira-kira satu abad sebelumnya. Seorang lelaki dan seorang perempuan keturunan Yahudza, setelah 31 tahun berkahwin, lahirlah seorang anak yang paling membahayakan kedua orang tuanya, sebagaimana yang digambarkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. kedua matanya tidur tetapi hatinya tetap terjaga.’ Keluarga Dajjal, ayah, ibu dan abang-abangnya adalah penyembah berhala. DuIu, mereka menyembah sebuah berhala berbentuk seperti lembu betina. Sebenarnya berhala itu bukan sekadar patung Iembu betina, ia adalah syaitan durjana yang menyerupai dirinya seperti patung lembu betina. itu. Mereka menyembelih binatang untuk dikorbankan kepada berhala. Yang sebenarnya dipersembahkan kepada syaitan, berserta minuman arak yang dihulurkan setiap hari. Disamping itu mereka juga suka melakukan penghambaan atau persembahan dan ketaatan. Setiap pagi mereka lihat sisa-sisa dan apa yang mereka korbankan di tempat itu. Sangka mereka, itu adalah sebagai tanda bahawa Tuhan mereka merestui apa yang mereka Iakukan. Permintaan kedua-dua orang tua Dajjal ialah agar mereka diberi anak lelaki. Akhirnya Allah s.w.t. pun menjadikan kehamilan keatas seorang wanita yang yang dilahirkan dari perbuatan zina antara mahram dengan seorang suami yang juga dilahirkan dan hasil perzinaan antara mahram.Sementara itu syaitan pun turut ikut masuk ke saluran kencing IeIaki penyembah berhala setiap kaIi dia menggauli isterinya. Jadi Syaitanpun turut mencampuirl isteri penyembah berhala itu bersama-sama suaminya. Bertemulah sperma dan ovum dari unsur manusia dengan unsur syahwat yang penuh kedengkian dari jin, sebagaimana yang ditakdirkan oleh Allah. (Dalam buku lhdzaru aI-Maslkh ad DajjaI menyatakan Dajjal lahir dari hasil hubungan ketika ibunya sedang menstruasi, IaIu terjadilah kehamilan sebagai pengaruh perbuatan Syaitan) Pada malam yang sangat menakutkan, diiringi hembusan angin, ribut salji dan hujan lebat, pasangan suami isteri itu mendengar suara dari patung lembu betina liar yang memberitahu bahawa dia telah meredhai kedua-duanya. Bahkan, katanya dia memerintahkan malaikat untuk mengurniakan kepada mereka seorang anak. Tetapi jika kedua- duanya tidak memperbanyakkan ketaatan dan penyembahan berhala serta tidak banyak menumpahkan darah korban, maka dia akan menggantikan anak lelaki itu dengan anak perempuan. Apalagi, kedua-duanya pun sujud dan bersimpuh depan patung itu dengan penuh setia sambil menyatakan mereka mahukan sangat anak Ielaki. Patung syaitan itu menyuruh mereka menyembelih seekor Iembu betina gemuk dan besar. Kemudian menyuruh diletakkan sembelihan itu di hadapan patung, dan selepas itu mereka berdua dilarang untuk masuk ke tempat itu sepanjang malam. Apa yang berlaku sebenarnya syaitan telah mempermainkan mereka berdua untuk melakukan apa saja menurut kehendak dan kemahuan Syaitan. Syaitan dapat melihat apa yang tidak boleh dilihat oleh manusia biasa. Sebab jin boleh melihat apa yang ada dalam jasad manusia, sama seperti melihat manusia melihat filem X-Ray, sehinggakan dia dapat melihat kandungan perempuan itu sejak awal Iagi. Namun begitu syaitan tidak tahu apa yang akan terjadi, Syaitlan tidak tahu apakah anak itu perempuan atau lelakit tetapi dia tahu betapa besar kemahuan pasangan itu dengan kelahiran anak lelaki. Perempuan itu pun melahirkan anak Ielaki tetlapi anak yang baru lahir itu cacat kedua-dua belah matanya sejak lahir. Bayi itu suka tidur malam dan siang serta amat jarang bangun untuk menghisap air susu ibunya yang berbadan besar. lmam Ahmad meriwayalkan dalam Musnad, iaitu sebagaimana sabda Rasulullah mengenai keluarga Dajjal. “Ayahnya tinggi, gemuk dan hidungnya seperti paruh burung. Se dangkan ibunya fardhakhiyyah, iaitu banyak daging dan berbadan gemuk. Kedua tangannya panjang dan kedua teleknya pun besar. Oleh kerana anaknya tidak disusui oleh ibunya susu, Ia bahkan dapat mengakibatkan keracunan yang berakhir dengan kematian. Jadi anak Ielaki itu sejak awal memang telah mendatangkan sial kepada ibunya. Paling anehnya, anak lelaki itu bertahun-lahun duduk diam dan hanya bergerak beberapa kali, sehinggakan orang tuanya menyangka dia lumpuh atau pun Tuhan mereka sudah murka. Maka mereka pun menyajikan berbagai jenis sajian sebagai tanda taat tetapi anak lelaki itu tetap seperti itu juga, tidak ada sebarang perubahan. Selama empat tahun sebelumnya dia belum pernah berjalan. Padahal orang tuanya telah memberikan air susu kambing serta berusaha untuk menggerak-gerakkan kedudukan anaknya. Anaknya itu hanya minum seteguk dua sahaja, kemudian terus tidur. Melihatkan anaknya dalam keadaan seperti itu, orangnya tidak pernah merasa ten ang. Hatinya sentiasa tertanya-tanya apakah anaknya masih hidup. Mereka sering melelakkan tangan atau melekapkan telinga pada dada anaknya itu. Di dapati anaknya masih hidup. Sebagaimana kala Rasulullah s.a.w.. “Kedua matanya tidur, tetapi hati tetap terjaga.” Pada satu malam tiba-tiba anaknya itu bergerak bangun, sementara orang tuanya sedang tidur. Dia cuba merangkak kemudian berdiri untuk berjalan dengan kedua kakinya. Kemudian dia berjalan perlahan-lahan tanpa diketahui oleh kedua orang tuanya, seakan-akan ada roh lain yang menyusup ke dalam rohnya sambil memberitahu dan membantunya untuk berdiri dan berjalan. Sudah tentulah roh lain itu ialah Jin Syaitan (Jinni Mutasyaithan). Kedua-dua mata anak Ielaki itu cacat dan dia telah dirasuk oleh syaitan yang bersemayam dalam patung lembu. Syaitan itu memimpin kanak-kanak itu menghala ke patung Iembu betina. Kemudian dia ditinggalkan tidur di sisi patung tersebut. Apabila ayahnya bangun dia terus mendapatkan anaknya yang tertidur dipangkuan tuhan-tuhan patung lembu betina itu. Ayahnya cuba mencari apakah makna peristlwa yang terjadi itu telapi tidak berjaya menaf sirkannya. Lalu ayahnya itu tadi pun memanggil jiran-jiran tetapi jiran tidak mempercayai dengan peristwia itu, mereka menuduh ayahnya sendiri yang membawa anaknya itu dan meletakkannya dipangkuan tuhan- tuhan tersebut. Jiran-jiran itu tahu anaknya itu lumpuh dan hanya boleh duduk sahaja. Walaubagaimana pun berita mengenai hal itu tetap tersebar. Bagi sesetengah orang yang mempercayainya datang berduyun -duyun ke rumahnya untuk melihat dari dekat akan kejadian aneh yang terjadi kepada budak lelaki itu. Dalam masa yang sama ada yang cuba mencari berkai dari budak itu. Namun, hakim-hakim yang ada di kawasan itu berasa tidak senang hati untuk menerima kebenaran kejadian itu dengan begitu saja. LaIu mereka pun membawa ayah anak itu ke hadapan hakim besar di kota yang kemudian memaksa ayahnya memberitahu apakah sebenarnya yang terjadi. Ayah menceritakan perkara sebenar telapi hakim-hakim tidak mahu menerima kenyataannya, laIu ayahnya itu diperintah masuk penjara dan didera. Ketika di dalam penjara dia dipaksa membuat kenyataan bahawa tidak ada sesiapa yang harus dipatuhi kecuali hakim agung yang menguasai negeri tersebut. Setelah puas kena seksa maka dia pun terpaksa mengaku dan membuat pengumunan di hadapan hakim dan penduduk negeri bahawa tiada tuhan selain hakim dan bahawa tidak ada yang dapat memberi perto Iongan atau mendatangkan bencana selain hakim. Dengan pengakuan yang dia buat itu maka dia pun dikeluarkan dari penjara tetapi anaknya itu terpaksa dijaga di dalam istana dengan penuh perhatian dan tidak dibenarkan keluar dari istana hakim. Berita tentang keajaiban anak lelaki itu semakin tersebar luas sehinggakan heboh dan peristiwa itu disebut sebagai A’jubah as Samirah yang bermakna (Keajaiban Samirah) Hakim amat marah dengan peristiwa itu, dia tidak mahu menerima kenyataannya. Menurut hakim lagi, anak lelaki yang ajaib itu sebenarnya telah dirasuk syaitan. Berita itu pun disebar luas ke seluruh pelusuk dunia. Hakim tidak berdiam diri, dia pergi mencari dukun untuk mengeIuarkan syaitan dari badan budak itu. Hampir semua tempat ke pelusuk negeri dan benua dicarinya bomoh, dukun serta tukang sihir untuk mengeluarkan rasukan syaitan dari anak lelaki itu. Kerana menurut hakim syaitan itu akan menggoncangkan singgahsana atau ‘Arsy Tuhan. Apabila berita itu tersebar, suasana masyarakat pun menjadi kacau bilau dan kelam kabut. Tiba- tiba ada seorang yang berpura-pura sebagai ahli falsafah dari Samirah pun membuat pengumuman. Anak itu memang betul-betul keturunan Samiri. Dua huruf ra dan ha’ (dua huruf terakhir dari kata Samirah) Dulu Ia membawa makna satu negeri iaitu negeri Syam kerana Sam bin Nuh as., adalah pendiri gerakan Samirah setelah terjadinya banjir besar. Ketika Sam masih kecil, dia tidak banyak bergerak sehingga datang malaikat yang kemudian mengajarnya bagaimana cara menggerakkan kedua-dua kakinya. Anak itu adalah cucu dari Syam.” Telapi tidak ada seorang pun yang mahu percaya dengan kata-kata ahli falsafah itu. Sebaliknya dia pula dituduh orang gila. Hakim pula telah memberi arahan supaya kenyataan ahli falsafah itu tidak diperbualkan lagi oleh sesiapa pun. Barangsiapa yang cuba hendak bercakap tentang hal itu akan dihukum. Hakim pun membuat pengumunan anak itu diberi gelaran as-Samiri kerana berdasarkan negeri kelahirannya dan bukannya sebab- sebab lain. Ayah budak lelaki (Dajjal) itu pula kemudiannya mati kerana terlalu menderita, kematiannya itu dipanggil adz-dzabhah ash-shadriyyal aImutakarrarah yang bermakna (tekanan batin berlanjutan). Ayahnya mati kerana watak anaknya itu sangat ganjil. Anak ajaib itu pun ditinggalkan dalam penjagaan dan pemeliharaan hakim diistananya. Setahun kemudian, iaiitu kelika berumur Iima tahun, anak itu pun mula berupaya bangun dan tidurnya, setelah bangun dia cuba berbual-bual dengan orang orang di sekeliling istana itu, tetapi perbualannya tengagap-gagap dan terputus-putus. Orang-orang istana pun cuba hendak mengubati penyakit buta di matanya tetapi doktor-doktor istana membuat kesimpulan bahawa penyakit atau cacat itu tidak akan dapat disembuhkan secara perubatan biasa kerana cacat itu nampaknya diciptakan oleh Yang Maha Kuasa. Sebulan kemudian, ketika penduduk negeri itu sedang nyenyak tidur, tiba-tiba datang peringatan dari Tuhan. Peringatan dari Tuhan itu datang kerana penduduk negeri itu melakukan zina dan homoseksual, sebagai orang-orang Sadum dan Amurah. Siksaan yang Tuhan turunkan itu secara tiba-tiba tanpa diduga sama sekali. Allah telah memerintahkan malaikat Jibril untuk memasukkan penduduk negeri itu ke dalam bumi, sama seperti yang dilakukan kepada penduduk Sadum dan Amurah. Yang terselamat tinggal hanyalah seorang anak kecil (Dajjal) yang berada di istana itu. Jibril telah ditugaskan membawa anak itu ke suatu pulau yang terletak di suatu lautan luas yang disebut Laut Yaman. Laut ini mempunyai peranan penting di masa akan datang. (Dari Laut Yaman inilah nanti terbentang jalan yang akan dilalui seorang saleh yang mempunyai peranan penting dalam memerangi Dajjal. Anak lelaki itu tinggal seorang diri di pulau itu. Dia sentiasa dijaga, diawasi serta diberi makan dan minum oleh malaikat itu tadi. Anak itu kembali seperti biasa, iaitu banyak tidur dan sedikit bergerak. Sementara itu Jibril kembali menghancurkan negeri yang penuh dengan kemaksiatan itu dan menebalikkan negeri itu sehinggakan bahagian atas negeri itu menjadi bawah. Maka selesailah seksaan Allah ke atas orang-orang kafir itu. Kemudian Jibril kembali membawa makanan untuk anak itu dari rezeki Allah dan demi menjalankan perintah Allah tanpa sebarang persoalan. Allah menyayangi anak itu dan berfirman kepada Jibril,”Hai Jibril, anak itu adalah hambaKu. Tetapi di akhir zaman dia mengaku sebagai tuhan yang disembah di muka bumi. Aku akan mengutus orang yang akan menyiksanya dengan seksaan yang pedih dan akan membunuhnya pada suatu masa tertentu yang tidak akan diingkari oleh hambaKu. Orang tersebut adalah seorang nabi yang diutus pada suatu masa dan dia menjadi wali, tanpa wahyu pada menjelang akhir zaman. (Riwayat ini didapati dari seorang alim di negeri Yaman. Dia dikenali dengan nama Haidar bin Anif Billah Abdullah bin Salem bin Syari. Dia mempunyai banyak manuskrip mengerikan yang menurut katanya telah berusia ratusan tahun. Bahkan ada skripnya yang mempunyai asal-usul sejak 700 tahun sebelum Masehi. 0rang alim ini masih hidup dan berusia 110 tahun. Dia sendiri tidak mahu hidup di kota moden. Segenap hidupnya dihabiskan dikhemah-khemah di padang pasir sahara bersame-sama empat orang isterinya. Isteri-isterinya jauh Iebih muda dari dia, iaitu sekitar dua puluh hingga tiga puluh tahun. Dia masih kelihatan gagah. Ketika ditanya kepadanya tentang rahsia kegagahannya, die menjawab bahawa dia tidak pernah meninggaikkan sembahyang malam, tidak pernah meninggaikan sembahyang dan waktu yang ditentukan dan jarang memakan daging dan garam. Makanan yang paling banyak dimakannya iaiah madu, kurma, susu dan air putih.) Pulau yang didiami oleh anak itu dikenali dengan nama jazirah ats tsu ‘ban ar-rahib we ad-dabbah al- halba yang bermakna pulau ular yang mengerikan dan haiwan berbulu tebal. Sebab menurut cerita tentang pulau itu, setiap orang yang hampir dan singgah di pulau itu pasti akan mati disengat oleh ular yang panjangnya beratus-ratus meter. Sementara haiwan berbulu tebal itu mempunyai lidah yang dapat bercakap-cakap dengan berbagai -bagai bahasa di muka bumi ini dan Ia menguasai pulau itu. UIar itu adalah penjaganya dan buta matanya. Haiwan itulah yang mengarahkannya. Pulau itu sebenarnya kecil seperti sekumpulan batu yang membentuk satu petak bumi yang penuh dengan berbagai mata air yang segar airnya serta dikelilingi pokok pokok rendang yang saling berjalin. Pulau itu juga dipenuhi dengan sumber-sumber yang berfaedah seperli berbagai-bagai jenis bunga, tumbuh-tumbuhan, pokok-pokok epal berwarna kuning berbentuk aneh seperti kepala jin yang nampak indah dan tersusun rapi bukan seperti kepala syaitan yang hodoh. lklim pulau itu memang selamanya sejuk dan selalu turun hujan. Pulau itu terletak di Lautan Hindi dekat dengan negeri Yaman. Pulau yang didiami oleh anak ajaib itu nampak jauh dan terpisah dari pulau-pulau yang jumlahnya banyak. Bahkan dari jauh pulau itu nampak seperti sebuah bintang yang terlepas dari gugusan bintang lain, atau bagai sebuah bulan yang terlepas dari edarannya yang penuh dengan planet-planet lain. Ia menjadi sesuatu yang asing dan ganjil kenana ia telah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Walaupun anak itu dikunjungi dan diawasi oleh Jibril siang dan malam, namun anak itu tidak tahu. Kerana sebagai manusia biasa dia tidak dapat melihat malaikat Jibril itu, kecualilah dengan perkenan Allah s.w.t. Disamping itu anak itu pula asyik tidur seperti penghuni gua. Pada satu hari ketika umur anak itu telah mencapai lapan tahun, kedua-dua matanya mula terbuka diiringi dengan kesedaran hatinya. Sesudah itu, dia tidak lagi banyak tidur. Dia hanya tidur sekejap sahaja. Pada mulanya, setiap kali terjaga dari tidur dia akan mendapatkan makanan dan minuman segar yang berada di sisinya, sehingga habis makanan dan minuman itu, dia kembali tidur semula. Diwaktu ini, dia sudah mampu berdiri, bergerak, dan berfikir. Malah dia mampu menangkap ikan dalam air dengan petunjuk bisikan suara yang terdengar dengan jelas di telinganya dan dia boleh faham maksud seruan itu dengan jelas. “Buatlah seperti begini supaya kami menjadi begini,” kala bisikan malaikat Jibril kepada anak itu. Anak kecil itu pun berjalan jalan mengelilingi sekilar pulau yang dia tinggal itu, dia rasa kagum dan terasing serta sentiasa berwaspada. Dia berjalan sambil bersembunyi dengan penuh hati-hati. Pulau itu dipenuhi dengan berbagai jenis burung dan binatang.Tidak ada satu binatang buas dan ganas di pulau itu selain dari beberapa ekor ular yang merayap dari Iautan yang menuju ke sana. Satu hari ketika sedang merayau-rayau itu dia dikejutkan oleh seekor binatang yang sangat besar, berbulu tebal dan mempunyai dua mata yang menonjol seperti mata lembu. Tiba-tiba binatang itu bercakap dengan bahasa yang dia boleh faham. Binatang itu berkata,” Engkau adalah seorang anak yang diselamatkan oleh Allah dari gempa bumi yang dahsyat ketika negeri Samirah dilanda malapetaka. Engkau dibawa oleh malaikat Jibril ke sini. Malaikat itulah yang menjaga makan dan minum engkau. Oleh itu janganlah engkau mengkhianati janji mu dengan Allah. Sebab pada hati setiap anak Adam telah tertanam ketaatan kepada Allah dan beriman kepada Nya selama mereka masih berada dalam fitrah kesuciannya. Kerananya engkau menjadi Muslim dan Mukim yang yakin dan taat kepada Tuhan Pencipta alam ini. Dialah Tuhan yang Maha Esa.” Kemudian binatang besar itu pun memberi isyarat kepadanya supaya mengikutnya ke arah sebuah batu. Di batu itu tertera tulisan dalam bahasa Arab. Binatang itu mengajarnya huruf demi huruf dan dia pun mengikutnya. Kemudian binatang itu pun memberi isyarat kepadanya untuk mengikutnya kepada berbagai permukaan batu lagi. Di batu-batu itu tertulis kata-kata: Batu pertama: La ilaha illallah (Tiada luhan selain Allah) Batu kedua: “Allahu Wahid La Syarika lahu (Allah Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya) Batu ketiga: “Engkau dijaga dan diurus oleh Jibril. OIeh itu janganlah kamu mengkhianati janjimu dengan Allah.” Batu keempat: “Hanya engkau saja di pulau ini.” Batu kelima: “Makanlah den nikmatilah makanan dari rezeki Allah ini yang sesuai dengan keperluan dan kehendakmu. Tidurlah sesukamu. Sembahlah Allah dalam berbagai keadaanmu dengan tasbih-tasbih keesaan kepada Nya, yakni solat yang diwajibkan kepadamu. Allahlah raja, Allahlah Maha Esa. Dia tidak berayah dan tidak pula mempunyai anak. Allah lah Tuhan yang Maha Besar. Allah lah yang Maha Agung. Dan Allah lah yang Maha Rja.”Batu Keenam: “Jadilah engkau anak masa kini, wahai anak kecil. Janganlah engkau menjadi anak masa lalu di pulau ini pada zaman apa pun.” Batu Ketujuh: “Tidak ada kitab bagimu kecuali apa yang dibawa kepadamu oleh seorang Nabi terakhir, Nabi Muhammad s.a.w. yang datang menjelang akhir zaman. Jika engkau beriman kepadanya maka engkau adalah manusia masa depan yang beriman dan mempunyai keyakinan kepada Allah. Tetapi jika engkau engkar kepadaNya maka engkau adalah manusia depan yang dijanjikan akan mendapat seksaan Allah. Sesungguhnya engkau berada di antara dua nabi yang berserah diri kepada Allah dan sebenarnya semua nabi berserah kepada Allah. Jika engkau beriman dan yakin kepada apa yang kami imani dan yakini, maka Allah akan memudahkan kamu untuk mengimani penutup para nabi yang terdahulu dan pengganti nabi yang telah wafat. Dia bernama Muhammad Al Amin. Dia akan lahir sebagai Nabi dan Rasul di tengeh-tengah kaum yang buta huruf. Dia berhijrah ke tempat yang banyak ditumbuhi pokok kurma dan yang banyak mata air dan perigi dengan tanah yang subur. Jika engkau mendustakan nabi yang mendahului Muhammad maka Allah akan menutup hatimu dengan tabir kain yang hitam. Hatimu menjadi hitam terkena sedikit warna putih dan condong kepada keburukan bagaikan kendi yang penuh dengan lumpur di atas cermin terang. Akibatnya, hatimu tidak dapat melihat cahaya dan akalmu hanya melihat dirimu sendiri saja seperti lblis. Semoga Iaknat Allah ditimpakan atasnya, yang mendiami Segitiga Bermuda yang lama itu dan engkau pun menjadi teman karibnya. Betapa buruk seseorang yang ditemani makhluk terkutuk dan dijauhkan dari rahmat Allah s.w.t. yang dibiarkan saja sampai suatu masa di suatu negeri, iaitu di suatu lautan yang penuh hembusan angin kelak ketika Allah tidak lagi menyayangi orang -orang yang terusir dari rahmat Nya. Jadilah engkau, wahai anak istimewa yang dijagai dan dibimbing malaikat agung sebagai Mukmin yang mempercayai kewujudan Allah dan malaikatNya, serta RasulNya. Jika tidak, engkau berada di dalam bahaya dan dimasukkan kedalam penjara seribu tahun lamanya. Yang memperingatkan mu dan menggembirakanmu di dalam penjara adalah seorang Arab Mekah yang mendustakan Nabi yang jujur itu. Tempat hijrahnya adalah tanah tanah subur yang banyak ditumbuhi pokok kurma. Engkau akan berjasa pada hari ketika tiba musimnya memetik kurma di negeri tempat diisra’ dan dimi’rajkan Nabi dari bangsa Arab itu. Ada banyak air melimpah yang mengalir dan meresap ke dalam tanah di dataran tinggi dan di tanah Thabaniyyah. Haram atas dirimu memasuki kota Mekah yang dimuliakan Allah, Tuhan semesta alam. Engkau tidak boleh memasuki tanah mana pun yang subur kecuali tanah Uhud. Uhud adalah gunung yang mencintai Allah dan Allah pun mencintainya. Engkau juga tidak boleh masuk negeri Quds tempat isra’ dan mi’raj, Nabi yang paling akhir. Ini adalah ilmu Allah untukmu yang ditulis oleh Jibril, pembawa wahyu (amin al wahi) dan dia meninggalkan tulisan ini untukmu, disamping batu beser berupa cincin dari Jibril utusan Allah Tuhan semesta alam!’ Anak itu kemudian melihat di tepi batu besar ketujuh yang paling besar di antara batu-batu besar lainnya yang menjadi batu tulis. Di situ, dia terjumpa sepotong batu yang indah warnanya. Tanah berwarna seperti dakwah emas berkilat yang digunakan Jibril untuk menulis. Pada potongan batu itu tendapat peringatan Allah s.w.t. yang berbunyi. “Dan tidaklah Kami menyeksa sehingga Kami mengutus seorang rasul (Al Isra 17:15) lni adalah sebuah tanda dan isyarat bahawa tanah tersebut bukan berasal dari pulau itu bahkan tanah itu bukan dari bumi manapun. Hanya Allah saja yang lebih mengetahui. Dakwat itu berbaki kira-kira sebanyak sebelah tapak tangan anak itu. Meskipun begitu ukurannya tidak sama walau dengan tiga tapak tangan lelaki biasa kita. Haiwan besar itu mula menerangkan makna tulisan itu dan diberitahu juga bahawa anak itu diberi kebebasan untuk memiIih haluan masa depannya. Apakah di masa akan datang dia mahu menjadi orang baik atau orang jahat. Jika dia menjadi orang baik, maka dia akan menjadi seorang lelaki biasa dan raja yang beruntung. Tetapi jika dia memilih menjadi orang jahat, maka dia akan menjadi seorang yang mengaku AKU SEBAGAI TUHAN yang berkuasa dengan kerajaan atau kekuasaan atas alam jin kafir dan syaitan dan mereka adalah makhluk ciptaan Allah. Dia akan menjadi raja yang menguasai alam manusia, sedang engkau termasuk salah salu di antara mereka.Dia akan memerintah tetapi hanya menjadi raja dalam waktu yang singkat sahaja. Apa akan terjadi kesudahannya hanya Allah saja yang tahu sebab segala sesuatu itu ditentukan olehnya. Dan tidak ada yang mengetahui kesudahan segala sesuatu kecuali Allah s.w.t. Seterusnya anak itu bertanya kepada binatang besar itu. “Kalau begitu siapakah engkau sebenarnya? Apakah motif yang mendorongmu datang ke sini? Dan siapakah yang mengajarmu bercakap dan menjelaskan sehingga engkau mampu bercakap seperti manusia?” Binatang itu menjawab.”Aku memang seekor binatang yang diciptakan dan diperintahkan untuk berbuat demikian dan sentiasa berada di sini bersamamu. Jibril, malaikat itu akan membawamu dari hutan di penghujung dunia nanti. Hanya engkau saja satu-satunya orang hidup dari suatu keturunan subur yang telah hancur. Aku juga bertugas menjaga dan memeliharamu ketika Jibril tidak ada. Aku diperintahkan untuk tinggal di pulau ini bersamamu sehingga engkau menentukan pilihan hidupmu. Ajalku di sini bersama dengan keluarnya engkau menuju pilihanmu.” Binatang itu memberitahu bahawa ia diperintah untuk bercakap memberitahunya. Kemudian setelah itu Ia akan diam membisu dan hanya mengeluarkan suara binatang sebagaimana lazimnya. Dia tidak akan bencakap untuk kali kedua kecuali jika masa keluarnya anak itu dari pulau tersebut sewaktu akhir zaman hampir dekat. Mungkin pada masa di antara itu, hanya terpulang kepada Allah untuk menentukannya. Mungkin aku mampu bercakap denganmu lagi.Sesuatu yang ghaib tidak dapat diketahui oleh semua makhlukh. Ketahuilah bahawa apa yang dikatakan sekarang ini adalah wasiat- wasiat dari malaikata Jibril itu. Selepas itu lidah binatang itu pun terdiam dan kembali seperti binatang semula. Ia bernama Jassasah yang bererti terus menerus memerhati untuk mencari maklumat dan memberitahukannya kepada anak itu.
cintakan dunia
hadith:
Daripada Tsauban r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda;
"Hampir tiba suatu masa di mana bangsa-bangsa dan seluruh dunia akan datang
mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang hendak makan mengerumuni talam
hidangan mereka". Maka salah seorang sahabat bertanya "Apakah dari kerana
kami sedikit pada hari itu?" Nabi saw. menjawab, "Bahkan kamu pada hari itu
banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan
mencabut rasa gerun terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan
mencampakkan ke dalam hati kamu penyakit 'wahan"'. Seorang sahabat bertanya,
"Apakah wahan itu hai Rasulullah?" Nabi kita nenjawab, "Cinta pada dunia dan
takut pada mati".
H.R. Abu Daud
Keterangan
Memang benar apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw. Keadaan umat Islam
pada hari ini, menggarnbarkan kebenaran apa yang disabdakan oleh Rasulullah
saw. Umat Islam walaupun mereka mernpunyai bilangan yang banyak, iaitu 1,000
juta (1/5 penduduk dunia), tetapi mereka selalu dipersendakan dan menjadi
alat permainan bangsa-bangsa lain. Mereka ditindas, diinjak-injak, disakiti,
dibunuh dan sebagainya. Bangsa-bangsa dari seluruh dunia walau pun
berbeza-beza agama, mereka bersatu untuk melawan dan melumpuhkan kekuatannya.
Sebenarnya, segala kekalahan kaum Muslimin adalah berpunca dari dalam diri
kaum muslimin itu sendiri, iaitu dari penyakit 'wahan" yang merupakan
penyakit campuran dari dua unsur yang selalu wujud dalarn bentuk kembar dua,
iaitu “cinta dunia” dan 'ttakut mati". Kedua-dua penyakit ini tidak dapat
dipisahkan. "Cinta dunia" bermakna tamak, rakus, bakhil danti dak mahu
mendermakan harta di jalan Allah swt. Manakala “takut mati" pula bermakna
leka dengan kehidupan dunia dan tidak membuat persiapan untuk menghadapi
negeri akhirat dan tidak ada perasaan untuk berkorban dengan diri dan jiwa
dalam memperjuangkan agarna Allah swt.
Kita berdoa agar Allah swt. menurunkan mushrahNya kepada kaum muslimin dan
memberikan kepada mereka kejayaan di dunia dan di akhirat.
Insyallah.
Daripada Tsauban r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda;
"Hampir tiba suatu masa di mana bangsa-bangsa dan seluruh dunia akan datang
mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang hendak makan mengerumuni talam
hidangan mereka". Maka salah seorang sahabat bertanya "Apakah dari kerana
kami sedikit pada hari itu?" Nabi saw. menjawab, "Bahkan kamu pada hari itu
banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan
mencabut rasa gerun terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan
mencampakkan ke dalam hati kamu penyakit 'wahan"'. Seorang sahabat bertanya,
"Apakah wahan itu hai Rasulullah?" Nabi kita nenjawab, "Cinta pada dunia dan
takut pada mati".
H.R. Abu Daud
Keterangan
Memang benar apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw. Keadaan umat Islam
pada hari ini, menggarnbarkan kebenaran apa yang disabdakan oleh Rasulullah
saw. Umat Islam walaupun mereka mernpunyai bilangan yang banyak, iaitu 1,000
juta (1/5 penduduk dunia), tetapi mereka selalu dipersendakan dan menjadi
alat permainan bangsa-bangsa lain. Mereka ditindas, diinjak-injak, disakiti,
dibunuh dan sebagainya. Bangsa-bangsa dari seluruh dunia walau pun
berbeza-beza agama, mereka bersatu untuk melawan dan melumpuhkan kekuatannya.
Sebenarnya, segala kekalahan kaum Muslimin adalah berpunca dari dalam diri
kaum muslimin itu sendiri, iaitu dari penyakit 'wahan" yang merupakan
penyakit campuran dari dua unsur yang selalu wujud dalarn bentuk kembar dua,
iaitu “cinta dunia” dan 'ttakut mati". Kedua-dua penyakit ini tidak dapat
dipisahkan. "Cinta dunia" bermakna tamak, rakus, bakhil danti dak mahu
mendermakan harta di jalan Allah swt. Manakala “takut mati" pula bermakna
leka dengan kehidupan dunia dan tidak membuat persiapan untuk menghadapi
negeri akhirat dan tidak ada perasaan untuk berkorban dengan diri dan jiwa
dalam memperjuangkan agarna Allah swt.
Kita berdoa agar Allah swt. menurunkan mushrahNya kepada kaum muslimin dan
memberikan kepada mereka kejayaan di dunia dan di akhirat.
Insyallah.
Berzikir rawat kekalutan, kekusutan jiwa
SESUNGGUHNYA zikrullah adalah semulia-mulia ibadat, sebesar-besar cara mendekatkan diri kepada Allah, makanan roh dan sumber ketenangan hati orang yang beriman. Firman Allah dalam surah al-Ra'd ayat 28 yang bermaksud "Iaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan mengingati Allah, ingatlah hanya dengan mengingati Allah hati akan menjadi tenang".Allah memerintahkan kepada hamba-Nya memperbanyakkan zikir mengingati-Nya, manakala Rasulullah menggalakkannya kepada umat Islam menjadi amalan itu berkekalan.Dalam al-Quran dan hadis jelas menggambarkan kebesaran kesan zikir dan faedahnya. Ia boleh dilakukan sama ada secara bersendirian mahupun berjemaah atau berkumpulan, melalui lisan mahupun dengan hati. Dalam memperkatakan mengenai zikrullah dengan lisan atau hati, Imam al-Nawawi dalam kitabnya al-Azkar ada menyatakan bahawa ia adalah zikir yang paling afdhal. Ulang kali, menyebut sifat-sifatnya.Zikir dengan lisan adalah dengan menyebut nama Allah berulang kali, menyebut sifatnya atau melafazkan puji-pujian kepada-Nya. Zikir dengan hati pula ialah menghadirkan kebesaran, keagungan, kehebatan, kemuliaan dan kesempurnaan Allah di dalam diri dan jiwanya sehingga hati itu menjadi sentiasa sibuk dengan zikrullah.Ahli zikir adalah golongan manusia yang istimewa dan terkemuka. Pengiktirafan ini dianugerahkan sendiri oleh Allah melalui lisan Nabi Muhammad yang maksudnya "Telah majulah orang-orang yang istimewa, para sahabat bertanya, siapakah mereka yang istimewa itu wahai Rasulullah, jawab baginda, iaitu mereka yang banyak mengingati Allah sama ada lelaki mahupun wanita (Riwayat Muslim).Majlis zikir turut dikenali sebagai satu daripada taman syurga. Seseorang yang lidahnya sentiasa basah dengan mengingati Allah akan mendapat beberapa manfaat antaranya:Membersihkan hati daripada sifat mazmumahMelembutkan hati sehingga dapat melihat kebenaran yang datang daripada AllahMerasa betapa dekatnya diri dengan Allah sehingga apabila berhadapan dengan pelbagai musibah dan pergantungannya hanya kepada AllahMeningkatkan mutu amalan kepada AllahMemelihara diri daripada gangguan syaitan yang sentiasa mahu menyesatkan manusia daripada mengingati AllahMenjadi penawar kepada hati yang sering gundah gulana, keluh kesah dan tidak tenteramUcapan “La Ila Ha Ilallah” adalah ucapan zikir yang paling mulia. Seorang daripada Syeikh al-Azhar yang terkenal iaitu Syeikh Abdul Halim Mahmud pernah menyebut bahawa zikir ‘La Ila Ha Ilallah’, istighfar dan selawat ke atas Nabi adalah tiang aurad dan wirid para ahli sufi. Zikir ini adalah sebagai satu daripada wasilah ke arah penyucian diri. Mengerjakan solat termasuk dalam kategori zikrullah. Hal ini dijelaskan oleh Allah. Membaca al-Quran juga adalah zikir yang paling mulia kerana ia adalah kalam Allah atau kata-kata Allah. Maka apabila seseorang membaca al-Quran, dia sebenarnya menuturkan kata-kata Allah dan ia adalah gambaran betapa hampir dirinya dengan Allah. Sehubungan itu, seorang Muslim hendaklah membaca al-Quran setiap hari supaya hatinya tidak kosong tanpa roh.Apabila membacanya, maka dalam masa sama pembacanya akan mengingati Allah. Hujjatul Islam Imam al-Ghazali menyebut dalam bukunya Mukasyafah al-Qulub membaca al-Quran adalah satu daripada kaedah merawat kekalutan dan kekusutan jiwa.
BIODATA IBLIS
Nama sebenar : IBLIS LAKNATULLAH.
Nama glamour : hantu,syaitan,pelesit,jembalang,langsui dll
Kelahiran : Bermula dari keengganannya sujud kepada Nabi Adam a.s
Status diri : Fasik kelas pertama
Agama : Kufur
Tempat Tinggal : Di hati-hati mereka yang lalai
Alamat Tetap : Neraka jahanam
Kawasan : Di Setiap penjuru yang di dalamnya tiada usaha lansung untuk mengingati Allah
Arah perjalanan : Tiada haluan dan bengkang bengkok
Isteri : Setiap wanita yang tidak menutup aurat, tidak mentaati Allah,Rasul dan suaminya
Kaum kerabat : Semua golongan yang menentang dan memusuhi Allah
Modal pusingan : Angan angan kosong dan tipu daya yg halus
Tempat pertemuan : Konsert-konsert hiburan,Pasar-pasar dan di semua tempat jual beli
Musuh ketat : Setiap orang Islam yang beriman dan bertakwa
Sahabat karib : Anak-anak Adam
Motto kerja : 'Hipokrasi asas akhlak'
Hobi : Melalaikan orang dari mengingati Allah, menggoda manusia lalu menyesatkannya
Cita cita : Supaya semua makhluk di muka bumi ini menjadi kafir
Sukan (yg tidak digemari) : Acara Langkah seribu (Semasa Malaikat Maut ingin mencabut nyawa)
Kelemahan diri : Bila Manusia membaca istighfar
Mentor yg dikagumi : Manusia yg mempunyai berkelebihan lebih dari dirinya
Logo : Sebarang tatu
Pejabat operasi : Tandas,bilik air, tempat yang bernajis dan kotor serta tempat-tempat maksiat
Rakan kongsi : Golongan munafik serta syaitan-syaitan dari kalangan jin dan manusia
Sumber pendapatan : Segala harta yang diperoleh dengan jalan haram dan riba
Jenis perkhidmatan : Menggalakkan manusia mengerjakan kemungkaran dan derhaka terhadap Allah SWT
Tempoh perkhidmatan : Sehingga hari khiamat
Matlamat Sebenar : Membawa Anak cucu Adam bersama-sama ke Neraka Jahanam
Teman sejawat : Orang yang suka mendiamkan dirinya dari menyatakan kebenaran
Ganjaran : Dosa-dosa kecil/besar dan kemurkaan Allah
Pembantu setia : Orang yang suka mengumpat, mencaci, memaki hamun, menghasut, pendengki dan pendendam
Peristiwa yg tak dapat dilupakan : Semasa Allah menjadikan Nabi Adam a.s
Kenangan manis : Di waktu manusia diambang shakratulmaut, mati dalam kekafiran
Kenangan pahit : Manusia yg digodanya mati dalam keimanan
Makanan kegemaran : Daging orang mati, segala najis dan kotoran
Minuman yg digemari : Wiski,brandi,taqila,todi,wine,arak dan semua minuman yg memabukkan Yang paling ditakuti : Orang mukmin yang bertakwa
Yang paling dibenci : Orang yang sentiasa berzikir dan mengingati Allah
Alat perangkap : Wanita-wanita cantik,model,pelacur,pragawati,dan sebagainya
Saat ajal : Bila tiba waktu yang ditentukan Allah di hari kiamat kelak
Yg paling membosankan : Bila tiada lagi manusia yg mahu mengikuti kemahuannya
Tugas yg paling meletihkan : Menganggu manusia kearah kebaikkan kerana Allah Taala
Tugas yang paling disukai : Mengajak melakukan Homoseks,lesbian dan berzina
Janji kepada manusia : Janji janji kosong,angan angan dan tipu daya
Yang membuatnya gembira : Manusia yg mengikut jejak langkahnya
Saat yg mendukacitakannya : Manusia yg mempunyai cita cita untuk bertaubat
Yang membuatnya menangis : Bila Manusia yg disayanginya sujud kepada Allah SWT
Nama glamour : hantu,syaitan,pelesit,jembalang,langsui dll
Kelahiran : Bermula dari keengganannya sujud kepada Nabi Adam a.s
Status diri : Fasik kelas pertama
Agama : Kufur
Tempat Tinggal : Di hati-hati mereka yang lalai
Alamat Tetap : Neraka jahanam
Kawasan : Di Setiap penjuru yang di dalamnya tiada usaha lansung untuk mengingati Allah
Arah perjalanan : Tiada haluan dan bengkang bengkok
Isteri : Setiap wanita yang tidak menutup aurat, tidak mentaati Allah,Rasul dan suaminya
Kaum kerabat : Semua golongan yang menentang dan memusuhi Allah
Modal pusingan : Angan angan kosong dan tipu daya yg halus
Tempat pertemuan : Konsert-konsert hiburan,Pasar-pasar dan di semua tempat jual beli
Musuh ketat : Setiap orang Islam yang beriman dan bertakwa
Sahabat karib : Anak-anak Adam
Motto kerja : 'Hipokrasi asas akhlak'
Hobi : Melalaikan orang dari mengingati Allah, menggoda manusia lalu menyesatkannya
Cita cita : Supaya semua makhluk di muka bumi ini menjadi kafir
Sukan (yg tidak digemari) : Acara Langkah seribu (Semasa Malaikat Maut ingin mencabut nyawa)
Kelemahan diri : Bila Manusia membaca istighfar
Mentor yg dikagumi : Manusia yg mempunyai berkelebihan lebih dari dirinya
Logo : Sebarang tatu
Pejabat operasi : Tandas,bilik air, tempat yang bernajis dan kotor serta tempat-tempat maksiat
Rakan kongsi : Golongan munafik serta syaitan-syaitan dari kalangan jin dan manusia
Sumber pendapatan : Segala harta yang diperoleh dengan jalan haram dan riba
Jenis perkhidmatan : Menggalakkan manusia mengerjakan kemungkaran dan derhaka terhadap Allah SWT
Tempoh perkhidmatan : Sehingga hari khiamat
Matlamat Sebenar : Membawa Anak cucu Adam bersama-sama ke Neraka Jahanam
Teman sejawat : Orang yang suka mendiamkan dirinya dari menyatakan kebenaran
Ganjaran : Dosa-dosa kecil/besar dan kemurkaan Allah
Pembantu setia : Orang yang suka mengumpat, mencaci, memaki hamun, menghasut, pendengki dan pendendam
Peristiwa yg tak dapat dilupakan : Semasa Allah menjadikan Nabi Adam a.s
Kenangan manis : Di waktu manusia diambang shakratulmaut, mati dalam kekafiran
Kenangan pahit : Manusia yg digodanya mati dalam keimanan
Makanan kegemaran : Daging orang mati, segala najis dan kotoran
Minuman yg digemari : Wiski,brandi,taqila,todi,wine,arak dan semua minuman yg memabukkan Yang paling ditakuti : Orang mukmin yang bertakwa
Yang paling dibenci : Orang yang sentiasa berzikir dan mengingati Allah
Alat perangkap : Wanita-wanita cantik,model,pelacur,pragawati,dan sebagainya
Saat ajal : Bila tiba waktu yang ditentukan Allah di hari kiamat kelak
Yg paling membosankan : Bila tiada lagi manusia yg mahu mengikuti kemahuannya
Tugas yg paling meletihkan : Menganggu manusia kearah kebaikkan kerana Allah Taala
Tugas yang paling disukai : Mengajak melakukan Homoseks,lesbian dan berzina
Janji kepada manusia : Janji janji kosong,angan angan dan tipu daya
Yang membuatnya gembira : Manusia yg mengikut jejak langkahnya
Saat yg mendukacitakannya : Manusia yg mempunyai cita cita untuk bertaubat
Yang membuatnya menangis : Bila Manusia yg disayanginya sujud kepada Allah SWT
BERKENALAN DENGAN RASULULLAH S.A.W. DARI DEKAT
Satu Analisa Ditulis Oleh: Ibnu Azhari Al-Kelantan
Jarak masa di antara kita dan Nabi Muhammad s.a.w. sudah hampir 1400 tahun dan pengajian kita mengenai baginda baik dari segi batang tubuhnya atau juga dari lain-lain segi masih banyak yang belum rapat dan mesra. Besar kemungkinan bahawa cinta dan mesra terhadap baginda akan semakin pudar dan kehilangan tempat dalam jiwa kita dan ini besar bahayanya. Satu ikhtiar mesti dibuat segera bagi menghadapi kemungkinan buruk ini. Bulan Rabi’ulawal selalunya memegang peranan penting untuk ini. Dia mempunyai daya penyusup ke dalam jiwa yang masih hidup untuk ingatan kita. Seperti juga Ramadhan , banyak membuat orang terpegun lama di hadapan Al-Quran Al-Karim dengan penuh khusyu’ dan insaf di malam-malam harinya. Apa kata kalu kita berhenti sejenak menatap wajahnya yang mulia dan jasadnya yang diberkati, mana tahu selera kita bertambah dan sayang mesra makin mendalam lagi. Sifat-sifat TubuhNya Yang Mulia Di antara keistimewaan-keistimewaan penganut Islam yang begitu banyak ialah menyiapkan sebuah rekod khusus mengenai bentuk fizikal jasad Rasulullah Nabi kesayangan mereka secara lengkap dan penuh perincian. Dunia tidak akan ketemu dengan sebuah fail yang begitu kemas dan lengkap dalam pekara yang serupa terhadap batang tubuh mana-mana pemimpin dunia diseluruh alam termasuk mana-mana nabi zaman dahulu seluruhnya. Kesayangan manusia (sahabat) terhadap Nabi Besar Muhammad menyebabkan segala apa mengenainya lebih-lebih sifatnya telah disurat dan dirakam dalam semua kitab, Sunanulsitta khususnya dalam Al-Zarqani dan Al-Syama’ Al-Imamal-Tarmidzi Rahmahullah. Hasil dari itu maka seorang manusia muslim dengan segera dan tidak teragak-agak akan dapat mengenali Nabinya sekarang kalau ditakdirkan baginda hidup balik dan terserempak denganNya dimana sahaja dan bila-bila pun. Dibawah ini kita ringkaskan sedikit sifat-sifat tubuhnya. Rasulullah dikurniakan sebatang tubuh yang tegap dan kacak (Murabba’ Al-Qamah) cahaya kulitNya putih kemerahan-merahan. Ukuran tingginya seimbang dan sederhana, bila melangkah berjalan, maka seakan menurun dari tanah tinggi kata sahabatnya. Rapi dan penuh dengan kesungguhannya. (Keadaan ini selain dari sebab-sebab bentuk tubuhnya yang tegap dan sihat maka ianya mencerminkan hasrat jiwanya yang tidak pernah kekosongan. Ada orang yang berbadan tegap dan rangkanya mengerunkan. Namun hentakkan kakinya tidak bermaya dan tidak tentu arah sahaja.. bila diajak bercakap, maka jelas nampak rupanya jiwa dia kosong, tidak punya program hidup sebab itu dia merayau-rayau membawa kaki sahaja. Bagi Nabi Muhammad setiap detik umurnya penuh tepu dengan kerja. Maka anggotanya pun turut hidup dan menghayunkan rentak yang aktif. Wajahnya cantik berseri dan sentiasa senyum mempunyai perwatakan yang menarik. Pernah sahabat-sahabatnya menatap wahajnya lama-lama kemudian menengadah kelangit merenung bulan ppurnama untuk menentukan mana satu yang lebih berseri. Ditengahnya terpacak sebatang hidung yang comel tirus memancong. Kerongkong matanya terpahat luas menampakkan bulatan mata hitamnya dengan jelas. Bahagian putihnya yang terpaut sekeliling menambahkan lagi seri wajahnya. Dari atas melebat turun rambut –rambut hitam berikal mayang mencecah bahu. Janggutnya yang hitam dibiarkan tumbuh dengan galaknya dikeliling kawasan muka, manakala misainya dipapas berandam bagi menampakkan sikap kelakian yang arif agaknya. Bila panjang menghulur lebih dari genggan jarinya terus dipotong serta dipesannya supaya umatnya juga berbuat begitu, supaya kamu mempunyai watak dan syaksyiat muslim yang tidak serupa dengan kafir musyrik katanya. Giginya tersusun gagah . tentang putih bersihnya jangan ditanya kerana bersugi itu besar pahala mengikut ajarannya. Dan baginda sendiri sangat acap bersugi sampai saya bimbang takut giginya haus ujar seorang isteri. Bau mulutnya yang manis-manis anak itu membuat orang suka duduk dekat badinda berpidato. Yang anih bau peluhnya juga begitu. Pernah seorang perempuan tua , umu-aiman menyiapkan sebuah botol kecil, nasib-nasib dapat menyimpan peluh baginda didalamnya. Diatas dadanya yang luas bidang itu terdapat banyak bulu-bulu gagah. Arus suburnya menali turun kebahagian bawahan perutnya. Manakala perutnya tdak besar berlabu tapi kemas dan sama kempis dengan bahagian dadanya. Di bahagian belakang dicelah dua tulang kipasnya menimbul sebiji butuir sebesar telur burung kecil bertulis Allah dan dikenali sebagai “Mohor Kenabian”.
Mengikut cerita lama butir ajaib inilah menyebabkan seorang Padri di negeri Syam mengesa bapa saudaranya Abu Talib yang sedang menjalankan urusan perniagaan bersama Nabi yang masih berumur dua belas tahun itu, suapaya cepat membawanya balik ke Mekah, jangan sampai ketara oleh Yahudi berdebah disini. Mimpi Jumpa Nabi Pada dasarnya Islam menerima kebenaran mimpi dengan syarat-syarat yang tertentu. Dia adalah satu-satunya saluran ghaib yang masih ada untuk manusia meninjau-ninjau ke alam seberang sana. Kerana kenabian sudah tamat, apa yang ada ialah khabar-khabar gembira atau mimpi sallih yang dapat dilihat oleh seorang mukmin, maksud satu hadis dengan sabdanya: “Sesiapa yang bermimpi melihat akau setelah aku mati, maka seolah-olah dia melihat akusewaktu aku masih hidup, kerana Syaitan tidak akan berdaya meniru contoh rupaku’. Memang bertuah kalau anda dikurniakan sekali lagi mimpi begini. Nabi Kenal Kita Di Akhirat? Jarak masa di antara kita sekarang dan Rsulullah telah begitu jauh jurangnya. Apa sempatkah Rasulullah mengenali kita dicelah-celah semak-samun manusia yang berhimpit-himpit di padang Mahsyar nanti??? Satu soalan yang mungkin meletus dikepala kita, dan kebetulan telah pun meletus di dalam kepala seorang sahabat Rasulullah dizaman hayatnya dulu, lalu menyoalnya terus. Untuk meredakan kerunsingan sahabatnya yang bimbangkan nasib anak cucunya yang lahir selepas kematian Nabi itu ,
Baginda membuat satu kias yang dapat dimengertikannya sendiri, katakanlah tuan memelihara seekor kambing berwarna hitam bercampur dengan kambing-kambing jiran disebelah yang beribu ribu ramainya tapi kesemuanya berwarna putih belaka. Sukarkah tuan mengenali kambing tuan ? jawab sahabat : tentu tidak sukar ya! Saya pun begitu juga. Umat-umat saya akan dibangkit dari kubur masing-masing lengkap dengan tanda-tandanya sekali. Iaitu kakitangan mereka cantik berseri oleh kesan air wudu’k . Sudahkah anda berwudu’k? Akhir sekali bolehkah kita sendiri mengenali baginda, sedangkan kita tidak pernah bertemu wajah dengannya? Mengikut hukum adat, memang boleh bahkan lebih mudah bagi orang ramai mengenali orang seseorang. Untuk menguatkan lagi, sila tatap sebuah hadiyh yang di bawa oleh Imam Al-Bukhari sendiri bermaksud: Bila selesai urusan menanam seorang mayat, datanglah malaikat-malaikat yang di tugaskan khusus sambil menanya; Awak kenal siapa orang ini? Sambil menunjukkan gambaran; satu lembaga manusia kiranya yang di soal itu dari kalangan mukmin, maka dengan senang dia menjawab bahawa; Inilah Muhammad. Dia diutus kedunia mengajarmu agama Allah. Saya sendiri telah menjunjung segala apa yang diajarnya dengan penuh keyakinan. Sebaliknya kalau sidia itu dari kalangan kafir atau munafik. Maka jawabnya:
Oh! ……… saya dengar khabar orang ini ialah Muhamad. Belumpun sempat dia berceloteh lebih panjang, sebatang tongkat besi telah melayang singgah di kepala nya serta ditempelak. Begitu lama kamu hidup di dunia menghirup segala rupa rezeki Allah dan mencebuk segala kesenangan hidup. Tapi kamu cuma main dengar khabar sahaja ? Maka sambung menyambung lah segala rupa azab sengsara keatasnya. Sekarang sudahkah tuan kenal Nabi Muhammad siapa orangnya ?
Jarak masa di antara kita dan Nabi Muhammad s.a.w. sudah hampir 1400 tahun dan pengajian kita mengenai baginda baik dari segi batang tubuhnya atau juga dari lain-lain segi masih banyak yang belum rapat dan mesra. Besar kemungkinan bahawa cinta dan mesra terhadap baginda akan semakin pudar dan kehilangan tempat dalam jiwa kita dan ini besar bahayanya. Satu ikhtiar mesti dibuat segera bagi menghadapi kemungkinan buruk ini. Bulan Rabi’ulawal selalunya memegang peranan penting untuk ini. Dia mempunyai daya penyusup ke dalam jiwa yang masih hidup untuk ingatan kita. Seperti juga Ramadhan , banyak membuat orang terpegun lama di hadapan Al-Quran Al-Karim dengan penuh khusyu’ dan insaf di malam-malam harinya. Apa kata kalu kita berhenti sejenak menatap wajahnya yang mulia dan jasadnya yang diberkati, mana tahu selera kita bertambah dan sayang mesra makin mendalam lagi. Sifat-sifat TubuhNya Yang Mulia Di antara keistimewaan-keistimewaan penganut Islam yang begitu banyak ialah menyiapkan sebuah rekod khusus mengenai bentuk fizikal jasad Rasulullah Nabi kesayangan mereka secara lengkap dan penuh perincian. Dunia tidak akan ketemu dengan sebuah fail yang begitu kemas dan lengkap dalam pekara yang serupa terhadap batang tubuh mana-mana pemimpin dunia diseluruh alam termasuk mana-mana nabi zaman dahulu seluruhnya. Kesayangan manusia (sahabat) terhadap Nabi Besar Muhammad menyebabkan segala apa mengenainya lebih-lebih sifatnya telah disurat dan dirakam dalam semua kitab, Sunanulsitta khususnya dalam Al-Zarqani dan Al-Syama’ Al-Imamal-Tarmidzi Rahmahullah. Hasil dari itu maka seorang manusia muslim dengan segera dan tidak teragak-agak akan dapat mengenali Nabinya sekarang kalau ditakdirkan baginda hidup balik dan terserempak denganNya dimana sahaja dan bila-bila pun. Dibawah ini kita ringkaskan sedikit sifat-sifat tubuhnya. Rasulullah dikurniakan sebatang tubuh yang tegap dan kacak (Murabba’ Al-Qamah) cahaya kulitNya putih kemerahan-merahan. Ukuran tingginya seimbang dan sederhana, bila melangkah berjalan, maka seakan menurun dari tanah tinggi kata sahabatnya. Rapi dan penuh dengan kesungguhannya. (Keadaan ini selain dari sebab-sebab bentuk tubuhnya yang tegap dan sihat maka ianya mencerminkan hasrat jiwanya yang tidak pernah kekosongan. Ada orang yang berbadan tegap dan rangkanya mengerunkan. Namun hentakkan kakinya tidak bermaya dan tidak tentu arah sahaja.. bila diajak bercakap, maka jelas nampak rupanya jiwa dia kosong, tidak punya program hidup sebab itu dia merayau-rayau membawa kaki sahaja. Bagi Nabi Muhammad setiap detik umurnya penuh tepu dengan kerja. Maka anggotanya pun turut hidup dan menghayunkan rentak yang aktif. Wajahnya cantik berseri dan sentiasa senyum mempunyai perwatakan yang menarik. Pernah sahabat-sahabatnya menatap wahajnya lama-lama kemudian menengadah kelangit merenung bulan ppurnama untuk menentukan mana satu yang lebih berseri. Ditengahnya terpacak sebatang hidung yang comel tirus memancong. Kerongkong matanya terpahat luas menampakkan bulatan mata hitamnya dengan jelas. Bahagian putihnya yang terpaut sekeliling menambahkan lagi seri wajahnya. Dari atas melebat turun rambut –rambut hitam berikal mayang mencecah bahu. Janggutnya yang hitam dibiarkan tumbuh dengan galaknya dikeliling kawasan muka, manakala misainya dipapas berandam bagi menampakkan sikap kelakian yang arif agaknya. Bila panjang menghulur lebih dari genggan jarinya terus dipotong serta dipesannya supaya umatnya juga berbuat begitu, supaya kamu mempunyai watak dan syaksyiat muslim yang tidak serupa dengan kafir musyrik katanya. Giginya tersusun gagah . tentang putih bersihnya jangan ditanya kerana bersugi itu besar pahala mengikut ajarannya. Dan baginda sendiri sangat acap bersugi sampai saya bimbang takut giginya haus ujar seorang isteri. Bau mulutnya yang manis-manis anak itu membuat orang suka duduk dekat badinda berpidato. Yang anih bau peluhnya juga begitu. Pernah seorang perempuan tua , umu-aiman menyiapkan sebuah botol kecil, nasib-nasib dapat menyimpan peluh baginda didalamnya. Diatas dadanya yang luas bidang itu terdapat banyak bulu-bulu gagah. Arus suburnya menali turun kebahagian bawahan perutnya. Manakala perutnya tdak besar berlabu tapi kemas dan sama kempis dengan bahagian dadanya. Di bahagian belakang dicelah dua tulang kipasnya menimbul sebiji butuir sebesar telur burung kecil bertulis Allah dan dikenali sebagai “Mohor Kenabian”.
Mengikut cerita lama butir ajaib inilah menyebabkan seorang Padri di negeri Syam mengesa bapa saudaranya Abu Talib yang sedang menjalankan urusan perniagaan bersama Nabi yang masih berumur dua belas tahun itu, suapaya cepat membawanya balik ke Mekah, jangan sampai ketara oleh Yahudi berdebah disini. Mimpi Jumpa Nabi Pada dasarnya Islam menerima kebenaran mimpi dengan syarat-syarat yang tertentu. Dia adalah satu-satunya saluran ghaib yang masih ada untuk manusia meninjau-ninjau ke alam seberang sana. Kerana kenabian sudah tamat, apa yang ada ialah khabar-khabar gembira atau mimpi sallih yang dapat dilihat oleh seorang mukmin, maksud satu hadis dengan sabdanya: “Sesiapa yang bermimpi melihat akau setelah aku mati, maka seolah-olah dia melihat akusewaktu aku masih hidup, kerana Syaitan tidak akan berdaya meniru contoh rupaku’. Memang bertuah kalau anda dikurniakan sekali lagi mimpi begini. Nabi Kenal Kita Di Akhirat? Jarak masa di antara kita sekarang dan Rsulullah telah begitu jauh jurangnya. Apa sempatkah Rasulullah mengenali kita dicelah-celah semak-samun manusia yang berhimpit-himpit di padang Mahsyar nanti??? Satu soalan yang mungkin meletus dikepala kita, dan kebetulan telah pun meletus di dalam kepala seorang sahabat Rasulullah dizaman hayatnya dulu, lalu menyoalnya terus. Untuk meredakan kerunsingan sahabatnya yang bimbangkan nasib anak cucunya yang lahir selepas kematian Nabi itu ,
Baginda membuat satu kias yang dapat dimengertikannya sendiri, katakanlah tuan memelihara seekor kambing berwarna hitam bercampur dengan kambing-kambing jiran disebelah yang beribu ribu ramainya tapi kesemuanya berwarna putih belaka. Sukarkah tuan mengenali kambing tuan ? jawab sahabat : tentu tidak sukar ya! Saya pun begitu juga. Umat-umat saya akan dibangkit dari kubur masing-masing lengkap dengan tanda-tandanya sekali. Iaitu kakitangan mereka cantik berseri oleh kesan air wudu’k . Sudahkah anda berwudu’k? Akhir sekali bolehkah kita sendiri mengenali baginda, sedangkan kita tidak pernah bertemu wajah dengannya? Mengikut hukum adat, memang boleh bahkan lebih mudah bagi orang ramai mengenali orang seseorang. Untuk menguatkan lagi, sila tatap sebuah hadiyh yang di bawa oleh Imam Al-Bukhari sendiri bermaksud: Bila selesai urusan menanam seorang mayat, datanglah malaikat-malaikat yang di tugaskan khusus sambil menanya; Awak kenal siapa orang ini? Sambil menunjukkan gambaran; satu lembaga manusia kiranya yang di soal itu dari kalangan mukmin, maka dengan senang dia menjawab bahawa; Inilah Muhammad. Dia diutus kedunia mengajarmu agama Allah. Saya sendiri telah menjunjung segala apa yang diajarnya dengan penuh keyakinan. Sebaliknya kalau sidia itu dari kalangan kafir atau munafik. Maka jawabnya:
Oh! ……… saya dengar khabar orang ini ialah Muhamad. Belumpun sempat dia berceloteh lebih panjang, sebatang tongkat besi telah melayang singgah di kepala nya serta ditempelak. Begitu lama kamu hidup di dunia menghirup segala rupa rezeki Allah dan mencebuk segala kesenangan hidup. Tapi kamu cuma main dengar khabar sahaja ? Maka sambung menyambung lah segala rupa azab sengsara keatasnya. Sekarang sudahkah tuan kenal Nabi Muhammad siapa orangnya ?
Bentuk badan dikira aurat
AURAT diambil daripada perkataan Arab ‘Aurah’ yang bererti keaiban manakala dalam istilah feqah, aurat diertikan sebagai bahagian tubuh badan seseorang yang wajib ditutup atau dilindungi dari pandangan.Perintah menutup aurat sebagaimana firman Allah bermaksud: “Dan hendaklah kamu tetap diam di rumah kamu serta janganlah kamu mendedahkan diri seperti yang dilakukan orang-orang jahiliyah zaman dulu, dan dirikanlah sembahyang serta berikanlah zakat, dan taatlah kamu kepada Allah dan rasulnya. Sesungguhnya Allah (perintah kamu dengan semuanya itu) hanyalah kerana hendak menghapuskan perkara yang mencemarkan dari kamu wahai ‘Ahlu Bai’, dan hendak membersihkan kamu sebersih-bersihnya (dari segala perkara yang keji).” (Surah al-Ahzab, ayat 33) Ayat itu menerangkan hukum menutup aurat adalah wajib sepertimana wajibnya mengerjakan sembahyang, berzakat dan memenuhi perintah Allah yang lain.Malah, menutup aurat juga mengelakkan wanita Islam daripada fitnah selain memudahkan mereka untuk dikenali.Firman Allah bermaksud: “Wahai Nabi, suruhlah isterimu, anak perempuanmu, dan perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar), cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.” (Surah al-Ahzab, ayat 59) Dalam membicarakan soal pakaian wanita, Islam tidak menetapkan fesyen pakaian atau warna tertentu tetapi wanita Islam perlu mengikut garis panduan syarak antaranya:Pakaian itu hendaklah menutup auratPakaian itu hendaklah longgar, tidak sempit atau ketat hingga menampakkan susuk tubuh badan.Usamah bin Zaid pernah menceritakan bahawa Rasulullah SAW telah menerima hadiah sejenis kain Qibtiah yang kurang tebal daripada seorang bernama Dahiyah Al-Albi dan Rasulullah menghadiahkan kain itu kepada beliau (Usamah bin Zaid) untuk dibuat pakaian tetapi Usamah memberikan kepada isterinya.Suatu hari Rasulullah SAW bertanyakan Usamah: “Kenapa engkau tidak memakai kain Qibtiah itu?” Usamah menjawab: “Saya telah berikan kepada isteri saya.” Lalu Rasulullah bersabda kepada Usamah: “Suruhlah isterimu mengalaskan kain itu dengan kain yang lain di bawahnya, kerana aku bimbang jika kain Qibtiah itu tidak digalas, maka akan kelihatanlah besar kecil tulang badan isterimu (bentuk tubuh badan isterimu).”Pakaian itu diperbuat daripada kain yang agak tebal, tidak nipis atau jarang yang boleh menampakkan bayangan tubuh badan.Selain itu, pakaian wanita hendaklah dibuat dari kain yang tidak terlalu licin dan lembut hingga melekat di tubuh dan membayangkan kulit pemakainya. Pakaian yang dibuat daripada kain itu boleh mempamerkan rupa bentuk anggota badan wanita.Pakaian itu tidak berbentuk hiasan yang boleh menarik perhatian orang melihatnya.Pakaian itu tidak menyerupai pakaian lelaki.Abu Hurairah meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda maksudnya: “Sesiapa juga wanita yang memakai minyak wangi kemudian melintasi khalayak ramai dengan tujuan dihidu bau yang dipakainya, maka dia dikira berzina.”Pakaian itu tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir atau musyrik.Memakai pakaian menutup aurat, menunjukkan harga diri sebenar seorang wanita dan sekali gus menghindari perbuatan tidak senonoh di kalangan lelaki terhadap wanita.Wanita yang menutup aurat dan berpegang teguh dengan ajaran Islam akan mendapat keredaan Allah SWT, dipandang dengan penuh rasa hormat serta diberi penghormatan tinggi bersesuaian sifat mereka yang pemalu dan bersopan-santun.
Bagaimana kita boleh muflis di akhirat
Oleh Mazlan Zainol
DARIPADA Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, yang bermaksud: “Tahukah kamu, siapakah gerangan orang yang muflis itu ?” Lalu jawab sahabat: “Pada pandangan kami, orang yang muflis itu ialah mereka yang tidak mempunyai wang dan harta?” Lantas Baginda bersabda: “Sesungguhnya orang yang muflis di kalangan umatku ialah mereka yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala sembahyang, puasa dan zakat. Dia juga (dalam masa yang sama) datang dengan membawa dosa menghina, menyakiti orang, memakan harta orang lain, menumpahkan darah (membunuh), dan memukul orang. “Lalu diberi segala kebajikan itu kepadanya dan ini adalah kebajikan-kebajikannya. Maka jika telah habis pahala kebajikannya sebelum dapat dibayar kepada orang yang menuntutnya (orang yang dihina, disakiti dan dizaliminya ketika di dunia dulu), maka dosa-dosanya itu akan dilemparkan kepadanya, lalu dia kemudiannya dicampakkan ke dalam api neraka.” (Hadis riwayat Muslim)Berdasarkan hadis itu, dapat kita fahami bahawa golongan yang menjadi muflis pada akhirat adalah berasal daripada orang yang memiliki pahala yang banyak. Bagaimanapun, semua pahala ibadat mereka itu habis kerana digunakan sebagai bayaran ganti rugi kepada insan yang pernah disakiti, dikhianati, dihina, dibunuh atau dizaliminya.Alangkah ruginya golongan muflis ini. Ganjaran pahala yang mereka kumpul dengan mengerjakan bermacam ibadat, akhirnya menjadi barang tukaran kerana denda yang perlu mereka bayar disebabkan kesalahan mereka terhadap orang lain.Meskipun kita malu jika isytiharkan muflis di dunia ini, namun kita masih lagi beruntung kalau dibandingkan dengan situasi muflis di akhirat. Jika muflis di dunia, masih ada lagi orang yang bersimpati dan dapat membantu kita. Tetapi bagaimana pula hal keadaan kita apabila muflis di akhirat? Siapakah yang akan bersimpati? Siapakah yang bakal menolong kita dan siapakah pula yang akan menyelamatkan kita dari azab seksaan neraka Allah?Kuat beribadah dan memiliki pahala yang banyak tidak menjamin terpeliharanya seseorang itu daripada azab Allah jika pada masa sama dia masih melakukan penganiayaan, penindasan dan kezaliman kepada insan lain.Firman Allah bermaksud: “Pada hari itu Kami akan tutup mulut mereka dan tangan mereka memberitahu Kami (mengenai kesalahan masing-masing), dan kaki mereka pula menjadi saksi terhadap apa yang sudah mereka perbuatkan (ketika hidup di dunia)?” (Surah Yaasin, ayat 65).Selain itu, kita juga diingatkan agar bertanggungjawab terhadap amanah keluarga iaitu isteri dan anak-anak. Dibimbangi di akhirat kelak, mereka akan menuntut segala pertanggungjawaban yang tidak kita tunaikan kepada mereka. Tanggungjawab memberi mereka ilmu, pendidikan, perlindungan, makanan, kesihatan dan sebagainya akan dipersoalkan kepada kita sama ada terlaksana atau terabai.Jika kita perhatikan realiti hari ini, berapa ramai ibu bapa yang selalu solat berjemaah di masjid, mendengar ceramah, menghadiri kelas pengajian agama dan melakukan pelbagai amal kebajikan, sedangkan anak mereka terbiar tanpa mendapat pendidikan agama sempurna, terbabit dengan jenayah, gejala sosial, maksiat dan kegiatan kemungkaran?Golongan ibu bapa seperti ini mengerjakan amal ibadat dengan penuh kesungguhan, tetapi mereka beribadah dalam situasi yang kurang bijak. Mereka lupa bahawa tanggungjawab memberikan pendidikan agama terhadap anak-anak juga ibadat besar dan mulia.Jika amanah dan tanggungjawab ini sengaja dibiarkan terabai, dikhuatiri ia akan menjadi penghalang untuk seseorang hamba itu memasuki syurga Allah, walaupun memiliki banyak pahala hasil daripada amal ibadatnya.
DARIPADA Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, yang bermaksud: “Tahukah kamu, siapakah gerangan orang yang muflis itu ?” Lalu jawab sahabat: “Pada pandangan kami, orang yang muflis itu ialah mereka yang tidak mempunyai wang dan harta?” Lantas Baginda bersabda: “Sesungguhnya orang yang muflis di kalangan umatku ialah mereka yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala sembahyang, puasa dan zakat. Dia juga (dalam masa yang sama) datang dengan membawa dosa menghina, menyakiti orang, memakan harta orang lain, menumpahkan darah (membunuh), dan memukul orang. “Lalu diberi segala kebajikan itu kepadanya dan ini adalah kebajikan-kebajikannya. Maka jika telah habis pahala kebajikannya sebelum dapat dibayar kepada orang yang menuntutnya (orang yang dihina, disakiti dan dizaliminya ketika di dunia dulu), maka dosa-dosanya itu akan dilemparkan kepadanya, lalu dia kemudiannya dicampakkan ke dalam api neraka.” (Hadis riwayat Muslim)Berdasarkan hadis itu, dapat kita fahami bahawa golongan yang menjadi muflis pada akhirat adalah berasal daripada orang yang memiliki pahala yang banyak. Bagaimanapun, semua pahala ibadat mereka itu habis kerana digunakan sebagai bayaran ganti rugi kepada insan yang pernah disakiti, dikhianati, dihina, dibunuh atau dizaliminya.Alangkah ruginya golongan muflis ini. Ganjaran pahala yang mereka kumpul dengan mengerjakan bermacam ibadat, akhirnya menjadi barang tukaran kerana denda yang perlu mereka bayar disebabkan kesalahan mereka terhadap orang lain.Meskipun kita malu jika isytiharkan muflis di dunia ini, namun kita masih lagi beruntung kalau dibandingkan dengan situasi muflis di akhirat. Jika muflis di dunia, masih ada lagi orang yang bersimpati dan dapat membantu kita. Tetapi bagaimana pula hal keadaan kita apabila muflis di akhirat? Siapakah yang akan bersimpati? Siapakah yang bakal menolong kita dan siapakah pula yang akan menyelamatkan kita dari azab seksaan neraka Allah?Kuat beribadah dan memiliki pahala yang banyak tidak menjamin terpeliharanya seseorang itu daripada azab Allah jika pada masa sama dia masih melakukan penganiayaan, penindasan dan kezaliman kepada insan lain.Firman Allah bermaksud: “Pada hari itu Kami akan tutup mulut mereka dan tangan mereka memberitahu Kami (mengenai kesalahan masing-masing), dan kaki mereka pula menjadi saksi terhadap apa yang sudah mereka perbuatkan (ketika hidup di dunia)?” (Surah Yaasin, ayat 65).Selain itu, kita juga diingatkan agar bertanggungjawab terhadap amanah keluarga iaitu isteri dan anak-anak. Dibimbangi di akhirat kelak, mereka akan menuntut segala pertanggungjawaban yang tidak kita tunaikan kepada mereka. Tanggungjawab memberi mereka ilmu, pendidikan, perlindungan, makanan, kesihatan dan sebagainya akan dipersoalkan kepada kita sama ada terlaksana atau terabai.Jika kita perhatikan realiti hari ini, berapa ramai ibu bapa yang selalu solat berjemaah di masjid, mendengar ceramah, menghadiri kelas pengajian agama dan melakukan pelbagai amal kebajikan, sedangkan anak mereka terbiar tanpa mendapat pendidikan agama sempurna, terbabit dengan jenayah, gejala sosial, maksiat dan kegiatan kemungkaran?Golongan ibu bapa seperti ini mengerjakan amal ibadat dengan penuh kesungguhan, tetapi mereka beribadah dalam situasi yang kurang bijak. Mereka lupa bahawa tanggungjawab memberikan pendidikan agama terhadap anak-anak juga ibadat besar dan mulia.Jika amanah dan tanggungjawab ini sengaja dibiarkan terabai, dikhuatiri ia akan menjadi penghalang untuk seseorang hamba itu memasuki syurga Allah, walaupun memiliki banyak pahala hasil daripada amal ibadatnya.
Anak Kecil Yang Takut Api Neraka
Dalam sebuah riwayat menyatakan bahawa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, sedang dia berjalan-jalan dia terpandang seorang anak kecil sedang mengambil wudhu' sambil menangis. Apabila orang tua itu melihat anak kecil tadi menangis, dia pun berkata, "Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?" Maka berkata anak kecil itu, "Wahai pakcik saya telah membaca ayat al-Quran sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum" yang bermaksud, "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu." Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka." Berkata orang tua itu, "Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalam api neraka." Berkata anak kecil itu, "Wahai pakcik, pakcik adalah orang yang berakal, tidakkah pakcik lihat kalau orang menyalakan api maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa." Berkata orang tua itu, sambil menangis, "Sesungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa maka bagaimanakah keadaan kami nanti.
Akibat Tak Mandi Hadas
Assalamualaikum,
Dalam sebuah riwayat menceritakan pada masa dahulu, ada seorang lelaki sangat alim lagi warak. Lelaki itu menceritakan tentang suatu kejadian ngeri yang dihadapi oleh seorang lelaki yang tinggal sekampung dengannya ketika menemui maut.Selepas dikapan dan disembahyangkan, jenazah lelaki itu pun dibawa ke tanah perkuburan untuk disempurnakan pengkembumiannya. Semasa jenazah itu sampai di tanah perkuburan, keadaan dan suasana di situ begitu sepi sekali.Manakala liang lahatnya sudah sedia menanti di depan untuk dikebumikan jenazahnya. Kemudian kaum kerabat dan sahabat handai lelaki berkenaan menurunkan keranda mayatnya perlahan-lahan ke dalam liang lahad tersebut.Apabila sahaja mereka hendak meletakkan jenazah itu, tiba-tiba mereka begitu terperanjat apabila terlihat seekor binatang yang sama bentuknya seperti kucing sudah berada di dalam kubur itu.Apabila melihat binatang berkenaan, para jemaah terperanjat dan tercengang. Inilah pertama kalinya seekor binatang berada di liang lahad, menunggu mayat dikebumikan.Beberapa orang dari kaum kerabat cuba menghalau binatang tersebut tapi hampa malah binatang itu terlalu bengis dan gerun, kukunya yang tajam mencakar-cakar batang kayu yang dijolok ke arahnya. Binatang itu tetap berdegil dan terus bertahan di dalam liang itu dengan mata yang memancar-mancar menampakkan kebengisan laksana harimau yang memerhatikan mangsanya.Akhirnya kaum kerabat lelaki itu mengambil keputusan untuk mengali satu liang lahad yang baru bagi mengelakkan jenazah disimpan bersama-sama binatang misteri itu. Setelah siap di gali dan para jemaah pun mengangkat jenazah ke arah liang lahad dan cuba menurunkan keranda perlahan-lahan.Alangkah terkejutnya mereka apabila di dapati binatang ganjil itu sudah pun berada di dalam lubang itu.Setelah gagal mengusir binatang itu buat kali keduanya, akhirnya kaum kerabat lelaki tiu mengambil keputusan untuk mengkebumikan jasadnya dengan binatang tersebut.Sebaik saja tanah di timbus separuh liang lahad, para jemaah terkejut bila satu bunyi yang menghairankan keluar dari kubur tersebut. Bunyi itu seakan-akan daging dan tulang jasad si mati itu dicakar dan dipatahkan oleh binatang buas, bunyinya amatmenakutkan setiap yang berada di tahah perkuburan itu.Seorang alim lalu menemui isteri lelaki itu dan bertanya adakah ada perbuatan yang buruk pernah dilakukan oleh si mati semasa hayatnya? Isteri lelaki itu lalu memberitahu yang suaminya merupakan seorang lelaki yang baik budi pekertinya, tetapi sepanjang perkahwinan mereka suaminya itu tidak pernah menyucikan dirinya dengan 'mandi hadas' setiap kali selepas melakukan persetubuhan.Dalam riwayat lain, orang yang tidak mandi hadas (Junub/Besar) apabila dia mati, mereka ini akan diberikan pakaian hina dan terlaknat dari neraka.Mandi junub adalah satu mandi yang sangat dituntut dalam islam.Walaupun sesetengah orang kita memandangnya remeh tetapi ketahuilahazabnya tidak kurang pedih dan kalau hendak merasa... sila-silakanlah..Wassalam.
Dalam sebuah riwayat menceritakan pada masa dahulu, ada seorang lelaki sangat alim lagi warak. Lelaki itu menceritakan tentang suatu kejadian ngeri yang dihadapi oleh seorang lelaki yang tinggal sekampung dengannya ketika menemui maut.Selepas dikapan dan disembahyangkan, jenazah lelaki itu pun dibawa ke tanah perkuburan untuk disempurnakan pengkembumiannya. Semasa jenazah itu sampai di tanah perkuburan, keadaan dan suasana di situ begitu sepi sekali.Manakala liang lahatnya sudah sedia menanti di depan untuk dikebumikan jenazahnya. Kemudian kaum kerabat dan sahabat handai lelaki berkenaan menurunkan keranda mayatnya perlahan-lahan ke dalam liang lahad tersebut.Apabila sahaja mereka hendak meletakkan jenazah itu, tiba-tiba mereka begitu terperanjat apabila terlihat seekor binatang yang sama bentuknya seperti kucing sudah berada di dalam kubur itu.Apabila melihat binatang berkenaan, para jemaah terperanjat dan tercengang. Inilah pertama kalinya seekor binatang berada di liang lahad, menunggu mayat dikebumikan.Beberapa orang dari kaum kerabat cuba menghalau binatang tersebut tapi hampa malah binatang itu terlalu bengis dan gerun, kukunya yang tajam mencakar-cakar batang kayu yang dijolok ke arahnya. Binatang itu tetap berdegil dan terus bertahan di dalam liang itu dengan mata yang memancar-mancar menampakkan kebengisan laksana harimau yang memerhatikan mangsanya.Akhirnya kaum kerabat lelaki itu mengambil keputusan untuk mengali satu liang lahad yang baru bagi mengelakkan jenazah disimpan bersama-sama binatang misteri itu. Setelah siap di gali dan para jemaah pun mengangkat jenazah ke arah liang lahad dan cuba menurunkan keranda perlahan-lahan.Alangkah terkejutnya mereka apabila di dapati binatang ganjil itu sudah pun berada di dalam lubang itu.Setelah gagal mengusir binatang itu buat kali keduanya, akhirnya kaum kerabat lelaki tiu mengambil keputusan untuk mengkebumikan jasadnya dengan binatang tersebut.Sebaik saja tanah di timbus separuh liang lahad, para jemaah terkejut bila satu bunyi yang menghairankan keluar dari kubur tersebut. Bunyi itu seakan-akan daging dan tulang jasad si mati itu dicakar dan dipatahkan oleh binatang buas, bunyinya amatmenakutkan setiap yang berada di tahah perkuburan itu.Seorang alim lalu menemui isteri lelaki itu dan bertanya adakah ada perbuatan yang buruk pernah dilakukan oleh si mati semasa hayatnya? Isteri lelaki itu lalu memberitahu yang suaminya merupakan seorang lelaki yang baik budi pekertinya, tetapi sepanjang perkahwinan mereka suaminya itu tidak pernah menyucikan dirinya dengan 'mandi hadas' setiap kali selepas melakukan persetubuhan.Dalam riwayat lain, orang yang tidak mandi hadas (Junub/Besar) apabila dia mati, mereka ini akan diberikan pakaian hina dan terlaknat dari neraka.Mandi junub adalah satu mandi yang sangat dituntut dalam islam.Walaupun sesetengah orang kita memandangnya remeh tetapi ketahuilahazabnya tidak kurang pedih dan kalau hendak merasa... sila-silakanlah..Wassalam.
7 TANDA
1. Mayat yang mukanya berpaling dari arah kiblat. Itulah petanda bahawa semasa hidupnya telah melakukan perkara syirik kepada Allah. Kawan-kawan syirik ini jangan buat main-main, dosa yang paling besar dalam Islam. Kekal dalam neraka selama-lamanya.
2. Mayat yang mukanya berbentuk babi. Itulah petanda semasa hidupnya tidak melakukan solat lima waktu, tidak menjaga solat lima waktu. Lalai dalam solatnya. Sesungguhnya solat dapat mencegah diri dari melakukan perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar ini banyak, bukan hanya berduaan ditempat gelap, minum arak, berjudi sahaja. Tak tutup aurat juga perbuatan keji. Bayangkanlah sejak dari baligh lagi kawan-kawan tak pernah tutup aurat, berapa banyak dosa yang telah dikumpulkan. Siksa api neraka amat pedih oii....
3. Mayat yang kepala menjadi batu yang hitam legam. Itulah mayat yang semasa hidupnya derhaka kepada kedua ibu-bapa.
4. Mayat yang perutnya buncit dan meletup. Itulah mayat yang semasa hidupnya suka makan harta yang haram. Harta yang haram banyak contohnya. Antaranya mencuri... harta yang haram. Merompak... harta haram. Melesapkan duit kawan... harta yang haram.
5. Mayat yang kukunya mengcengkam dan meliliti seluruh tubuhnya. Itulah mayat yang semasa hidupnya suka berkelahi, mengata orang dan mengumpat orang.
6. Mayat yang keluar mata air dari kuburnya dan air itu baunya lebih busuk dari bangkai. Itulah mayat orang yang suka makan riba'.
7. Mayat yang wajahnya tersenyum Itulah mayat yang semasa hidupnya berilmu dan beramal soleh.
2. Mayat yang mukanya berbentuk babi. Itulah petanda semasa hidupnya tidak melakukan solat lima waktu, tidak menjaga solat lima waktu. Lalai dalam solatnya. Sesungguhnya solat dapat mencegah diri dari melakukan perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar ini banyak, bukan hanya berduaan ditempat gelap, minum arak, berjudi sahaja. Tak tutup aurat juga perbuatan keji. Bayangkanlah sejak dari baligh lagi kawan-kawan tak pernah tutup aurat, berapa banyak dosa yang telah dikumpulkan. Siksa api neraka amat pedih oii....
3. Mayat yang kepala menjadi batu yang hitam legam. Itulah mayat yang semasa hidupnya derhaka kepada kedua ibu-bapa.
4. Mayat yang perutnya buncit dan meletup. Itulah mayat yang semasa hidupnya suka makan harta yang haram. Harta yang haram banyak contohnya. Antaranya mencuri... harta yang haram. Merompak... harta haram. Melesapkan duit kawan... harta yang haram.
5. Mayat yang kukunya mengcengkam dan meliliti seluruh tubuhnya. Itulah mayat yang semasa hidupnya suka berkelahi, mengata orang dan mengumpat orang.
6. Mayat yang keluar mata air dari kuburnya dan air itu baunya lebih busuk dari bangkai. Itulah mayat orang yang suka makan riba'.
7. Mayat yang wajahnya tersenyum Itulah mayat yang semasa hidupnya berilmu dan beramal soleh.
12 Azab bagi mereka yang meninggalkan Solat
Dalam sebuah hadis menerangkan bahawa Rasulullah S.A.W telah bersabda :
"Barangsiapa yang mengabaikan solat secara berjemaah maka Allah S.W.T akan mengenakan 12 tindakan yang merbahaya ke atasnya.
Tiga darinya akan dirasainya semasa di dunia ini antaranya :-
1.Allah S.W.T akan menghilangkan berkat dari usahanya dan begitu juga terhadap rezekinya.
2.Allah S.W.T mencabut nur orang-orang mukmin daripadanya.
3.Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
Tiga macam bahaya adalah ketika dia hendak mati, antaranya :
1.Roh dicabut ketika dia di dalam keadaan yang sangat haus walaupun ia telah meminum seluruh air laut.
2.Dia akan merasa yang amat pedih ketika roh dicabut keluar.
3.Dia akan dirisaukan akan hilang imannya.
Tiga macam bahaya yang akan dihadapinya ketika berada di dalam kubur, antaranya :-
1.Dia akan merasa susah terhadap pertanyaan malaikat mungkar dan nakir yang sangat menggerunkan.
2.Kuburnya akan menjadi cukup gelap.
3.Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).
Tiga lagi azab nanti di hari kiamat, antaranya :
1. Hisab ke atsanya menjadi sangat berat.
2. Allah S.W.T sangat murka kepadanya.
3. Allah S.W.T akan menyiksanya dengan api neraka.
"Barangsiapa yang mengabaikan solat secara berjemaah maka Allah S.W.T akan mengenakan 12 tindakan yang merbahaya ke atasnya.
Tiga darinya akan dirasainya semasa di dunia ini antaranya :-
1.Allah S.W.T akan menghilangkan berkat dari usahanya dan begitu juga terhadap rezekinya.
2.Allah S.W.T mencabut nur orang-orang mukmin daripadanya.
3.Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
Tiga macam bahaya adalah ketika dia hendak mati, antaranya :
1.Roh dicabut ketika dia di dalam keadaan yang sangat haus walaupun ia telah meminum seluruh air laut.
2.Dia akan merasa yang amat pedih ketika roh dicabut keluar.
3.Dia akan dirisaukan akan hilang imannya.
Tiga macam bahaya yang akan dihadapinya ketika berada di dalam kubur, antaranya :-
1.Dia akan merasa susah terhadap pertanyaan malaikat mungkar dan nakir yang sangat menggerunkan.
2.Kuburnya akan menjadi cukup gelap.
3.Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).
Tiga lagi azab nanti di hari kiamat, antaranya :
1. Hisab ke atsanya menjadi sangat berat.
2. Allah S.W.T sangat murka kepadanya.
3. Allah S.W.T akan menyiksanya dengan api neraka.
15 Sebab Turunnya Bala
Mengapa Manusia Ditimpa Bencana?
Dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh At-Tarmizi daripada Ali bin Abu Talib, Rasulullah saw bersabda yang bermaksud:
"Apabila umatku melakukan 15 perkara berikut, maka layaklah mereka ditimpa bencana iaitu:
1. Apabila harta yang dirampas (daripada peperangan) diagih-agihkan kepada orang-orang yang tertentu sahaja.
2. Apabila zakat dikeluarkan kerana penebus kesalahan (terpaksa).
3. Apabila sesuatu yang diamanahkan menjadi milik sendiri.
4. Apabila suami terlalu mentaati isteri.
5. Apabila anak-anak menderhakai ibu bapa masing-masing.
6. Apabila seseorang lebih memuliakan teman daripada ibu bapa sendiri.
7. Apabila kedengaran banyak bunyi bising.
8. Apabila lebih ramai berbicara mengenai hak keduniaan di dalam masjid.
9. Apabila sesuatu kaum itu terdiri daripada orang yang dihina oleh mereka.
10. Apabila memuliakan seseorang kerana takutkan tindakan buruknya.
11. Apabila arak menjadi minuman biasa.
12. Apabila lelaki memakai sutera.
13. Apabila perempuan dijemput menghiburkan lelaki.
14. Apabila wanita memainkan alat-alat muzik.
15. Apabila orang yang terkemudian menghina orang terdahulu, maka pada saat itu tunggulah bala yang akan menimpa dalam bentuk angin merah (puting beliung) atau gerak gempa yang maha dahsyat atau tanaman yang tidak menjadi.
Seandainya kita sama-sama merenungi hadis di atas, tidak dapat tidak kita akan menerima hakikat bahawa bencana yang menimpa sesuatu kaum itu adalah berpunca daripada perbuatan mereka sendiri. Oleh itu, kembali kepada yang dituntut oleh Islam, semoga kehidupan kita akan dirahmati keamanan dari dunia hingga ke akhirat.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh At-Tarmizi daripada Ali bin Abu Talib, Rasulullah saw bersabda yang bermaksud:
"Apabila umatku melakukan 15 perkara berikut, maka layaklah mereka ditimpa bencana iaitu:
1. Apabila harta yang dirampas (daripada peperangan) diagih-agihkan kepada orang-orang yang tertentu sahaja.
2. Apabila zakat dikeluarkan kerana penebus kesalahan (terpaksa).
3. Apabila sesuatu yang diamanahkan menjadi milik sendiri.
4. Apabila suami terlalu mentaati isteri.
5. Apabila anak-anak menderhakai ibu bapa masing-masing.
6. Apabila seseorang lebih memuliakan teman daripada ibu bapa sendiri.
7. Apabila kedengaran banyak bunyi bising.
8. Apabila lebih ramai berbicara mengenai hak keduniaan di dalam masjid.
9. Apabila sesuatu kaum itu terdiri daripada orang yang dihina oleh mereka.
10. Apabila memuliakan seseorang kerana takutkan tindakan buruknya.
11. Apabila arak menjadi minuman biasa.
12. Apabila lelaki memakai sutera.
13. Apabila perempuan dijemput menghiburkan lelaki.
14. Apabila wanita memainkan alat-alat muzik.
15. Apabila orang yang terkemudian menghina orang terdahulu, maka pada saat itu tunggulah bala yang akan menimpa dalam bentuk angin merah (puting beliung) atau gerak gempa yang maha dahsyat atau tanaman yang tidak menjadi.
Seandainya kita sama-sama merenungi hadis di atas, tidak dapat tidak kita akan menerima hakikat bahawa bencana yang menimpa sesuatu kaum itu adalah berpunca daripada perbuatan mereka sendiri. Oleh itu, kembali kepada yang dituntut oleh Islam, semoga kehidupan kita akan dirahmati keamanan dari dunia hingga ke akhirat.
Kisah Sholahuddin Al Ayyubi, Sang Panglima Besar Islam
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M) Jerussalam dapat dikuasai oleh kaum muslimin dalam suatu penyerahan kuasa secara damai. Sayidina Umar sendiri datang ke Jerussalem untuk menerima penyerahan kota Suci itu atas desakan dan persetujuan Uskup Agung Sophronius.Berabad abad lamanya kota itu berada di bawah ajaran Islam, tapi penduduknya bebas memeluk agama dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing tanpa ada gangguan. Orang-orang Kristian dari seluruh dunia juga bebas datang untuk mengerjakan haji di kota Suci itu dan mengerjakan upacara keagamaannya.
Berabad abad lamanya kota itu berada di bawah pentadbiran Islam, tapi penduduknya bebas memeluk agama dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing tanpa ada gangguan.
Orang-orang Kristian dari seluruh dunia juga bebas datang untuk mengerjakan haji di kota Suci itu dan mengerjakan upacara keagamaannya. Orang-orang Kristian dari Eropah datang mengerjakan haji dalam jumlah rombongan yang besar dengan membawa obor dan pedang seperti tentara. Sebahagian dari mereka mempermainkan pedang dengan dikelilingi pasukan gendang dan seruling dan diiringkan pula oleh pasukan bersenjata lengkap.
Sebelum Jerussalem ditadbir Kerajaan Seljuk pada tahun 1070, upacara seperti itu dibiarkan saja oleh umat Islam, kerana dasar toleransi agama. Setelah Kerajaan Seljuk memerintah, upacara seperti itu dilarang dengan alasan keselamatan. Mungkin kerana upacara tersebut semakin berbahaya. Lebih-lebih lagi kumpulan-kumpulan yang mengambil bahagian dalam upacara itu sering menyebabkan pergaduhan dan huruhara. Disebutkan bahawa pada tahun 1064 ketua Uskup memimpin pasukan seramai 7000 orang jemaah haji yang terdiri dari kumpulan Baron-baron dan para pahlawan telah menyerang orang-orang Arab dan orang-orang Turki.
Sebelum Jerussalem ditadbir Kerajaan Seljuk pada tahun 1070, upacara seperti itu dibiarkan saja oleh umat Islam, kerana dasar toleransi agama. Akan tetapi apabila Kerajaan Seljuk memerintah, upacara seperti itu tidak dibernarkan, dengan alasan keselamatan.
Mungkin kerana upacara tersebut semakin berbahaya. Lebih-lebih lagi kumpulan-kumpulan yang mengambil bahagian dalam upacara itu sering menyebabkan pergaduhan dan huruhara. Disebutkan bahawa pada tahun 1064 ketua Uskup memimpin pasukan seramai 7000 orang jemaah haji yang terdiri dari kumpulan Baron-baron dan para pahlawan telah menyerang orang-orang Arab dan orang-orang Turki.
Tindakan Seljuk itu menjadi salah anggapan oleh orang-orang Eropah. Pemimpin-pemimpin agama mereka menganggap bahwa kebebasan agamanya diganggu oleh orang-orang Islam dan menyeru agar Tanah Suci itu dibebaskan dari genggaman umat Islam. Patriach Ermite adalah paderi yang paling lantang membangkitkan kemarahan umat Kristian. Dalam usahanya untuk menarik simpati umat Kristian, Ermite telah berkeliling Eropah dengan mengenderai seekor keledai sambil memikul kayu Salib besar, berkaki ayam dan berpakaian compang camping. Dia telah berpidato di hadapan orang ramai sama ada di dalam gereja, di jalan-jalan raya atau di pasar-pasar. Katanya, dia melihat pencerobohan kesucian ke atas kubur Nabi Isa oleh Kerajaan Turki Seljuk. Diceritakan bahawa jemaah haji Kristian telah dihina, dizalimi dan dinista oleh orang-orang Islam di Jerussalem. Serentak dengan itu, dia menggalakkan orang ramai agar bangkit menyertai perang untuk membebaskan Jerussalem dari tangan orang Islam. Hasutan Ermite berhasil dengan menggalakkan
Paus Urbanus II mengumumkan ampunan seluruh dosa bagi yang bersedia dengan suka rela mengikuti Perang Suci itu, sekalipun sebelumnya dia merupakan seorang perompak, pembunuh, pencuri dan sebagainya. Maka keluarlah ribuan umat Kristian untuk mengikuti perang dengan memikul senjata untuk menyertai perang Suci. Mereka yang ingin mengikuti perang ini diperintahkan agar meletakkan tanda Salib di badannya, oleh kerana itulah perang ini disebut Perang Salib.
Paus Urbanus menetapkan tarikh 15 Ogos 1095 bagi pemberangkatan tentera Salib menuju Timur Tengah, tapi kalangan awam sudah tidak sabar menunggu lebih lama lagi setelah dijanjikan dengan berbagai kebebasan, kemewahan dan habuan. Mereka mendesak Paderi Patriach Ermite agar berangkat memimpin mereka. Maka Ermite pun berangkat dengan 60,000 orang pasukan, kemudian disusul oleh kaum tani dari Jerman seramai 20.000, datang lagi 200,000 orang menjadikan jumlah keseluruhannya 300,000 orang lelaki dan perempuan. Sepanjang perjalanan, mereka di izinkan merompak, memperkosa, berzina dan mabuk-mabuk. Setiap penduduk negeri yang dilaluinya, selalu mengalu-alukan dan memberikan bantuan seperlunya.
Akan tetapi sesampainya di Hongaria dan Bulgaria, sambutan sangat dingin, menyebabkan pasukan Salib yang sudah kekurangan makanan ini marah dan merampas harta benda penduduk. Penduduk di dua negeri ini tidak tinggal diam. Walau pun mereka sama-sama beragama Kristian, mereka tidak senang dan bertindak balas. Terjadilah pertempuran sengit dan pembunuhan yang mengerikan. Dari 300,000 orang pasukan Salib itu hanya 7000 sahaja yang selamat sampai di Semenanjung Thracia di bawah pimpinan sang Rahib.
Ketika pasukan Salib itu telah mendarat di pantai Asia kecil, pasukan kaum Muslimin yang di pimpin oleh Sultan Kalij Arselan telah menyambutnya dengan hayunan pedang. Maka terjadilah pertempuran sengit antara kaum Salib dengan pasukan Islam yang berakhir dengan hancur binasanya seluruh pasukan Salib itu.
Setelah kaum itu musnah sama sekali, muncullah pasukan Salib yang dipimpin oleh anak-anak Raja Godfrey dari Lorraine Perancis, Bohemund dari Normandy dan Raymond dari Toulouse. Mereka berkumpul di Konstantinopel dengan kekuatan 150,000 laskar, kemudian menyeberang selat Bosfur dan melanggar wliayah Islam bagaikan air bah. Pasukan kaum Muslimin yang hanya berkekuatan 50,000 orang bertahan mati-matian di bawah pimpinan Sultan Kalij Arselan.
Satu persatu kota dan Benteng kaum Muslimin jatuh ke tangan kaum Salib, memaksa Kalij Arselan berundur dari satu benteng ke benteng yang lain sambil menyusun kekuatan dan taktik baru. Bala bantuan kaum Salib datang mencurah-curah dari negara-negara Eropah. Sedangkan Kalij Arselan tidak dapat mengharapkan bantuan dari wilayah-wilayah Islam yang lain, kerana mereka sibuk dengan kemelut dalaman masing-masing.
Setelah berlaku pertempuran sekian lama, akhirnya kaum Salib dapat mengepung Baitul Maqdis, tapi penduduk kota Suci itu tidak mahu menyerah kalah begitu saja. Mereka telah berjuang dengan jiwa raga mempertahankan kota Suci itu selama satu bulan. Akhirnya pada 15 Julai 1099, Baitul Maqdis jatuh ke tangan pasukan Salib, tercapailah cita-cita mereka. Berlakulah keganasan luar biasa yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Kaum kafir Kristian itu telah menyembelih penduduk awam Islam lelaki, perempuan dan kanak-kanak dengan sangat ganasnya. Mereka juga membantai orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristian yang enggan bergabung dengan kaum Salib. Keganasan kaum Salib Kristian yang sangat melampau itu telah dikutuk dan diperkatakan oleh para saksi dan penulis sejarah yang terdiri dari berbagai agama dan bangsa.
Seorang ahli sejarah Perancis, Michaud berkata: “Pada saat penaklukan Jerussalem oleh orang Kristian tahun 1099, orang-orang Islam dibantai di jalan-jalan dan di rumah-rumah. Jerussalem tidak punya tempat lagi bagi orang-orang yang kalah itu. Beberapa orang mencoba mengelak dari kematian dengan cara menghendap-hendap dari benteng, yang lain berkerumun di istana dan berbagai menara untuk mencari perlindungan terutama di masjid-masjid. Namun mereka tetap tidak dapat menyembunyikan diri dari pengejaran orang-orang Kristian itu.
Tentera Salib yang menjadi tuan di Masjid Umar, di mana orang-orang Islam cuba mempertahankan diri selama beberapa lama menambahkan lagi adegan-adegan yang mengerikan yang menodai penaklukan Titus. Tentera infanteri dan kaveleri lari tunggang langgang di antara para buruan. Di tengah huru-hara yang mengerikan itu yang terdengar hanya rintihan dan jeritan kematian. Orang-orang yang menang itu memijak-mijak tumpukan mayat ketika mereka lari mengejar orang yang cuba menyelamatkan diri dengan sia-sia.
Raymond d’Agiles, yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri mengatakan: “Di bawah serambi masjid yang melengkung itu, genangan darah dalamnya mencecah lutut dan mencapai tali kekang kuda.”
Michaud berkata: “Semua yang tertangkap yang disisakan dari pembantaian pertama, semua yang telah diselamatkan untuk mendapatkan upeti, dibantai dengan kejam. Orang-orang Islam itu dipaksa terjun dari puncak menara dan bumbung-bumbung rumah, mereka dibakar hidup -hidup , diheret dari tempat peersembunyian bawah tanah, diheret ke hadapan umum dan dikurbankan di tiang gantungan.
Air mata wanita, tangisan kanak-kanak, begitu juga pemandangan dari tempat Yesus Kristus memberikan ampun kepada para algojonya, sama sekali tidak dapat meredhakan nafsu membunuh orang-orang yang menang itu. Penyembelihan itu berlangsung selama seminggu. Beberapa orang yang berhasil melarikan diri, dimusnahkan atau dikurangkan bilangannya dengan perhambaan atau kerja paksa yang mengerikan.”
Gustav Le Bon telah mensifatkan penyembelihan kaum Salib Kristian sebagaimana kata-katanya: “Kaum Salib kita yang “bertakwa” itu tidak memadai dengan melakukan berbagai bentuk kezaliman, kerosakan dan penganiayaan, mereka kemudian mengadakan suatu mesyuarat yang memutuskan supaya dibunuh saja semua penduduk Baitul Maqdis yang terdiri dari kaum Muslimin dan bangsa Yahudi serta orang-orang Kristian yang tidak memberikan pertolongan kepada mereka yang jumlah mencapai 60,000 orang. Orang-orang itu telah dibunuh semua dalam masa 8 hari saja termasuk perempuan, kanak-kanak dan orang tua, tidak seorang pun yang terkecuali.
Ahli sejarah Kristian yang lain, Mill, mengatakan: “Ketika itu diputuskan bahawa rasa kasihan tidak boleh diperlihatkan terhadap kaum Muslimin. Orang-orang yang kalah itu diheret ke tempat-tempat umum dan dibunuh. Semua kaum wanita yang sedang menyusu, anak-anak gadis dan anak-anak lelaki dibantai dengan kejam. Tanah padang, jalan-jalan, bahkan tempat-tempat yang tidak berpenghuni di Jerusssalem ditaburi oleh mayat-mayat wanita dan lelaki, dan tubuh kanak-kanak yang koyak-koyak. Tidak ada hati yang lebur dalam keharuan atau yang tergerak untuk berbuat kebajikan melihat peristiwa mengerikan itu.”
Jatuhnya kota Suci Baitul Maqdis ke tangan kaum Salib telah mengejutkan para pemimpin Islam. Mereka tidak menyangka kota Suci yang telah dikuasainya selama lebih 500 tahun itu boleh terlepas dalam sekelip mata. Mereka sedar akan kesilapan mereka kerana berpecah belah. Para ulama telah berbincang dengan para Sultan, Emir dan Khalifah agar mengambil berat dalam perkara ini.
Usaha mereka berhasil. Setiap penguasa negara Islam itu bersedia bergabung tenaga untuk merampas balik kota Suci tersebut. Di antara pemimpin yang paling gigih dalam usaha menghalau tentera Salib itu ialah Imamuddin Zanki dan diteruskan oleh anaknya Emir Nuruddin Zanki dengan dibantu oleh panglima Asasuddin Syirkuh.
Setelah hampir empat puluh tahun kaum Salib menduduki Baitul Maqdis, Shalahuddin Al-Ayyubi baru lahir ke dunia. Keluarga Shalahuddin taat beragama dan berjiwa pahlawan. Ayahnya, Najmuddin Ayyub adalah seorang yang termasyhur dan beliau pulalah yang memberikan pendidikan awal kepada Shalahuddin. Sholahuddin Yusuf bin Najmuddin Ayyub dilahirkan di Takrit Irak pada tahun 532 Hijrah /1138 Masihi dan wafat pada tahun 589 H/1193 M di Damsyik. Sholahuddin terlahir dari keluarga Kurdish di kota Tikrit (140km barat laut kota Baghdad) dekat sungai Tigris pada tahun 1137M. Masa kecilnya selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus di lingkungan anggota dinasti Zangid yang memerintah Syria, yaitu Nuruddin Zangi.
Selain belajar Islam, Sholahuddin pun mendapat pelajaran kemiliteran dari pamannya Asaddin Shirkuh, seorang panglima perang Turki Seljuk. Kekhalifahan. Bersama dengan pamannya Sholahuddin menguasai Mesir, dan mendeposisikan sultan terakhir dari kekhalifahan Fatimiah (turunan dari Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW).
Pada tahun 549 H/1154 M, panglima Asasuddin Syirkuh memimpin tenteranya merebut dan menguasai Damsyik. Shalahuddin yang ketika itu baru berusia 16 tahun turut serta sebagai pejuang. Pada tahun 558 H/1163 Masihi, panglima Asasuddin membawa Shalahuddin Al-Ayyubi yang ketika itu berusia 25 tahun untuk menundukkan Daulat Fatimiyah di Mesir yang diperintah oleh Aliran Syiah Ismailiyah yang semakin lemah.Usahanya berhasil. Khalifah Daulat Fatimiyah terakhir Adhid Lidinillah dipaksa oleh Asasuddin Syirkuh untuk menandatangani perjanjian. Akan tetapi, Wazir besar Shawar merasa cemburu melihat Syirkuh semakin popular di kalangan istana dan rakyat.
Dengan senyap-senyap dia pergi ke Baitul Maqdis dan meminta bantuan dari pasukan Salib untuk menghalau Syirkuh daripada berkuasa di Mesir. Pasukan Salib yang dipimpin oleh King Almeric dari Jerussalem menerima baik jemputan itu. Maka terjadilah pertempuran antara pasukan Asasuddin dengan King Almeric yang berakhir dengan kekalahan Asasuddin. Setelah menerima syarat-syarat damai dari kaum Salib, panglima Asasuddin dan Shalahuddin dibenarkan balik ke Damsyik.
Kerjasama Wazir besar Shawar dengan orang kafir itu telah menimbulkan kemarahan Emir Nuruddin Zanki dan para pemimpin Islam lainnya termasuk Baghdad. Lalu dipersiapkannya tentera yang besar yang tetap dipimpin oleh panglima Syirkuh dan Shalahuddin Al-Ayyubi untuk menghukum si pengkhianat Shawar. King Almeric terburu-buru menyiapkan pasukannya untuk melindungi Wazir Shawar setelah mendengar kemaraan pasukan Islam. Akan tetapi Panglima Syirkuh kali ini bertindak lebih pantas dan berhasil membinasakan pasukan King Almeric dan menghalaunya dari bumi Mesir dengan aib sekali.
Panglima Shirkuh dan Shalahuddin terus mara ke ibu kota Kaherah dan mendapat tentangan dari pasukan Wazir Shawar. Akan tetapi pasukan Shawar hanya dapat bertahan sebentar saja, dia sendiri melarikan diri dan bersembunyi. Khalifah Al-Adhid Lidinillah terpaksa menerima dan menyambut kedatangan panglima Syirkuh buat kali kedua.
Suatu hari panglima Shalahuddin Al-Ayyubi berziarah ke kuburan seorang wali Allah di Mesir, ternyata Wazir Besar Shawar dijumpai bersembunyi di situ. Shalahuddin segera menangkap Shawar, dibawa ke istana dan kemudian dihukum bunuh.
Khalifah Al-Adhid melantik panglima Asasuddin Syirkuh menjadi Wazir Besar menggantikan Shawar. Wazir Baru itu segera melakukan perbaikan dan pembersihan pada setiap institusi kerajaan secara berperingkat. Sementara anak saudaranya, panglima Shalahuddin Al-Ayyubi diperintahkan membawa pasukannya mengadakan pembersihan di kota-kota sepanjang sungai Nil sehingga Assuan di sebelah utara dan bandar-bandar lain termasuk bandar perdagangan Iskandariah.
Wazir Besar Syirkuh tidak lama memegang jawatannya, kerana beliau wafat pada tahun 565 H/1169 M. Khalifah Al-Adhid melantik panglima Shalahuddin Al-Ayyubi menjadi Wazir Besar menggantikan Syirkuh dengan mendapat persetujuan pembesar-pembesar Kurdi dan Turki. Walaupun berkhidmat di bawah Khalifah Daulat Fatimiah, Shalahuddin tetap menganggap Emir Nuruddin Zanki sebagai ketuanya.
Nuruddin Zanki berulang kali mendesak Shahalahuddin agar menangkap Khalifah Al-Adhid dan mengakhiri kekuasaan Daulat Fatimiah untuk seterusnya diserahkan semula kepada Daulat Abbasiah di Baghdad. Akan tetapi Shalahuddin tidak mahu bertindak terburu-buru, beliau memperhatikan keadaan sekelilingnya sehingga musuh-musuh dalam selimut betul-betul lumpuh.
Barulah pada tahun 567 H/1171 Masihi, Shalahuddin mengumumkan penutupan Daulat Fatimiah dan kekuasaan diserahkan semula kepada Daulat Abbasiah. Maka doa untuk Khalifah Al-Adhid pada khutbah Jumaat hari itu telah ditukar kepada doa untuk Khalifah Al-Mustadhi dari Daulat Abbasiah.
Ketika pengumuman peralihan kuasa itu dibuat, Khalifah Al-Adhid sedang sakit kuat, sehingga beliau tidak mengetahui perubahan besar yang berlaku di dalam negerinya dan tidak mendengar bahawa Khatib Jumaat sudah tidak mendoakan dirinya lagi. Sehari selepas pengumuman itu, Khalifah Al-Adhid wafat dan dikebumikan sebagaimana kedudukan sebelumnya, yakni sebagai Khalifah.
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Daulat Fatimyah yang dikuasai oleh kaum Syi’ah selama 270 tahun. Keadaan ini sememangnya telah lama ditunggu-tunggu oleh golongan Ahlussunnah di seluruh negara Islam lebih-lebih lagi di Mesir sendiri. Apalagi setelah Wazir Besar Shawar berkomplot dengan kaum Salib musuh Islam. Pengembalian kekuasaan kepada golongan Sunni itu telah disambut meriah di seluruh wilayah-wilayah Islam, lebih-lebih di Baghdad dan Syiria atas restu Khalifah Al-Mustadhi dan Emir Nuruddin Zanki.
Mereka sangat berterima kasih kepada Panglima Shalahuddin Al-Ayyubi yang dengan kebijaksanaan dan kepintarannya telah menukar suasana itu secara aman dan damai. Serentak dengan itu pula, Wazir Besar Shalahuddin Al-Ayyubi telah merasmikan Universiti Al-Azhar yang selama ini dikenal sebagai pusat pengajian Syiah kepada pusat pengajian Ahlussunnah Wal Jamaah. Semoga Allah membalas jasa-jasa Shalahuddin.
Walaupun sangat pintar dan bijak mengatur strategi dan berani di medan tempur, Shalahuddin berhati lembut, tidak mahu menipu atasan demi kekuasaan dunia. Beliau tetap setia pada atasannya, tidak mahu merampas kuasa untuk kepentingan peribadi. Kerana apa yang dikerjakannya selama ini hanyalah mencari peluang untuk menghalau tentera Salib dari bumi Jerussalem. Untuk tujuan ini, beliau berusaha menyatu padukan wilayah-wilyah Islam terlebih dahulu, kemudian menghapuskan para pengkhianat agama dan negara agar peristiwa Wazir Besar Shawar tidak berulang lagi.
Di Mesir, beliau telah berkuasa penuh, tapi masih tetap taat setia pada kepimpinan Nuruddin Zanki dan Khalifah di Baghdad. Tahun 1173 M, Emir Nuruddin Zanki wafat dan digantikan oleh puteranya Ismail yang ketika itu baru berusia 11 tahun dan bergelar Mulk al Shalih. Para ulama dan pembesar menginginkan agar Emir Salahudin mengambil alih kuasa kerana tidak suka kepada Mulk al-Shalih keran selalu cuai melaksanakan tanggungjawabnya dan suka bersenang-senang. Akan tetapi Shalahuddin tetap taat setia dan mendoakan Mulk al Saleh dalam setiap khutbah Jumaat, bahkan mengabadikannya pada mata wang syiling.
Apabila Damsyik terdedah pada serangan kaum Salib, barulah Shalahudin menggerakkan pasukannya ke Syiria untuk mempertahankan kota itu daripada jatuh. Tidak lama kemudian Ismail wafat, maka Shalahuddin menyatukan Syria dengan Mesir dan menubuhkan Emirat Al-Ayyubiyah dengan beliau sendiri sebagai Emirnya yang pertama. Tiada berapa lama kemudian, Sultan Shalahuddin dapat menggabungkan negeri-negeri An-Nubah, Sudan, Yaman dan Hijaz ke dalam kekuasaannya yang besar. Negara di Afirka yang telah diduduki oleh askar Salib dari Normandy, juga telah dapat direbutnya dalam masa yang singkat. Dengan ini kekuasaan Shalahuddin telah cukup besar dan kekuatan tenteranya cukup ramai untuk mengusir tentera kafir Kristian yang menduduki Baitul Maqdis selama berpuluh tahun.
Sifatnya yang lemah lembut, zuhud, wara’ dan sederhana membuat kaum Muslimin di bawah kekuasaannya sangat mencintainya. Demikian juga para ulama sentiasa mendoakannya agar cita-cita sucinya untuk merampas semula Tanah Suci berhasil dengan segera.
Setelah merasa kuat, Sultan Shalahuddin menumpukan perhatiannya untuk memusnahkan tentera Salib yang menduduki Baitul Maqdis dan merebut kota Suci itu semula. Banyak rintangan dan problem yang dialami oleh Sultan sebelum maksudnya tercapai. Siasah yang mula-mula dijalankannya adalah mengajak tentera Salib untuk berdamai. Pada lahirnya, kaum Salib memandang bahawa Shalahuddin telah menyerah kalah, lalu mereka menerima perdamaian ini dengan sombong. Sultan sudah menjangka bahawa orang-orang kafir Kristian itu akan mengkhianati perjanjian, maka ini akan menjadi alasan bagi beliau untuk melancarkan serangan. Untuk ini, beliau telah membuat persiapan secukupnya.
Ternyata memang betul, baru sebentar perjanjian ditandatangani, kaum Salib telah mengadakan pelanggaran. Maka Sultan Shalahuddin, segera bergerak melancarkan serangan, tapi kali ini masih gagal dan beliau sendiri hampir kena tawan. Beliau kembali ke markasnya dan menyusun kekuatan yang lebih besar.
Suatu kejadian yang mengejutkan Sultan dalam suasana perdamaian adalah tindakan seorang panglima Salib Count Rainald de Chatillon yang bergerak dengan pasukannya untuk menyerang kota Suci Makkah dan Madinah. Akan tetapi pasukan ini hancur binasa digempur mujahid Islam di laut Merah dan Count Rainald dan sisa pasukannya balik ke Jerussalem. Dalam perjalanan, mereka telah berjumpa dengan satu iring-iringan kafilah kaum Muslimin yang didalamnya terdapat seorang saudara perempuan Sultan Shalahuddin. Tanpa berfikir panjang, Count dan kuncu-kuncunya menyerang kafilah tersebut dan menawan mereka termasuk saudara perempuan kepada Shalahuddin.
Dengan angkuh Count berkata: “Apakah Muhammad, Nabi mereka itu mampu datang untuk menyelamatkan mereka?”
Seorang anggota kafilah yang dapat meloloskan diri terus lari dan melapor kepada Sultan apa yang telah terjadi. Sultan sangat marah terhadap pencabulan gencatan senjata itu dan mengirim perutusan ke Jerussalem agar semua tawanan dibebaskan. Tapi mereka tidak memberikan jawapan. Ekoran kejadian ini, Sultan keluar membawa pasukannya untuk menghukum kaum Salib yang sering mengkhianati janji itu. Terjadilah pertempuran yang sangat besar di gunung Hittin sehingga dikenal dengan Perang Hittin.
Dalam pertempuran ini, Shalahuddin menang besar. Pasukan musuh yang berjumlah 45,000 orang hancur binasa dan hanya tinggal beberapa ribu saja yang sebagian besarnya menjadi tawanan termasuk Count Rainald de Chatillon sendiri. Semuanya diangkut ke Damaskus. Count Rainald yang telah menawan saudara perempuan Sultan dan mempersendakan Nabi Muhammad itu digiring ke hadapan beliau.
“Nah, bagaimana jadinya yang telah nampak oleh engkau sekarang? Apakah saya tidak cukup menjadi pengganti Nabi Besar Muhammad untuk melakukan pembalasan terhadap berbagai penghinaan engkau itu?” tanya Sultan Shalahuddin.
Shalahuddin mengajak Count agar masuk Islam, tapi dia tidak mahu. Maka dia pun dihukum bunuh kerana telah menghina Nabi Muhammad.
Setelah melalui berbagai peperangan dan menaklukkan berbagai benteng dan kota, sampailah Sultan Shalahuddin pada matlamat utamanya iaitu merebut Baitul Maqdis. Kini beliau mengepung Jerussalem selama empat puluh hari membuat penduduk di dalam kota itu tidak dapat berbuat apa-apa dan kekurangan keperluan asas. Waktu itu Jerussalem dipenuhi dengan kaum pelarian dan orang-orang yang selamat dalam perang Hittin. Tentera pertahanannya sendiri tidak kurang dari 60,000 orang.
Pada mulanya Sultan menyerukan seruan agar kota Suci itu diserahkan secara damai. Beliau tidak ingin bertindak seperti yang dilakukan oleh Godfrey dan orang-orangnya pada tahun 1099 untuk membalas dendam. Akan tetapi pihak Kristian telah menolak tawaran baik dari Sultan, bahkan mereka mengangkat Komandan Perang untuk mempertahankan kota itu. Kerana mereka menolak seruan, Sultan Shalahuddin pun bersumpah akan membunuh semua orang Kristian di dalam kota itu sebagai membalas dendam ke atas peristiwa 90 tahun yang lalu. Mulailah pasukan kaum Muslimin melancarkan serangan ke atas kota itu dengan anak panah dan manjanik.
Kaum Salib membalas serangan itu dari dalam benteng. Setelah berlangsung serangan selama empat belas hari, kaum Salib melihat bahawa pintu benteng hampir musnah oleh serangan kaum Muslimin. Para pemimpin kaum Salib mulai merasa takut melihat kegigihan dan kekuatan pasukan Muslim yang hanya tinggal menunggu masa untuk melanggar masuk. Beberapa pemimpin Kristian telah keluar menemui Sultan Shalahuddin menyatakan hasratnya untuk menyerahkan kota Suci secara aman dan minta agar nyawa mereka diselamatkan.
Akan tetapi Sultan menolak sambil berkata: “Aku tidak akan menaklukkan kota ini keculai dengan kekerasan sebagaimana kamu dahulu menaklukinya dengan kekerasan. Aku tidak akan membiarkan seorang Kristian pun melainkan akan kubunuh sebagaimana engkau membunuh semua kaum Muslimin di dalam kota ini dahulu.”
Setelah usaha diplomatik mereka tidak berhasil, Datuk Bandar Jerussalem sendiri datang menghadap Sultan dengan merendah diri dan minta dikasihani, memujuk dan merayu dengan segala cara. Sultan Shalahuddin tidak menjawabnya.
Akhirnya ketua Kristian itu berkata: “Jika tuan tidak mahu berdamai dengan kami, kami akan balik dan membunuh semua tahanan (terdiri dari kaum Muslimin seramai 4000 orang) yang ada pada kami. Kami juga akan membunuh anak cucu kami dan perempuan-perempuan kami. Setelah itu kami akan binasakan rumah-rumah dan bangunan-bangunan yang indah-indah, semua harta dan perhiasan yang ada pada kami akan dibakar. Kami juga akan memusnahkan Kubah Shahra’, kami akan hancurkan semua yang ada sehingga tidak ada apa-apa yang boleh dimanfaatkan lagi. Selepas itu, kami akan keluar untuk berperang mati-matian, kerana sudah tidak ada apa-apa lagi yang kami harapkan selepas ini. Tidak seorang pun boleh membunuh kami sehingga sebilangan orang-orang tuan terbunuh terlebih dahulu. Nah, jika demikian keadaannya, kebaikan apalagi yang tuan boleh harapkan?”
Setelah mendengar kata-kata nekat dan ugutan itu, Sultan Shalahuddin menjadi lembut dan kasihan dan bersedia untuk memberikan keamanan. Beliau meminta nasihat para ulama yang mendampinginya mengenai sumpah berat yang telah diucapkannya. Para ulama mengatakan bahawa beliau mesti menebus sumpahnya dengan membayar Kifarat sebagaimana yang telah disyariatkan.
Maka berlangsunglah penyerahan kota secara aman dengan syarat setiap penduduk mesti membayar wang tebusan. Bagi lelaki wajib membayar sepuluh dinar, perempuan lima dinar dan kanak-kanak dua dinar saja.Barangsiapa yang tidak mampu membayar tebusan, akan menjadi tawanan kaum Muslimin dan berkedudukan sebagai hamba. Semua rumah, senjata dan alat-alat peperangan lainnya mesti ditinggalkan untuk kaum Muslimin. Mereka boleh pergi ke mana-mana tempat yang aman untuk mereka. Mereka diberi tempo selama empat puluh hari untuk memenuhi syarat-syaratnya, dan Barangsiapa yang tidak sanggup menunaikannya sehinnga lewat dari waktu itu, ia akan menjadi tawanan. Ternyata ada 16,000 orang Kristian yang tidak sanggup membayar wang tebusan. Semua mereka ditahan sebagai hamba.
Maka pada hari Jumaat 27 Rajab 583 Hijrah, Sultan Shalahuddin bersama kaum Muslimin memasuki Baitul Maqdis. Mereka melaungkan “Allahu Akbar” dan bersyukur kehadirat Allah s.w.t. Air mata kegembiraan menitis di setiap pipi kaum Muslimin sebaik saja memasuki kota itu. Para ulama dan solehin datang mengucapkan tahniah kepada Sultan Shalahuddin di atas perjuangannya yang telah berhasil.
Apalagi tarikh tersebut bersamaan dengan tarikh Isra’ Nabi S.A.W dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Pada hari Jumaat tersebut, kaum Muslimin tidak sempat melaksankan solat Jumaat di Masjidil Aqsa kerana sempitnya waktu. Mereka terpaksa membersihkan Masjid Suci itu dari babi, kayu-kayu salib, gambar-gambar rahib dan patung-patung yang dipertuhan oleh kaum Kristian. Barulah pada Jumaat berikutnya mereka melaksanakan solat Jumaat di Masjidil Aqsa buat pertama kalinya dalam masa 92 tahun. Kadi Muhyiddin bin Muhammad bin Ali bin Zaki telah bertindak selaku khatib atas izin Sultan Shalahuddin.
Kejatuhan Jerussalem ke tangan kaum Muslimin telah membuat Eropah marah. Mereka melancarkan kutipan yang disebut “Saladin tithe”, yakni derma wajib untuk melawan Shalahuddin yang hasilnya digunakan untuk membiayai perang Salib. Dengan angkatan perang yang besar, beberapa orang raja Eropah berangkat untuk merebut kota Suci itu semula. Maka terjadilah perang Salib ketiga yang sangat sengit. Namun demikian, Shalahuddin masih dapat mempertahankan Jerussalem sehingga perang tamat. Setahun selepas perang Salib ke tiga itu, Sultan Shalahuddin pulang kerahmatullah. Semoga Allah mencucuri rahmat ke atasnya, amin.
Pribadi Seorang Panglima
Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi terbilang sebagai pahlawan dan Panglima Islam yang besar. Pada beliau terkumpul sifat-sifat berani, wara’, zuhud, khusyu’, pemurah, pemaaf, tegas dan lain-lain sifat terpuji. Para ulama dan penulis sejarah telah memberikan kepujian yang melangit. Sifat pemurah dan pemaafnya diakui oleh lawan mahupun kawan.
Seorang penulis sejarah mengatakan: “Hari kematiannya merupakan kehilangan besar bagi agama Islam dan kaum Muslimin, kerana mereka tidak pernah menderita semenjak kehilangan keempat-empat Khalifah yang pertama (Khulafaurrasyidin). Istana, kerajaan dan dunia diliputi oleh wajah-wajah yang tertunduk, seluruh kota terbenam dalam dukacita, dan rakyat mengikuti keranda jenazahnya dengan tangisan dan ratapan.”
Sultan Shalahuddin adalah seorang pahlawan yang menghabiskan waktunya dengan bekerja keras siang dan malam untuk Islam. Hidup nya sangat sederhana. Minumnya hanya air kosong, makanannya sederhana, pakaiannya dari jenis yang kasar. Beliau sentiasa menjaga waktu-waktu solat dan mengerjakannya secara berjamaah. Dikatakan bahawa beliau sepanjang hayatnya tidak pernah terlepas dari mengerjakan solat jamaah, bahkan ketika sakit yang membawa pada ajalnya, beliau masih tetap mengerjakan solat berjamaah. Sebaik saja imam masuk berdiri di tempatnya, beliau sudah siap di dalam saf. Beliau suka mendengarkan bacaan Al-Quran, Hadis dan ilmu pengetahuan. Dalam bidang Hadis, beliau memang mendengarkannya secara teratur, sehingga beliau boleh mengenal jenis-jenis hadis. Hatinya sangat lembut dan pemurah, sering menangis apabila mendengarkan hadis.
Di dalam buku The Historians’ History of the World disebutkan sifat-sifat Shalahuddin sebagai berikut: “Keberanian dan keberhasilan Sultan Shalahuddin itu terjelma seluruhnya pada perkembangan keperibadian yang luar biasa. Sama seperti halnya dengan Emir Imamuddin Zanki dan Emir Nuruddin Zanki, beliau juga merupakan seorang Muslim yang taat.
Sudah menjadi kebiasaan bagi Sultan Shalahuddin membacakan Kitab Suci Al-Quran kepada pasukannya menjelang pertempuran berlangsung. Beliau juga sangat disiplin mengqada setiap puasanya yang tertinggal dan tidak pernah lalai mengerjakan solat lima waktu sampai pada akhir hayatnya. Minumannya tidak lain dari air kosong saja, memakai pakaian yang terbuat dari bulu yang kasar, dan mengizinkan dirinya untuk dipanggil ke depan pengadilan. Beliau mengajar sendiri anak-anaknya mengenai agama Islam.”
Seluruh kaum Muslimin yang menyaksikan kewafatannya menitiskan air mata apabila Sultan yang mengepalai negara yang terbentang luas dari Asia hingga ke Afrika itu hanya meninggalkan warisan 1 dinar dan 36 dirham. Tidak meninggalkan emas, tidak punya tanah atau kebun. Padahal berkhidmat pada kerajaan berpuluh tahun dan memegang jawatan sebagai panglima perang dan Menteri Besar sebelum menubuhkan Emirat Ayyubiyah.
Kain yang dibuat kafannya adalah betul-betul dari warisan beliau yang jelas-jelas halal dan sangat sederhana. Anak beliau yang bernama Fadhal telah masuk ke liang lahad meletakkan jenazah ayahnya. Dikatakan bahwa beliau dikebumikan bersama-sama pedangnya yang dipergunakan dalam setiap peperangan agar dapat menjadi saksi dan dijadikannya tongkat kelak pada hari kiamat. Rahimahullahu anh.
Salahudin Al-Ayubi, beliaulah yang meneladankan satu konsep dan budaya yaitu perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud atau maulid, berasal dari kata milad yang artinya tahun, bermakna seperti pada istilah ulang tahun. Berbagai perayaan ulang tahun di kalangan/organisasi muslim sering disebut sebagai milad atau miladiyah, meskipun maksudnya adalah ulang tahun menurut penanggalan kalender Masehi. (ar/kisah) www.suaramedia.com
Sumber:
http://saqy.blogspot.com/2010/04/kisah-sholahuddin-al-ayyubi-sang.html
Berabad abad lamanya kota itu berada di bawah pentadbiran Islam, tapi penduduknya bebas memeluk agama dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing tanpa ada gangguan.
Orang-orang Kristian dari seluruh dunia juga bebas datang untuk mengerjakan haji di kota Suci itu dan mengerjakan upacara keagamaannya. Orang-orang Kristian dari Eropah datang mengerjakan haji dalam jumlah rombongan yang besar dengan membawa obor dan pedang seperti tentara. Sebahagian dari mereka mempermainkan pedang dengan dikelilingi pasukan gendang dan seruling dan diiringkan pula oleh pasukan bersenjata lengkap.
Sebelum Jerussalem ditadbir Kerajaan Seljuk pada tahun 1070, upacara seperti itu dibiarkan saja oleh umat Islam, kerana dasar toleransi agama. Setelah Kerajaan Seljuk memerintah, upacara seperti itu dilarang dengan alasan keselamatan. Mungkin kerana upacara tersebut semakin berbahaya. Lebih-lebih lagi kumpulan-kumpulan yang mengambil bahagian dalam upacara itu sering menyebabkan pergaduhan dan huruhara. Disebutkan bahawa pada tahun 1064 ketua Uskup memimpin pasukan seramai 7000 orang jemaah haji yang terdiri dari kumpulan Baron-baron dan para pahlawan telah menyerang orang-orang Arab dan orang-orang Turki.
Sebelum Jerussalem ditadbir Kerajaan Seljuk pada tahun 1070, upacara seperti itu dibiarkan saja oleh umat Islam, kerana dasar toleransi agama. Akan tetapi apabila Kerajaan Seljuk memerintah, upacara seperti itu tidak dibernarkan, dengan alasan keselamatan.
Mungkin kerana upacara tersebut semakin berbahaya. Lebih-lebih lagi kumpulan-kumpulan yang mengambil bahagian dalam upacara itu sering menyebabkan pergaduhan dan huruhara. Disebutkan bahawa pada tahun 1064 ketua Uskup memimpin pasukan seramai 7000 orang jemaah haji yang terdiri dari kumpulan Baron-baron dan para pahlawan telah menyerang orang-orang Arab dan orang-orang Turki.
Tindakan Seljuk itu menjadi salah anggapan oleh orang-orang Eropah. Pemimpin-pemimpin agama mereka menganggap bahwa kebebasan agamanya diganggu oleh orang-orang Islam dan menyeru agar Tanah Suci itu dibebaskan dari genggaman umat Islam. Patriach Ermite adalah paderi yang paling lantang membangkitkan kemarahan umat Kristian. Dalam usahanya untuk menarik simpati umat Kristian, Ermite telah berkeliling Eropah dengan mengenderai seekor keledai sambil memikul kayu Salib besar, berkaki ayam dan berpakaian compang camping. Dia telah berpidato di hadapan orang ramai sama ada di dalam gereja, di jalan-jalan raya atau di pasar-pasar. Katanya, dia melihat pencerobohan kesucian ke atas kubur Nabi Isa oleh Kerajaan Turki Seljuk. Diceritakan bahawa jemaah haji Kristian telah dihina, dizalimi dan dinista oleh orang-orang Islam di Jerussalem. Serentak dengan itu, dia menggalakkan orang ramai agar bangkit menyertai perang untuk membebaskan Jerussalem dari tangan orang Islam. Hasutan Ermite berhasil dengan menggalakkan
Paus Urbanus II mengumumkan ampunan seluruh dosa bagi yang bersedia dengan suka rela mengikuti Perang Suci itu, sekalipun sebelumnya dia merupakan seorang perompak, pembunuh, pencuri dan sebagainya. Maka keluarlah ribuan umat Kristian untuk mengikuti perang dengan memikul senjata untuk menyertai perang Suci. Mereka yang ingin mengikuti perang ini diperintahkan agar meletakkan tanda Salib di badannya, oleh kerana itulah perang ini disebut Perang Salib.
Paus Urbanus menetapkan tarikh 15 Ogos 1095 bagi pemberangkatan tentera Salib menuju Timur Tengah, tapi kalangan awam sudah tidak sabar menunggu lebih lama lagi setelah dijanjikan dengan berbagai kebebasan, kemewahan dan habuan. Mereka mendesak Paderi Patriach Ermite agar berangkat memimpin mereka. Maka Ermite pun berangkat dengan 60,000 orang pasukan, kemudian disusul oleh kaum tani dari Jerman seramai 20.000, datang lagi 200,000 orang menjadikan jumlah keseluruhannya 300,000 orang lelaki dan perempuan. Sepanjang perjalanan, mereka di izinkan merompak, memperkosa, berzina dan mabuk-mabuk. Setiap penduduk negeri yang dilaluinya, selalu mengalu-alukan dan memberikan bantuan seperlunya.
Akan tetapi sesampainya di Hongaria dan Bulgaria, sambutan sangat dingin, menyebabkan pasukan Salib yang sudah kekurangan makanan ini marah dan merampas harta benda penduduk. Penduduk di dua negeri ini tidak tinggal diam. Walau pun mereka sama-sama beragama Kristian, mereka tidak senang dan bertindak balas. Terjadilah pertempuran sengit dan pembunuhan yang mengerikan. Dari 300,000 orang pasukan Salib itu hanya 7000 sahaja yang selamat sampai di Semenanjung Thracia di bawah pimpinan sang Rahib.
Ketika pasukan Salib itu telah mendarat di pantai Asia kecil, pasukan kaum Muslimin yang di pimpin oleh Sultan Kalij Arselan telah menyambutnya dengan hayunan pedang. Maka terjadilah pertempuran sengit antara kaum Salib dengan pasukan Islam yang berakhir dengan hancur binasanya seluruh pasukan Salib itu.
Setelah kaum itu musnah sama sekali, muncullah pasukan Salib yang dipimpin oleh anak-anak Raja Godfrey dari Lorraine Perancis, Bohemund dari Normandy dan Raymond dari Toulouse. Mereka berkumpul di Konstantinopel dengan kekuatan 150,000 laskar, kemudian menyeberang selat Bosfur dan melanggar wliayah Islam bagaikan air bah. Pasukan kaum Muslimin yang hanya berkekuatan 50,000 orang bertahan mati-matian di bawah pimpinan Sultan Kalij Arselan.
Satu persatu kota dan Benteng kaum Muslimin jatuh ke tangan kaum Salib, memaksa Kalij Arselan berundur dari satu benteng ke benteng yang lain sambil menyusun kekuatan dan taktik baru. Bala bantuan kaum Salib datang mencurah-curah dari negara-negara Eropah. Sedangkan Kalij Arselan tidak dapat mengharapkan bantuan dari wilayah-wilayah Islam yang lain, kerana mereka sibuk dengan kemelut dalaman masing-masing.
Setelah berlaku pertempuran sekian lama, akhirnya kaum Salib dapat mengepung Baitul Maqdis, tapi penduduk kota Suci itu tidak mahu menyerah kalah begitu saja. Mereka telah berjuang dengan jiwa raga mempertahankan kota Suci itu selama satu bulan. Akhirnya pada 15 Julai 1099, Baitul Maqdis jatuh ke tangan pasukan Salib, tercapailah cita-cita mereka. Berlakulah keganasan luar biasa yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Kaum kafir Kristian itu telah menyembelih penduduk awam Islam lelaki, perempuan dan kanak-kanak dengan sangat ganasnya. Mereka juga membantai orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristian yang enggan bergabung dengan kaum Salib. Keganasan kaum Salib Kristian yang sangat melampau itu telah dikutuk dan diperkatakan oleh para saksi dan penulis sejarah yang terdiri dari berbagai agama dan bangsa.
Seorang ahli sejarah Perancis, Michaud berkata: “Pada saat penaklukan Jerussalem oleh orang Kristian tahun 1099, orang-orang Islam dibantai di jalan-jalan dan di rumah-rumah. Jerussalem tidak punya tempat lagi bagi orang-orang yang kalah itu. Beberapa orang mencoba mengelak dari kematian dengan cara menghendap-hendap dari benteng, yang lain berkerumun di istana dan berbagai menara untuk mencari perlindungan terutama di masjid-masjid. Namun mereka tetap tidak dapat menyembunyikan diri dari pengejaran orang-orang Kristian itu.
Tentera Salib yang menjadi tuan di Masjid Umar, di mana orang-orang Islam cuba mempertahankan diri selama beberapa lama menambahkan lagi adegan-adegan yang mengerikan yang menodai penaklukan Titus. Tentera infanteri dan kaveleri lari tunggang langgang di antara para buruan. Di tengah huru-hara yang mengerikan itu yang terdengar hanya rintihan dan jeritan kematian. Orang-orang yang menang itu memijak-mijak tumpukan mayat ketika mereka lari mengejar orang yang cuba menyelamatkan diri dengan sia-sia.
Raymond d’Agiles, yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri mengatakan: “Di bawah serambi masjid yang melengkung itu, genangan darah dalamnya mencecah lutut dan mencapai tali kekang kuda.”
Michaud berkata: “Semua yang tertangkap yang disisakan dari pembantaian pertama, semua yang telah diselamatkan untuk mendapatkan upeti, dibantai dengan kejam. Orang-orang Islam itu dipaksa terjun dari puncak menara dan bumbung-bumbung rumah, mereka dibakar hidup -hidup , diheret dari tempat peersembunyian bawah tanah, diheret ke hadapan umum dan dikurbankan di tiang gantungan.
Air mata wanita, tangisan kanak-kanak, begitu juga pemandangan dari tempat Yesus Kristus memberikan ampun kepada para algojonya, sama sekali tidak dapat meredhakan nafsu membunuh orang-orang yang menang itu. Penyembelihan itu berlangsung selama seminggu. Beberapa orang yang berhasil melarikan diri, dimusnahkan atau dikurangkan bilangannya dengan perhambaan atau kerja paksa yang mengerikan.”
Gustav Le Bon telah mensifatkan penyembelihan kaum Salib Kristian sebagaimana kata-katanya: “Kaum Salib kita yang “bertakwa” itu tidak memadai dengan melakukan berbagai bentuk kezaliman, kerosakan dan penganiayaan, mereka kemudian mengadakan suatu mesyuarat yang memutuskan supaya dibunuh saja semua penduduk Baitul Maqdis yang terdiri dari kaum Muslimin dan bangsa Yahudi serta orang-orang Kristian yang tidak memberikan pertolongan kepada mereka yang jumlah mencapai 60,000 orang. Orang-orang itu telah dibunuh semua dalam masa 8 hari saja termasuk perempuan, kanak-kanak dan orang tua, tidak seorang pun yang terkecuali.
Ahli sejarah Kristian yang lain, Mill, mengatakan: “Ketika itu diputuskan bahawa rasa kasihan tidak boleh diperlihatkan terhadap kaum Muslimin. Orang-orang yang kalah itu diheret ke tempat-tempat umum dan dibunuh. Semua kaum wanita yang sedang menyusu, anak-anak gadis dan anak-anak lelaki dibantai dengan kejam. Tanah padang, jalan-jalan, bahkan tempat-tempat yang tidak berpenghuni di Jerusssalem ditaburi oleh mayat-mayat wanita dan lelaki, dan tubuh kanak-kanak yang koyak-koyak. Tidak ada hati yang lebur dalam keharuan atau yang tergerak untuk berbuat kebajikan melihat peristiwa mengerikan itu.”
Jatuhnya kota Suci Baitul Maqdis ke tangan kaum Salib telah mengejutkan para pemimpin Islam. Mereka tidak menyangka kota Suci yang telah dikuasainya selama lebih 500 tahun itu boleh terlepas dalam sekelip mata. Mereka sedar akan kesilapan mereka kerana berpecah belah. Para ulama telah berbincang dengan para Sultan, Emir dan Khalifah agar mengambil berat dalam perkara ini.
Usaha mereka berhasil. Setiap penguasa negara Islam itu bersedia bergabung tenaga untuk merampas balik kota Suci tersebut. Di antara pemimpin yang paling gigih dalam usaha menghalau tentera Salib itu ialah Imamuddin Zanki dan diteruskan oleh anaknya Emir Nuruddin Zanki dengan dibantu oleh panglima Asasuddin Syirkuh.
Setelah hampir empat puluh tahun kaum Salib menduduki Baitul Maqdis, Shalahuddin Al-Ayyubi baru lahir ke dunia. Keluarga Shalahuddin taat beragama dan berjiwa pahlawan. Ayahnya, Najmuddin Ayyub adalah seorang yang termasyhur dan beliau pulalah yang memberikan pendidikan awal kepada Shalahuddin. Sholahuddin Yusuf bin Najmuddin Ayyub dilahirkan di Takrit Irak pada tahun 532 Hijrah /1138 Masihi dan wafat pada tahun 589 H/1193 M di Damsyik. Sholahuddin terlahir dari keluarga Kurdish di kota Tikrit (140km barat laut kota Baghdad) dekat sungai Tigris pada tahun 1137M. Masa kecilnya selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus di lingkungan anggota dinasti Zangid yang memerintah Syria, yaitu Nuruddin Zangi.
Selain belajar Islam, Sholahuddin pun mendapat pelajaran kemiliteran dari pamannya Asaddin Shirkuh, seorang panglima perang Turki Seljuk. Kekhalifahan. Bersama dengan pamannya Sholahuddin menguasai Mesir, dan mendeposisikan sultan terakhir dari kekhalifahan Fatimiah (turunan dari Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW).
Pada tahun 549 H/1154 M, panglima Asasuddin Syirkuh memimpin tenteranya merebut dan menguasai Damsyik. Shalahuddin yang ketika itu baru berusia 16 tahun turut serta sebagai pejuang. Pada tahun 558 H/1163 Masihi, panglima Asasuddin membawa Shalahuddin Al-Ayyubi yang ketika itu berusia 25 tahun untuk menundukkan Daulat Fatimiyah di Mesir yang diperintah oleh Aliran Syiah Ismailiyah yang semakin lemah.Usahanya berhasil. Khalifah Daulat Fatimiyah terakhir Adhid Lidinillah dipaksa oleh Asasuddin Syirkuh untuk menandatangani perjanjian. Akan tetapi, Wazir besar Shawar merasa cemburu melihat Syirkuh semakin popular di kalangan istana dan rakyat.
Dengan senyap-senyap dia pergi ke Baitul Maqdis dan meminta bantuan dari pasukan Salib untuk menghalau Syirkuh daripada berkuasa di Mesir. Pasukan Salib yang dipimpin oleh King Almeric dari Jerussalem menerima baik jemputan itu. Maka terjadilah pertempuran antara pasukan Asasuddin dengan King Almeric yang berakhir dengan kekalahan Asasuddin. Setelah menerima syarat-syarat damai dari kaum Salib, panglima Asasuddin dan Shalahuddin dibenarkan balik ke Damsyik.
Kerjasama Wazir besar Shawar dengan orang kafir itu telah menimbulkan kemarahan Emir Nuruddin Zanki dan para pemimpin Islam lainnya termasuk Baghdad. Lalu dipersiapkannya tentera yang besar yang tetap dipimpin oleh panglima Syirkuh dan Shalahuddin Al-Ayyubi untuk menghukum si pengkhianat Shawar. King Almeric terburu-buru menyiapkan pasukannya untuk melindungi Wazir Shawar setelah mendengar kemaraan pasukan Islam. Akan tetapi Panglima Syirkuh kali ini bertindak lebih pantas dan berhasil membinasakan pasukan King Almeric dan menghalaunya dari bumi Mesir dengan aib sekali.
Panglima Shirkuh dan Shalahuddin terus mara ke ibu kota Kaherah dan mendapat tentangan dari pasukan Wazir Shawar. Akan tetapi pasukan Shawar hanya dapat bertahan sebentar saja, dia sendiri melarikan diri dan bersembunyi. Khalifah Al-Adhid Lidinillah terpaksa menerima dan menyambut kedatangan panglima Syirkuh buat kali kedua.
Suatu hari panglima Shalahuddin Al-Ayyubi berziarah ke kuburan seorang wali Allah di Mesir, ternyata Wazir Besar Shawar dijumpai bersembunyi di situ. Shalahuddin segera menangkap Shawar, dibawa ke istana dan kemudian dihukum bunuh.
Khalifah Al-Adhid melantik panglima Asasuddin Syirkuh menjadi Wazir Besar menggantikan Shawar. Wazir Baru itu segera melakukan perbaikan dan pembersihan pada setiap institusi kerajaan secara berperingkat. Sementara anak saudaranya, panglima Shalahuddin Al-Ayyubi diperintahkan membawa pasukannya mengadakan pembersihan di kota-kota sepanjang sungai Nil sehingga Assuan di sebelah utara dan bandar-bandar lain termasuk bandar perdagangan Iskandariah.
Wazir Besar Syirkuh tidak lama memegang jawatannya, kerana beliau wafat pada tahun 565 H/1169 M. Khalifah Al-Adhid melantik panglima Shalahuddin Al-Ayyubi menjadi Wazir Besar menggantikan Syirkuh dengan mendapat persetujuan pembesar-pembesar Kurdi dan Turki. Walaupun berkhidmat di bawah Khalifah Daulat Fatimiah, Shalahuddin tetap menganggap Emir Nuruddin Zanki sebagai ketuanya.
Nuruddin Zanki berulang kali mendesak Shahalahuddin agar menangkap Khalifah Al-Adhid dan mengakhiri kekuasaan Daulat Fatimiah untuk seterusnya diserahkan semula kepada Daulat Abbasiah di Baghdad. Akan tetapi Shalahuddin tidak mahu bertindak terburu-buru, beliau memperhatikan keadaan sekelilingnya sehingga musuh-musuh dalam selimut betul-betul lumpuh.
Barulah pada tahun 567 H/1171 Masihi, Shalahuddin mengumumkan penutupan Daulat Fatimiah dan kekuasaan diserahkan semula kepada Daulat Abbasiah. Maka doa untuk Khalifah Al-Adhid pada khutbah Jumaat hari itu telah ditukar kepada doa untuk Khalifah Al-Mustadhi dari Daulat Abbasiah.
Ketika pengumuman peralihan kuasa itu dibuat, Khalifah Al-Adhid sedang sakit kuat, sehingga beliau tidak mengetahui perubahan besar yang berlaku di dalam negerinya dan tidak mendengar bahawa Khatib Jumaat sudah tidak mendoakan dirinya lagi. Sehari selepas pengumuman itu, Khalifah Al-Adhid wafat dan dikebumikan sebagaimana kedudukan sebelumnya, yakni sebagai Khalifah.
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Daulat Fatimyah yang dikuasai oleh kaum Syi’ah selama 270 tahun. Keadaan ini sememangnya telah lama ditunggu-tunggu oleh golongan Ahlussunnah di seluruh negara Islam lebih-lebih lagi di Mesir sendiri. Apalagi setelah Wazir Besar Shawar berkomplot dengan kaum Salib musuh Islam. Pengembalian kekuasaan kepada golongan Sunni itu telah disambut meriah di seluruh wilayah-wilayah Islam, lebih-lebih di Baghdad dan Syiria atas restu Khalifah Al-Mustadhi dan Emir Nuruddin Zanki.
Mereka sangat berterima kasih kepada Panglima Shalahuddin Al-Ayyubi yang dengan kebijaksanaan dan kepintarannya telah menukar suasana itu secara aman dan damai. Serentak dengan itu pula, Wazir Besar Shalahuddin Al-Ayyubi telah merasmikan Universiti Al-Azhar yang selama ini dikenal sebagai pusat pengajian Syiah kepada pusat pengajian Ahlussunnah Wal Jamaah. Semoga Allah membalas jasa-jasa Shalahuddin.
Walaupun sangat pintar dan bijak mengatur strategi dan berani di medan tempur, Shalahuddin berhati lembut, tidak mahu menipu atasan demi kekuasaan dunia. Beliau tetap setia pada atasannya, tidak mahu merampas kuasa untuk kepentingan peribadi. Kerana apa yang dikerjakannya selama ini hanyalah mencari peluang untuk menghalau tentera Salib dari bumi Jerussalem. Untuk tujuan ini, beliau berusaha menyatu padukan wilayah-wilyah Islam terlebih dahulu, kemudian menghapuskan para pengkhianat agama dan negara agar peristiwa Wazir Besar Shawar tidak berulang lagi.
Di Mesir, beliau telah berkuasa penuh, tapi masih tetap taat setia pada kepimpinan Nuruddin Zanki dan Khalifah di Baghdad. Tahun 1173 M, Emir Nuruddin Zanki wafat dan digantikan oleh puteranya Ismail yang ketika itu baru berusia 11 tahun dan bergelar Mulk al Shalih. Para ulama dan pembesar menginginkan agar Emir Salahudin mengambil alih kuasa kerana tidak suka kepada Mulk al-Shalih keran selalu cuai melaksanakan tanggungjawabnya dan suka bersenang-senang. Akan tetapi Shalahuddin tetap taat setia dan mendoakan Mulk al Saleh dalam setiap khutbah Jumaat, bahkan mengabadikannya pada mata wang syiling.
Apabila Damsyik terdedah pada serangan kaum Salib, barulah Shalahudin menggerakkan pasukannya ke Syiria untuk mempertahankan kota itu daripada jatuh. Tidak lama kemudian Ismail wafat, maka Shalahuddin menyatukan Syria dengan Mesir dan menubuhkan Emirat Al-Ayyubiyah dengan beliau sendiri sebagai Emirnya yang pertama. Tiada berapa lama kemudian, Sultan Shalahuddin dapat menggabungkan negeri-negeri An-Nubah, Sudan, Yaman dan Hijaz ke dalam kekuasaannya yang besar. Negara di Afirka yang telah diduduki oleh askar Salib dari Normandy, juga telah dapat direbutnya dalam masa yang singkat. Dengan ini kekuasaan Shalahuddin telah cukup besar dan kekuatan tenteranya cukup ramai untuk mengusir tentera kafir Kristian yang menduduki Baitul Maqdis selama berpuluh tahun.
Sifatnya yang lemah lembut, zuhud, wara’ dan sederhana membuat kaum Muslimin di bawah kekuasaannya sangat mencintainya. Demikian juga para ulama sentiasa mendoakannya agar cita-cita sucinya untuk merampas semula Tanah Suci berhasil dengan segera.
Setelah merasa kuat, Sultan Shalahuddin menumpukan perhatiannya untuk memusnahkan tentera Salib yang menduduki Baitul Maqdis dan merebut kota Suci itu semula. Banyak rintangan dan problem yang dialami oleh Sultan sebelum maksudnya tercapai. Siasah yang mula-mula dijalankannya adalah mengajak tentera Salib untuk berdamai. Pada lahirnya, kaum Salib memandang bahawa Shalahuddin telah menyerah kalah, lalu mereka menerima perdamaian ini dengan sombong. Sultan sudah menjangka bahawa orang-orang kafir Kristian itu akan mengkhianati perjanjian, maka ini akan menjadi alasan bagi beliau untuk melancarkan serangan. Untuk ini, beliau telah membuat persiapan secukupnya.
Ternyata memang betul, baru sebentar perjanjian ditandatangani, kaum Salib telah mengadakan pelanggaran. Maka Sultan Shalahuddin, segera bergerak melancarkan serangan, tapi kali ini masih gagal dan beliau sendiri hampir kena tawan. Beliau kembali ke markasnya dan menyusun kekuatan yang lebih besar.
Suatu kejadian yang mengejutkan Sultan dalam suasana perdamaian adalah tindakan seorang panglima Salib Count Rainald de Chatillon yang bergerak dengan pasukannya untuk menyerang kota Suci Makkah dan Madinah. Akan tetapi pasukan ini hancur binasa digempur mujahid Islam di laut Merah dan Count Rainald dan sisa pasukannya balik ke Jerussalem. Dalam perjalanan, mereka telah berjumpa dengan satu iring-iringan kafilah kaum Muslimin yang didalamnya terdapat seorang saudara perempuan Sultan Shalahuddin. Tanpa berfikir panjang, Count dan kuncu-kuncunya menyerang kafilah tersebut dan menawan mereka termasuk saudara perempuan kepada Shalahuddin.
Dengan angkuh Count berkata: “Apakah Muhammad, Nabi mereka itu mampu datang untuk menyelamatkan mereka?”
Seorang anggota kafilah yang dapat meloloskan diri terus lari dan melapor kepada Sultan apa yang telah terjadi. Sultan sangat marah terhadap pencabulan gencatan senjata itu dan mengirim perutusan ke Jerussalem agar semua tawanan dibebaskan. Tapi mereka tidak memberikan jawapan. Ekoran kejadian ini, Sultan keluar membawa pasukannya untuk menghukum kaum Salib yang sering mengkhianati janji itu. Terjadilah pertempuran yang sangat besar di gunung Hittin sehingga dikenal dengan Perang Hittin.
Dalam pertempuran ini, Shalahuddin menang besar. Pasukan musuh yang berjumlah 45,000 orang hancur binasa dan hanya tinggal beberapa ribu saja yang sebagian besarnya menjadi tawanan termasuk Count Rainald de Chatillon sendiri. Semuanya diangkut ke Damaskus. Count Rainald yang telah menawan saudara perempuan Sultan dan mempersendakan Nabi Muhammad itu digiring ke hadapan beliau.
“Nah, bagaimana jadinya yang telah nampak oleh engkau sekarang? Apakah saya tidak cukup menjadi pengganti Nabi Besar Muhammad untuk melakukan pembalasan terhadap berbagai penghinaan engkau itu?” tanya Sultan Shalahuddin.
Shalahuddin mengajak Count agar masuk Islam, tapi dia tidak mahu. Maka dia pun dihukum bunuh kerana telah menghina Nabi Muhammad.
Setelah melalui berbagai peperangan dan menaklukkan berbagai benteng dan kota, sampailah Sultan Shalahuddin pada matlamat utamanya iaitu merebut Baitul Maqdis. Kini beliau mengepung Jerussalem selama empat puluh hari membuat penduduk di dalam kota itu tidak dapat berbuat apa-apa dan kekurangan keperluan asas. Waktu itu Jerussalem dipenuhi dengan kaum pelarian dan orang-orang yang selamat dalam perang Hittin. Tentera pertahanannya sendiri tidak kurang dari 60,000 orang.
Pada mulanya Sultan menyerukan seruan agar kota Suci itu diserahkan secara damai. Beliau tidak ingin bertindak seperti yang dilakukan oleh Godfrey dan orang-orangnya pada tahun 1099 untuk membalas dendam. Akan tetapi pihak Kristian telah menolak tawaran baik dari Sultan, bahkan mereka mengangkat Komandan Perang untuk mempertahankan kota itu. Kerana mereka menolak seruan, Sultan Shalahuddin pun bersumpah akan membunuh semua orang Kristian di dalam kota itu sebagai membalas dendam ke atas peristiwa 90 tahun yang lalu. Mulailah pasukan kaum Muslimin melancarkan serangan ke atas kota itu dengan anak panah dan manjanik.
Kaum Salib membalas serangan itu dari dalam benteng. Setelah berlangsung serangan selama empat belas hari, kaum Salib melihat bahawa pintu benteng hampir musnah oleh serangan kaum Muslimin. Para pemimpin kaum Salib mulai merasa takut melihat kegigihan dan kekuatan pasukan Muslim yang hanya tinggal menunggu masa untuk melanggar masuk. Beberapa pemimpin Kristian telah keluar menemui Sultan Shalahuddin menyatakan hasratnya untuk menyerahkan kota Suci secara aman dan minta agar nyawa mereka diselamatkan.
Akan tetapi Sultan menolak sambil berkata: “Aku tidak akan menaklukkan kota ini keculai dengan kekerasan sebagaimana kamu dahulu menaklukinya dengan kekerasan. Aku tidak akan membiarkan seorang Kristian pun melainkan akan kubunuh sebagaimana engkau membunuh semua kaum Muslimin di dalam kota ini dahulu.”
Setelah usaha diplomatik mereka tidak berhasil, Datuk Bandar Jerussalem sendiri datang menghadap Sultan dengan merendah diri dan minta dikasihani, memujuk dan merayu dengan segala cara. Sultan Shalahuddin tidak menjawabnya.
Akhirnya ketua Kristian itu berkata: “Jika tuan tidak mahu berdamai dengan kami, kami akan balik dan membunuh semua tahanan (terdiri dari kaum Muslimin seramai 4000 orang) yang ada pada kami. Kami juga akan membunuh anak cucu kami dan perempuan-perempuan kami. Setelah itu kami akan binasakan rumah-rumah dan bangunan-bangunan yang indah-indah, semua harta dan perhiasan yang ada pada kami akan dibakar. Kami juga akan memusnahkan Kubah Shahra’, kami akan hancurkan semua yang ada sehingga tidak ada apa-apa yang boleh dimanfaatkan lagi. Selepas itu, kami akan keluar untuk berperang mati-matian, kerana sudah tidak ada apa-apa lagi yang kami harapkan selepas ini. Tidak seorang pun boleh membunuh kami sehingga sebilangan orang-orang tuan terbunuh terlebih dahulu. Nah, jika demikian keadaannya, kebaikan apalagi yang tuan boleh harapkan?”
Setelah mendengar kata-kata nekat dan ugutan itu, Sultan Shalahuddin menjadi lembut dan kasihan dan bersedia untuk memberikan keamanan. Beliau meminta nasihat para ulama yang mendampinginya mengenai sumpah berat yang telah diucapkannya. Para ulama mengatakan bahawa beliau mesti menebus sumpahnya dengan membayar Kifarat sebagaimana yang telah disyariatkan.
Maka berlangsunglah penyerahan kota secara aman dengan syarat setiap penduduk mesti membayar wang tebusan. Bagi lelaki wajib membayar sepuluh dinar, perempuan lima dinar dan kanak-kanak dua dinar saja.Barangsiapa yang tidak mampu membayar tebusan, akan menjadi tawanan kaum Muslimin dan berkedudukan sebagai hamba. Semua rumah, senjata dan alat-alat peperangan lainnya mesti ditinggalkan untuk kaum Muslimin. Mereka boleh pergi ke mana-mana tempat yang aman untuk mereka. Mereka diberi tempo selama empat puluh hari untuk memenuhi syarat-syaratnya, dan Barangsiapa yang tidak sanggup menunaikannya sehinnga lewat dari waktu itu, ia akan menjadi tawanan. Ternyata ada 16,000 orang Kristian yang tidak sanggup membayar wang tebusan. Semua mereka ditahan sebagai hamba.
Maka pada hari Jumaat 27 Rajab 583 Hijrah, Sultan Shalahuddin bersama kaum Muslimin memasuki Baitul Maqdis. Mereka melaungkan “Allahu Akbar” dan bersyukur kehadirat Allah s.w.t. Air mata kegembiraan menitis di setiap pipi kaum Muslimin sebaik saja memasuki kota itu. Para ulama dan solehin datang mengucapkan tahniah kepada Sultan Shalahuddin di atas perjuangannya yang telah berhasil.
Apalagi tarikh tersebut bersamaan dengan tarikh Isra’ Nabi S.A.W dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Pada hari Jumaat tersebut, kaum Muslimin tidak sempat melaksankan solat Jumaat di Masjidil Aqsa kerana sempitnya waktu. Mereka terpaksa membersihkan Masjid Suci itu dari babi, kayu-kayu salib, gambar-gambar rahib dan patung-patung yang dipertuhan oleh kaum Kristian. Barulah pada Jumaat berikutnya mereka melaksanakan solat Jumaat di Masjidil Aqsa buat pertama kalinya dalam masa 92 tahun. Kadi Muhyiddin bin Muhammad bin Ali bin Zaki telah bertindak selaku khatib atas izin Sultan Shalahuddin.
Kejatuhan Jerussalem ke tangan kaum Muslimin telah membuat Eropah marah. Mereka melancarkan kutipan yang disebut “Saladin tithe”, yakni derma wajib untuk melawan Shalahuddin yang hasilnya digunakan untuk membiayai perang Salib. Dengan angkatan perang yang besar, beberapa orang raja Eropah berangkat untuk merebut kota Suci itu semula. Maka terjadilah perang Salib ketiga yang sangat sengit. Namun demikian, Shalahuddin masih dapat mempertahankan Jerussalem sehingga perang tamat. Setahun selepas perang Salib ke tiga itu, Sultan Shalahuddin pulang kerahmatullah. Semoga Allah mencucuri rahmat ke atasnya, amin.
Pribadi Seorang Panglima
Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi terbilang sebagai pahlawan dan Panglima Islam yang besar. Pada beliau terkumpul sifat-sifat berani, wara’, zuhud, khusyu’, pemurah, pemaaf, tegas dan lain-lain sifat terpuji. Para ulama dan penulis sejarah telah memberikan kepujian yang melangit. Sifat pemurah dan pemaafnya diakui oleh lawan mahupun kawan.
Seorang penulis sejarah mengatakan: “Hari kematiannya merupakan kehilangan besar bagi agama Islam dan kaum Muslimin, kerana mereka tidak pernah menderita semenjak kehilangan keempat-empat Khalifah yang pertama (Khulafaurrasyidin). Istana, kerajaan dan dunia diliputi oleh wajah-wajah yang tertunduk, seluruh kota terbenam dalam dukacita, dan rakyat mengikuti keranda jenazahnya dengan tangisan dan ratapan.”
Sultan Shalahuddin adalah seorang pahlawan yang menghabiskan waktunya dengan bekerja keras siang dan malam untuk Islam. Hidup nya sangat sederhana. Minumnya hanya air kosong, makanannya sederhana, pakaiannya dari jenis yang kasar. Beliau sentiasa menjaga waktu-waktu solat dan mengerjakannya secara berjamaah. Dikatakan bahawa beliau sepanjang hayatnya tidak pernah terlepas dari mengerjakan solat jamaah, bahkan ketika sakit yang membawa pada ajalnya, beliau masih tetap mengerjakan solat berjamaah. Sebaik saja imam masuk berdiri di tempatnya, beliau sudah siap di dalam saf. Beliau suka mendengarkan bacaan Al-Quran, Hadis dan ilmu pengetahuan. Dalam bidang Hadis, beliau memang mendengarkannya secara teratur, sehingga beliau boleh mengenal jenis-jenis hadis. Hatinya sangat lembut dan pemurah, sering menangis apabila mendengarkan hadis.
Di dalam buku The Historians’ History of the World disebutkan sifat-sifat Shalahuddin sebagai berikut: “Keberanian dan keberhasilan Sultan Shalahuddin itu terjelma seluruhnya pada perkembangan keperibadian yang luar biasa. Sama seperti halnya dengan Emir Imamuddin Zanki dan Emir Nuruddin Zanki, beliau juga merupakan seorang Muslim yang taat.
Sudah menjadi kebiasaan bagi Sultan Shalahuddin membacakan Kitab Suci Al-Quran kepada pasukannya menjelang pertempuran berlangsung. Beliau juga sangat disiplin mengqada setiap puasanya yang tertinggal dan tidak pernah lalai mengerjakan solat lima waktu sampai pada akhir hayatnya. Minumannya tidak lain dari air kosong saja, memakai pakaian yang terbuat dari bulu yang kasar, dan mengizinkan dirinya untuk dipanggil ke depan pengadilan. Beliau mengajar sendiri anak-anaknya mengenai agama Islam.”
Seluruh kaum Muslimin yang menyaksikan kewafatannya menitiskan air mata apabila Sultan yang mengepalai negara yang terbentang luas dari Asia hingga ke Afrika itu hanya meninggalkan warisan 1 dinar dan 36 dirham. Tidak meninggalkan emas, tidak punya tanah atau kebun. Padahal berkhidmat pada kerajaan berpuluh tahun dan memegang jawatan sebagai panglima perang dan Menteri Besar sebelum menubuhkan Emirat Ayyubiyah.
Kain yang dibuat kafannya adalah betul-betul dari warisan beliau yang jelas-jelas halal dan sangat sederhana. Anak beliau yang bernama Fadhal telah masuk ke liang lahad meletakkan jenazah ayahnya. Dikatakan bahwa beliau dikebumikan bersama-sama pedangnya yang dipergunakan dalam setiap peperangan agar dapat menjadi saksi dan dijadikannya tongkat kelak pada hari kiamat. Rahimahullahu anh.
Salahudin Al-Ayubi, beliaulah yang meneladankan satu konsep dan budaya yaitu perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud atau maulid, berasal dari kata milad yang artinya tahun, bermakna seperti pada istilah ulang tahun. Berbagai perayaan ulang tahun di kalangan/organisasi muslim sering disebut sebagai milad atau miladiyah, meskipun maksudnya adalah ulang tahun menurut penanggalan kalender Masehi. (ar/kisah) www.suaramedia.com
Sumber:
http://saqy.blogspot.com/2010/04/kisah-sholahuddin-al-ayyubi-sang.html